Penyangkalan genosida Armenia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Jonoo27 (bicara | kontrib)
Baris 67:
* {{harvnb|Chorbajian|2016|p=169|ps=. "As this applies to the Armenians, their physical extermination, violent assimilation, and erasure from memory represent a significant continuity in the transition from the Ottoman Empire to the Republic of Turkey. The planning and implementation of the Armenian Genocide as an act of commission (1915–22) and omission (1923–present) constitute the final act of the Ottoman Empire and the start of a process of Turkification that defines the Turkish Republic a century later."}}</ref> Penghancuran Kristen kelas menengah, dan pembagian harta benda mereka, memberikan kesempatan pembentukan kaum borjuis Muslim/Turki baru.{{sfn|Kévorkian|2011|p=810}}{{sfn|Akçam|2012|pp=361–362}}{{sfn|Avedian|2012|p=813}} Terdapat kelanjutan signifikan antara Kekaisaran Utsmaniyah dan Republik Turki, serta [[Partai Rakyat Republik]] menjadi penerus Komite Persatuan dan Kemajuan yang mendalangi genosida tersebut.<ref>{{cite journal |last1=Üngör |first1=Uğur Ümit |author1-link=Uğur Ümit Üngör |title=Geographies of Nationalism and Violence: Rethinking Young Turk 'Social Engineering' |journal=European Journal of Turkish Studies. Social Sciences on Contemporary Turkey |date=2008 |issue=7 |doi=10.4000/ejts.2583 |url=https://journals.openedition.org/ejts/2583#ftn1 |language=en |issn=1773-0546|doi-access=free }}</ref><ref name=Zurcher308>{{harvnb|Zürcher|2011|p=308|ps=. "In ideological terms there is thus a great deal of continuity between the periods of 1912–1918 and 1918–1923. This should come as no surprise... the cadres of the national resistance movement almost without exception consisted of former Unionists, who had been shaped by their shared experience of the previous decade."}}</ref> [[Gerakan kebangsaan Turki]] bergantung pada dukungan dari orang-orang yang melakukan genosida tersebut atau yang memperkaya diri mereka sendiri dari kejadian tersebut, menciptakan dorongan untuk pembungkaman.<ref name=Zurcher316/><ref>{{harvnb|Avedian|2012|p=806}}; {{harvnb|Cheterian|2015|p=155}}; {{harvnb|Baer|2020|p=83}}; {{harvnb|Dixon|2010a|p=468|ps=. "Many contemporary scholars emphasise that this official narrative [on the Armenian Genocide] is largely shaped by continuities and constraints inherited from the founding of the Republic. In particular, they highlight the striking continuities among political elites from the Young Turk through the Republican periods, the concentrated interests of a small group of business and political elites whose wealth can be traced back to confiscated Armenian assets, and the homogenising and Turkifying nature of Turkish national identity."}}</ref> Penyangkalan dan meremehkan kejahatan masa perang berdampak penting pada pembentukan watak kebangsaan Turki.{{sfn|Kieser|2018|pp=385–386}}
 
Setelah genosida, sebagian besar penyintas memperjuangkan sebuah negara Armenia di timur Anatolia; perang antara golongan kebangsaan Turki dan Armenia menjadi kejahatan besar yang dilakukan kedua belah pihak. Tuntutan politik berikutnya dan pembunuhan Muslim oleh Armenia seringkali dipakai secara berulang untuk membenarkan genosida tahun 1915.<ref name=Ekm7>{{harvnb|Ekmekçioğlu|2016|p=7. "|ps=Even though the putative mass Armenian "betrayal" happened after the Young Turks acted on their plan to eradicate Armenianness, Turkish nationalist narratives have used Armenians' 'collaboration with the enemy' and secessionist agenda during the postwar occupation years as a justification for the 1915 'deportations'."}}</ref>{{sfn|Ulgen|2010|pp=376–377}} [[Perjanjian Sèvres]] memberikan wilayah besar kepada Armenia di timur Anatolia, namun taktidak pernah diimplementasikan karena [[invasi Armenia oleh Turki]] pada 1920.{{sfn|Suny|2015|pp=340–341}}{{sfn|Bloxham|2005|pp=101–102}} Pasukan Turki melakukan pembantaian penyintas Armenia di [[Kilikia]] dan mengakibatkan sekitar 200.000 orang Armenia tewas menyusul invasi Kaukasus dan [[Republik Armenia Pertama]]. Sehingga, sejarawan [[Rouben Paul Adalian]] berpendapat bahwa "[[Mustafa Kemal]] [pemimpin gerakan kebangsaan Turki] merampungkan tindakan yang dimulai oleh Talaat dan Enver pada tahun 1915."<ref>{{cite encyclopedia|last1=Adalian |first1=Rouben Paul |author1-link=Rouben Paul Adalian |title=Ataturk, Mustafa Kemal |url=https://www.armenian-genocide.org/kemal.html |editor-last=Charny |editor-first=Israel W.|encyclopedia=Encyclopedia of Genocide: A–H |date=1999 |publisher=[[ABC-CLIO]] |isbn=978-0-87436-928-1 |language=en}}</ref>{{sfn|Avedian|2012|p=818}}{{sfn|Kieser|2018|pp=319–320}}
 
Pemerintahan Utsmaniyah di Konstantinopel [[Pengadilan Militer Khusus Utsmaniyah|mengadakan pengadilan militer]] menangani para pelaku pada 1919 demi menenangkan blok Barat. Sehingga, bukti disabotase, dan banyak pelaku didorong untuk kabur ke pedalaman. Kenyataan pembantaian massal yang disponsori negara tidak disangkal, tetapi banyak kelompok masyarakat menganggapnya dibutuhkan dan dibenarkan.{{sfn|Kévorkian|2011|pp=810–811}}{{sfn|Göçek|2011|pp=45–46|ps=. "First, none of these works, originally penned around the time of the events of 1915, question the occurrence of the Armenian "massacres" ("genocide" did not yet exist as a term)... The later ones, increasingly imbued with protonationalist sentiments, view the committed crimes as a duty necessary for the establishment and preservation of a Turkish fatherland."}} Sebagaimana yang dinyatakan dalam laporan [[Kantor Luar Negeri, Persemakmuran, dan Pembangunan|Kantor Luar Negeri Britania Raya]], "tidak ada satu dalam seribu orang Turki yang dapat membayangkan bahwa bisa jadi ada seorang Turki yang layak untuk digantung karena pembunuhan orang-orang Kristen."{{sfn|Avedian|2012|p=816}} Kemal berulang kali menuduh orang-orang Armenia merencanakan pemusnahan Muslim di Anatolia.{{sfn|Ulgen|2010|pp=378–380}} Ia mengkontraskan "orang Armenia pembunuh" dengan orang Turki, yang digambarkan sebagai bangsa yang sepenuhnya taktidak bersalah dan tertindas.{{sfn|Ulgen|2010|p=371}} Pada 1919, Kemal membela kebijakan pemerintah Utsmaniyah terhadap orang-orang Kristen, dengan berkata "Apapun hal yang menimpa kalangan non-Muslim yang tinggal di negara kami, adalah hasil kebijakan separatisme yang mereka lakukan dengan cara yang keji, ketika mereka mengizinkan diri mereka sendiri dijadikan alat-alat intrik asing dan menyalahgunakan hak-hak mereka."{{sfn|Baer|2020|p=79}}{{sfn|Zürcher|2011|p=312}}
 
