Penuaan Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
 
(17 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Population_of_Japan_since_1872.svg|thumbjmpl|400x400px|Perubahan populasi Jepang.]]
[[Berkas:Bdrates_of_Japan_since_1950.svg|thumbjmpl|400x400px|Tingkat kelahiran dan kematian Jepang sejak 1950. Penurunan pada tahun 1966 disebabkan karena tahun tersebut adalah tahun "hinoe uma" yang dipandang sebagai pertanda buruk dalam [[Ganzhi|zodiak Jepang]].<ref>{{cite web|author=Clyde Haberman|date=1987-01-15|url=http://www.nytimes.com/1987/01/15/world/japan-s-zodiac-66-was-a-very-odd-year.html|title=Japan's Zodiac: '66 was a very odd year|publisher=[[The New York Times]]|accessdate=2015-10-21}}</ref>]]
'''Penuaan Jepang''' dianggap lebih besar daripada negara lain, sebagai negara yang diakui memiliki proporsi tertinggi warga lanjut usia; 33,0% warga berada di atas usia 60 tahun, 25,9% warga berusia 65 tahun atau lebih tua, 12,5% berusia 75 tahun atau lebih tua, per September 2014.<ref>[http://www.stat.go.jp/english/data/jinsui/tsuki/index.htm Population estimates by Age]</ref>
 
Baris 6:
Pada tahun 1989, 11,6% dari populasi adalah 65 tahun atau lebih, dengan proyeksi 25,6% dari populasi akan berusia lebih dari 65 tahun pada 2030 Pada tahun 2011, 23,1% dari populasi adalah 65 tahun dan lebih tua, sementara 11,4% sudah 75 tahun dan lebih tua,<ref name="stat0211">[http://www.stat.go.jp/data/jinsui/pdf/201102.pdf Population Estimates by Age (5-Year Age Group) and Sex]</ref> sekarang tertinggi di dunia (meskipun hasil usia pada Sensus 2010 belum dirilis).
 
Perubahan ini disebut sebagai {{nihongo|[[penuaan populasi]]|高齢化社会|kōreikashakai}},<ref>{{cite book | last =Traphagan | first =John W. | title =Demographic Change and the Family in Japan's Aging Society| publisher =SUNY Press | series =Suny Series in Japan in Transition, SUNY Series in Aging and Culture, Suny Series in Japan in Transition and Suny Series in Aging and Culture | year =2003 | pages =16 | url =https://books.google.com/books?id=KnUh8lS1gPYC&pg=PA16 | isbn =0791456498 }}</ref> akan terjadi dalam rentang waktu yang lebih singkat dibandingkan di negara lain.
 
Mereka yang berusia 65 tahun dan lebih tua meningkat dari 26,5 juta pada tahun 2006 menjadi 29,47 juta pada tahun 2011, meningkat 11,2%.<ref name="b">[http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601101&sid=aIzv9oPDe_.4 Japan's Elderly Population Rises to Record, Government Says] Bloomberg.</ref>
 
=== Proyeksi ===
[[Kementerian Kesehatan Jepang]] memperkirakan jumlah penduduk nasional akan turun 25% dari 127,8 juta pada tahun 2005, menjadi 95,2 juta pada tahun 2050.<ref name="b">[http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601101&sid=aIzv9oPDe_.4 Japan's Elderly Population Rises to Record, Government Says] Bloomberg.</ref> Penduduk lanjut usia Jepang, yang berusia 65 tahun atau lebih, terdiri dari 20% dari populasi nasional pada bulan Juni 2006,<ref name=d>{{cite web|author=|year=|url=http://goldsea.com/Asiagate/607/17europe.html|title=Europe's Aging Population Faces Social Problems Similar to Japan's|publisher=Goldsea Asian American Daily|accessdate=2007-12-15|archive-date=2007-09-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20070927210757/http://goldsea.com/Asiagate/607/17europe.html|dead-url=yes}}</ref> persentase diperkirakan akan meningkat menjadi 38% pada tahun 2055.<ref>{{cite web | url = http://www.ifs.du.edu/ifs/frm_GraphicalDisplay.aspx?ListNames=%22Population+65+or+More+as+Percent+of+Total%22&HistFor=False&GrpOp=0&Dim1=81&File=0 |title=Population of Japan, Aged 65 and older| author=International Futures | accessdate = 2012-12-05}}</ref>
 
