Pengguna:FelixJL111/Test3: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 72:
==== Kolonisasi Belanda di bawah kendali Prancis ====
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Prancis (1806–1811)}}
[[Berkas:Portrait Governor-General Herman Willem Daendels.jpg|200px|jmpl|Potret Gubernur Jenderal [[Herman Willem Daendels]].]]
[[Napoleon Bonaparte]] yang menguasai [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]] pada saat itu membubarkan Bataaf ([[negara pengekor]] dari [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]]) dan mendirikan [[negara boneka]] [[Kerajaan Hollandia|Hollandia]] pada bulan Maret 1806, lalu menunjuk [[Louis Bonaparte|Louis]] (adiknya) sebagai [[Daftar penguasa Belanda|raja]] pada tanggal 5 Juni.
[[Napoleon Bonaparte]] yang menguasai [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]] pada saat itu membubarkan Bataaf ([[negara pengekor]] dari [[Kekaisaran Prancis Pertama|Prancis]]) dan mendirikan [[negara boneka]] [[Kerajaan Hollandia|Hollandia]] pada bulan Maret 1806, lalu menunjuk [[Louis Bonaparte|Louis]] (adiknya) sebagai [[Daftar penguasa Belanda|raja]] pada tanggal 5 Juni.<ref>Jonathan Israel, ''The Dutch Republic: Its Rise, Greatness, and Fall 1477-1806''. Oxford: Oxford University Press 1995, 1128.</ref> Louis kemudian mengirimkan [[Herman Willem Daendels]] untuk menjadi [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] dan tiba di [[Batavia]] pada tanggal 5 Januari 1808.<ref name="Britannica">{{cite web| title=The French and the British in Java, 1806–15| publisher=Britannica| author=Asvi Warman Adam| url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| access-date=2023-03-13| archive-date=2015-04-30| archive-url=https://web.archive.org/web/20150430090936/http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| dead-url=no}}</ref><ref>{{cite book |author1=H. L. Wesseling |title=The European Colonial Empires 1815-1919 |date=23 October 2015 |publisher=Taylor & Francis |isbn=9781317895077 |pages=104 |url=https://www.google.co.id/books/edition/The_European_Colonial_Empires/PdHMCgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=herman+willem+daendels+appointed&pg=PA104&printsec=frontcover |access-date=2 September 2022 |language=English}}</ref> Daendels kemudian menerapkan aturan yang sangat keras dan kebijakan bertangan besi di Hindia Belanda sebagai persiapan menghadapi ancaman [[Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]]. Daendels membangun banyak fasilitas dan benteng pertahanan, seperti [[Jalan Raya Pos]] [[Anyar, Serang|Anyar]]–[[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] yang memakan banyak korban dari [[Kerja paksa|pekerja]] ''[[Heerendiensten]]'',<ref>Pramoedya sheds light on dark side of Daendels' highway. ''The Jakarta Post'' 8 January 2006.</ref> [[Benteng Lodewijk]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan ''Paleis van Daendels'' (sekarang [[Gedung AA Maramis]]) di Batavia. Daendels juga keras terhadap para penguasa lokal dan keluarganya, serta menjadi penyebab jatuhnya negara [[Kesultanan Banten|Banten]].<ref>{{cite book |title = Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas |publisher= Penerbit Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Indonesia | date= November 2008|pages= 1–2|isbn= 978-979-709-391-4}}</ref> Gaya kepemimpinan tersebut tentu saja menimbulkan kesengsaraan pada penduduk lokal, sehingga pemberontakan yang dipimpin oleh [[Ronggo Prawirodirjo III]] akhirnya pecah di [[Jawa|Pulau Jawa]] pada tanggal 20 November – 17 Desember 1810, tetapi cepat diredam oleh pasukan dari militer Hindia Belanda dan dari keraton [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]].<ref name="anon">{{cite web|last=|authors=anonim|first=|date=16 Januari 2012|year=2012|title=Mengenal Sejarah Tanah Perdikan Madiun|url=http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|publisher=Madiun Info|location=|isbn=|issn=|accessdate=19 September 2015|archive-date=2018-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20180520153642/http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|dead-url=no}}</ref>
 
