Pengepungan Konstantinopel (717–718): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- di masa + pada masa , -di masa- +pada masa-, -di \[\[masa +pada [[masa, -\(di masa +(pada masa, -Di masa +Pada masa)
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 2:
{{Infobox military conflict
|conflict=Pengepungan Kedua Konstantinopel oleh Arab
|image=[[FileBerkas:Constantinople area map.svg|330px]]
|caption=Peta Konstantinopel dan daerah sekitarnya pada masa Bizanitum
|partof=[[Peperangan Romawi Timur-Arab|Perang Bizantium-Arab]]
Baris 8:
|place=[[Trakia]], [[Bithynia]] dan [[Laut Marmara]]
|result=Kemenangan telak [[Kekaisaran Bizantium|Bizantium]]-[[Kekaisaran Bulgaria Pertama|Bulgaria]];<br>Puncak dari [[Peperangan Romawi Timur-Arab|Perang Bizantium-Arab]].
|combatant1=[[FileBerkas:Umayyad Flag.svg|24px|border]] [[Kekhalifahan Umayyah]]
|combatant2=[[FileBerkas:Simple Labarum2.svg|15px]] [[Kekaisaran Bizantium]]<br>[[Kekaisaran Bulgaria Pertama|Kekhanan Bulgar]]
|commander1=[[Maslamah bin Abdul Malik]]<br>Sulaiman bin Mu'adz<br>Umar bin Hubaira
|commander2=[[FileBerkas:Simple Labarum2.svg|15px]] [[Leo III orang Isauria|Leo III]]<br>[[Tervel dari Bulgaria|Tervel]]
|strength1=120000 orang<ref name="Treadgold346">{{harvnb|Treadgold|1997|p=346}}.</ref><br>2560 kapal<ref>{{harvnb|Treadgold|1997|pp=346–347}}.</ref>
|strength2=tidak diketahui
Baris 30:
 
== Tahap awal kampanye ==
[[FileBerkas:Solidus-Anastasius II-sb1463.jpg|thumb|right|250px|''[[solidus (koin)|Solidus]]'' [[emas]] Anastasios II (b. 713–715), yang mempersiapkan Konstantinopel menjelang serangan Arab]]
Keberhasilan Arab membuka jalan untuk serangan kedua ke [[Konstantinopel]], suatu usaha yang sudah dimulai semenjak Khalifah [[al-Walid bin Abdul-Malik|al-Walid I]] (b. 705–715). Setelah kematiannya, saudara dan penerusnya [[Sulaiman bin Abdul-Malik|Sulaiman]] (b. 715–717) mengambil proyek tersebut dengan semangat yang meningkat, diduga karena adanya sabda Nabi bahwa Khalifah yang memiliki nama [[Nabi Islam|Nabi]] akan menaklukkan [[Konstantinopel]]; Sulaiman adalah satu-satunya anggota Wangsa Umayyah yang membawa nama Nabi, yaitu nabi [[Sulaiman]]. Menurut sumber-sumber ber[[bahasa Suryani]], Khalifah baru itu bersumpah "untuk tidak akan berhenti berjuang melawan Konstantinopel sebelum mencapai titik darah penghabisan bangsa Arab atau sebelum merebut kota itu."<ref>{{harvnb|Brooks|1899|pp=20–21}}</ref><ref>{{harvnb|El-Cheikh|2004|p=65}}</ref><ref name="Guilland 1959 110">{{harvnb|Guilland|1959|p=110}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=122}}</ref><ref name="Treadgold 1997 344">{{harvnb|Treadgold|1997|p=344}}.</ref> Pasukan Umayyah mulai berkumpul di dataran [[Dabiq]] sebelah utara [[Aleppo]], di bawah pengawasan langsung [[Khalifah]]. Karena Sulaiman sedang sakit, komando dipercayakan kepada saudaranya [[Maslamah bin Abdul-Malik]].<ref>{{harvnb|Guilland|1959|pp=110–111}}.</ref> Operasi terhadap Konstantinopel terjadi pada saat negara [[Umayyah]] sedang mengalami periode ekspansi berkelanjutan ke timur dan barat. Pasukan Muslim bergerak maju ke [[Transoxiana]], [[Anak benua India|India]] dan [[Kerajaan Visigoth]] di [[Hispania]].<ref name="Hawting 2000 73">{{harvnb|Hawting|2000|p=73}}.</ref>
 