== Penyebab ==
Penuaan populasi ini disebabkan oleh gabungan [[kesuburan]] yang rendah dan harapan hidup yang tinggi (contoh, tingkat kematian rendah). Pada tahun 1993, [[tingkat kelahiran]] kelahiran diperkirakan 10,3 per 1.000 penduduk, dan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan seorang wanita selama hidupnya menjadi kurang dari dua sejak akhir 1970-an (jumlah rata-rata diperkirakan 1,5 pada tahun 1993).  Keluarga berencana menjadi hampir universal, dengan [[kondom]] dan [[Gugur kandungan|aborsi]] legal sebagai bentuk utama dari kontrol kelahiran.
 
Sejumlah faktor berkontribusi pada kecenderungan menuju keluarga kecil: pendidikan tinggi, kecintaan kepada membesarkan anak-anak yang sehat, [[perkawinan]] terlambat, peningkatan partisipasi wanita dalam angkatan kerja, ruang tamu kecil, pendidikan tentang masalah kelebihan penduduk, dan tingginya biaya perawatan dan pendidikan anak.
 
Harapan hidup saat lahir, 76,4 tahun untuk pria dan 82,2 tahun untuk wanita pada tahun 1993, adalah yang tertinggi di dunia. (Rentang harapan hidup pada akhir Perang Dunia II, baik untuk pria dan wanita, adalah 50 tahun.) Tingkat kematian pada tahun 1993 diperkirakan sebesar 7,2 per 1.000 penduduk. Penyebab utama kematian adalah [[kanker]], [[Penyakit kardiovaskular|penyakit jantung]], dan [[penyakit serebrovaskular]], pola umum bagi masyarakat industri.
 
=== "Lajang parasit" dan "Pria herbivora" ===
Di Jepang semakin banyak wanita muda yang lebih memilih untuk tidak menikah, dan hal ini seringkalisering kali dilakukan sebagai pemberontakan terhadap citra tradisional peran wanita sebagai istri dan ibu. Pada tahun 2004, 54% dari wanita Jepang berusia 20-an adalah masih lajang, sementara hanya 30,6% yang lajang pada tahun 1985.<ref name="Wiseman">{{cite news|last=Wiseman|first=Paul|title=No sex please we're Japanese|url=http://www.usatoday.com/news/world/2004-06-02-japan-women-usat_x.htm|accessdate=May 10, 2012|newspaper=USA Today|date=6/2/2004}}</ref>
 
Wanita muda bahkan mengambil bagian dalam gaya hidup berpusat pada teman-teman, pekerjaan, dan menghabiskan sejumlah besar pendapatan mereka; orang dewasa Jepang yang belum kawin biasanya tinggal bersama orang tua mereka, sehingga menghemat biaya rumah tangga dan meningkatkan jumlah uang yang tersedia untuk hiburan. Sosiolog Masahiro Yamada memberi cap orang dewasa muda tersebut sebagai "lajang parasit". Beberapa wanita muda bereaksi dengan menciptakan kartu nama dengan nama mereka dan gelar "Parasit Lajang" dicetak di atasnya. Media Jepang telah memberikan cakupan berat untuk penurunan angka kelahiran Jepang, namun tren ini terus berlanjut.<ref name="Wiseman"/>
 
{{Nihongo|Pria herbivora|草食(系)男子|[[Sōshoku Danshi|Sōshoku(-kei) danshi]]}} adalah fenomena sosial di Jepang yang ditandai dengan pria yang menghindari perkawinan atau mendapatkan pacar.<ref>{{cite news|title= After the end of the world|work= [[San Francisco Chronicle]]|date=2011-03-23|url= http://www.sfgate.com/cgi-bin/article.cgi?f=/g/a/2011/03/23/apop032311.DTL&ao=2|accessdate=2012-01-15|first=Jeff|last=Yang}}</ref> Fenomena ini dipandang oleh pemerintah Jepang sebagai penyebab utama dalam penurunan tingkat kelahiran nasional, mendorong pemerintah untuk memberikan insentif bagi pasangan yang memiliki anak, termasuk pembayaran dan pelayanan kesehatan gratis.<ref name="autogenerated1">{{cite news| url=http://www.bbc.co.uk/news/world-16500768 | work=BBC News | title=Young Japanese 'decline to fall in love' | date=2012-01-11}}</ref>
 