[[NapoleonLouis Bonaparte]] yang menguasaimengirimkan [[KekaisaranHerman PrancisWillem Pertama|PrancisDaendels]] padaberkebangsaan saat itu membubarkan Bataaf ([[negaraOrang pengekor]] dari [[Kekaisaran Prancis PertamaBelanda|PrancisBelanda]]) dan mendirikan [[negara boneka]] [[Kerajaan Hollandia|Hollandia]] pada bulan Maret 1806, lalu menunjuk [[Louis Bonaparte|Louis]] (adiknya) sebagai [[Daftar penguasa Belanda|raja]] pada tanggal 5 Juni.<ref>Jonathan Israel, ''The Dutch Republic: Its Rise, Greatness, and Fall 1477-1806''. Oxford: Oxford University Press 1995, 1128.</ref> Louis kemudian mengirimkan [[Herman Willem Daendels]] untuk menjadi [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] dan tiba di [[Batavia]] pada tanggal 5 Januari 1808.<ref name="Britannica">{{cite web| title=The French and the British in Java, 1806–15| publisher=Britannica| author=Asvi Warman Adam| url=http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| access-date=2023-03-13| archive-date=2015-04-30| archive-url=https://web.archive.org/web/20150430090936/http://www.britannica.com/EBchecked/topic/286480/Indonesia/22812/The-French-and-the-British-in-Java-1806-15| dead-url=no}}</ref><ref>{{cite book |author1=H. L. Wesseling |title=The European Colonial Empires 1815-1919 |date=23 October 2015 |publisher=Taylor & Francis |isbn=9781317895077 |pages=104 |url=https://www.google.co.id/books/edition/The_European_Colonial_Empires/PdHMCgAAQBAJ?hl=en&gbpv=1&dq=herman+willem+daendels+appointed&pg=PA104&printsec=frontcover |access-date=2 September 2022 |language=English}}</ref> Daendels kemudian menerapkan aturan yang sangat keras dan kebijakan bertangan besi di Hindia Belanda sebagai persiapan menghadapi ancaman [[Persatuan Kerajaan Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]]. Daendels membangun banyak fasilitas dan benteng pertahanan, seperti [[Jalan Raya Pos]] [[Anyar, Serang|Anyar]]–[[Panarukan, Situbondo|Panarukan]] yang memakan banyak korban dari [[Kerja paksa|pekerja]] ''[[Heerendiensten]]'',<ref>Pramoedya sheds light on dark side of Daendels' highway. ''The Jakarta Post'' 8 January 2006.</ref> [[Benteng Lodewijk]] di [[Kota Surabaya|Surabaya]], dan ''Paleis van Daendels'' (sekarang [[Gedung AA Maramis]]) di Batavia. Daendels juga keras terhadap para penguasa lokal dan keluarganya, serta menjadi penyebab jatuhnya negara [[Kesultanan Banten|Banten]].<ref>{{cite book |title = Ekspedisi Anjer-Panaroekan, Laporan Jurnalistik Kompas |publisher= Penerbit Buku Kompas, PT Kompas Media Nusantara, Jakarta Indonesia | date= November 2008|pages= 1–2|isbn= 978-979-709-391-4}}</ref> Gaya kepemimpinan tersebut tentu saja menimbulkan kesengsaraan pada penduduk lokal, sehingga pemberontakan yang dipimpin oleh [[Ronggo Prawirodirjo III]] akhirnya pecah di [[Jawa|Pulau Jawa]] pada tanggal 20 November – 17 Desember 1810, tetapi cepat diredam oleh pasukan dari militer Hindia Belanda dan dari keraton [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat|Yogyakarta]].<ref name="anon">{{cite web|last=|authors=anonim|first=|date=16 Januari 2012|year=2012|title=Mengenal Sejarah Tanah Perdikan Madiun|url=http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|publisher=Madiun Info|location=|isbn=|issn=|accessdate=19 September 2015|archive-date=2018-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20180520153642/http://informasimadiun.blogspot.co.id/2012/01/mengenal-sejarah-tanah-perdikan-madiun.html|dead-url=no}}</ref>