Persiapan Arab, khususnya pembanguan armada besar, sebenarnya telah diketahui oleh Bizantium yang merasa cemas. Kaisar [[Anastasios II]] (berkuasa 713–715) mengirim utusan ke Damaskus di bawah [[patrician]] dan [[Eparkhos Konstantinopel|prefek urban]], Daniel dari [[Sinop, Turki|SinopSinope]]e, berpura-pura meminta perdamaian, namun pada kenyataanya memata-matai pasukan Arab. Anastasios kemudian memulai persiapan untuk pengepungan yang tak terhindarkan: [[Tembok Konstantinopel|perbentengan]] Konstantinopel diperbaiki dan dilengkapi dengan banyak artileri, sedangkan persediaan makanan dimasukkan ke dalam kota dan penduduk yang tidak mampu menimbun bahan makanan untuk cadangan selaam tiga tahun dievakuasi.<ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|p=534}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=122–123}}</ref><ref>{{harvnb|Treadgold|1997|pp=343–344}}.</ref> Anastasios memperkuat angkatan lautnya dan pada awal 715 mengerahkannya melawan armada Arab yang mendatangi pesisir [[Lykia]] di [[Finike|Phoinix]]—ada kemungkinan bahwa ada kebingungan antara tempat yang dimaksud dengan [[Fenaket|Phoinix]] di seberang [[Rhodes]],<ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|p=537 (Catatan #5)}}.</ref> dan bahkan mungkin dengan [[Fenisia]] ([[Lebanon]] modern), yang terkenal akan hutan [[Cedrus libani|cedarcedarnya]]nya<ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=123 (Catatan #62)}}.</ref>—untuk mengumpulkan kayu untuk membuat kapal. Akan tetapi, di Rhodes, armada Bizantium, didorong oleh para tentara dari Thema [[Opsikion]], memberontak, membunuh komandan mereka Yohanes Diakon dan berlayar ke utara menuju [[Adramyttion]]. Di sana mereka mengangkat seorang bekas pemungut pajak yang agak enggan, [[Theodosios III]], sebagai kaisar.<ref name="Haldon 1990 80"/><ref name="Treadgold 1997 344"/><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|pp=535–536}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=123–124}}</ref> Anastasios menyeberang ke [[Bithynia]] di Thema Opsikion untuk menghadapi pemberontakan, namun armada pemberontak berlayar ke [[Khrysopolis]]. Dari sana, mereka melancarkan serangan terhadap Konstantinopel, hingga, pada akhir musim panas, para simpatisan di dalam kota membuka gerbang untuk mereka. Anastasios bertahan di [[Nicea|Nikaia]] selama beberapa bulan, sebelum akhirnya bersedia untuk menyerah dan hidup sebagai biarawan.<ref>{{harvnb|Haldon|1990|pp=80, 82}}</ref><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|p=536}}</ref><ref>{{harvnb|Treadgold|1997|pp=344–345}}.</ref> Naiknya Theodosios, dari sumber yang ada disebut sebagai orang yang enggan dan tidak cakap, sebagai kaisar boneka orang Opsikion, memicu reaksi keras dari thema-thema lainnya, terutama [[Anatolikon]] dan [[Armeniakon]] di bawah ''[[strategos]]''nya (jenderal) masing-masing, yaitu [[Leo orang Isauria]] dan [[Artabasdos]].<ref name="Treadgold345"/><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=124}}</ref>
 
[[FileBerkas:Asia Minor ca 740 AD.svg|thumb|250px|left|Peta [[Asia Kecil]] dan [[Trakia]] Bizantium sekitar [[740]] [[Masehi|M]]]]
Dalam kondisi yang mendekati perang saudara, Arab dengan hati-hati mulai mempersiapkan gerak maju mereka. Pada [[September]] [[715]], barisan terdepan yang dipimpin Jenderal Sulaiman bin Mu'adz, berjalan melewati [[Kilikia]] menuju Asia Minor, merebut [[benteng]] [[Loulon]] yang strategis dalam perjalanannya. Mereka bermusim dingin di Afik, sebuah lokasi yang tidak diketahui dekat pintu keluar [[Gerbang Kilikia]]. Pada awal [[716]], pasukan Sulaiman melanjutkan perjalanan ke Asia Kecil bagian tengah. Armada kapal Umayyah di bawah Umar bin Hubaira berlayar di sepanjang pantai Kilikia, sementara [[Maslamah bin Abdul-Malik]] menunggu perkembangan dengan pasukan utama di [[Suriah]].<ref>{{harvnb|Guilland|1959|p=111}}</ref><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|p=538}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=123–125}}.</ref>
 
