Peperangan Romawi Timur-Bulgaria: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 16:
|casualties2=
|notes=
}}'''Peperangan Romawi Timur-Bulgaria''' adalah serangkaian konflik yang berlangsung antara [[Kekaisaran Romawi Timur]] dan [[Bangsa Bulgaria|Bulgaria]] yang dimulai ketika [[bangsa Bulgar]] pertama kali menetap di [[semenanjung Balkan]] pada abad ke-5 M, dan meningkat dengan perluasan [[Kekaisaran Bulgaria]] ke barat daya setelah tahun 680 M. Romawi Timur dan Bulgaria terus bertikai selama abad berikutnya dengan keberhasilan yang beragam, hingga akhirnya Bulgaria, yang dipimpin [[Krum dari Bulgaria|Krum]], menimpakan serangkaian kekalahan yang berat terhadap Romawi Timur. Setelah Krum meninggal pada tahun 814 M, putranya [[Omurtag]] menegosiasikan kesekapatan damai tiga puluh tahun. Pada tahun 893 M, pada masa perang besar berikutnya, [[Simeon I dari Bulgaria|Simeon I]], kaisar Bulgaria, mengalahkan Romawi Timur sambil berusaha mendirikan Kekaisaran Eropa Timur yang lebih besar, namuntetapi usahanya gagal.
 
Pada tahun 971 [[Yohanes I Tzimiskes]], kaisar Romawi Timur, menduduki sebagian besar Kekaisaran Bulgaria dengan mengalahkan [[Boris II dari Bulgaria|Boris II]] dan menaklukkan [[Preslav]], ibu kota Bulgaria. [[Konstantinopel]] di bawah [[Basil II]] berhasil sepenuhnya menaklukkan Bulgaria pada tahun 1018 M sebagai akibat dari [[Pertempuran Kleidion]] tahun 1014 M. Ada sejumlah pemberontakan melawan kekuasaan Romawi Timur sejak tahun 1040 hingga 1041 M, dan pada tahun 1070-an serta 108-an M, namuntetapi semuanya gagal. Akan tetapi, pada tahun 1185 M, [[Theodore Peter dari Bulgaria|Theodore Peter]] dan [[Ivan Asen I dari Bulgaria|Ivan Asen]] memulai suatu pemberontakan, dan Kekaisaran Romawi Timur yang sedang melemah akibat menghadapi permasalahan dinasti dalam negerinya sendiri, tidak mampu menghentikan pemberontakan itu.
 
Setelah [[Perang Salib Keempat]] menaklukkan Konstantinopel pada tahun 1204 M, [[Kaloyan dari Bulgaria|Kaloyan]], kaisar Bulgaria, berusaha menjalin hubungan baik dengan pasukan salib, namuntetapi pendirian [[Kekaisaran Latin]] menunjukkan penolakan terhadap semua tawan persekutuan dengan Bulgaria. Karena hal ini, Kaloyan pun bersekutu dengan Nikaia, salah satu negara Romawi Timur yang berdiri setelah kejatuhan Konstantinopel, yang mengurangi kekuatan pasukan salib di daerah tersebut. Meskipun keponakannya [[Boril dari Bulgaria|Boril]] bersekutu dengan Kekaisaran Latin, para penerus Boril memihak Nikaia, meskipun melancarkan beberapa serangan berkelanjutan. Setelah Kekaisaran Latin runtuh, Bizanitum, mengambil keuntungan dari perang saudara Bulgaria, merebut sebagian wilayah Thrakia, namuntetapi kaisar Bulgaria [[Theodore Svetoslav dari Bulgaria|Theodore Svetoslav]] merebut kembali wilayah tersebut. Hubungan Bizanitum-Bulgaria terus berubah-ubah hingga akhirnya [[Dinast Utsmaniyah|Turki Utsmaniyah]] menghancurkan Kekaisaran Bulgaria pada tahun 1422 M dan Kekaisaran Romawi Timur pada tahun 1453 M.
 
== Perang Asparukh ==
Baris 27:
Suatu ketika [[Tervel]], yang pertama kali disebutkan dalam naskah [[Romawi Timur]] dari tahun 704 M, didatangi oleh kaisar Romawi Timur yang digulingkan, [[Justinianus II]], yang meminta bantuannya. Tervel pun memberikan dukungan kepada Justinianus dalam suatu upaya untuk mengembalikan Justinianus menjadi kaisar Romawi Timur dengan imbalan persahabatan, hadiah, serta anak perempuannya untuk dijadikan istri. Dengan pasukan sebanyak 15.000 tentara berkuda yang disediakan oleh Tervel, Justinianus dengan cepat bergerak menuju Konstantinopel dan berhasil masuk ke dalam kota pada tahun 705 M. Ia pun diangkat lagi menjadi kaisar dan menghukum mati musuh-musuhnya, yaitu kaisar [[Leontios]] dan [[Tiberios III]], bersama banyak pendukung mereka. Atas bantuannya, Jutinianus menghadiahi Tervel dengan banyak hadiah, serta memberinya gelar [[Caesar (gelar)|Caesar]], yang menjadikan Tervel sebagai orang tertinggi kedua setelah kaisar sekaligus penguasa asing pertama yang menerima gelar semacam itu, dan Tervel juga kemungkinan memperoleh wilayah di Thrakia timur laut, sebuah daerah yang disebut [[Zagore]]. Namun tak diketahui apakah putri Justinianus, Anastasia, dinikahkan dengan Tervel sesuai kesepakatan sebelumnya.
 