[[Jan Willem Janssens]] ditunjuk untuk menggantikan Daendels sebagai [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda]] pada tahun 1810 dan tiba di Jawa pada tanggal 15 Mei 1811, tetapi akhirnya turun dari jabatannya ketika Britania Raya [[Penyerbuan Jawa (1811)|menyerbu dan mengambil alih]] Jawa pada bulan Agustus 1811.<ref>{{cite web|last=Van Uythoven|first=Geert|year=2013|title=Lieutenant General Jan Willem Janssens|url=http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|publisher=The Napoleon Series|access-date=30 July 2016|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304055302/http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|dead-url=no}}</ref>
 
[[Jan Willem Janssens]] ditunjuk untuk menggantikan Daendels sebagaiturun [[Gubernurdari Jenderal Hindia Belanda]] pada tahun 1810 dan tiba di Jawajabatan pada tanggal 15 Mei 1811,. tetapiPada akhirnyabulan turunAgustus dari jabatannya ketika1811, Britania Raya [[Penyerbuan Jawa (1811)|menyerbu danPulau mengambil alihJawa]] Jawadan padamengambil bulanalih Agustus[[Hindia 1811Belanda]].<ref>{{cite web|last=Van Uythoven|first=Geert|year=2013|title=Lieutenant General Jan Willem Janssens|url=http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|publisher=The Napoleon Series|access-date=30 July 2016|archive-date=2016-03-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20160304055302/http://www.napoleon-series.org/research/biographies/Holland/Generals/c_Janssens.html|dead-url=no}}</ref>
 
==== Kolonisasi singkat Britania Raya ====
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Britania (1811–1816)}}Armada gabungan [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]] dan [[Perusahaan Hindia Timur Britania|EIC]] berangkat menuju Hindia Belanda pada tahun 1809 untuk merebut wilayah tersebut dari Prancis dan aknirnya berhasil menguasai [[Kepulauan Maluku]] setahun setelahnya.<ref>{{cite book|last=Fregosi|first=Paul|year=1989|title=Dreams of Empire: Napoleon and the First World War 1792-1815|url=https://archive.org/details/dreamsofempirena0000freg|publisher=Hutchinson|isbn=0-09-173926-8|author-link=Paul Fregosi}}</ref> Pada bulan Agustus 1811, [[Penyerbuan Jawa (1811)|armada Britania mulai menyerbu Pulau Jawa]] dan menduduki satu per satu pos milik Prancis dan Belanda di Jawa, hingga pasukan [[Jan Willem Janssens]] (Gubernur Jenderal Hindia Belanda saat itu) yang lari dari Batavia akhirnya angka tangan di [[Kota Salatiga|Salatiga]]. Pada tanggal 18 September, Belanda menyerahan kekuasaan atas Hindia Belanda kepada armada Britania melalui [[Kapitulasi Tuntang|Perjanjian Tuntang]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-08-16|title=Kapitulasi Tuntang: Latar Belakang, Isi Perjanjian, dan Dampaknya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505101916/https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Menyimak Kisah Sejarah Penjajahan Inggris di Indonesia|url=https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505160142/https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|dead-url=no}}</ref> [[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|ki|jmpl|[[Thomas Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]], tokoh sentral kolonialisme Britania Raya di Hindia Belanda.]]
{{utama|Jeda kekuasaan Prancis dan Britania di Hindia Belanda#Kekuasaan Britania (1811–1816)}}[[Berkas:George Francis Joseph - Sir Thomas Stamford Bingley Raffles.jpg|ki|jmpl|[[Thomas Stamford Raffles|Sir Thomas Stamford Bingley Raffles]], tokoh sentral kolonialisme Britania Raya di Hindia Belanda.]]