== Dampak terhadap masyarakat ==
Kebijakan publik, media, dan diskusi dengan warga negara mengungkapkan kepedulian tingkat tinggi terhadap implikasi satu dari empat orang di Jepang adalah 65 tahun atau lebih tua. Pada tahun 2025, [[rasio ketergantungan]] (rasio orang di bawah usia 15 tahun ditambah mereka yang 65 tahun dan lebih tua untuk mereka yang berusia 15-65 tahun, menunjukkan secara umum rasio populasi bergantung kepada penduduk yang bekerja) diperkirakan menjadi dua tanggungan untuk setiap tiga pekerja.{{Fact}}  Meskipun hanya klaim, ini bukanlah rasio ketergantungan yang sangat tinggi, misalnya, Uganda memiliki 1,3 tanggungan untuk setiap satu pekerja.{{Fact}} Penuaan populasi sudah menjadi jelas dalam penuaan tenaga kerja dan kekurangan pekerja muda pada akhir 1980-an, dengan dampak potensial pada praktik kerja, upah dan tunjangan, dan peran perempuan dalam angkatan kerja.
 
Meningkatnya proporsi orang tua juga memiliki dampak besar pada pengeluaran pemerintah. Jutaan dolar disimpan setiap tahun untuk pendidikan dan perawatan kesehatan dan kesejahteraan untuk anak-anak. Seperti baru-baru awal 1970-an, belanja sosial hanya sebesar 6% dari pendapatan nasional Jepang. Pada tahun 1992 bagian tersebut dari anggaran nasional adalah 18%, dan diperkirakan bahwa tahun 2025, 27% dari pendapatan nasional akan digunakan untuk kesejahteraan sosial.{{Fact}}
Baris 36:
Sebuah studi oleh Divisi Populasi PBB yang dirilis pada tahun 2000 menemukan bahwa Jepang akan perlu untuk menaikkan usia pensiun ke 77 tahun atau mengizinkan imigrasi bersih 17 juta pada tahun 2050 untuk mempertahankan rasio pekerja-ke-pensiunan-nya.<ref name=c>{{cite web|author=Unknown|year=2000|url=http://www.globalaging.org/health/world/overall.htm|title=Aging Populations in Europe, Japan, Korea, Require Action|publisher=India Times|accessdate=2007-12-15| archiveurl= https://web.archive.org/web/20071201192143/http://www.globalaging.org/health/world/overall.htm| archivedate= 1 December 2007 <!--DASHBot-->| deadurl= no}}</ref><ref>[http://www.un.org/esa/population/publications/migration/japan.pdf]</ref>
 
Menyadari kemungkinan lebih rendah bahwa orang tua akan tinggal dengan anak dewasa dan kemungkinan yang lebih tinggi dari partisipasi setiap anak atau  menantu dalam angkatan kerja yang dibayar, pemerintah mendorong pembentukan [[rumah jompo]], fasilitas penitipan anak untuk orang tua, dan program kesehatan di rumah. Masa hidup yang lebih panjang akan mengubah hubungan antara pasangan dan lintas generasi, menciptakan tanggung jawab baru pemerintah , dan mengubah hampir semua aspek kehidupan sosial.
 
Orang yang pensiun membuat jalan bagi pengusaha untuk mempekerjakan orang-orang usia kerja. Ini memiliki efek menurunkan tingkat pengangguran atau [[rasio seleksi]] sebagaimana orang tua umumnya berhenti bekerja atau mencari pekerjaan. Rasio pekerjaan Jepang untuk pelamar terus meningkat dari Mei 2010 sampai awal 2011.<ref>{{cite news| url=http://www.bloomberg.com/apps/quote?ticker=JBTARATE:IND |title=Japan Jobs to Applicants Ratio SA| work=Bloomberg}}</ref>
 
== Kebijakan pemerintah ==
Jepang terus mengalami penurunan tingkat kelahiran saat memasuki abad ke-21. Ke depan, laporan statistik pemerintah pada tahun 2030 akan ada sekitar jumlah yang sama dari populasi usia kerja seperti pada tahun 1950.<ref>Ministry of Internal Affairs and Communications, “Trends in Population”</ref> Jepang akan mengalami penurunan pada kelompok usia anak-anak dan usia kerja, dan peningkatan tajam pada kelompok berusia lebih dari 65 tahun.
 