==Di Turki==
===Penyebab===
[[File:Talaat Pasha grave.jpg|thumb|upright=0.8|[[Talat Pasha]], dalang genosida, dikebumikan pada 1943 di [[Monumen Kebebasan, Istanbul]] sebagai pahlawan nasional.{{sfn|Kieser|2018|p=419}}{{sfn|Göçek |2015|p=267}}]]
Sejarawan [[Erik-Jan Zürcher]] berpendapat bahwa, semenjak gerakan kebangsaan Turki bergantung pada dukungan koalisi besar dari para pihak yang mendapatkan keuntungan dari genosida tersebut, taktidak mungkin gerakan tersebut lekang dengan masa lalu.<ref name=Zurcher316>{{harvnb|Zürcher|2011|p=316. "|ps=Many of the people in central positions of power (Şükrü Kaya, Kazım Özalp, Abdülhalik Renda, Kılıç Ali) had been personally involved in the massacres, but besides that, the ruling elite as a whole depended on a coalition with provincial notables, landlords, and tribal chiefs, who had profited immensely from the departure of the Armenians and the Greeks. It was what Fatma Müge Göçek has called an unspoken "devil's bargain." A serious attempt to distance the republic from the genocide could have destabilized the ruling coalition on which the state depended for its stability."}}</ref> Semenjak pembentukan republik, genosida tersebut dipandang sebagai keharusan dan ''[[raison d'état]]''.{{sfn|Aybak|2016|p=14}}{{sfn|Akçam|2012|p=xi}} Kebanyakan pelaku utama, terutama Talat Pasha, dihormati sebagai pahlawan nasional Turki. Banyak sekolah, jalan raya dan masjid masih mengambil nama dari mereka.<ref>{{cite journal|last1=Hofmann|first1=Tessa|date=2016|title=Open Wounds: Armenians, Turks, and a Century of Genocide by Vicken Cheterian|journal=Histoire sociale/Social history|volume=49|issue=100|pages=662–664|doi=10.1353/his.2016.0046|quote=Pendirian republik Turki dan para pelaku genosida Komite Persatuan dan Kemajuan hingga hari ini diperingati dengan penuh kebanggaan. Masjid, sekolah dan taman kanak-kanak, jalan raya, dan alun-alun di Turki terus menyandang nama para pelaku tingkat tinggi.|author1-link=Tessa Hofmann}}<br />{{harvnb|Kieser|2018|p=xii|ps=. "[Talat Pasha's] legacy is present in powerful patterns of government and political thought, as well as in the name of many streets, schools, and mosques dedicated to him in and outside Turkey... In the eyes of his admirers in Turkey today, and throughout the twentieth century, he was a great statesman, skillful revolutionary, and farsighted founding father..."}}<br />{{harvnb|Avedian|2012|p=816|ps=. "Talaat and Cemal, both sentenced to the death in absentia for their key involvement in the Armenian massacres and war crimes, were given posthumous state burials in Turkey, and were elevated to the rank of national heroes."}}</ref> Orang-orang yang didakwa dan dihukum mati oleh pengadilan pada masa setelah perang atas kejahatan melawan orang-orang Armenia, seperti [[Mehmet Kemal]] dan [[Behramzade Nusret]], dihormati sebagai [[syuhada]] nasional yang mulia dan para keluarga mereka dianugerahi oleh negara dengan barang-barang Armenia yang disita.{{sfn|Avedian|2012|p=816}}{{sfn|Kévorkian|2011|p=811}} Sejarawan Turki [[Taner Akçam]] menyatakan bahwa, "Tidak mudah bagi suatu bangsa untuk menyebut para bapak bangsanya sebagai pembunuh dan pencuri."<ref name="Arango">{{cite news |last1=Arango |first1=Tim|author-link=Tim Arango |title=A Century After Armenian Genocide, Turkey's Denial Only Deepens |url=https://www.nytimes.com/2015/04/17/world/europe/turkeys-century-of-denial-about-an-armenian-genocide.html |access-date=15 December 2020 |work=[[The New York Times]] |date=16 April 2015|archive-url=https://web.archive.org/web/20150416141644/http://www.nytimes.com/2015/04/17/world/europe/turkeys-century-of-denial-about-an-armenian-genocide.html|archive-date=16 April 2015|url-status=live}}</ref> Kieser dan sejarawan lain berpendapat bahwa "alasan tunggal paling utama dari ketidakmampuan untuk menerima kekejaman adalah keutamaan pembantaian Armenia untuk pendirian negara-bangsa Turki."<ref name="foundational violence" /> Sejarawan Turki [[Doğan Gürpınar]] berkata bahwa pengakuan genosida akan berujung pada pertanyaan terhadap dugaan mendasar dari negara-bangsa Turki.{{sfn|Gürpınar|2013|p=420|ps=. "...the official narrative on the Armenian massacres constituted one of the principal pillars of the regime of truth of the Turkish state. Culpability for these massacres would incur enormous moral liability; tarnish the self-styled claim to national innocence, benevolence and self-reputation of the Turkish state and the Turkish people; and blemish the course of Turkish history. Apparently, this would also be tantamount to casting doubt on the credibility of the foundational axioms of Kemalism and the Turkish nation-state."}}
 
Satu faktor dalam menjelaskan penyangkalan adalah [[Sindrom Sèvres]], sebuah keyakinan populer bahwa Turki dikepung oleh para musuh bebuyutan.{{sfn|Bilali|2013|p=29}}{{sfn|Dixon|2010b|p=106}} Meskipun kecil kemungkinannya bahwa pengakuan akan berujung pada perubahan wilayah apapun, banyak pejabat Turki meyakini bahwa pengakuan genosida adalah bagian dari rencana untuk mempartisi Turki atau menuntut [[ganti rugi genosida Armenia|ganti rugi]] lainnya.{{sfn|Dixon|2010b|p=107}}{{sfn|Akçam|2012|p=xii}}{{sfn|Avedian|2012|p=799}} Pengakuan genosida dianggap oleh negara sebagai ancaman terhadap [[keamanan nasional]] Turki, dan orang-orang Turki yang melakukannya dipandang sebagai pengkhianat.{{sfn|Akçam|2012|p=xi. "|ps='National security' not only explained and justified the traumatic events of the past but would also support the construction of genocide denial in the future. Thereafter, an open and frank discussion of history would be perceived as a subversive act aimed at partitioning the state. Well into the new millennium, Turkish citizens who demanded an honest historical accounting were still being treated as national security risks, branded as traitors to the homeland or dupes of hostile foreign powers, and targeted with threats."}}{{sfn|Gürpınar|2016|pp=224–225}} Pada kerja lapangan di sebuah desa Anatolia pada 1980-an, antropolog [[The Pedagogical State|Sam Kaplan]] menemukan bahwa "kekhawatiran besar bahwa orang-orang Armenia akan kembali&nbsp;... dan merebut kembali tanah-tanah mereka masih mencengkeram khayalan orang-orang lokal".<ref>{{cite book |last1=Dixon |first1=Jennifer M. |title=[[Dark Pasts|Dark Pasts: Changing the State's Story in Turkey and Japan]] |date=2018 |publisher=[[Cornell University Press]] |isbn=978-1-5017-3025-2 |page=42 |language=en}}</ref>
Baris 118:
 
===Amerika Serikat===
Sejarawan [[Donald Bloxham]] menyatakan bahwa, "Dalam esensi paling nyata, 'penyangkalan genosida' diterima dan dilanjutkan oleh pemerintahan Amerika Serikat sebelum istilah genosida dicetuskan."{{sfn|Bloxham|2006|p=44}}{{sfn|Suciyan|2015|p=85}} Di Turki pada masa antar-perang, para diplomat Amerika Serikat berpengaruh seperti [[Mark L. Bristol]] dan [[Joseph Grew]] memajukan pandangan golongan kebangsaan Turki bahwa genosida Armenia adalah perang melawan unsur-unsur imperialisme.{{sfn|Suciyan|2015|p=85}}{{sfn|Bloxham|2006|p=41}} Pada 1922, sebelum menerima [[konsesi Chester]], [[Colby Chester]] berpendapatberargumen bahwa umat Kristen dari Anatolia taktidak dibantai. Tulisannya menampilkan banyak tema dari penyangkalan genosida berikutnya.{{sfn|Chorbajian|2016|p=175}}{{sfn|Bloxham|2006|p=42}} Pada 1930an, kedubes Turki menghalangi rencana adaptasi film terhadap novel populer karangan [[Franz Werfel]] berjudul ''[[The Forty Days of Musa Dagh]]'' oleh perusahaan Amerika Serikat [[MGM]], dengan mengancam akan memboikot film-film Amerika. Kedubes Turki, dengan dukungan [[Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat|Kemenlu AS]], mengupayakan penurunan layar terhadap film tersebut pada 1950-an dan 1960-an.{{sfn|Bloxham|2006|p=44}}{{sfn|Chorbajian|2016|pp=177–178}}
 