Armada gabungan [[Kerajaan Bersatu Britania Raya dan Irlandia|Britania Raya]] dan [[Perusahaan Hindia Timur Britania|EIC]] berangkat menuju Hindia Belanda pada tahun 1809 untuk merebut wilayah tersebut dari Prancis dan aknirnya berhasil menguasai [[Kepulauan Maluku]] setahun setelahnya.<ref>{{cite book|last=Fregosi|first=Paul|year=1989|title=Dreams of Empire: Napoleon and the First World War 1792-1815|url=https://archive.org/details/dreamsofempirena0000freg|publisher=Hutchinson|isbn=0-09-173926-8|author-link=Paul Fregosi}}</ref> Pada bulan Agustus 1811, [[Penyerbuan Jawa (1811)|armada Britania mulai menyerbu Pulau Jawa]] dan menduduki satu per satu pos milik Prancis dan Belanda di Jawa, hingga pasukan [[Jan Willem Janssens]] (Gubernur Jenderal Hindia Belanda) yang lari dari Batavia akhirnya menyerah di [[Kota Salatiga|Salatiga]]. Pada tanggal 18 September, Belanda menyerahan kekuasaan atas Hindia Belanda kepada armada Britania melalui [[Kapitulasi Tuntang|Perjanjian Tuntang]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2021-08-16|title=Kapitulasi Tuntang: Latar Belakang, Isi Perjanjian, dan Dampaknya Halaman all|url=https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505101916/https://www.kompas.com/stori/read/2021/08/16/140000379/kapitulasi-tuntang-latar-belakang-isi-perjanjian-dan-dampaknya|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|title=Menyimak Kisah Sejarah Penjajahan Inggris di Indonesia|url=https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|website=kumparan|language=id-ID|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-05|archive-url=https://web.archive.org/web/20230505160142/https://kumparan.com/sejarah-dan-sosial/menyimak-kisah-sejarah-penjajahan-inggris-di-indonesia-20H8JQI0aCC|dead-url=no}}</ref> Setelah itu, [[Thomas Stamford Raffles]] ditunjuk sebagai [[Gubernur Jenderal Hindia Belanda|Letnan Gubernur Jawa]] oleh pihak Britania Raya.<ref>{{cite book |author1=Sir [[Thomas Stamford Raffles]] |title=The History of Java |date=1830 |publisher=J. Murray |pages=xxiii |url=https://books.google.com/books?id=oA8PAAAAYAAJ&q=history+of+java |access-date=12 August 2022 |archive-date=2023-05-02 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230502054202/https://books.google.com/books?id=oA8PAAAAYAAJ&q=history+of+java |dead-url=no }}</ref> Raffles merombak aturan Belanda yang memberatkan penduduk lokal, seperti ''[[Heerendiensten]]'' dan perbudakan, tetapi sebagai gantinya menerapkan sistem ''land tenure'' (pajak sewa tanah yang dibayarkan oleh penduduk lokal kepada pemerintah kolonial sebagai "[[Penguasaan tanah|tuan tanah]]") serta menaikkan pajak perorangan. Raffles juga mengurangi hak-hak penguasa lokal dan membentuk pemerintahan yang lebih terpusat dengan[[keresidenan]] sebagai perpanjangan tangan pemerintah kolonial. Dari [[Istana Bogor|''Buitenzorg'']] (sekarang [[Istana Bogor]]), dia menjalankan tugasnya dengan dibantu oleh beberapa [[orang Britania]] sebagai petinggi dan tetap mempertahankan para [[Pegawai negeri sipil|pegawai negeri]] asal Belanda di tubuh pemerintahannya. Raffles berusaha bernegosiasi dengan para penguasa lokal untuk mencapai keuntungan bersama, tetapi melancarkan [[operasi militer]] kepada penguasa yang membangkang, seperti dalam peristiwa [[Geger Sepehi]] di [[Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat]].<ref>{{Cite web|last=Media|first=Kompas Cyber|date=2022-02-09|title=Masa Penjajahan Inggris di Indonesia Halaman all|url=https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/masa-penjajahan-inggris-di-indonesia|website=KOMPAS.com|language=id|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20230502172155/https://www.kompas.com/skola/read/2020/02/11/140000669/masa-penjajahan-inggris-di-indonesia|dead-url=no}}</ref><ref>{{Cite web|last=Indonesia|first=C. N. N.