Pengepungan Konstantinopel (717–718): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib) →Bacaan lanjutan: clean up, removed: {{Link FA|pt}} |
→Pasukan: Perbaikan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(33 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{Infobox military conflict
|conflict=Pengepungan Kedua Konstantinopel oleh Arab
|image=[[
|caption=Peta Konstantinopel dan daerah sekitarnya pada masa
|partof=[[Peperangan Romawi Timur-Arab|Perang Bizantium-Arab]]
|date=[[15 Juli]]/[[Agustus]]{{cref|a}} [[717]] – [[15 Agustus]] [[718]] [[Masehi|M]]
|place=[[Trakia]], [[Bithynia]] dan [[Laut Marmara]] di dekat [[Konstantinopel]]
|result=Kemenangan telak [[Kekaisaran Bizantium|Bizantium]]-[[Kekaisaran Bulgaria Pertama|Bulgaria]];<br>Puncak dari [[Peperangan Romawi Timur-Arab|Perang Bizantium-Arab]].
|combatant1=[[
|combatant2=[[
|commander1=[[Maslamah bin Abdul Malik]]<br>Sulaiman bin Mu'adz<br>Umar bin
|commander2=[[
|strength1=120000 orang<ref name="Treadgold346">{{harvnb|Treadgold|1997|p=346}}.</ref><br>2560 kapal<ref>{{harvnb|Treadgold|1997|pp=346–347}}.</ref>
|strength2=tidak diketahui
Baris 19:
'''Pengepungan Kedua Konstantinopel oleh Arab''' pada tahun [[717]]–[[718]] adalah upaya gabungan darat dan laut oleh [[Bangsa Arab|pasukan Arab]] dari [[Kekhalifahan Umayyah]] terhadap ibu kota [[Kekaisaran Bizantium]], [[Konstantinopel]]. Upaya ini menandai puncak dari dua puluh tahun serangan, gangguan, dan pendudukan Arab yang bertahap terhadap perbatasan Bizantium, sementara kekuatan Bizantium sedang melemah akibat [[Anarki Dua Puluh Tahun|kekacauan dalam negeri yang berkepanjangan]]. Pada tahun 716, setelah persiapan selama bertahun-tahun, pasukan Arab, dipimpin oleh [[Maslamah bin Abdul Malik]], menginvasi [[Asia Kecil]] milik Bizantium. Meskipun pada awalnya mereka ingin memanfaatkan perang saudara Bizantium dan membuat kesepakatan dengan jenderal [[Leo orang Isauria]], yang bangkit menentang Kaisar [[Theodosius III]], akan tetapi Leo justru memperdayai pihak Arab dan merebut tahta Bizantium untuk dirinya sendiri.
Setelah melewati [[musim dingin]] di pesisir barat [[Asia Kecil]], pasukan Arab menyeberang ke [[Trakia]] pada awal musim panas [[717]] dan membangun [[Investasi (militer)|garis pengepungan]] untuk memblokade kota, yang dilindungi oleh [[Tembok Konstantinopel|Tembok Theodosius]] yang besar. Armada [[kapal]] Arab, yang mengiringi pasukan darat dan dimasudkan untuk melengkapi blokade kota lewat laut, dihalau beberapa saat setelah kedatangannya oleh serangan [[api Yunani]] dari [[angkatan laut Bizantium]], sehingga memungkinkan Konstantinopel untuk memperoleh pasokan makanan melalui laut, sementara pasukan Arab menderita wabah
Kegagalan pengepungan ini mengakibatkan dampak yang luas. Penyelamatan Konstantinopel menjamin kerberlangsungan Bizantium, sementara pandangan strategi Kekhalifahan diubah: meskipun serangan rutin terhadap wilayah Bizantium terus berlanjut, tujuan penaklukan langsung mulai ditinggalkan. Para sejarawan menyebut pengepungan ini sebagai peristiwa yang menghentikan gerak maju Islam ke [[Eropa]], dan menganggapnya sebagai salah satu [[pertempuran]] paling menentukan dalam sejarah.