Baris 42:
Tujuan pertama Sulaiman adalah benteng penting yang strategis di [[Amorion]], yang hendak digunakan oleh Arab sebagai basis pada musim dingin berikutnya. Amorion ditinggalkan dengan tidak berdaya dalam kekacauan [[perang saudara]] dan mudah untuk ditaklukan, namun pihak Arab lebih memilih untuk mendukung posisi Leo sebagai penyeimbang Theodosios. Mereka menawarkan kesepakatan damai kepada kota itu jika penduduknya bersedia mengakui Leo sebagai kaisar. Benteng itu menyerah namun tetap tidak mau membuka gerbangnya bagi pasukan Arab. Leo datang mendekati kota itu bersama sejumlah tentara dan melakukan serangkaian tipuan dan negosiasi untuk menempatkan 800 tentara di dalam kota. Pasukan Arab, gagal mencapai tujuannya dan dengan perbekalan yang semakin menipis, akhirnya mundur. Leo melarikan diri ke [[Pisidia]] dan, pada musim panas, dengan didukung oleh Artabasdos, diangkat menjadi kaisar.<ref name="Treadgold345"/><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|pp=538–539}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=125–126}}</ref><ref>Untuk penjelasan rinci tentang negosiasi Leo dengan Arab di Amorion dalam sumber-sumber Bizantium dan Arab, lihat {{harvnb|Guilland|1959|pp=112–113, 124–126}}.</ref>
 
[[FileBerkas:Leo III solidus 641320.jpg|thumb|right|250px|''Solidus'' emas Leo III]]
Kesuksesan Leo merupakan keuntungan bagi Bizantium, karena sementra itu, Maslamah dengan pasukan utama Arab melewati [[Pegunungan Taurus]] dan berjalan langsung ke Amorion. Selain itu, oleh karena Jenderal Arab itu belum menerima berita tentang kesepakatan ganda Leo, dia tidak menghancurkan wilayah yang ia lewati—thema Anatolikon dan Armeniakon, yang gubernurnya masih ia yakini menjadi sekutunya.<ref>{{harvnb|Guilland|1959|p=125}}</ref><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|pp=539–540}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=126–127}}.</ref> Pada pertemuan dengan pasukan Sulaiman yang mundur dan mempelajari apa yang telah terjadi, Maslamah mengubah rencana: dia menyerang [[Afyonkarahisar|Akroinon]] dan dari sana ia berjalan menuju pesisir barat untuk bermusim dingin. Dalam perjalanannya, dia menjarah [[Sardis]] dan [[Pergamon]]. Armada kapal Arab bermusim dingin di Kilikia.<ref name="Treadgold345"/><ref>{{harvnb|Guilland|1959|pp=113–114}}</ref><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|pp=540–541}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=127}}</ref> Sementara itu, Leo memulai perjalanannya menuju [[Konstantinopel]]. Dia menaklukkan [[Nikomedia]], di sana dia menemukan dan menangkap, di antara pejabat lainnya, putra Theodosios, dan kemudian berarak menuju Khrysopolis. Pada musim semi 717, setelah negosiasi yang pendek, Leo berhasil membuat Theodosios mundur dan mengakuinya sebagai kaisar. Leo memasuki ibukota pada 25 Maret. Theodosios dan putranya diperbolehkan hidup di biara sebagai biarawan, sedangkan Artabasdos naik pangkat menjadi ''[[kouropalates]]'' dan dijodohkan dengan anak perempuan Leo, [[Anna, istri Artabasdos|Anna]].<ref name="Treadgold345"/><ref>{{harvnb|Haldon|1990|pp=82–83}}</ref><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|pp=540, 545}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=127–128}}</ref>
 
Baris 48:
Sejak awal, Arab telah menyiapkan serangan besar ke Konstantinopel. ''[[Kronik Zuqnin]]'' berbahasa Suryani dari akhir abad ke-8 melaporkan bahwa pasukan Arab berjumlah "amat sangat banyak," sedangkan penulis kronik berbahasa Suryani abad ke-12, [[Mikhael orang Suriah]] menyebutkan bahwa pasukan Arab terdiri atas 200.000 tentara dan 5.000 kapal, suatu jumlah yang dibesar-besarkan. Penulis Arab abad ke-10 [[Al-Mas'udi]] menyebutkan 120.000 tentara, dan catatan abad ke-9 oleh [[Theophanes Sang Pengaku]] menyebutkan 1,800 kapal. Perbekalan untuk beberapa tahun dipersiapkan, dan mesin kepung serta bahan pembakar ([[nafta]]) dikumpulkan. Kereta barangnya disebutkan berjumlah 12.000 orang, 6.000 unta dan 6.000 keledai, sedangkan menurut sejarawan abad ke—13 [[Bar Hebraeus]], pasukan Arab meliputi 30.000 sukarelawan (''mutawa'') untuk Perang Suci (''[[jihad]]'').<ref name="Guilland 1959 110"/><ref>{{harvnb|Kaegi|2008|pp=384–385}}</ref><ref>{{harvnb|Treadgold|1997|p=938 (Catatan #1)}}.</ref> Berapapun jumlah pastinya, pihak penyerang berjumlah jauh lebih banyak daripada pihak bertahan; menurut Treadgold, pasukan Arab kemungkinan berjumlah lebih banyak daripada keseluruhan [[Angkatan darat Bizantium|angkatan perang Bizantium]].<ref name="Treadgold346"/> Sedikit yang diketahui mengenai susunan rinci pasukan Arab adalah bahwa sebagian besarnya terdiri atas dan dipimpin oleh [[Bilad ul-syam|orang Suriah]] dan [[Al-Jazira, Mesopotamia|orang Jazirah]] dari kelompok elite ''ahlul Syam'' ("Orang Suriah"), pilar utama dalam rezim Umayyah dan [[veteran]] perang melawan Bizantium.<ref name="Guilland 1959 110"/><ref>{{harvnb|Kennedy|2001|p=47}}.</ref> Di samping Maslamah, Umar bin Hubaira, Sulaiman bin Mu'adz, dan Bakhtari bin Hasan disebutkan sebagai letnannya oleh Theophanes dan sejarawan abad ke-10 [[Agapius dari Hierapolis]], sementara itu sebuah kitab anonim dari abad ke-11 ''[[Kitabul 'Uyun]]'' menyebutkan [[Abdullah al-Battal]] alih-alih Bakhtari.<ref>{{harvnb|Canard|1926|pp=91–92}}</ref><ref>{{harvnb|Guilland|1959|p=111}}.</ref>
 