|title=Inggris Pernah Menjajah Indonesia, Bagaimana Sejarahnya? - Halaman 2|url=https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220915132302-106-848230/inggris-pernah-menjajah-indonesia-bagaimana-sejarahnya|website=internasional|language=id-ID|access-date=2023-05-02|archive-date=2023-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20230506174333/https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220915132302-106-848230/inggris-pernah-menjajah-indonesia-bagaimana-sejarahnya|dead-url=no}}</ref> Raffles pun dikenal sebagai peminat [[Sejarah Jawa|sejarah]], [[Budaya Jawa|budaya]], dan [[Suku Jawa|masyarakat Jawa]] yang berhasil menyingkap banyak [[Situs arkeologi|situs kuno]] yang telah terkubur dan dilupakan pada saat itu, seperti [[Candi Prambanan]] ([[Kabupaten Sleman|Sleman]] dan [[Kabupaten Klaten|Klaten]]), [[Borobudur|Candi Borobudur]] ([[Kabupaten Magelang|Magelang]]), dan [[Situs Trowulan|situs-situs Trowulan]],<ref>{{Cite book|last=Miksic|first=John|date=1990|title=Borobudur: Golden Tales of the Buddhas|author1-link=John N. Miksic}}</ref><ref>Carey, Peter, The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785-1855, 2008</ref> yang kemudian ditulisnya dalam buku berjudul ''[[Sejarah Pulau Jawa|The History of Java]]'' yang terbit pada tahun 1817.<ref>{{cite journal|date=April 1817|title=Review of ''The History of Java'' by Thomas Stamford Raffles|url=https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=hvd.32044079408258;view=1up;seq=82|journal=[[The Quarterly Review]]|volume=17|pages=72–96|archive-url=https://web.archive.org/web/20210222062459/https://babel.hathitrust.org/cgi/pt?id=hvd.32044079408258&view=1up&seq=82|archive-date=2021-02-22|access-date=2017-03-17|url-status=live}}</ref> Selama pemerintahannya, [[Gunung Tambora]] di [[Pulau Sumbawa]] meletus dengan dahsyat mulai pada tanggal 5 April 1815 dan mencapai puncak erupsi pada tanggal 10–11 April dengan perkiraan skala [[Volcanic Explosivity Index|VEI-7]], kemudian berangsur-angsur mereda hingga tanggal 17 April.<ref name="Stothers1984a">{{cite journal|last=Stothers|first=R. B.|date=1984|title=The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath|journal=[[Science]]|volume=224|issue=4654|pages=1191–1198|doi=10.1126/science.224.4654.1191}}</ref><ref name="Briffa1998">{{cite journal|last=Briffa|first=K.R.|title=Influence of volcanic eruptions on Northern Hemisphere summer temperature over 600 years|url=http://dx.doi.org/10.1038/30943|dead-url=no|journal=[[Nature]]|volume=393|pages=450–455|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201818/https://www.nature.com/articles/30943|archive-date=2023-08-10|access-date=2023-05-17|coauthors=Jones, P.D., Schweingruber, F.H. and Osborn T.J.}}</ref> Erupsi ini menyebabkan 71 ribu korban jiwa,<ref name="Stothers1984a" /> serta mungkin menyebabkan [[tahun tanpa musim panas]] (1816) yang memakan korban belasan ribu jiwa.<ref name="EvansRobert">Evans, Robert [https://web.archive.org/web/20210110072743/https://www.smithsonianmag.com/history/blast-from-the-past-65102374/ Blast from the Past], ''Smithsonian Magazine''. July 2002, p. 2</ref>
 
Setelah Belanda terbebas dari kekuasaan Prancis pada tahun 1813, [[BangsaOrang Belanda|pihakPihak Belanda]] danyang [[Bangsamulai Inggris|pihaklepas Inggris]]dari merundingkanpengaruh danPrancis menandatanganimenyetujui [[Perjanjian Inggris-Belanda 1814|suatu perjanjian padadi tahun 1814London]], yangbersama secara[[Orang garisBritania|pihak besarBritania]] menyebutkanpada bahwatahun 1814, yang membuat Britania Raya harus mengembalikan [[Imperium kolonial Belanda|koloni Belanda]] seperti pada tanggal 1 Januari 1803. Setelah peperangan[[Peperangan era Napoleon|peperangan Napoleon]] berakhir pada tahun 1815, Britania Raya menyerahkan kembali Pulau Jawa ke Belanda, yang berhasil memegang kendali penuh atas Pulau Jawa dan bagian-bagian koloni lain di Hindia Belanda setahun setelahnya. Pada tahun-tahun berikutnya, Belanda mengirimkan armada militernya untuk menaklukkan negara-negara lainnya di [[Nusantara]].<ref>{{cite web|author1=Campbell, Donald Maclaine, 1869-1913; Wheeler, G. C|title=Java: past & present, a description of the most beautiful country in the world, its ancient history, people, antiquities, and products|url=https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=711740|publisher=London : W. Heinemann|page=404|archive-url=https://web.archive.org/web/20210824162608/https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=711740|archive-date=2021-08-24|access-date=24 August 2021|dead-url=unfit}}</ref>
 
[[Berkas:Caldera Mt Tambora Sumbawa Indonesia.jpg|300px|jmpl|Ketampakan kaldera [[Gunung Tambora]], yang menjadi bukti letusan dahsyat gunung ini pada tahun 1815.]]