== Latar belakang ==
Setelah [[Pengepungan Pertama Konstantinopel oleh Arab]] (674–678), baik [[Bangsa Arab|Arab]] maupun [[Kekaisaran Bizantium|Bizantium]] melewati masa damai. Setelah tahun 680, [[Kekhalifahan Umayyah]] mengalami [[Perang saudara Islam kedua|Perang Saudara Islam Kedua]] disusul dengan kebangkitan Bizantium yang terjadi di Timur yang memungkinkan Bizantium untuk menarik upeti berjumlah besar dari pemerintah Umayyah di [[Damaskus]].<ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=81–82, 97–106}}.</ref> Pada tahun 692, setelah Umayyah berhasil menghentikan Perang Saudara Muslim, Kaisar [[Justinianus II]] (berkuasa 685–695 dan 705–711) kembali memicu permusuhan dengan Umayyah. Hasilnya adalah serangkaian kemenangan Arab yang berujung pada lepasnya kendali Bizantium atas Armenia dan kepangeranan-kepangeranan Kaukasus, serta gangguan bertahap terhadap wilayah Bizantium. Dari tahun ke tahun, para jenderal Kekhalifahan, biasanya anggota keluarga Umayyah, melancarkan serbuan ke wilayah Bizantium dan merebut benteng dan kota.<ref name="Blankinship 1994 31">{{harvnb|Blankinship|1994|p=31}}</ref><ref>{{harvnb|Haldon|1990|p=72}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=107–120}}.</ref> Setelah 712, sistem pertahanan Bizantium mulai menampakkan tanda-tanda keruntuhan: semakin lama, serbuan Arab menembus semakin dalam ke [[Asia Kecil]], benteng-benteng di perbatasan berulang kali diserang dan dijarah, dan reaksi Bizantium semakin lama semakin lemah.<ref name="Haldon 1990 80">{{harvnb|Haldon|1990|p=80}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=120–122, 139–140}}.</ref> Dalam usaha ini, Arab dibantu oleh adanya [[Anarki Dua Puluh Tahun|periode
== Sumber ==
Informasi yang tersedia mengenai pengepungan ini berasal dari sumber-sumber yang ditulis pada masa-masa selanjutnya, yang
== Tahap awal kampanye ==
[[
Keberhasilan Arab membuka jalan untuk serangan kedua ke [[Konstantinopel]], suatu usaha yang sudah dimulai semenjak Khalifah [[al-Walid bin Abdul-Malik|al-Walid I]] (b. 705–715). Setelah kematiannya, saudara dan penerusnya [[Sulaiman bin Abdul-Malik|Sulaiman]] (b. 715–717) mengambil proyek tersebut dengan semangat yang meningkat, diduga karena adanya sabda Nabi bahwa Khalifah yang memiliki nama [[Nabi Islam|Nabi]] akan menaklukkan [[Konstantinopel]]; Sulaiman adalah satu-satunya anggota Wangsa Umayyah yang membawa nama Nabi, yaitu nabi [[Sulaiman]]. Menurut sumber-sumber ber[[bahasa Suryani]], Khalifah baru itu bersumpah "untuk tidak akan berhenti berjuang melawan Konstantinopel sebelum mencapai titik darah penghabisan bangsa Arab atau sebelum merebut kota itu."<ref>{{harvnb|Brooks|1899|pp=20–21}}</ref><ref>{{harvnb|El-Cheikh|2004|p=65}}</ref><ref name="Guilland 1959 110">{{harvnb|Guilland|1959|p=110}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=122}}</ref><ref name="Treadgold 1997 344">{{harvnb|Treadgold|1997|p=344}}.</ref> Pasukan Umayyah mulai berkumpul di dataran [[Dabiq]] sebelah utara [[Aleppo]], di bawah pengawasan langsung [[Khalifah]]. Karena Sulaiman sedang sakit, komando dipercayakan kepada saudaranya [[Maslamah bin Abdul-Malik]].<ref>{{harvnb|Guilland|1959|pp=110–111}}.</ref> Operasi terhadap Konstantinopel terjadi pada saat negara [[Umayyah]] sedang mengalami periode ekspansi berkelanjutan ke timur dan barat. Pasukan Muslim bergerak maju ke [[Transoxiana]], [[Anak benua India|India]] dan [[Kerajaan Visigoth]] di [[Hispania]].<ref name="Hawting 2000 73">{{harvnb|Hawting|2000|p=73}}.</ref>