Meskipun pengepungan itu menghabiskan banyak sumber daya Kekhalifahan,{{cref|b}} namun Umayyah masih mampu melancarkan serbuan-serbuah terhadap perbatasan Bizantium di Asia Kecil bagian timur selama pengepungan berlangsung: pada 717, putra Khalifah Sulaiman, yaitu Daud, merebut sebuah benteng di dekat [[Malatya]] dan pada 718 Amru bin Qais menyerbu perbatasan.<ref name="Lilie132"/> Di pihak Bizantium, jumlah tentaranya tak diketahui. Selain dari persiapan Anastasios II (yang mungkin telah diabaikan menyusul penggulingannya,<ref name="Lilie 1976 125"/> Bizantium dibantu oleh [[Kekaisaran Bulgaria Pertama|Bulgar]], yang bersama Leo telah menyepakati [[Kesepakatan 716|perjanjian]] yang kemungkinan meliputi persekutuan melawan Arab.<ref name="Treadgold347">{{harvnb|Treadgold|1997|p=347}}.</ref>
 
== Pengepungan ==
[[FileBerkas:Walls of Constantinople.JPG|thumb|right|250px|alt=Triple series of stone walls reinforced with towers|[[Foto]] bagian yang direstorasi dari [[Tembok Konstantinopel|tiga lapis Dinding Theodosius]] yang melindungi [[Konstantinopel]] dari bagian daratan]]
Pada awal musim panas, Maslamah memerintahkan armadanya untuk bergabung dengan pasukannya menyeberangi [[Hellespontos]] di [[Abydos (Hellespontos)|Abydos]] menuju [[Trakia]]. Pasukan Arab mulai berarak menuju Konstantinopel, sepenuhnya merusak pedesaan, mengumpulkan perbekalan, dan menjarah kota-kota yang mereka lalui.<ref name="Treadgold347"/><ref>{{harvnb|Brooks|1899|p=23}}</ref><ref name="Mango 1997 545">{{harvnb|Mango|Scott|1997|p=545}}</ref><ref name="Lilie 1976 128">{{harvnb|Lilie|1976|p=128}}</ref> Pada pertengahan Juli atau Agustus,{{cref|a}} Pasukan Arab tiba di Konstaninopel dan mengepungnya melalui darat dengan membangun tembok kepung ganda dari batu, yang satu menghadap kota dan yang satunya menghadap pedesaan Trakia, dengan perkemahan mereka ditempatkan di antara keduanya. Menurut sumber-sumber Arab, pada titik ini Leo menawarkan untuk memberikan tebusan demi kota itu dengan membayar [[solidus|sekeping koin emas]] untuk satu orang penduduk Konstantinopel, namun Maslamah menjawab bahwa tak mungkin ada kesepakatan dengan orang yang sudah takluk, dan bahwa garnisun Arab di Konstantinoepl telah ditentukan.<ref name="Treadgold347"/><ref name="Mango 1997 545"/><ref>{{harvnb|Guilland|1959|p=119}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=128–129}}</ref>
 
