Perang Kemerdekaan Bangladesh: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.1
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 2 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8.5
Baris 81:
==== Kontroversi bahasa ====
{{main|Pergerakan Bahasa Bengali}}
Pada tahun 1948, [[Mohammad Ali Jinnah]], Gubernur Jenderal pertama Pakistan, menyatakan di kota [[Dhaka]] bahwa "[[Urdu]], dan hanya Urdu" yang akan menjadi bahasa resmi di seluruh Pakistan.<ref name="jinnah">Al Helal, Bashir, [http://banglapedia.search.com.bd/HT/L_0063.htm Gerakan Bahasa], [[Banglapedia]]</ref> Hal ini menjadi kontroversi besar, karena Urdu adalah bahasa yang hanya dituturkan di Barat oleh [[Muhajir Urdu|Muhajir]] dan di Timur oleh [[Bihari]]. Mayoritas grup di Pakistan Barat menuturkan bahasa Punjabi dan [[bahasa Sindhi]], sementara [[bahasa Bengali]] dituturkan oleh mayoritas penduduk Pakistan Timur.<ref name="BangLang">{{cite web | url = http://banglapedia.net/HT/L_0063.HTM | title = Language Movement | work = Banglapedia - The National Encyclopedia of Bangladesh | format = PHP | publisher = Asiatic Society of Bangladesh | accessdate = 2007-02-06 | archive-date = 2007-03-01 | archive-url = https://web.archive.org/web/20070301032509/http://banglapedia.net/HT/L_0063.HTM | dead-url = yes }}</ref> Kontroversi bahasa akhirnya mencapai puncaknya ketika Pakistan Timur berevolusi. Beberapa mahasiswa dan penduduk kehilangan nyawa mereka dalam penumpasan oleh polisi pada tanggal [[21 Februari]] [[1952]].<ref name="BangLang"/> Hari itu disebut sebagai [[Hari Martir Bahasa]] di Bangladesh dan [[Benggala Barat]]. Selanjutnya, dalam ingatan pembunuhan tahun 1952, [[UNESCO]] menyatakan tanggal [[21 Februari]] sebagai [[Hari Bahasa Ibu Internasional]] tahun 1999.<ref>{{cite web|url=http://www.pmo.gov.bd/21february/imld_back.htm|title=International Mother Language Day - Background and Adoption of the Resolution|work=Government of Bangladesh|4=|accessdate = 2007-06-21|archive-date=2007-05-20|archive-url=https://web.archive.org/web/20070520205804/http://www.pmo.gov.bd/21february/imld_back.htm|dead-url=yes}}</ref>
 
Di Pakistan Barat, pergerakan ini dianggap sebagai pemberontakan terhadap Pakistan<ref name="AS">{{cite journal
Baris 203:
 
=== Reaksi Pakistan Barat terhadap perang ===
Lepasnya Pakistan Timur merupakan sebuah hantaman bagi petinggi militer dan sipil. Tidak ada yang menduga bahwa Pakistan akan kalah dalam perang dan juga sangat marah karena menyerahnya tentara di Pakistan Timur. Kediktatoran [[Yahya Khan]] jatuh dan memberikan kesempatan kepada Bhutto untuk mendapatkan kekuasaan. [[A. A. K. Niazi|Jenderal Niazi]], yang menyerah bersama 93.000 tentara, diperlakukan dengan sinis setelah ia kembali ke Pakistan. Ia dihindari dan dianggap sebagai penghianat. Perang ini juga membuka kelemahan doktrin yang dinyatakan Pakistan bahwa "pertahanan Pakistan Timur bergantung pada Pakistan Barat".<ref>[http://www.defencejournal.com/2000/oct/yaqub.htm Defencejournal] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20121018222302/http://www.defencejournal.com/2000/oct/yaqub.htm |date=2012-10-18 }}, [http://www.jang.com.pk/thenews/aug2004-weekly/nos-15-08-2004/pol1.htm#1 Redefining security imperatives by M Sharif]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} - Article in [[Jang]] newspaper, [http://www.ghazali.net/book8/Chapter_5/body_chapter_5.html General Niazi's Failure in High Command]</ref> Pakistan juga gagal mengumpulkan dukungan internasional, dan bertempur sendiri dengan hanya Amerika Serikat yang menyediakan bantuan. Hal ini semakin menyakiti hati Pakistan yang telah menghadapi kekalahan.
 
Kegagalan segera mendorong diadakannya penyelidikan yang dikepalai oleh Hamdoor Rahman. Disebut Komisi [[Hamoodur Rahman]], penyelidikan ini ditekan oleh Bhutto karena membuat militer terlihat buruk. Penyelidikan menunjukan banyak kegagalan dari kegagalan strategis hingga siasat. Penyelidikan ini juga mengutuk kekejaman dan kejahatan perang yang dilakukan. Penyelidikan ini mengkonfirmasi perampasan, pemerkosaan dan pembunuhan oleh tentara Pakistan dan menghitung jumlah warga Bangladesh yang tewas akibat kekejaman. Menurut sumber Bangladesh, 200.000 wanita diperkosa dan lebih dari 3 juta orang tewas, sementara Komisi Rahman melaporkan 26.000 orang tewas dan ratusan wanita diperkosa.