Persiapan Arab, khususnya pembanguan armada besar, sebenarnya telah diketahui oleh Bizantium yang merasa cemas. Kaisar [[Anastasios II]] (berkuasa 713–715) mengirim utusan ke Damaskus di bawah [[patrician]] dan [[Eparkhos Konstantinopel|prefek urban]], Daniel dari [[Sinop, Turki|
[[
Dalam kondisi yang mendekati perang saudara, Arab dengan hati-hati mulai mempersiapkan gerak maju mereka. Pada [[September]] [[715]], barisan terdepan yang dipimpin Jenderal Sulaiman bin Mu'adz, berjalan melewati [[Kilikia]] menuju Asia Minor, merebut [[benteng]] [[Loulon]] yang strategis dalam perjalanannya. Mereka bermusim dingin di Afik, sebuah lokasi yang tidak diketahui dekat pintu keluar [[Gerbang Kilikia]]. Pada awal [[716]], pasukan Sulaiman melanjutkan perjalanan ke Asia Kecil bagian tengah. Armada kapal Umayyah di bawah Umar bin Hubaira berlayar di sepanjang pantai Kilikia, sementara [[Maslamah bin Abdul-Malik]] menunggu perkembangan dengan pasukan utama di [[Suriah]].<ref>{{harvnb|Guilland|1959|p=111}}</ref><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|p=538}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=123–125}}.</ref>
Pihak Arab berharap perpecahan di pihak Bizantium akan menjadi keuntungan bagi mereka. Maslamah telah menjalin hubungan dengan [[Leo orang Isauria]]. Sejarawan
Tujuan pertama Sulaiman adalah benteng penting yang strategis di [[Amorion]], yang hendak digunakan oleh Arab sebagai basis pada musim dingin berikutnya. Amorion ditinggalkan dengan tidak berdaya dalam kekacauan [[perang saudara]] dan mudah untuk ditaklukan, namun pihak Arab lebih memilih untuk mendukung posisi Leo sebagai penyeimbang Theodosios. Mereka menawarkan kesepakatan damai kepada kota itu jika penduduknya bersedia mengakui Leo sebagai kaisar. Benteng itu menyerah namun tetap tidak mau membuka gerbangnya bagi pasukan Arab. Leo datang mendekati kota itu bersama sejumlah tentara dan melakukan serangkaian tipuan dan negosiasi untuk menempatkan 800 tentara di dalam kota. Pasukan Arab, gagal mencapai tujuannya dan dengan perbekalan yang semakin menipis, akhirnya mundur. Leo melarikan diri ke [[Pisidia]] dan, pada musim panas, dengan didukung oleh Artabasdos, diangkat menjadi kaisar.<ref name="Treadgold345"/><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|pp=538–539}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=125–126}}</ref><ref>Untuk penjelasan rinci tentang negosiasi Leo dengan Arab di Amorion dalam sumber-sumber Bizantium dan Arab, lihat {{harvnb|Guilland|1959|pp=112–113, 124–126}}.</ref>
[[
Kesuksesan Leo merupakan keuntungan bagi Bizantium, karena
== Pasukan ==