Turki memulai lobi politik pada sekitar tahun 1975.<ref name="Mamigonian2013">{{cite news |last1=Mamigonian |first1=Marc |title=Scholarship, Manufacturing Doubt, and Genocide Denial |url=https://armenianweekly.com/2013/05/02/scholarship-manufacturing-doubt-and-genocide-denial/ |access-date=4 January 2021 |work=The Armenian Weekly |date=2 May 2013}}</ref> [[Şükrü Elekdağ]], dubes Turki untuk AS dari 1979 sampai 1989, bekerja keras untuk melawan tren pengakuan genosida Armenia dengan mempengaruhimemengaruhi para akademisi, kepentingan bisnis, dan kelompok Yahudi.{{sfn|Dixon|2010a|p=474}} Para anggota komite [[United States Holocaust Memorial Museum]] melaporkan Elekdağ berkata kepada mereka bahwa keselamatan orang Yahudi di Turki taktidak terjamin jika museum tersebut menyoroti genosida Armenia.{{sfn|Baer|2020|p=124|ps=. "President Jimmy Carter's Jewish aide, Stuart Eizenstat, reported that Turkish ambassador Şükrü Elekdağ (in office 1979–1989) told him that although Turkey had treated its Jews well for centuries and had taken in Jewish refugees from Nazi Germany, if the Armenian genocide were included in the new museum, 'Turkey could no longer guarantee the safety of the Jews in Turkey'." Elekdağ was also reported making a similar comment to another member of the Holocaust Memorial Museum Committee."}} Pada masa penugasannya, [[Institute of Turkish Studies]] (ITS) dibentuk, didanai $3&nbsp;juta dari Turki, dan negara tersebut menggelontorkanmengeluarkan $1&nbsp;juta setiap tahun untuk [[hubungan masyarakat]].{{sfn|Dixon|2010a|p=474}} Pada 2000, Elekdağ mengeluhkan bahwa ITS telah "kehilangan fungsinya dan keefektifannya."<ref name="Mamigonian2013"/> Turki mengancam memotong akses Amerika Serikat ke pangkalan-pangkalan udara penting di Turki karena telah mengakui genosida tersebut.{{sfn|Smith|2015|p=6}} Pada 2007, sebuah resolusi [[Kongres Amerika Serikat|Kongresional]] untuk pengakuan genosida gagal karena tekanan Turki. Para penentang UU tersebut berkata bahwa genosida telah terjadi, namun menentang pengakuan resminya karena berdampak pada hubungan baik dengan Turki.{{sfn|Mamigonian|2015|p=66}} Setiap tahun sejak 1994, presiden Amerika Serikat mengeluarkan pesan peringatan pada 24&nbsp;April. Turki terkadang melakukan tekanan-tekanan untuk menghindarkan presiden dari pemakaian kata "genosida".{{sfn|Göçek|2015|p=2}}<ref>{{cite web |title=U.S. Presidential Statements |url=https://www.armenian-genocide.org/current_category.4/affirmation_list.html |website=[[Armenian National Institute]] |access-date=22 March 2021}}</ref> Pada 2019, kedua dewan Kongres mengesahkan resolusi yang secara resmi mengakui genosida tersebut.{{sfn|Ben Aharon|2019|p=345}}{{sfn|Baer|2020|p=296}} Pada 24 April 2021, bertepatan dengan [[Hari Peringatan Genosida Armenia]], Presiden [[Joe Biden]] menyebut peristiwa tersebut sebagai "genosida" dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Gedung Putih.<ref>{{Cite web|date=2021-04-24|title=Statement by President Joe Biden on Armenian Remembrance Day|url=https://www.whitehouse.gov/briefing-room/statements-releases/2021/04/24/statement-by-president-joe-biden-on-armenian-remembrance-day/|access-date=2021-04-24|website=The White House|language=en-US}}</ref>
 
===Britania Raya===
Pada sekitar tahun 2000, pengacara HAM [[Geoffrey Robertson]] menyatakan, "penyangkalan genosida telah mengakar sendiri dalam Departemen Timur [dari [[Foreign, Commonwealth and Development Office|Foreign and Commonwealth Office]] (FCO)] ... sedemikian rupa sehingga mengarahkanmemberi pengarahan kepada para menteri dengan mengabaikan fakta-fakta yang dapat dengan mudah dipastikan", seperti catatannya sendiri dari masa itu.{{sfn|Robertson|2016|pp=75–76, 81}} Pada 2006, dalam sebuah tanggapan terhadap debat yang dilakukandimulai oleh anggota parlemen [[Steven Pound]], seorang perwakilan FCO berkata bahwa Britania Raya taktidak mengakui genosida tersebut karena "buktinya tidak cukup tegas".{{sfn|Robertson|2016|p=77}}
 
===Israel===
Baris 135:
Sampai abad kedua puluh satu [[kajian Utsmaniyah]] dan [[kajian Turki|Turki]] memarginalisasi pembantaian orang-orang Armenia, yang banyak akademisi pandang sebagai tindakan masa perang yang dibenarkan oleh kedaruratan dan mencegah diskusi mendalam. Bidang-bidang tersebut telah lama menikmati hubungan kelembagaan dengan negara Turki. Pernyataan-pernyataan oleh para akademisi dikutip lebih lanjut untuk agenda penyangkalan Turki.<ref>{{harvnb|Eissenstat|2014|p=24}}; {{harvnb|Quataert|2006|pp=249–250, 258}}; {{harvnb|Gutman|2015|pp=167–168}}; {{harvnb|Akçam|2012|p=xxv}}; {{harvnb|Cheterian|2018a|p=199}}.</ref> Para sejarawan yang mengakui genosida mengkhawatirkan pembalasan profesional terhadap pengekspresian pandangan mereka.<ref name="Watenpaugh"/><ref name=jadaliyya>{{cite news |title=Marc David Baer, Sultanic Saviors and Tolerant Turks: Writing Ottoman Jewish History, Denying the Armenian Genocide (New Texts Out Now) |url=https://www.jadaliyya.com/Details/41978 |access-date=17 December 2020|date=9 November 2020 |work=[[Jadaliyya]]}}</ref> Metodologi penyangkalan sebanding dengan taktik [[industri tembakau]] atau [[penyangkalan pemanasan global]]: membiayai penelitian yang bias, menciptakan tabir asap dari keraguan, dan sehingga [[kontroversi buatan|membuat sebuah kontroversi]]{{sfn|Baer|2020|p=208}}{{sfn|Mamigonian|2015|pp=63–64}}{{sfn|Auron|2003|pp=9–10}} where there is no genuine academic dispute.{{sfn|MacDonald|2008|p=241}}
 
