Penuaan Jepang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
k bentuk baku
Baris 11:
 
=== Proyeksi ===
[[Kementerian Kesehatan Jepang]] memperkirakan jumlah penduduk nasional akan turun 25% dari 127,8 juta pada tahun 2005, menjadi 95,2 juta pada tahun 2050.<ref name="b">[http://www.bloomberg.com/apps/news?pid=20601101&sid=aIzv9oPDe_.4 Japan's Elderly Population Rises to Record, Government Says] Bloomberg.</ref> Penduduk lanjut usia Jepang, yang berusia 65 tahun atau lebih, terdiri dari 20% dari populasi nasional pada bulan Juni 2006,<ref name=d>{{cite web|author=|year=|url=http://goldsea.com/Asiagate/607/17europe.html|title=Europe's Aging Population Faces Social Problems Similar to Japan's|publisher=Goldsea Asian American Daily|accessdate=2007-12-15}}</ref> persentase diperkirakan akan meningkat menjadi 38% pada tahun 2055.<ref>{{cite web | url = http://www.ifs.du.edu/ifs/frm_GraphicalDisplay.aspx?ListNames=%22Population+65+or+More+as+Percent+of+Total%22&HistFor=False&GrpOp=0&Dim1=81&File=0 |title=Population of Japan, Aged 65 and older| author=International Futures | accessdate = 2012-12-05}}</ref>
 
== Penyebab ==
Baris 21:
 
=== "Lajang parasit" dan "Pria herbivora" ===
Di Jepang semakin banyak wanita muda yang lebih memilih untuk tidak menikah, dan hal ini seringkalisering kali dilakukan sebagai pemberontakan terhadap citra tradisional peran wanita sebagai istri dan ibu. Pada tahun 2004, 54% dari wanita Jepang berusia 20-an adalah masih lajang, sementara hanya 30,6% yang lajang pada tahun 1985.<ref name="Wiseman">{{cite news|last=Wiseman|first=Paul|title=No sex please we're Japanese|url=http://www.usatoday.com/news/world/2004-06-02-japan-women-usat_x.htm|accessdate=May 10, 2012|newspaper=USA Today|date=6/2/2004}}</ref>
 
Wanita muda bahkan mengambil bagian dalam gaya hidup berpusat pada teman-teman, pekerjaan, dan menghabiskan sejumlah besar pendapatan mereka; orang dewasa Jepang yang belum kawin biasanya tinggal bersama orang tua mereka, sehingga menghemat biaya rumah tangga dan meningkatkan jumlah uang yang tersedia untuk hiburan. Sosiolog Masahiro Yamada memberi cap orang dewasa muda tersebut sebagai "lajang parasit". Beberapa wanita muda bereaksi dengan menciptakan kartu nama dengan nama mereka dan gelar "Parasit Lajang" dicetak di atasnya. Media Jepang telah memberikan cakupan berat untuk penurunan angka kelahiran Jepang, namun tren ini terus berlanjut.<ref name="Wiseman"/>