Sejak awal, Arab telah menyiapkan serangan besar ke Konstantinopel. ''[[Kronik Zuqnin]]'' berbahasa Suryani dari akhir abad ke-8 melaporkan bahwa pasukan Arab berjumlah "amat sangat banyak," sedangkan penulis kronik berbahasa Suryani abad ke-12, [[Mikhael orang Suriah]] menyebutkan bahwa pasukan Arab terdiri atas 200.000 tentara dan 5.000 kapal, suatu jumlah yang dibesar-besarkan. Penulis Arab abad ke-10 [[Al-Mas'udi]] menyebutkan 120.000 tentara, dan catatan abad ke-9 oleh [[Theophanes Sang Pengaku]] menyebutkan 1,800 kapal. Perbekalan untuk beberapa tahun dipersiapkan, dan mesin kepung serta bahan pembakar ([[nafta]]) dikumpulkan. Kereta barangnya disebutkan berjumlah 12.000 orang, 6.000 unta dan 6.000 keledai, sedangkan menurut sejarawan abad ke—13 [[Bar Hebraeus]], pasukan Arab meliputi 30.000 sukarelawan (''mutawa'') untuk Perang Suci (''[[jihad]]'').<ref name="Guilland 1959 110"/><ref>{{harvnb|Kaegi|2008|pp=384–385}}</ref><ref>{{harvnb|Treadgold|1997|p=938 (Catatan #1)}}.</ref> Berapapun jumlah pastinya, pihak penyerang berjumlah jauh lebih banyak daripada pihak bertahan; menurut Treadgold, pasukan Arab kemungkinan berjumlah lebih banyak daripada keseluruhan [[Angkatan darat Bizantium|angkatan perang Bizantium]].<ref name="Treadgold346"/> Sedikit yang diketahui mengenai susunan rinci pasukan Arab adalah bahwa sebagian besarnya terdiri atas dan dipimpin oleh [[Bilad
Meskipun pengepungan itu menghabiskan banyak sumber daya Kekhalifahan,{{cref|b}} namun Umayyah masih mampu melancarkan serbuan-serbuah terhadap perbatasan Bizantium di Asia Kecil bagian timur selama pengepungan berlangsung: pada 717, putra Khalifah Sulaiman, yaitu
== Pengepungan ==
[[
Pada awal musim panas, Maslamah memerintahkan armadanya untuk bergabung dengan pasukannya menyeberangi [[Hellespontos]] di [[Abydos (Hellespontos)|Abydos]] menuju [[Trakia]]. Pasukan Arab mulai berarak menuju Konstantinopel, sepenuhnya merusak pedesaan, mengumpulkan perbekalan, dan menjarah kota-kota yang mereka lalui.<ref name="Treadgold347"/><ref>{{harvnb|Brooks|1899|p=23}}</ref><ref name="Mango 1997 545">{{harvnb|Mango|Scott|1997|p=545}}</ref><ref name="Lilie 1976 128">{{harvnb|Lilie|1976|p=128}}</ref> Pada pertengahan Juli atau Agustus,{{cref|a}} Pasukan Arab tiba di Konstaninopel dan mengepungnya melalui darat dengan membangun tembok kepung ganda dari batu, yang satu menghadap kota dan yang satunya menghadap pedesaan Trakia, dengan perkemahan mereka ditempatkan di antara keduanya. Menurut sumber-sumber Arab, pada titik ini Leo menawarkan untuk memberikan tebusan demi kota itu dengan membayar [[solidus|sekeping koin emas]] untuk satu orang penduduk Konstantinopel, namun Maslamah menjawab bahwa tak mungkin ada kesepakatan dengan orang yang sudah takluk, dan bahwa garnisun Arab di Konstantinoepl telah ditentukan.<ref name="Treadgold347"/><ref name="Mango 1997 545"/><ref>{{harvnb|Guilland|1959|p=119}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=128–129}}</ref>
[[
Armada Arab di bawah Sulaiman (sering disalahartikan sebagai Khalifah sendiri dalam sumber-sumber [[Abad Pertengahan]]) tiba pada [[1 September]], melempar [[sauh]] pertama kalinya di [[Hebdomon]]. Dua hari kemudian, Sulaiman memimpin armadanya ke [[Bosporus]] dan beragam skuadron mulai berlabuh di pinggiran perkotaan di Eropa dan Asia: sebagian berlayar ke sebelah selatan [[Khalsedon]] ke pelabuhan di Eutropios, dan Anthemios untuk mengawasi jalur masuk selatan Bosporus, sedangkan sisa armada berlayar melalui selat tersebut, melewati Konstantinopel dan mulai berlabuh di pesisir antara [[Galatia]] dan [[Defterdarburnu|Kleidion]], memotong hubungan antara
[[