Penurunan dalam kelompok usia kerja dapat menyebabkan ekonomi menyusut jika produktivitas tidak meningkat lebih cepat daripada tingkat penurunan tenaga kerja. Dalam beberapa tahun ke depan, kelompok pertama "baby boomer" akan mencapai usia pensiun dan peneliti percaya ini akan menyebabkan peningkatan utang, defisit, dan deflasi Jepang.<ref>“Into the Unknown.” The Economist, http://proquest.umi.com.ezproxy.umuc.edu/pqdweb?did=2195236471&sid=1&Fmt=3&clientId=8724&RQT=309&VName=PQD{{Pranala mati|date=April 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, accessed May 22, 2011.</ref> Jepang akan perlu meningkatkan baik jumlah tenaga kerja dan produktivitas industri untuk menunjang penuaan populasi.
 
Jepang menangani masalah-masalah demografi dengan mengembangkan kebijakan untuk menjaga lebih dari penduduknya terlibat dalam angkatan kerja. Pemerintah telah memperkenalkan insentif, seperti perawatan anak gratis, peningkatan tunjangan anak dan 6 bulan cuti melahirkan. Hasil dari insentif ini belum seperti yang diharapkan, terutama karena kurangnya jelas perhatian oleh masyarakat Jepang. Dalam jajak pendapat terbaru yang dilakukan oleh surat kabar terkemuka, Japan Today, 59% responden tidak berpikir populasi yang menua akan memiliki dampak negatif, dan 36% percaya akan memiliki dampak positif pada pemecahan kelebihan penduduk. Pemerintah telah mengidentifikasi kesenjangan antara proyeksi demografis dan aspirasi warganya. Misalnya, penelitian telah menemukan bahwa pasangan yang sudah menikah ingin memiliki lebih dari dua anak, tetapi tingkat kesuburan saat ini hanya 1,75.<ref name="mhlw.go.jp">Ministry of Health, Labour and Welfare, “Introduction to the Revised Child Care and Family Care Leave Law,” http://www.mhlw.go.jp/english/index.html, accessed May 22, 2011.</ref>
Baris 62:
 
=== Amerika Utara, Australia dan Kepulauan Britania ===
Sebaliknya, [[Australia]], [[Kanada]] dan [[Amerika Serikat]] akan melihat pertumbuhan tenaga kerja mereka. Kepulauan Britania juga akan melihat pertumbuhan penduduk, dengan perkiraan penduduk [[Inggris]] meningkat menjadi 77 juta pada tahun 2050 dan [[Republik Irlandia|Irlandia]] meningkat 7 sampai 8 juta pada saat ini. Pertumbuhan di sini karena tingkat kesuburan yang lebih tinggi dan peningkatan warga negara asing.<ref name=f>{{cite web|author=Paul S. Hewitt|year=2002|url=http://www.globalaging.org/health/world/depopulationeuropejapan.htm|title=Depopulation and Ageing in Europe and Japan: The Hazardous Transition to a Labor Shortage Economy|publisher=International Politics and Society|accessdate=2007-12-15| archiveurl= https://web.archive.org/web/20071227192352/http://www.globalaging.org/health/world/depopulationeuropejapan.htm| archivedate= 27 December 2007 <!--DASHBot-->| deadurl= no}}</ref>
 
== Lihat pula ==
Baris 74:
== Pranala luar ==
* [http://www.nbr.org/research/activity.aspx?id=131 Another Tsunami Warning: Caring for Japan’s Elderly], (Ringkasan Ahli NBR, April 2011)
 
[[Kategori:Penuaan]]
[[Kategori:Demografi Jepang]]
[[Kategori:Kontribusi Bulan Asia Wikipedia]]