 
Sementara proses serah terima Hindia Belanda antara pihak Britania dan pihak Belanda sedang terjadi, [[Gunung Tambora]] di [[Pulau Sumbawa]] meletus dengan dahsyat. Gunung ini sebenarnya telah mengeluarkan gemuruh dan asap hitam sejak tahun 1812,<ref name="Stothers1984a">{{cite journal|last=Stothers|first=R. B.|date=1984|title=The Great Tambora Eruption in 1815 and Its Aftermath|journal=[[Science]]|volume=224|issue=4654|pages=1191–1198|doi=10.1126/science.224.4654.1191}}</ref> tetapi pada tanggal 5 April 1815, gunung ini mulai mengeluarkan letusan dan gemuruh yang hebat, yang suaranya terdengar hingga ke [[Sumatra|Pulau Sumatra]] dan [[Maluku|Kepulauan Maluku]]. Lalu pada tanggal 10–11 April, Gunung Tambora akhirnya mengeluarkan letusan terdahsyatnya kala itu,<ref name="Stothers1984a" /> bahkan letusannya diperkirakan memiliki skala [[Volcanic Explosivity Index|VEI]] sebesar 7, sehingga [[abu vulkanik]] yang dikeluarkan mencapai volume sekitar 100&nbsp;km<sup>3</sup>, yaitu empat kali lebih besar dari letusan [[Krakatau|Gunung Krakatau]] pada tahun 1883.<ref name="Briffa1998">{{cite journal|last=Briffa|first=K.R.|title=Influence of volcanic eruptions on Northern Hemisphere summer temperature over 600 years|url=http://dx.doi.org/10.1038/30943|journal=[[Nature]]|volume=393|pages=450–455|coauthors=Jones, P.D., Schweingruber, F.H. and Osborn T.J.|access-date=2023-05-17|archive-date=2023-08-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20230810201818/https://www.nature.com/articles/30943|dead-url=no}}</ref> Abu tersebut bahkan mencapai [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]] dan [[Sulawesi]] dengan ketebalan 1&nbsp;cm<sup>3</sup>. Setelah letusan dahsyat tersebut, aktivitas vulkanik gunung ini berangsur-angsur mereda hingga pada tanggal 17 April.<ref name="Stothers1984a" /> Akibat letusan ini, sebanyak 71 ribu jiwa menjadi korban jiwa dari erupsi gunung ini, dengan 11–12 ribu jiwa diperkirakan menjadi korban langsung saat letusan.<ref name="Stothers1984a" /> Sementara itu, letusan ini juga kemungkinan besar menjadi penyebab terjadinya [[tahun tanpa musim panas]] setahun setelah letusan (1816), yang memakan korban belasan ribu jiwa.<ref name="EvansRobert">Evans, Robert [https://web.archive.org/web/20210110072743/https://www.smithsonianmag.com/history/blast-from-the-past-65102374/ Blast from the Past], ''Smithsonian Magazine''. July 2002, p. 2</ref> Kaldera yang besar juga terbentuk akibat runtuhnya puncak Gunung Tambora setelah [[dapur magma]] menjadi kosong karena letusan, padahal gunung ini diperkirakan merupakan salah satu gunung tertinggi di [[Nusantara]] pada saat itu.<ref name="Stothers1984a" />
 
Oleh karena wilayah yang dikembalikan merupakan koloni Belanda sebelum tahun 1803, wilayah kolonial di Nusantara yang diklaim oleh Britania Raya dan bukan milik Belanda pada tahun itu secara otomatis masih menjadi milik Britania Raya, termasuk wilayah [[Bengkulu|Bencoolen]] (sekarang Bengkulu). Raffles dikirim kembali ke Nusantara, tetapi kali ini sebagai Letnan Gubernur Bengkulu, kemudian melakukan ekspedisi ke berbagai tempat, seperti Padang, Achin (Aceh), Rhio (Riau), Melaka, dan Singapura, meskipun ia dan pasukannya beberapa kali berseteru dengan pasukan Belanda yang juga menginginkan wilayah yang sama.<ref>{{Cite journal|last=Borschberg|first=Peter|date=2019|title=Dutch objections to British Singapore, 1819–1824: law, politics, commerce and a diplomatic misstep|journal=[[Journal of Southeast Asian Studies]]|volume=50|issue=4|pages=540–561|doi=10.1017/S0022463420000053|s2cid=226792993}}</ref>