Pasukan Arab tersuplai dengan baik, dengan sumber-sumber Arab melaporkan banyaknya persediaan makanan di perkemahan mereka, dan mereka bahkan membawa [[gandum]] untuk ditanam dan kemudian dipanen setahun kemudian. Akan tetapi, kegagalan angkatan laut Arab untuk memblokade kota membuat Bizantium juga dapat memperoleh pasokan makanan. Selain itu, pasukan Arab telah merusak pedesaan Trakia dalam perjalanannya ke Konstantinopel sehingga tak dapat lagi mencari bahan pangan di sana. Armada Arab serta pasukan Arab kedua, yang bertugas di pinggiran Asia Konstantinopel, dapat membawa suplai terbatas bagi pasukan Maslamah.<ref name="Treadgold347"/><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=129}}</ref> Ketika pengepungan mendekati musim dingin, negosiasi terbuka antara dua pihak banyak dilaporkan oleh sumber-sumber Arab
Keadaan mulai tampak membaik ketika Khalifah yang baru, [[Umar II]] (berkuasa 717–720), mengirim dua armada untuk menolong pasukan pengepung: 400 kapal didatangkan dari Mesir di bawah komando Sufyan dan 360 dari [[Ifriqiya|Afrika]] di bawah Izid, semuanya dipenuhi suplai dan persenjataan. Pada saat yang sama, pasukan yang masih segar dikirim melalui Asia Kecil untuk membantu pengepungan. Ketika armada baru itu tiba di [[Laut Marmara]] mereka menjaga jarak dari armada Bizantium dan berlabuh di pesisir Asia. Armada Mesir berposisi di Teluk Nikomedia dekat [[Tuzla (distrik)|Tuzla]] modern sedangkan armada Afrika di sebelah selatan Khalsedon (di [[Küçükyalı|Satyros]], [[Maltepe, Istanbul|Bryas]] dan [[Kartal]]imen). Akan tetapi, sebagian besar kru dalam armada Arab merupakan [[Koptik|orang Mesir Kristen]], dan mereka mulai membelot kepada Bizantium setelah tiba di kota. Setelah diberitahu mengenai kedatangan dan penempatan pasukan bantuan Arab, Leo melancarkan serangan terhadap armada baru Arab. Mengalami kelumpuhan akibat pembelotan kru mereka, dan tak berdaya melawan api Yunani, kapal-kapal Arab dihancurkan atau direbut bersama dengan persenjataan dan suplai yang mereka angkut. Konstantinopel kini aman dari serangan laut.<ref>{{harvnb|Guilland|1959|p=121}}</ref><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|pp=546, 548}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=130}}</ref><ref>{{harvnb|Treadgold|1997|pp=347–348}}.</ref> Di daratan juga Bizantium memperoleh kemenangan: pasukan mereka berhasil menyergap pasukan Arab yang sedang bergerak maju di bawah komando Mardasan dan menghancurkannya di perbukitan di sekitar [[Sapanca|Sophon]], sebelah selatan Nikomedia.<ref name="Mango 1997 546"/><ref>{{harvnb|Guilland|1959|p=122}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=130–131}}</ref><ref>{{harvnb|Treadgold|1997|p=348}}.</ref>
Konstantinopel kini dapat dengan mudah disuplai dari laut dan para nelayan kota kembali mencari ikan di laut, karena armada Arab tak lagi berlayar. Sementara itu, pasukan Arab masih menderita akibat kelaparan dan wabah penyakit, ditambah lagi dengan kekalahan dalam pertempuran besar melawan pasukan Bulgar, yang menewaskan, menurut Theophanes, 22000 orang. Akan tetapi, tak jelas apakah Bulgar menyerang perkemahan Arab karena perjanjian mereka dengan Leo ataukah karena pasukan Arab memasuki wilayah Bulgar dalam usaha mencari suplai, seperti dilaporkan oleh ''[[Kronik 846]]'' berbahasa Suryani. Mikhael orang Suriah menyebutkan bahwa Bulgar ikut serta dalam pengepungan sejak awal, dengan melakukan serangan terhadap pasukan Arab ketika mereka berarak melalui Trakia dan setelah itu di perkemahan mereka, namun keterangan ini tidak muncul dalam sumber-sumber lainnya.