Hanya tiga tahun kemudian, Justinianus II sendiri melanggar kesepakatan ini dan melancarkan operasi militer untuk merebut kembali wilayah yang telah ia serahkan kepada Tervel. Pada tahun 708 M, terjadi [[Pertempuran Ankhialos (708)]] (atau Ankhialo) dan Tervel berhasil mengalahkan Justinianus. Pada tahun 711 M, menghadapi pemberontakan serius di [[Asia Kecil]], Justinianus kembali meminta bantuan Terve, namuntetapi hanya diberikan pasukan sebanyak 3.000 tentara. Akibatnya Justinianus pun dikalahkan oleh kaisar pemberontak [[Philippikos]], bahkan hingga Justinianus ditangkap dan dihukum mati, sedangkan sekutu Bulgarnya diizinkan untuk kembali ke negara mereka. Tervel memanfaatkan keadaan kekacauan di Romawi Timur untuk menyerbu [[Thrakia]] pada tahun 712 M, melakukan penjarahan hingga sejauh Konstaninopel.
 
Berdasarkan informasi kronologis dalam ''Imennik'', [[Tervel]] meninggal pada tahun 715 M. Akan tetapi, Penulis risalah Bizantum [[Theophanes Sang Pengaku]] menceritakan peran Tervel dalam upaya untuk memulihkan kekuasaan Kaisar [[Anastasios II]] pada tahun 718 atau 719 M. Jika Tervel hidup hingga selama itu, maka ia menjadi penguasa Bulgaria yang menetapkan kesepakatan baru (berisi pembayaran upeti tahunan dari Romawi Timur kepada Bulgaria, penyerahan wilayah Thrakia, pengaturan hubungan komersial dan perjanjian pengungsi politik) bersama Kaisar [[Theodosios III]] pada tahun 716 M, dan juga merupakan penguasa Bulgaria yang membantu menghalau [[Pengepungan kedua Arab di Konstantinopel]] pada tahun 717–718 M melalui darat. Menurut Theophanes, pasukan Bulgar membunuh 22.000 tentara Arab dalam pertempuran di dekat Konstantinopel.
Baris 33:
Setelah meninggalnya [[Sevar dari Bulgaria|Sevar]], Bulgaria mengalami periode krisis dan kekacauan yang lama, sedangkan Romawi Timur memperkuat posisinya. Antara tahun 756 dan 775 M, Kaisar baru Romawi Timur [[Konstantinus V]] memimpin sembilan kampanye melawan tetangganya di utara untuk menetapkan perbatasan Romawi Timur di [[Danube]].<ref>Theophanes Confessor. Chronographia, hlm. 429</ref> Akibat seringnya terjadi pergantian penguasa (8 khan bertahta dalam waktu 20 tahun) dan krisis politk berkepakanjangan, Bulgaria berada di ambang kehancuran.
 
Dalam kampanye pertamanya pada tahun 756 M, Konstantinus V berhasil mengalahakan Bulgaria dua kali, namuntetapi pada tahun 759 M, [[Vinekh dari Bulgaria|Vinekh]], Khan Bulgaria, mengalahkan pasukan Romawi Timur secara telak pada [[Pertempuran Celah Rishki]].<ref>Theophanes Confessor. Chronographia, hlm. 431</ref> Vinekh kemudian mengajukan perdamaian kepada Romawi Timur, namuntetapi ia dibunuh oleh para bangsawan Bulgaria. Penguasa baru, [[Telets dari Bulgaria|Telets]], dikalahkan pada [[Pertempuran Ankhialos (763)|Pertempuran Ankhialos]] pada tahun 763 M.<ref>Nicephorus. Opuscula historica, hlm .69-70</ref> Pada kampanye mereka berikutnya, kedua belah pihak tidak mampu memperoleh kesuksesan signifikan, karena Bizanitum tidak mampu melewati Pegunungan Balkan dan armada mereka dihancurkan dalam dua kali badai besar (2,600 kapal tenggelam hanya dalam salah satu badai pada tahun 765 M<ref>Nicephorus. Opuscula historica, hlm. 73</ref><ref>Theophanes Confessor. Chronographia, hlm. 437</ref>). Pada tahun 774 M, mereka mengalahkan pasukan Bulgaria yang lebih lemah pada [[Pertempuran Berzitia]] namun ini merupakan kesuksesan terakhir Konstantinus V. Akibatnya dari kekalahan ini, Bulgaria bertindak lebih serius. Mereka berusaha meyingkirkan mata-mata Romawi Timur di [[Pliska]]. Khan [[Telerig]] mengirim utusan rahasia kepada Konstantinus V, menunjukkan niatnya untuk melarikan diri dari Bulgaria dan mencari suaka kepada sang kaisar, serta mencari jaminan keselamatan. Telerig berhasil membuat sang kaisar mengkhianati agen rahasianya sendiri di Bulgaria, yang kemudian ditangkap dan dihukum mati. Akan tetapi, pembalasan Romawi Timur yang telah diperkirakan sebelumnya gagal terwujud karena Konstantinus V meninggal pada tahun 775 M.
 
== Referensi ==