Pada permulaan 1980-an, pemerintah Turki mendanai lembaga-lembaga riset untuk mencegah pengakuan genosida.{{sfn|Baer|2020|p=129}}{{sfn|Auron|2003|p=47}}<ref name="Mamigonian2013"/> Pada 19&nbsp;Mei 1985, ''[[The New York Times]]'' dan ''[[The Washington Post]]'' menjalankan iklan dari [[Assembly of Turkish American Associations]]{{sfn|Mamigonian|2015|p=67}} yang terdiri dari 69 akademisi—kebanyakan profesor sejarah Utsmaniyah yang mengabdi di Amerika Serikat pada masa itu—menyerukan agar Kongres tak mengadopsiKongrestidakmengadopsi resolusi terhadap genosida Armenia.{{sfn|Eissenstat|2014|pp=24–25}}{{sfn|Baer|2020|p=xi}}{{sfn|Auron|2003|pp= 226–227}} Kebanyakan penandatangan menerima upah penelitian yang didanai oleh pemerintah Turki, dan mayoritas bukanlah spesialis dalam bidang Kekaisaran Utsmaniyah akhir.<ref name=Hovanisian224>{{cite book|first=Richard G. |last=Hovannisian|author-link=Richard G. Hovannisian|url=https://books.google.com/books?id=kiBHkRtRmIIC&pg=PA224|title= Remembrance and Denial: The Case of the Armenian Genocide|publisher= [[Wayne State University Press]]|date=1999|isbn=978-0814327777|page= 224}}</ref><ref name="The Psychological Satisfaction of Denials">{{cite journal|url=https://www.ideajournal.com/articles.php?id=27|title=The Psychological Satisfaction of Denials of the Holocaust or Other Genocides by Non-Extremists or Bigots, and Even by Known Scholars|archive-url=https://web.archive.org/web/20071224203627/http://www.ideajournal.com/articles.php?id=27 |archive-date=24 December 2007 |first= Israel |last=Charny|journal =IDEA|date= 17 July 2001|volume= 6| number= 1|issn=0019-1272}}</ref> [[Heath Lowry]], direktur Institute of Turkish Studies, membantu mengamankan penandatanganan tersebut. Atas upayanya, Lowry menerima Penghargaan Yayasan untuk Promosi dan Pengakuan Turki.{{sfn|Baer|2020|p=130}}{{sfn|Auron|2003|pp= 226–227}} Sepanjang dasawarsa berikutnya, Turki menandai enam ketua kajian Utsmaniyah dan Turki untuk melawan pengakuan terhadap genosida tersebut. Lowry diangkat menjadi salah satu ketuanya.{{sfn|Baer|2020|p=130}} Menurut sejarawan [[Keith David Watenpaugh]], resolusi tersebut memiliki "pengaruh mengerikan dan berkelanjutan terhadap generasi cendekiawan yang dibesarkan."<ref name="Watenpaugh">{{cite journal |last1=Watenpaugh |first1=Keith David |author1-link=Keith David Watenpaugh |title=Fatma Müge Göçek. Denial of Violence: Ottoman Past, Turkish Present, and Collective Violence against the Armenians, 1789–2009; Ronald Grigor Suny. "They Can Live in the Desert but Nowhere Else": A History of the Armenian Genocide. |journal=[[The American Historical Review]] |date=2017 |volume=122 |issue=2 |pages=478–481 [479]|doi=10.1093/ahr/122.2.478 }}</ref> Pada 2000, Elekdağ memajukan pernyataan yang taktidak berguna karena taktidak ada penandatangan asli selain [[Justin McCarthy (sejarawan Amerika Serikat)|Justin McCarthy]] sepakat untuk menandatangani deklarasi serupa lainnya.{{sfn|Mamigonian|2015|p=67}}
 
Denialisme akademi paling terkini di Amerika Serikat menyoroti dakwaan pemberontakan Armenia, yang dikatakan untuk membenarkan penindasan Armenia sebagai [[pemberontakan balasan]] yang sah.{{sfn|Suny|2015|p=375}} Pada 2009, [[Universitas Utah]] membuka "Proyek Kajian Turki", yang didanai oleh [[Turkish Coalition of America]] (TCA) dan dipimpin oleh [[M. Hakan Yavuz]], dengan Elekdağ pada badan penasehat.{{sfn|Hovannisian|2015|p=234}}{{sfn|Mamigonian|2015|p=67}} [[University of Utah Press]] menerbitkan banyak buku yang menyangkali genosida tersebut,{{sfn|Suny|2015|p=375}}{{sfn|Hovannisian|2015|p=234}} dimulai dengan ''[[The Armenian Massacres in Ottoman Turkey]]'' (2006) karya [[Guenter Lewy]]. Buku Lewy ditolak oleh sebelas penerbit. Menurut Marc Mamigonian, karya tersebut menjadi "salah satu buku pelajaran penyangkalan modern penting".{{sfn|Hovannisian|2015|p=232}}{{sfn|Mamigonian|2015|p=68}} TCA juga memberikan bantuan keuangan kepadanya banyak pengarang yang meliputi McCarthy, [[Michael Gunter]], Yücel Güçlü, dan [[Edward J. Erickson]] untuk menulis buku-buku yang menyangkali genosida Armenia.{{sfn|Hovannisian|2015|p=234}} Menurut [[Richard G. Hovannisian]], salah satu penyangkal dalam bidang akademik, nyaris seluruh hubungan dengan Turki dan orang-orang dengan kewarganegaraan Turki semuanya mengabdi untuk kementerian luar negeri Turki.{{sfn|Hovannisian|2015|p=243}}
 
===Kontroversi integritas akademik===
Kebanyakan pakar menganggap taktidak etis bagi para akademisi untuk menyangkali genosida Armenia.<ref name=jadaliyya/><ref>{{harvnb|Smith ''et al.''|1995|p=13}}; {{harvnb|Erbal|2015|pp=783–784}}; {{cite journal|author=Watenpaugh, Keith David|title=A Response to Michael Gunter's Review of the Armenian Massacres in Ottoman Turkey: A Disputed Genocide (''IJMES'' 38 &#91;2006&#93;: 598–601)|author-link=Keith David Watenpaugh|url=|journal=[[International Journal of Middle East Studies]]|volume=39|issue=3|date=2007|pages=512–514|jstor=30069561|doi=10.1017/S0020743807070869}}; {{cite book |last1=Sjöberg |first1=Erik|author-link=Erik Sjöberg (sejarawan) |title=The Making of the Greek Genocide: Contested Memories of the Ottoman Greek Catastrophe |date=2016 |publisher=[[Berghahn Books]] |isbn=978-1-78533-326-2 |page=232}}</ref> Di luar itu, terdapat banyak kontroversi tentang [[integritas akademik]] terkait penyangkalan genosida. Pada 1990, psikiatris [[Robert Jay Lifton]] menerima surat dari {{ill|Nüzhet Kandemir|tr}}, dubes Turki untuk Amerika Serikat, mempertanyakan rujukan-rujukan kepada genosida Armenia dalam salah satu buku Lifton. Dubes tersebut secara taktidak sengaja menyertakan rancangan surat dari Lowry yang menasehati dubes soal cara untuk menghindari penyebutan genosida Armenia dalam karya-karya pembelajaran. Lowry kemudian mengangkat Profesor Kajian Utsmaniyah Atatürk di [[Universitas Princeton]], yang didanai oleh pemerintah Turki dengan uang sejumlah $750.000. Tindakannya dipandang sebagai "penyusupan pembelajaran".{{sfn|Smith ''et al.''|1995|p=2, ''passim''}} Ia kemudian berkata bahwa ini adalah kekeliruan penulisan surat.<ref>{{cite news |last1=Honan |first1=William H. |title=Princeton Is Accused of Fronting For the Turkish Government |url=https://www.nytimes.com/1996/05/22/nyregion/princeton-is-accused-of-fronting-for-the-turkish-government.html |access-date=14 December 2020 |work=The New York Times |date=22 May 1996}}</ref>
 