<ref name="Mango 1997 546"/><ref>{{harvnb|Canard|1926|pp=90–91}}</ref><ref>{{harvnb|Guilland|1959|pp=122, 123}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=131}}.</ref> Pengepungan ini jelas sudah gagal, dan Khalifah Umar mengirim perintah kepada Maslamah untuk mundur. Setelah 13 bulan pengepungan, pada [[15 Agustus]] [[718]], pasukan Arab meninggalkan Konstantinopel. Tanggal tersebut bertepatan dengan perayaan [[Tidurnya Theotokos]] (Naiknya Maria), sehingga rakyat Bizantium menganggap bahwa Bizantium dapat menang karena bantuan Maria. Pasukan Arab yang mundur tidak mengalami hambatan atau serangan dalam perjalanan pulang mereka,
== Akibat ==
Kegagalan ekspedisi ini melemahkan negara Umayyah. Seperti dikomentari oleh sejarawan [[Bernard Lewis]], "Kegagalan itu membawa momen suram bagi kekuasaan Umayyah. Tekanan keuangan akibat mempersenjatai dan melaksanakan ekspedi itu menyebabkan bertambah buruknya fiskal dan penindasan ke[[uang]]an yang sebelumnya telah menimbulkan pertentangan yang berbahaya. Hancurnya armada dan pasukan Suriah di tembok [[laut]] Konstantinopel membuat rezim yang berkuasa kehilangan penyokong utama kekuasaannya."<ref>{{harvnb|Lewis|2002|p=79}}.</ref>
== Kajian sejarah dan pengaruh ==
[[
Pengepungan Konstantinopel yang kedua
Dalam jangka panjang, kegagalan pengepungan Arab mengakibatkan perubahan yang besar terhadap sifat peperangan antara Bizantium dan Kekhalifahan. Tujuan Muslim untuk menaklukan Konstantinopel secara efektif diabaikan dan perbatasan antara kedua negara itu distabilkan di sepanjang jalur Pegunungan Taurus dan Antitaurus, dimana kedua pihak berulang melancarkan serbuan dan serangan balasan secara rutin melalui daerah tersebut. Dalam peperangan perbatasan yang tiada henti ini, kota dan benteng di perbatasan berulang kali berpindah tangan,
Hasil dari pengepungan tersebut juga amat penting dalam hal [[makrosejarah]]. Kelangsungan
== Dampak budaya ==
Di pihak Arab, pengepungan 717–718 menjadi ekspedisi mereka yang paling terkenal melawan Bizantium. Beberapa catatan masih bertahan, namun sebagian besarnya dibuat pada masa selanjutnya dan semifiktif serta saling bertentangan. Dalam legenda, kekalahan tersebut diubah menjadi kemenangan: Maslamah pulang setelah secara simbolis memasuki
Tradisi Muslim dan Bizantium kemudian menganggap bahwa [[masjid]] pertama di Konstantinopel, dekat ''[[praetorium]]'' kota, dibangun oleh Maslamah. Pada kenyataannya, masjid tersebut kemungkinan didirikan pada [[860]], sebagai hasil dari kedutaan Arab pada tahun itu.<ref>{{harvnb|Canard|1926|pp=94–99}}</ref><ref>{{harvnb|El-Cheikh|2004|p=64}}</ref><ref>{{harvnb|Guilland|1959|pp=132–133}}</ref><ref>{{harvnb|Hasluck|1929|p=720}}.</ref> Tradisi [[Kesultanan Utsmaniyah|Utsmaniyah]] juga menyebutkan bahwa bangunan [[Masjid Arap]] (berlokasi di luar [[Konstantinopel]], tepatnya di Galata) dibangun oleh Maslamah, meskipun penanggalan keliru ini sekitar [[686]], mungkin merancukan serangan Maslamah dengan pengepungan Arab yang pertama pada [[670]]-an.<ref>{{harvnb|Canard|1926|p=99}}</ref><ref>{{harvnb|Hasluck|1929|pp=718–720}}.</ref>