[[FileBerkas:Greekfire-madridskylitzes1.jpg|250px|thumb|left|Penggambaran tentang penggunaan [[api yunani]], miniatur dari ''[[Madrid Skylitzes]]'']]
Armada Arab di bawah Sulaiman (sering disalahartikan sebagai Khalifah sendiri dalam sumber-sumber [[Abad Pertengahan]]) tiba pada [[1 September]], melempar [[sauh]] pertama kalinya di [[Hebdomon]]. Dua hari kemudian, Sulaiman memimpin armadanya ke [[Bosporus]] dan beragam skuadron mulai berlabuh di pinggiran perkotaan di Eropa dan Asia: sebagian berlayar ke sebelah selatan [[Khalsedon]] ke pelabuhan di Eutropios dan Anthemios untuk mengawasi jalur masuk selatan Bosporus, sedangkan sisa armada berlayar melalui selat tersebut, melewati Konstantinopel dan mulai berlabuh di pesisir antara [[Galatia]] dan [[Defterdarburnu|Kleidion]], memotong hubungan antara ibukota Bizantium dengan [[Laut Hitam]]. Namun ketika barisan belakang armada Arab, terdiri atas dua puluh kapal berat dengan 2.000 marinir, melintasi Konstantinopel, tiba-tiba angin selatan berhenti dan bertiup berbalik arah, mengarahkan armada Arab ke arah tembok kota, di mana satu skuadron Bizantium menyerang mereka dengan [[api Yunani]]. Theophanes menuturkan bahwa beberapa kapal tenggelam, sedangan yang lainnya, dalam keadaan terbakar, berlayar ke [[Kepulauan Pangeran]] di [[Sivriada|Oxeia]] and [[Yassıada|Plateia]]. Kemenangan ini membuat orang Bizantium bersemangat dan melemahkan moral pasukan Arab, yang, menurut Theophanes, pada awalnya berniat untuk berlayar ke tembok laut pada malam harinya dan berusaha memanjatnya menggunakan dayung kemudi kapal. Pada malam yang sama, Leo memasang rantai antara kota dan Galatia, menutup jalur masuk ke [[Tanduk Emas]]. Armada Arab menjadi enggan untuk berhadapan dengan armada Bizantium, dan akhirnya memutuskan untuk mundur ke pelabuhan yang aman di [[Sosthenion]] lebih jauh lagi ke selatan di pesisir Bosporus bagian Eropa.<ref name="Treadgold347"/><ref name="Lilie 1976 128"/><ref>{{harvnb|Guilland|1959|pp=119–120}}</ref><ref>{{harvnb|Mango|Scott|1997|pp=545–546}}</ref>
 
[[FileBerkas:47-manasses-chronicle.jpg|200px|thumb|right|Pengepungan Kedua Konstantinopel oleh Arab, seperti digambarkan dalam ''[[Manasses Constantinus|Kronik Manasses]]'' ber[[bahasa Bulgaria]] dari abad ke-14]]
 