Pada 2006, sejarawan Ottomanis [[Donald Quataert]]—salah satu dari 69 penandatangan pernyataan tahun 1985 untuk Kongres Amerika Serikat<ref name=Erbal784/>—mengulas ''[[The Great Game of Genocide]]'', sebuah buku tentang genosida Armenia, sepakat bahwa "genosida" adalah kata yang benar untuk dipakai.{{sfn|Quataert|2006|pp=251–252}} Artikel tersebut menantang apa yang disebut Quataert sebagai "tembok kebungkaman Ottomanis"{{sfn|Quataert|2006|p=250}} terhadap masalah tersebut.<ref name=Erbal784/><ref name=Gutman168/>{{sfn|Eissenstat|2014|p=25}} Berpekan-pekan kemudian, ia mundur dari jabatan ketua badan direktur Institute of Turkish Studies usai para pejabat Turki mengancam bahwa jika ia taktidak menarik pernyataannya, pendanaan lembaga tersebut akan ditarik. Banyak anggota badan tersebut mengundurkan diri. [[Middle East Studies Association]] dan [[Turkish Studies Association]] mengkritik pelanggaran [[kebebasan akademik]] Quataert.<ref name=Erbal784>{{harvnb|Erbal|2015|p=784|ps=. "Quataert spoke out. For this he paid the price by being forced to leave his position as chair of the board of the Institute of Turkish Studies."}}</ref><ref name=Gutman168>{{harvnb|Gutman|2015|p=168|ps=. "Shortly after its publication, Quataert resigned as chairman of the Institute of Turkish Studies after the Turkish government threatened to revoke the Institute's funding if he did not retract his use of the word genocide."}}</ref>{{sfn|Eissenstat|2014|pp=25–26}}
 
Dalam ceramah yang disampaikan olehnya pada Juni 2011, Akçam menyatakan bahwa pejabat kemenlu Turki berkata kepadanya agar pemerintah Turki memberikan uang kepada para akademisi di Amerika Serikat agar menyangkali genosida tersebut, dengan alasan bahwa kesesuaian antara sumber yang disebutkan olehnya dan buku Gunter ''Armenian History and the Question of Genocide''.<ref name="Asbarez">{{cite news|author-link=Harut Sassounian|last=Sassounian|first=Harut|url=http://asbarez.com/96992/prof-akcam-reveals-turkish-plan-to-pay-scholars-to-deny-the-armenian-genocide/ |title=Prof. Akcam Reveals Turkish Plan to Pay Scholars to Deny the Armenian Genocide|archive-url=https://web.archive.org/web/20110718210643/http://asbarez.com/96992/prof-akcam-reveals-turkish-plan-to-pay-scholars-to-deny-the-armenian-genocide/ |archive-date=18 Juli 2011 |work=[[Asbarez]]|date=12 Juli 2011|access-date= 27 Juli 2011}}</ref> Hovannisian meyakini bahwa buku-buku yang menyangkali genosida tersebut diterbitkan karena selaras dalam [[penelaahan sejawat]] yang berujung pada "keselarasan kuat di antara banyak penelaah sepemahaman yang saling menguntungkan" tanpa memajukan buku-buku tersebut kepada para akademisi yang akan memeriksa kesalahan-kesalahannya.{{sfn|Hovannisian|2015|p=244}}
Baris 148:
==Pemusnahan klaim==
{{see also|Pembenaran genosida}}
Pandangan Turki resmi berdasarkan pada keyakinan bahwa genosida Armenia adalah tindakan negara yang sah dan sehingga taktidak dapat ditantang atas dasar hukum atau moral.{{sfn|Akçam|2012|p=451|ps=. "What must be understood is that the thesis known in Turkey as the 'official version'... takes as its starting point the assumption that the events of 1915 were derived from governmental actions that were, in essence, within the bounds of what are considered normal and legal actions for a state entity and cannot therefore be explained through a recourse to criminality or criminal law. According to this assumption, under certain conditions a government or a state can resort to actions such as 'forcible deportation,' even if they result in the deaths of its own citizens, and there are no moral or legal grounds upon which such actions can be faulted."}} Publikasi-publikasi dari sudut pandang tersebut membagi banyak fakta dasar dengan sejarah non-denialis, namun berbeda dalam penafsiran dan kesimpulannya.{{sfn|Suny|2015|p=xii}} Selaras dengan pembenaran Komite Persatuan dan Kemajuan atas tindakan-tindakannya, karya-karya denialis menampilkan orang-orang Armenia sebagai ancaman yang ada bagi kekaisaran pada masa perang, sesambil menyangkal niat Komite Persatuan dan Kemajuan untuk memusnahkan orang-orang Armenia. Sejarawan [[Ronald Grigor Suny]] menjelaskan argumen denialis utama sebagai, "Tidak ada genosida, dan orang-orang Armenia mesti disalahkan."<ref name=Sunyintro>{{harvnb|Suny|2015|pp=xii–xiii|ps=. "The Turkish state and those few historians who reject the notion of genocide have argued that the tragedy was the result of a reasonable and understandable response of a government to a rebellious and seditious population in time of war and mortal danger to the state's survival... There was no genocide, and the Armenians were to blame for it. They were rebellious, seditious subjects who presented a danger to the empire and got what they deserved... Still—the denialists claim—despite the existential threat posed by the Armenians and their Russian allies to the survival of the empire, there was no intention or effort by the Young Turk regime to eliminate the Armenians as a people."}}</ref>{{sfn|Chorbajian|2016|p=167|ps=. "Denial of the Armenian Genocide, therefore, consists of a two-pronged complementary, yet also contradictory, argument we can call 'They Brought It on Themselves and It Never Happened'."}}
 