Pada akhirnya, menyusul kegagalan berulang mereka di depan Konstantinopel, dan ketahanan berkelanjutan negara Bizantium, Muslim mulai memproyeksikan kejatuhan Konstantinopel
== Referensi ==
Baris 90:
{{refend}}
=== Kutipan ===
{{reflist|
=== Sumber ===
{{Refbegin|2}}
* {{cite book|last=Blankinship|first=Khalid Yahya|authorlink=Khalid Yahya Blankinship|title=The End of the Jihâd State: The Reign of Hishām ibn ʻAbd al-Malik and the Collapse of the Umayyads|location=Albany, New York|publisher=State University of New York Press|year=1994|isbn=0-7914-1827-8|url=http://books.google.com/books?id=Jz0Yy053WS4C|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Brooks|first=E. W.|title=The Campaign of 716–718 from Arabic Sources|journal=[http://archive.org/details/journalofhelleni19soci The Journal of Hellenic Studies]|volume=XIX|publisher=The Society for the Promotion of Hellenic Studies|year=1899|pages=19–33|ref=harv}}
* {{cite journal | last = Canard | first = Marius | title = Les expéditions des Arabes contre Constantinople dans l'histoire et dans la légende | journal = [[Journal Asiatique]] | number = 208 | year = 1926 | pages = 61–121 | language = French | url = http://gallica.bnf.fr/ark:/12148/bpt6k933084/f65 | issn = 0021-762X | ref = harv | access-date = 2012-11-10 | archive-date = 2019-04-17 | archive-url = https://web.archive.org/web/20190417094123/https://gallica.bnf.fr/ark:/12148/bpt6k933084/f65 | dead-url = no }}
* {{cite book|last=Crompton|first=Samuel Willard|title=100 Battles That Shaped World History|year=1997|location=San Mateo, California|publisher=Bluewood Books|isbn=978-0-912517-27-8|url=http://books.google.com/books?id=Pf4IcMMJKBAC|ref=harv}}
* {{cite book|last=Davis|first=Paul K.|authorlink=Paul K. Davis (sejarawan)|chapter=Constantinople: August 717–15 August 718|title=100 Decisive Battles: From Ancient Times to the Present|year=2001|location=Oxford, United Kingdom|publisher=Oxford University Press|pages=99–102|isbn=0-19-514366-3|url=http://books.google.com/books?id=nv73QlQs9ocC|ref=harv}}
* {{cite book|last=El-Cheikh|first=Nadia Maria|title=Byzantium Viewed by the Arabs|publisher=Harvard Center for Middle Eastern Studies
* {{cite book|last=Fuller|first=J. F. C.|authorlink=J. F. C. Fuller|title=A Military History of the Western World, Volume 1: From the Earliest Times to the Battle of Lepanto|location=New York City, New York|publisher=Da Capo Press|year=1987|isbn=978-0-30-680304-8|url=http://books.google.com/books?id=xNXZAAAAMAAJ|ref=harv}}
* {{cite journal|first=Rodolphe |last=Guilland|title=L'Expedition de Maslama contre Constantinople (717-718)|journal=Études byzantines|year=1959|pages= 109–133|language=French|publisher=Publications de la Faculté des Lettres et Sciences Humaines de Paris|location=Paris|oclc=603552986|ref=harv}}
* {{cite book
* {{cite book|last=Hasluck|first=F. W.|title=Christianity and Islam Under the Sultans, Volume 2|chapter=LVII. The Mosques of the Arabs in Constantinople|year=1929|publisher=Clarendon Press|location=Oxford, United Kingdom|pages=717–735|url=http://archive.org/details/chrstianityandis032586mbp|ref=harv}}
* {{cite book|