Pasukan Arab tersuplai dengan baik, dengan sumber-sumber Arab melaporkan banyaknya persediaan makanan di perkemahan mereka, dan mereka bahkan membawa [[gandum]] untuk ditanam dan kemudian dipanen setahun kemudian. Akan tetapi, kegagalan angkatan laut Arab untuk memblokade kota membuat Bizantium juga dapat memperoleh pasokan makanan. Selain itu, pasukan Arab telah merusak pedesaan Trakia dalam perjalanannya ke Konstantinopel sehingga tak dapat lagi mencari bahan pangan di sana. Armada Arab serta pasukan Arab kedua, yang bertugas di pinggiran Asia Konstantinopel, dapat membawa suplai terbatas bagi pasukan Maslamah.<ref name="Treadgold347"/><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=129}}</ref> Ketika pengepungan mendekati musim dingin, negosiasi terbuka antara dua pihak banyak dilaporkan oleh sumber-sumber Arab tapi diabaikan oleh sejarawan Bizantium. Menurut catatan Arab, Leo melanjutkan siasatnya terhadap pihak Arab. Satu versi mengklaim dia menipu Maslamah untuk menyerahkan sebagian besar suplai gandumnya, sementara yang lain mengklaim bahwa jenderal Arab itu dibujuk untuk membakar itu semua, untuk menunjukkan kepada penduduk kota bahwa mereka akan segeran menghadapi serangan dan mendorong mereka untuk menyerah.<ref>{{harvnb|Brooks|1899|pp=26–28, 30}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=129}}.</ref> Musim dingin [[718]] sangatlah keras; [[salju]] menutupi daratan selama lebih dari tiga bulan. Karena suplai di kamp Arab sudah habis, terjadilah kelaparan yang mengerikan: para prajurit memakan [[kuda]], [[unta]], dan hewan [[ternak]] lainnya, dan juga kulit [[pohon]], [[daun]] dan [[akar]] pe[[pohon]]an. Mereka menyapu salju dari ladang yang sudah mereka tanami untuk dapat memakan tunas-tunas tanaman, dan dilaporkan terpaksa menjadi [[kanibalisme]] serta memakan kotoran mereka sendiri. Pasukan Arab dilanda wabah; sejarawan [[Langobardi|Lombard]] [[Paulus Diakonus]] menyebutkan jumlah mereka yang mati karena kelaparan dan penyakit mencapai 300000 orang.<ref name="Treadgold347"/><ref>{{harvnb|Brooks|1899|pp=28–29}}</ref><ref>{{harvnb|Guilland|1959|pp=122–123}}</ref><ref name="Mango 1997 546">{{harvnb|Mango|Scott|1997|p=546}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=129–130}}</ref>
Baris 68:
Kegagalan ekspedisi ini melemahkan negara Umayyah. Seperti dikomentari oleh sejarawan [[Bernard Lewis]], "Kegagalan itu membawa momen suram bagi kekuasaan Umayyah. Tekanan keuangan akibat mempersenjatai dan melaksanakan ekspedi itu menyebabkan bertambah buruknya fiskal dan penindasan ke[[uang]]an yang sebelumnya telah menimbulkan pertentangan yang berbahaya. Hancurnya armada dan pasukan Suriah di tembok [[laut]] Konstantinopel membuat rezim yang berkuasa kehilangan penyokong utama kekuasaannya."<ref>{{harvnb|Lewis|2002|p=79}}.</ref> Damppaknya terhadap kekuasaan Kekhalifahan amat buruk, dan meskipun pasukan darat tidak menderita kerugian sebesar armada, Umar tercatat mempertimbangkan untuk menarik pasukan dari wilayah-wilayah yang baru ditaklukan, seperti [[Penaklukan Muslim di Spanyol|Hispania]] dan [[Penaklukan Muslim di Transoxiana|Transoxiana]], serta melakukan evakuasi penuh dari Kilikia dan wilayah Bizantium lainnya yang direbut oleh Arab pada tahun-tahun sebelumnya. Meskipun para penasehatnya berusaha mencegahnya agar tidak melakukan tindakan drastis semacam itu, pada akhirnya sebagian besar garnisun Arab ditarik dari distrik-distrik di perbatasan Bizantium yang telah mereka duduki sebelumnya. Di Kilikia, hanya [[Mopsuestia]] yang tetap dikuasai oleh Arab sebagai pertahanan untuk melindungi [[Antiokia]].<ref name="Treadgold 1997 349"/><ref>{{harvnb|Blankinship|1994|pp=33–34}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=132–133}}</ref> Bizantium bahkan mampu merebut kembali beberapa wilayah di Armenia barat untuk sementara waktu. Pada 719, armada Bizantium menyerbu pesisir Suriah dan membakar habis pelabuhan [[Latakia|Laodikea]] dan, pada 720 atau 721, Bizantium menggempur dan menjarah [[Tinnis]] di Mesir.<ref name="Treadgold 1997 349"/><ref>{{harvnb|Blankinship|1994|p=287 (Catatan #133)}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=133}}</ref> Leo juga kembali memperoleh kendali atas [[Sisilia]], di mana kabar mengenai pengepungan Konstantinopel oleh Arab dan dugaan bahwa kota itu akan takluk telah membuat para gubernur lokal mengangkat kaisar mereka sendiri, yaitu [[Basil Onomagoulos]]. Akan tetapi pada masa ini pula Bizantium kehilangan kendali efektif atas [[Sardinia]] dan [[Korsika]].<ref>{{harvnb|Treadgold|1997|pp=347, 348}}.</ref> Selain itu, Bizantium gagal memanfaatkan keberhasilan mereka untuk melancarkan serangan terhadap Arab. Pada tahun 720, setelah jeda selama dua tahun, Arab kembali melakukan serbuan ke wilayah Bizantium, meskipun kini mereka tak lagi melakukan penaklukan langsung, melainkan mencari harta rampasan. Serangan Arab semakin meningkat selama dua dekade berikutnya hingga Bizantium memperoleh kemenangan besar dalam [[Pertempuran Akroinon]] pada 740. Setelah menderita kekalahan militer dan kericuhan dalam negeri yang memuncak pada [[Kekhalifahan Abbasiyah|Revolusi Abbasiyah]], berakhirlah zaman penaklukan Muslim.<ref>{{harvnb|Blankinship|1994|pp=34–35, 117–236}}</ref><ref>{{harvnb|Haldon|1990|p=84}}</ref><ref>{{harvnb|Kaegi|2008|pp=385–386}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=143–144}}.</ref>
 