Karya-karya denialis menggambarkan orang-orang Armenia sebagai teroris dan sekesionis,<ref>{{cite journal |last=Akçam |first=Taner |title=Let the Arguments Begin! |journal=Journal of Genocide Research |date=2013 |volume=15 |issue=4 |page=496 |doi=10.1080/14623528.2013.856095 }}</ref> mengalihkan penyalahan dari Komite Persatuan dan Kemajuan ke orang-orang Armenia.{{sfn|Mamigonian|2015|p=72|ps=. "Thus, each author offers excuses for the actions of the CUP leadership while shifting partial blame onto the victims themselves and, in the process, creates a new criterion for the victims of genocide: the need to be 'wholly innocent'."}}{{sfn|Hovannisian|2015|pp=243–244}} Menurut logika ini, deportasi warga sipil Armenia adalah tanggapan yang dibenarkan dan diperlukan terhadap pengkhianatan Armenia, entah nyata atau dianggap oleh otoritas Utsmaniyah.<ref name=HovannisianErickson/>{{sfn|Suny|2009|p=941|ps=. "What appears in the sources to have been the Turks' panic and paranoia at an imagined danger from their Armenian subjects has metastasized in the hands of apologists into justification for state-ordered murder."}}{{sfn|Kaligian|2014|p=209|ps=. "One of the key arguments made by genocide deniers is that the deportations, and whatever 'unfortunate excesses' occurred during them, were not part of a plan of extermination but rather a response to an Armenian rebellion in the eastern provinces in collaboration with Russia."}} Para pencetus mengutip doktrin [[kebutuhan militer]] dan menyatakan [[penyalahan kolektif]] terhadap seluruh orang Armenia atas pemberontakan militer beberapa orang, meskipun pada kenyataannya, [[hukum perang]] mengkriminalisasi pembantaian warga sipil.<ref>{{cite journal|last=Moses |first=A. Dirk |author-link=A. Dirk Moses |title=Genocide vs. Security: a False Opposition |journal=Journal of Genocide Research |date=2013 |volume=15 |issue=4 |pages=463–509 |doi=10.1080/14623528.2013.856095 |quote=This is a telling slip; Lewy is talking about 'the Armenians' as if the defenceless women and children who comprised the deportation columns were vicariously responsible for Armenian rebels in other parts of the country. The ''collective guilt'' accusation is unacceptable in scholarship, let alone in normal discourse and is, I think, one of the key ingredients in genocidal thinking. It fails to distinguish between combatants and non-combatants, on which international humanitarian law has been insisting for over a hundred years now.}}</ref><ref>{{cite book |last1=Robertson |first1=Geoffrey|author-link=Geoffrey Robertson |title=An Inconvenient Genocide: Who Now Remembers the Armenians? |date=2015 |publisher=[[Biteback Publishing]] |isbn=978-1-84954-822-9 |page=117 |url=https://books.google.com/books?id=AqmrBAAAQBAJ&q=%22in+war+can+never+justify+the+deliberate+killing+of+civilians%22&pg=PT99 |language=en |quote='Necessity' in war can never justify the deliberate killing of civilians: if they are suspected of treason or loyalty to the enemy they may be detained or interned, or prosecuted, but not sent on marches from which they are expected not to return.}}</ref> Kematian dinyatakan berasal dari faktor di luar kendali otoritas Utsmaniyah, seperti cuaca, penyakit, atau kearoganan pejabat lokal.{{sfn|Hovannisian|2001|p=801}}{{sfn|Hovannisian|2015|p=231}} Peran Organisasi Khusus disangkal{{sfn|Akçam|2008|pp=128–131}}{{sfn|Akçam|2012|pp=410–423}} dan pembantaian alih-alih disalahkan terhadap Kurdi,{{sfn|Kévorkian|2011|p=810}} "brigade-brigade" dan "kelompok-kelompok bersenjata" yang mendadak beroperasi di luar kendali pemerintah pusat.{{sfn|Akçam|2012|p=417}}
Baris 154:
Argumen lain meliputi:
* Bahwa terdapat "[[perang saudara]]" atau menggeneralisasikan pemberontakan Armenia yang direncanakan oleh [[Federasi Revolusioner Armenia]] dalam pergesekan dengan Rusia.{{sfn|Kaligian|2014|p=208.|ps={{nbsp}}"Deniers claim the Armenian Revolutionary Federation (ARF) fomented a rebellion, but they elide the fact that Turkey's ruling party tried to recruit the ARF to form a fifth column behind Russian lines... [They] base their positions on a book by Esat Uras, a perpetrator of the genocide, which created the template for denial."}}{{sfn|Dadrian|2003|p=276|ps=. "An integral part of this argument of civil war is the assertion of "Armenian rebellion" for which purpose the four major Armenian uprisings, [[pemberontakan Shabin-Karahisar|Shabin Karahisar]] (6&nbsp;Juni–4&nbsp;Juli 1915), [[Musa Dagh]] (30&nbsp;Juli – September 1915), [[pemberontakan Urfa|Urfa]] (29&nbsp;September–23&nbsp;Oktober 1915), and especially that of Van in the April&nbsp;20–May&nbsp;17, 1915 period, are cited as proof positive. Yet, without exception these uprisings were improvised last-ditch attempts to ward off imminent deportation and destruction. Without exception they were all local, very limited, and above all, highly defensive initiatives; as such they were ultimately doomed to failure."}} Arsip-arsip Utsmaniyah maupun sumber lainnya mendukung hipotesis ini, seperti yang dimajukan oleh salah satu pencetus teori tersebut, Edward Erickson.<ref name=HovannisianErickson>{{harvnb|Hovannisian|2015|pp=242–243|ps=. "Pointing to a number of sequential Armenian uprisings in 1915, [Erickson] concedes, 'It is true, to date, no historian has been able to produce authentic evidence of a coordinated Armenian master plan for revolution'."}}</ref><ref name="civil war">{{harvnb|Akçam|2012|p=228|ps=. "The following discussion will also address such unfounded appraisals as, 'the events of 1915 were in fact a civil war between the Armenians and Turks.' Not a single top secret document at the highest levels of the state makes the slightest allusion to a civil war or 'intercommunal warfare'. On the contrary, Ottoman documents show that Armenian areas were evacuated under tight government control."}}</ref>{{sfn|Kieser|2018|p=237|ps=. "Sources from observers on the ground, as well as published Ottoman army sources from the provinces during spring 1915, ''do not'' support the claim of a general uprising."}}
* Bahwa jumlah orang Armenia yang tewas sebesar 300.000 atau lebih sedikit, mungkin taktidak lebih dari 100.000.{{sfn|Hovannisian|2001|pp=803–804}} Bloxham memandangnya sebagai bagian dari tema paling umum dari pemahaman keberadaan Armenia di Kekaisaran Utsmaniyah untuk menaungi tawaran untuk otonomi atau kemerdekaan.{{sfn|Bloxham|2005|pp=208–209}}
* Bahwa kelompok Armenia tertentu berpencar, yang para pencetus anggap taktidak memberikan upaya sistematis untuk memusnahkan orang-orang Armenia.{{sfn|Akçam|2012|p=399}} Beberapa orang salah mengklaim bahwa Katolik dan Protestan Armenia dan keluarga-keluarga prajurit Armenia yang mengabdi dalam Angkatan Bersenjata utsmaniyahUtsmaniyah taktidak dideportasi.{{sfn|Akçam|2012|pp=374–377}} Pertahanan hidup orang-orang Armenia di [[Smyrna]] dan Konstantinopel—yang direncanakan oleh Komite Persatuan dan Kemajuan namun hanya sebagian yang dibawa karena tekanan Jerman—juga dikutip untuk menyangkal bahwa kepemimpinan Komite Persatuan dan Kemajuan memiliki niat genosida.{{sfn|Akçam|2012|pp=399–400, 407, 409}}{{sfn|Dadrian|2003|p=275}}
* Anggapan palsu bahwa para penguasa Utsmaniyah mengambil tindakan untuk mengamankan nyawa dan harta benda Armenia pada masa deportasi mereka, dan mendakwa 1.397 orang karena menzalimi orang-orang Armenia pada masa genosida.{{sfn|Hovannisian|2015|p=238}}{{sfn|Akçam|2012|p=373}}
* Bahwa banyak sumber yang dikutip oleh para sejarawan genosida taktidak layak atau dipalsukan, termasuk catatan para penyintas Armenia dan diplomat Barat<ref name="evidence" /><ref name="Akcam11">{{harvnb|Akçam|2018|p=11|ps=. "On one hand, there are successive Turkish governments that have destroyed any and all evidence that would show the events of 1915 to have been a systematic program of annihilation; this has included all of the case files from the post-war trials of the Unionists (1919–1921)... On the other hand, there is the chorus of historians who reiterate the line that, in the absence of solid, reliable documentary evidence—in other words, 'smoking guns' from the Ottoman archives or elsewhere—proving otherwise, there can be no objective claim of a government-sponsored genocide against the Armenians..."}}</ref> dan catatan [[pengadilan militer Turki 1919–1920|Pengadilan Militer Khusus Utsmaniyah]],{{sfn|Akçam|2008|pp=113, 126–128}}{{sfn|Demirdjian| 2018| pp= 10–11}}{{sfn|Lattanzi|2018|pp=88–89}} dengan menekankan bahwa [[Arsip Perdana Menteri Utsmaniyah]] dianggap sebagai satu-satunya sumber yang layak.{{sfn|Akçam|2012|p=xxii}}
* Anggapan bahwa orang-orang Turki taktidak dapat melakukan genosida, sebuah argumen yang seringkali didukung oleh klaim-klaim [[Yahudi-Turki|Utsmaniyah dan Turki mengasihi Yahudi]].{{sfn|Baer|2020|pp=1–2, 183–185, 293}} Pada upacara resmi untuk mengenang Holokaus pada 2014, menlu Turki [[Mevlüt Çavuşoğlu]] mengklaim bahwa, berbeda dengan Kristen Eropa, "Tak ada akar genosida dalam sejarah kami."{{sfn|Baer|2020|pp=1, 207–208}} Pada kunjungan ke Sudan pada 2006, Perdana Menteri [[Recep Tayyip Erdoğan]] menyangkali [[genosida Darfur]] karena "seorang Muslim taktidak dapat melakukan genosida".{{sfn|Kaligian|2014|p=208}}<ref>{{cite journal |last1=Libairdian |first1=Gerard |author1-link=Gerard Libaridian |title=Erdoğan and His Armenian Problem |journal=[[Turkish Policy Quarterly]] |date=2013 |volume=12 |issue=1 |page=57 |url=http://turkishpolicy.com/article/608/erdogan-and-his-armenian-problem-spring-2013 |language=en |issn=1303-5754}}</ref>
* Klaim-klaim genosida timbul dari pandangan dunia yang berprasangka, [[anti-Turki]] atau [[Orientalisme|Orientalis]].{{sfn|Hovannisian|2015|p=234}}
* Pada penghujung akhir klaim denialis menyatakan bahwa bukan Turki yang melakukan genosida terhadap Armenia melainkan sebaliknya, seperti yang dinyatakan oleh [[Monumen dan Museum Genosida Iğdır]].<ref name=Igdir>
Baris 171:
menurut mantan hakim [[Pengadilan Kejahatan Internasional untuk bekas Yugoslavia]] [[Flavia Lattanzi]], "perilaku buruk penyangkalan otoritas Utsmaniyah dan Turki masa lalu adalah pelanggaran baru hukum internasional".{{sfn|Lattanzi|2018|p=100}}
 