* {{cite book|last=Kaegi|first=Walter E.|authorlink=Walter Kaegi|chapter=Confronting Islam: Emperors versus Caliphs (641–c. 850)|pages=365–394|editor-last=Shepard|editor-first=Jonathan|title=The Cambridge History of the Byzantine Empire c. 500–1492|year=2008|location=Cambridge, United Kingdom|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-52-183231-1|url=http://books.google.com/books?id=ehh6hiqpaDsC|ref=harv}}
* {{cite book|last=Kennedy|first=Hugh|authorlink=Hugh N. Kennedy|title=The Armies of the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State|location=London, United Kingdom|publisher=Routledge|year=2001|isbn=978-0-203-45853-2|url=http://books.google.com/books?id=UIspERtZEHIC|ref=harv}}
* {{cite book|last=Lewis|first=Bernard|authorlink=Bernard Lewis|title=The Arabs in History (Sixth Edition)|year=2002|location=Oxford, United Kingdom|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-280310-7|ref=harv}}
* {{cite book|last=Lilie|first=Ralph-Johannes|title=Die byzantinische Reaktion auf die Ausbreitung der Araber. Studien zur Strukturwandlung des byzantinischen Staates im 7. und 8. Jhd.|language=German|location=Munich, Germany|publisher=Institut für Byzantinistik und Neugriechische Philologie der Universität München|year=1976|url=http://books.google.com/books?id=7mUbAAAAYAAJ|ref=harv}}
* {{cite book|last1=Mango|first1=Cyril|author1-link=Cyril Mango|last2=Scott|first2=Roger|title=The Chronicle of Theophanes Confessor. Byzantine and Near Eastern History, AD 284–813|location=Oxford, United Kingdom|publisher=Oxford University Press|year=1997|isbn=0-19-822568-7|ref=harv}}
* {{cite book|last=Regan|first=Geoffrey|authorlink=Geoffrey Regan|title=Battles That Changed History: Fifty Decisive Battles Spanning over 2,500 Years of Warfare|year=2002|location=London, United Kingdom|publisher=Andre Deutsch|isbn=978-0-233-05051-5|url=http://books.google.com/books?id=dM8WAQAAIAAJ|ref=harv}}
* {{cite book|last=Toynbee|first=Arnold J.|title=Constantine Porphyrogenitus and His World|location=Oxford, United Kingdom|publisher=Oxford University Press|year=1973|url=http://books.google.com/books?id=T05oAAAAMAAJ|isbn=0-19-215253-X|ref=harv}}
* {{cite book|last=Treadgold|first=Warren|authorlink=Warren Treadgold|title=A History of the Byzantine State and Society|url=http://books.google.com/?id=nYbnr5XVbzUC|location=Stanford, California|publisher=Stanford University Press|year=1997|isbn=0-8047-2630-2|ref=harv}}
* {{cite book|last=Tucker|first=Spencer C.|authorlink=Spencer C. Tucker|title=Battles That Changed History: An Encyclopedia of World Conflict|year=2010|location=Santa Barbara, California|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-59884-429-0|url=http://books.google.com/books?id=wHpVn68GCogC|ref=harv}}
{{refend|2}}
== Bacaan lanjutan ==
{{refbegin}}
* {{cite web|last=Radic|first=Radivoj|title=Two Arabian sieges of Constantinople (674-678; 717/718)|date=18 August 2008|work=Encyclopedia of the Hellenic World, Constantinople|location=Athens, Greece|publisher=Foundation of the Hellenic World|url=http://www.ehw.gr/l.aspx?id=12407|accessdate=14 July 2012|archive-date=2018-11-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20181127110701/http://www.ehw.gr/l.aspx?id=12407|dead-url=no}}
{{refend}}
{{Authority control}}
{{Coord|41.01224|28.976018|display=title}}
[[Kategori:710-an]]
|