== Kajian sejarah dan pengaruh ==
[[FileBerkas:Caliphate 750.jpg|thumb|right|250px|alt=Map of Europe, North Africa an the Middle East, showing the Arab Caliphate at its greatest extent|Peta ekspansi Muslim dan [[Kekaisaran Bizantium]] pada akhir masa [[Kekhalifahan Umayyah]], pada 750]]
Pengepungan Konstantinopel yang kedua lebh berbahaya bagi Bizantium daripada yang pertama, karena serangan tersebut langsung dan terencana terhadap ibukota. Pada [[717]]–[[718]], pihak Arab memutus hubungan kota sepenuhnya, alih-alih membatasi diri untuk blokade longgar seperti pada pengepungan [[674]]–[[678]].<ref name="Lilie132">{{harvnb|Lilie|1976|p=132}}.</ref> Pengepungan tersebut melambangkan upaya Kekhalifahan untuk "memotong kepala" Kekaisaran Bizantium, setelah itu provinsi-provinsi yang tersisa, terutama di Asia Kecil, akan mudah ditaklukan.<ref>{{harvnb|Lilie|1976|pp=140–141}}.</ref> Kegagalan Arab disebabkan terutama oleh permasalahan logistik, karena mereka bertugas terlalu jauh dari basis mereka di Suriah. Keunggulan angkatan laut Bizantium dan pengunaan api Yunani, kuatnya perbentengan Konstantinopel, dan kemampuan Leo III dalam tipu daya dan negosiasi juga memainkan peranan yang penting.<ref name="Treadgold 1997 349"/><ref>{{harvnb|Blankinship|1994|p=105}}</ref><ref>{{harvnb|Kaegi|2008|p=385}}</ref><ref>{{harvnb|Lilie|1976|p=141}}</ref>
 