Sejumlah negara Eropa mengadopsi hukum untuk mengkriminalisasikan penyangkalan genosida.<ref>{{Cite web|url=https://cla.umn.edu/chgs/holocaust-genocide-education/resource-guides/armenia|title=Holocaust & Genocide Education {{!}} Armenia|publisher=[[University of Minnesota College of Liberal Arts]]|url-status=live|archive-url=https://web.archive.org/web/20190423150540/https://cla.umn.edu/chgs/holocaust-genocide-education/resource-guides/armenia|archive-date=23 April 2019|access-date=22 October 2019}}</ref> Hukum semacam itu bersifat kontroversial. Para penentangnya beranggapan bahwa mereka mengikis [[kebebasan berbicara]].{{sfn|Ertür|2019|pp=2–3}} Pada 1993, surat-surat kabar Prancis mencetak banyak wawancara dengan sejarawan Inggris-Amerika [[Bernard Lewis]]. Dalam wawancara-wawancara tersebut, ia berpendapat bahwa tidak ada genosida Armenia karena orang-orang Armenia yang membawa nasib mereka ke diri mereka sendiri.{{sfn|Baer|2020|pp=140–141}}{{sfn|Auron|2003|p=228}} Kejaksaan negeri Prancis menyatakan dakwaan kriminal terhadapnya atas pernyataan-pernyataan tersebut berdasarkan [[Hukum Gayssot]]. Dakwaan tersebut gagal, karena pengadilan memutuskan bahwa hukum tersebut taktidak dapat diterapkan pada peristiwa-peristiwa sebelum Perang Dunia&nbsp;II.{{sfn|Auron|2003|pp=228–229}} Dalam dakwaan sipil tahun 1995 yang dibawa oleh tiga penyintas genosida Armenia, pengadilan Prancis menindak pernyataan Lewis lewat Pasal 1382 [[Kitab Hukum Prancis|Kitab Hukum]] dan mendendanya sejumlah satu franc, dan memerintahkan publikasi pendakwaan terhadap pembiayaan Lewis dalam ''[[Le Monde]]''. Pengadilan menyatakan bahwa meskipun Lewis memiliki hak atas pandangannya, ekspresi mereka melukai pihak ketiga dan bahwa "hal ini hanya dilakukan dengan menghilangkan unsur-unsur yang menentang tesisnya bahwa terdakwa dapat menyatakan hal tersebut tanpa 'pemastian serius' Genosida Armenia".<ref>{{cite web |title=Paris, France, Court of First Instance |url=https://www.armenian-genocide.org/Affirmation.240/current_category.76/affirmation_detail.html |website=[[Armenian National Institute]] |access-date=25 February 2021}}</ref>{{sfn|Baer|2020|p=141}}{{sfn|Auron|2003|p=230}}
 
Pada Maret 2007, pengadilan Swiss mendakwa [[Doğu Perinçek]], seorang anggota [[Komite Talat Pasha]] (diambil dari nama pelaku utama genosida),{{sfn|Ertür|2019|pp=5–6}}<ref name="Belavusau" />{{sfn|Demirdjian|2018|pp=22–23|ps=. "Perincek's activities spread across a wider spectrum, including his membership in the Talat Pasha Committee, an organization considered as xenophobic and racist by the European Parliament, and established for the purpose of refuting the Armenian genocide."}} bersalah di bawah hukum Swiss atas dakwaan penyangkalan genosida. Perinçek mengajukan banding. Pada bulan Desember,<ref name=":0">{{Cite web|title=Perinçek v. Switzerland|url=https://globalfreedomofexpression.columbia.edu/cases/ecthr-perincek-v-switzerland-no-2751008-2013/|access-date=2022-02-25|website=Global Freedom of Expression|publisher=[[Columbia University]]|language=en}}</ref> [[Mahkamah Agung Federal Swiss|Mahkamah Agung Swiss]] menyatakan bahwa ia bersalah.<ref>{{Cite web|date=19 December 2007|title=Verurteilung von Genozid-Leugner Perincek bestätigt|url=https://www.swissinfo.ch/ger/verurteilung-von-genozid-leugner-perincek-bestaetigt/623090|access-date=2022-02-25|website=[[Swissinfo]]|language=de}}</ref><ref name=":0" /> [[Mahkamah Hak Asasi Manusia Eropa]] turun tangan membatalkan ''[[Perinçek v. Swiss]]'' atas dasar kebebasan berbicara.<ref name=Belavusau2016/> Meskipun Mahkamah HAM Eropa mengatur agar negara-negara anggota dapat mengkriminalisasi penyangkalan Holokaus, dakwaan tersebut dikritik karena menciptakan [[standar ganda]] antara Holokaus dan genosida lainnya, bersama dengan kegagalan untuk mencap [[anti-Armenianisme]] sebagai motivasi untuk penyangkalan genosida.<ref name=Belavusau>{{cite news |last1=Belavusau |first1=Uladzislau |title=Armenian Genocide v. Holocaust in Strasbourg: Trivialisation in Comparison |url=https://verfassungsblog.de/armenian-genocide-v-holocaust-in-strasbourg-trivialisation-in-comparison/ |access-date=14 December 2020 |work=[[Verfassungsblog]] |date=13 February 2014|doi=10.17176/20170201-135947}}<br />{{cite news |last1=Belavusau |first1=Uladzislau |title=Perinçek v. Switzerland: Between Freedom of Speech and Collective Dignity |url=https://verfassungsblog.de/perincek-v-switzerland-between-freedom-of-speech-and-collective-dignity/ |access-date=14 December 2020 |work=Verfassungsblog |date=5 November 2015|doi=10.17176/20170418-193718}}</ref><ref>{{cite book |last1=de Broux |first1=Pierre-Olivier |last2=Staes |first2=Dorothea |title=The Palgrave Handbook of State-Sponsored History After 1945 |date=2018 |publisher=[[Palgrave Macmillan]] UK |isbn=978-1-349-95306-6 |pages=101–119 [104] |language=en |chapter=History Watch by the European Court of Human Rights}}</ref><ref>{{cite news |last1=Della Morte |first1=Gabriele |title=When is a criminal prohibition of genocide denial justified? The Perinçek Case and the risk of a double standard |url=http://www.qil-qdi.org/criminal-prohibition-genocide-denial-justified-perincek-case-risk-double-standard/ |access-date=14 December 2020 |work=QIL QDI |date=31 May 2016|issn=2284-2969}}</ref> Meskipun pengadilan tersebut taktidak mengatur soal apakah peristiwa tahun 1915 dicap genosida, banyak [[opini terpisah]] mengakui genosida tersebut sebagai fakta sejarah.<ref name=Belavusau2016>{{cite journal |last1=Belavusau |first1=Uladzislau |title=Perinçek v. Switzerland (Eur. Ct. H.R.) |journal=[[International Legal Materials]] |date=2016 |volume=55 |issue=4 |pages=627–628 |jstor=10.5305/intelegamate.55.4.0627 |url=https://www.jstor.org/stable/10.5305/intelegamate.55.4.0627 |issn=0020-7829}}</ref> Perinçek dengan keliru menyebut pembatalan tersebut dengan berkata, "Kita mengakhiri kebohongan genosida."{{sfn|Ertür|2019|p=8|ps=. "The high profile of the case allowed Perinçek and his allies to claim in their media campaign that this would be the case that decides whether or not there was a genocide. The campaign was effective: the ECtHR Grand Chamber hearing was widely covered in the Turkish media as the trial that would put an end to the so-called 'hundred year-old genocide lie'... Perinçek and his party celebrated the judgment claiming in bold PR campaigns, 'We put an end to the genocide lie'."}}
 
==Dampak==
Baris 184:
{{See also|Hubungan Armenia dengan Turki|Hubungan Armenia dengan Azerbaijan}}
[[File:Monument to Humanity by Mehmet Aksoy in Kars, Turkey (cropped).jpg|thumb|upright |''[[Monumen Kemanusiaan]]'' buatan [[Mehmet Aksoy (pemahat)|Mehmet Aksoy]] di [[Kars, Turki]]. Ditujukan untuk mengenang seluruh korban perang, karya tersebut didirikan tanpa pelibatan dari komunitas Armenia.<ref>{{cite journal |last1=Özbek |first1=Egemen |title=The Destruction of the Monument to Humanity: Historical Conflict and Monumentalization |journal=International Public History |date=2018 |volume=1 |issue=2 |doi=10.1515/iph-2018-0011 }}</ref>]]
Turki menutup perbatasannya dengan Armenia pada 1993, menyusul [[Perang Nagorno-Karabakh Pertama]] antara Armenia dan Azerbaijan yang memakai bahasa Turkic. Penutupan perbatasan tersebut mencederai ekonomi Armenia dan Turki timur.{{sfn|Göçek|2015|p=2}}<ref>{{cite journal |last1=Cheterian |first1=Vicken |title=The Last Closed Border of the Cold War: Turkey–Armenia |journal=[[Journal of Borderlands Studies]] |date=2017 |volume=32 |issue=1 |pages=71–90 [76] |doi=10.1080/08865655.2016.1226927}}</ref> Meskipun Armenia berniat untuk menormnalisasi hubungan tanpa pra-kondisi, Turki menuntut agar pihak Armenia meninggalkan segala dukungan untuk upaya pengakuan [[diaspora Armenia]].{{sfn|Cheterian|2018b|p=892|ps=. "The ANM was ready to put aside the past in order to build normal relations with neighboring Turkey. Turkey, however, was not ready to forget the 1915 genocide and its consequences: the continuous Armenian diaspora struggle for recognition and reparation. It insisted that Yerevan must surrender politically on this issue, by withholding any diplomatic support for the 'recognition campaigns' abroad before normal diplomatic relations could be established or the border opened."}} Terdapat dua upaya besar dalam rekonsiliasi Turki-Armenia—[[Komisi Rekonsiliasi Armenia Turki]] (2000–2004) dan [[Protokol Zurich]] (2009)—keduanya sama-sama gagal karena kontroversi atas genosida Armenian. Dalam kedua kasus, para penengah melakukan hal terbaik mereka terhadap sengketa sejarah satu sama lain, yang nampak taktidak mungkin.{{sfn|Avedian|2018|p=211}} Kelompok-kelompok diaspora Armenia menentang inisiatif dan khususnya komisi sejarah untuk menyelidiki yang mereka anggap fakta-fakta yang dihimpun.{{sfn|de Waal|2015|pp=212, 229–230}} Bloxham berpendapat bahwa sejak "penyangkalan seringkali disertai oleh retorika pengkhianatan, agresi, kriminalitas dan ambisi wilayah Armenia, ini benar-benar menyatakan hal terkini soal ancaman laten terhadap 'balasan' Turki."{{sfn|Bloxham|2005|p=234}}
 
Sejak permulaan [[konflik Nagorno-Karabakh]], Azerbaijan mengadopsi penyangkalan genosida Turki dan bekerja untuk mempromosikannya di mancanegara.{{sfn|Ben Aharon|2019|pp=346–347|ps=. "Importantly, the territorial conflict between the Azeris and the Armenians over control of Nagorno-Karabakh, triggered by the collapse of the Soviet Union, turned Azerbaijan into a stakeholder in the discourse on the Armenian genocide, and it led an extensive international campaign against recognition."}}{{sfn|Cheterian|2018b|p=886|ps=. "...&nbsp;it is not possible to understand the ongoing conflict between Armenia and Azerbaijan without integrating the discourse of genocide denial produced in Turkey and adopted by Azerbaijan'.}} Genosida Armenia juga banyak disangkal oleh masyarakat sipil Azerbaijan.<ref name=Sanjian/> Kebanyakan orang Armenia memandang hubungan antara genosida tersebut dan kekerasan anti-Armenia berikutnya seperti [[pogrom Sumgait]] tahun 1988, meskipun hubungan antara konflik Karabakh dan genosida Armenia lebih banyak dibuat oleh para elit Azerbaijan.{{sfn|Cheterian|2018b|p=887}} Para nasionalis Azerbaijan menuduh orang-orang Armenia memicu pogrom Sumgait dan pogrom anti-Armenia lainnya, mirip dengan tuduhan Turki terhadap genosida Armenia.{{sfn|Cheterian|2018b|pp=893–894}}
 
Propaganda negara Azerbaijan mengklaim bahwa orang-orang Armenia mendalangi genosida terhadap orang-[[orang Azerbaijan|orang Azeri]] sepanjang dua abad. Genosida tersebut meliputi [[Traktat Gulistan]] (1813), [[Traktat Turkmenchay]] (1828), [[Komune Baku]], [[Januari Hitam|pengerahan pasukan Soviet ke Baku]] pada Januari 1990 (menyusul [[pogrom Baku|pembantaian orang-orang Armenia di Baku]]), dan khususnya [[pembantaian Khojali]] tahun 1992. Menurut propaganda tersebut, orang-orang Armenia melakukan "genosida sebenarnya" dan dituduh membantai atau mendeportasi sebanyak 2 juta orang Azeri sepanjang masa itu.<ref name=Sanjian>{{cite news |last1=Sanjian |first1=Ara |title=Armenia and Genocide: the Growing Engagement of Azerbaijan |url=http://armenianweekly.com/wp-content/uploads/2009/02/AW_Apr08.pdf#page=27 |work=The Armenian Weekly |date=24 April 2008 |pages=28–33}}</ref>{{sfn|Cheterian|2018b|pp=895–896}}{{sfn|Finkel|2010|pp=57–58}} Setelah itu, Azerbaijan, Turki dan [[diaspora Turki]] melobi pengakuan pembantaian Khojali sebagai genosida untuk merendahkan genosida Armenia.{{sfn|Finkel|2010|pp=59–60}} Azerbaijan memandang negara manapun yang mengakui genosida Armenia sebagai musuh dan bahkan mengancam sanksi.{{sfn|Cheterian|2018b|pp=898–899|ps=. "...the Azerbaijani elites' belief that the Armenian aggression of the 1980s and 1990s is a continuation of '1915'. As Armenians could not fight a stronger Turkey, they instead attacked the more vulnerable Azerbaijan. From the perspective of the Azerbaijani elite, countries that recognise the genocide of the Armenians are enemies of Azerbaijan."}} Cheterian berpendapat bahwa "warisan sekjarah taktidak terselesaikan dari genosida tahun 1915" membantu menyebabkan konflik Karabakh dan menghalangi penyelesaiannya, sementara "kejahatan mutlak itu sendiri terus terjadi sebagai model dan sebagai ancaman, serta sumber kekhawatiran yang ada".{{sfn|Cheterian|2018b|p=887}}
 
==Referensi==