Baris 90:
{{refend}}
 
=== Kutipan ===
{{reflist|4}}
 
=== Sumber ===
{{Refbegin|2}}
* {{cite book|last=Blankinship|first=Khalid Yahya|authorlink=Khalid Yahya Blankinship|title=The End of the Jihâd State: The Reign of Hishām ibn ʻAbd al-Malik and the Collapse of the Umayyads|location=Albany, New York|publisher=State University of New York Press|year=1994|isbn=0-7914-1827-8|url=http://books.google.com/books?id=Jz0Yy053WS4C|ref=harv}}
* {{cite journal|last=Brooks|first=E. W.|title=The Campaign of 716–718 from Arabic Sources|journal=[http://archive.org/details/journalofhelleni19soci The Journal of Hellenic Studies]|volume=XIX|publisher=The Society for the Promotion of Hellenic Studies|year=1899|pages=19–33|ref=harv}}
* {{cite journal | last = Canard | first = Marius | title = Les expéditions des Arabes contre Constantinople dans l'histoire et dans la légende | journal = [[Journal Asiatique]] | number = 208 | year = 1926 | pages = 61–121 | language = French | url = http://gallica.bnf.fr/ark:/12148/bpt6k933084/f65 | issn= 0021-762X|ref=harv}}
* {{cite book|last=Crompton|first=Samuel Willard|title=100 Battles That Shaped World History|year=1997|location=San Mateo, California|publisher=Bluewood Books|isbn=978-0-912517-27-8|url=http://books.google.com/books?id=Pf4IcMMJKBAC|ref=harv}}
* {{cite book|last=Davis|first=Paul K.|authorlink=Paul K. Davis (sejarawan)|chapter=Constantinople: August 717–15 August 718|title=100 Decisive Battles: From Ancient Times to the Present|year=2001|location=Oxford, United Kingdom|publisher=Oxford University Press|pages=99–102|isbn=0-19-514366-3|url=http://books.google.com/books?id=nv73QlQs9ocC|ref=harv}}
* {{cite book|last=El-Cheikh|first=Nadia Maria|title=Byzantium Viewed by the Arabs|publisher=Harvard Center for Middle Eastern Studies |location=Cambridge, Massachusets |year=2004|isbn=0-932885-30-6|url=http://books.google.com/books?id=QC03pKNpfaoC|ref=harv}}
* {{cite book|last=Fuller|first=J. F. C.|authorlink=J. F. C. Fuller|title=A Military History of the Western World, Volume 1: From the Earliest Times to the Battle of Lepanto|location=New York City, New York|publisher=Da Capo Press|year=1987|isbn=978-0-30-680304-8|url=http://books.google.com/books?id=xNXZAAAAMAAJ|ref=harv}}
* {{cite journal|first=Rodolphe |last=Guilland|title=L'Expedition de Maslama contre Constantinople (717-718)|journal=Études byzantines|year=1959|pages= 109–133|language=French|publisher=Publications de la Faculté des Lettres et Sciences Humaines de Paris|location=Paris|oclc=603552986|ref=harv}}
* {{cite book |first = John F. |last = Haldon |title = Byzantium in the Seventh Century: The Transformation of a Culture. Revised Edition |year = 1990 |publisher = Cambridge University Press |location=Cambridge, United Kingdom |isbn = 978-0521319171 |url=http://books.google.com/books?id=pSHmT1G_5T0C|ref=harv}}
* {{cite book|last=Hasluck|first=F. W.|title=Christianity and Islam Under the Sultans, Volume 2|chapter=LVII. The Mosques of the Arabs in Constantinople|year=1929|publisher=Clarendon Press|location=Oxford, United Kingdom|pages=717–735|url=http://archive.org/details/chrstianityandis032586mbp|ref=harv}}
* {{cite book| title = The First Dynasty of Islam: The Umayyad Caliphate AD 661–750|edition=2nd| last = Hawting | first = G.R.| authorlink = G.R. Hawting | publisher = Routledge | location = London, United Kingdom and New York City, New York | year = 2000 | isbn = 0-415-24072-7 | url = http://books.google.com/books?id=KNczPUUdTbsC|ref=harv}}
* {{cite book|last=Kaegi|first=Walter E.|authorlink=Walter Kaegi|chapter=Confronting Islam: Emperors versus Caliphs (641–c. 850)|pages=365–394|editor-last=Shepard|editor-first=Jonathan|title=The Cambridge History of the Byzantine Empire c. 500–1492|year=2008|location=Cambridge, United Kingdom|publisher=Cambridge University Press|isbn=978-0-52-183231-1|url=http://books.google.com/books?id=ehh6hiqpaDsC|ref=harv}}
* {{cite book|last=Kennedy|first=Hugh|authorlink=Hugh N. Kennedy|title=The Armies of the Caliphs: Military and Society in the Early Islamic State|location=London, United Kingdom|publisher=Routledge|year=2001|isbn=978-0-203-45853-2|url=http://books.google.com/books?id=UIspERtZEHIC|ref=harv}}
* {{cite book|last=Lewis|first=Bernard|authorlink=Bernard Lewis|title=The Arabs in History (Sixth Edition)|year=2002|location=Oxford, United Kingdom|publisher=Oxford University Press|isbn=0-19-280310-7|ref=harv}}
* {{cite book|last=Lilie|first=Ralph-Johannes|title=Die byzantinische Reaktion auf die Ausbreitung der Araber. Studien zur Strukturwandlung des byzantinischen Staates im 7. und 8. Jhd.|language=German|location=Munich, Germany|publisher=Institut für Byzantinistik und Neugriechische Philologie der Universität München|year=1976|url=http://books.google.com/books?id=7mUbAAAAYAAJ|ref=harv}}
* {{cite book|last1=Mango|first1=Cyril|author1-link=Cyril Mango|last2=Scott|first2=Roger|title=The Chronicle of Theophanes Confessor. Byzantine and Near Eastern History, AD 284–813|location=Oxford, United Kingdom|publisher=Oxford University Press|year=1997|isbn=0-19-822568-7|ref=harv}}
* {{cite book|last=Regan|first=Geoffrey|authorlink=Geoffrey Regan|title=Battles That Changed History: Fifty Decisive Battles Spanning over 2,500 Years of Warfare|year=2002|location=London, United Kingdom|publisher=Andre Deutsch|isbn=978-0-233-05051-5|url=http://books.google.com/books?id=dM8WAQAAIAAJ|ref=harv}}
* {{cite book|last=Toynbee|first=Arnold J.|title=Constantine Porphyrogenitus and His World|location=Oxford, United Kingdom|publisher=Oxford University Press|year=1973|url=http://books.google.com/books?id=T05oAAAAMAAJ|isbn=0-19-215253-X|ref=harv}}
* {{cite book|last=Treadgold|first=Warren|authorlink=Warren Treadgold|title=A History of the Byzantine State and Society|url=http://books.google.com/?id=nYbnr5XVbzUC|location=Stanford, California|publisher=Stanford University Press|year=1997|isbn=0-8047-2630-2|ref=harv}}
* {{cite book|last=Tucker|first=Spencer C.|authorlink=Spencer C. Tucker|title=Battles That Changed History: An Encyclopedia of World Conflict|year=2010|location=Santa Barbara, California|publisher=ABC-CLIO|isbn=978-1-59884-429-0|url=http://books.google.com/books?id=wHpVn68GCogC|ref=harv}}
{{refend|2}}
 
== Bacaan lanjutan ==
{{refbegin}}
* {{cite web|last=Radic|first=Radivoj|title=Two Arabian sieges of Constantinople (674-678; 717/718)|date=18 August 2008|work=Encyclopedia of the Hellenic World, Constantinople|location=Athens, Greece|publisher=Foundation of the Hellenic World|url=http://www.ehw.gr/l.aspx?id=12407|accessdate=14 July 2012}}
{{refend}}