Perang Portugis-Utsmaniyah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-  + )
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 79:
Dalam [[Pertempuran Diu (1509)|Pertempuran Diu]] (1509) "''sekitar 1.500 prajurit dari pasukan gabungan terbunuh''" memperlihatkan contoh bagaimana Portugis mampu mengatasi kelemahannya dari segi jumlah selama perang tersebut: kekuatan armada yang ulung. Meskipun Utsmaniyah dan sekutunya lebih unggul dalam jumlah pasukan maupun kapal, mereka secara militer tidak seefisien Portugis. Kesimpulan ini dijelaskan oleh profesor Geoffrey Parker: "''Untuk masalah strategi armada laut yang dihadapi kekuatan Iberia pada abad keenam belas sama sekali berbeda dengan mereka yang menghadapi Inggris. Negara-negara yang berbatasan dengan Laut Utara dan Saluran, di mana banyak pelabuhan air yang dalam dengan teater operasi yang relatif kecil, bisa mengandalkan senjata-senjata besar dan berat untuk pertahanan. Tetapi Portugal dan Spanyol mengharuskan orang-orang yang berperang mampu berlayar ke lautan yang jauh, melewati lautan yang ganas untuk berdagang dan menghancurkan kapal-kapal musuh yang beroperasi tanpa izin mereka. Sehingga memerlukan kapal yang serbaguna, dan butuh waktu bertahun-tahun sebelum 'jalur kecil' [[Kristoforus kolumbus|Columbus]] dan [[Vasco da Gama]] membuka jalan bagi kapal laut perang yang dikenal sebagai [[galiung]]."''<ref name=":12">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=cIFiNRH3oWsC&pg=PA92&dq=For+the+problems+of+naval+strategy+that+faced+the+Iberian+powers+in+the+sixteenth+century+were+entirely+different&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiQxO3f5p3aAhWDlZAKHV3MB-gQ6AEIKDAA#v=onepage&q=For%20the%20problems%20of%20naval%20strategy%20that%20faced%20the%20Iberian%20powers%20in%20the%20sixteenth%20century%20were%20entirely%20different&f=false|title=The Military Revolution: Military Innovation and the Rise of the West, 1500-1800|last=Parker|first=Geoffrey|date=1996-04-18|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521479585}}</ref> Dia menjelaskan bahwa "''kapal perang yang paling modern adalah skuadron galiung Portugis, yang dalam waktu normal, berhasil mengawasi kerajaan dimana matahari tak pernah tenggelam''."
 
Dengan demikian, Kekaisaran Portugis memperkenalkan pola baru dalam peperangan laut ke dunia, khususnya Asia. Portugis adalah pionir dalam pengembangan teknologi militer armada laut yang canggih. Sejarawan K.M Mathew mengatakan "''Pada abad ke-15, para pembuat kapal Portugis membuat kemajuan besar khususnya dalam pembuatan [[karavel]]. Kapal perang baru mengandalkan kualitas pelayarannya, kemampuan manuver dan kekuatan senjatanya. Bahkan, pembuatan kapal dan peralatannya untuk pelayaran India merupakan minat khusus bagi penguasa Portugis...Mereka melakukan banyak hal untuk memperhebat senjata api dan beberapa armada jenis baru ke India untuk berbagai tujuan''." Penulis Muslim Syed Ramsey juga mengakui bahwa kekuatan armada Portugis adalah "''keunggulan Portugis atas lawan mereka di Samudra Hindia, hingga pada tingkat yang cukup besar (dari segi kuantitas dan kualitas), pada pesaing Eropa mereka di Atlantik - melebihi sebagian besar armada laut di dunia - dan raja Portugis terhindar dari biaya pengadaan dan produksi senjata armada laut terbaik yang diizinkan teknologi Eropa''." Penulis tersebut mengatakan bahwa Raja John II dari Portugal "''Pada 1489 memperkenalkan tim-tim artileri terlatih pertama yang terstandarisasi pada setiap kapal''." Dia menyimpulkan: "''Raja Portugis memanfaatkan teknologi meriam terbaik yang tersedia di Eropa, khususnya meriam perunggu terbaru, lebih tahan lama dan lebih akurat, yang dikembangkan di Eropa Tengah''."<ref name=":13">{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=jkk5DAAAQBAJ&pg=PT249&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEILzAB#v=onepage&q=galleon%20botafogo%20cannons&f=false|title=Tools of War: History of Weapons in Early Modern Times|last=Ramsey|first=Syed|date=2016-05-12|publisher=Vij Books India Pvt Ltd|isbn=9789386019820|language=en}}</ref> Juga menurut sarjana Jeremy Black, "''Peperangan armada Abad Pertengahan awalnya didominasi pertempuran jarak dekat (mendatangi dan menaiki kapal musuh). Lahirnya senjata api, menyebabkan pergeseran ke arah taktik di mana kapal tidak lagi bersentuhan langsung dan menaikinya pun menjadi mustahil''. ''Portugis adalah yang pertama secara sistematis mendayagunakan meriam berat untuk aksi-aksi mengelak melawan musuh-musuh yang lebih unggul, sebuah perkembangan yang sering salah diklaim bagi Inggris''." <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=FciAAgAAQBAJ&pg=PA173&lpg=PA173&dq=%22The+rising+importance+of+fire-power,+however,+led+to+a+shift+towards+stand-off+tactics+in+which+ships+did+not+come+into+direct+contact+and+boarding+became+impossible.+The+Portuguese+were+the+first+systematically+to+exploit+heavy+cannon+to+fight+stand-off+actions+against+superior+enemies,+a+development+often+incorrectly+claimed+for+the+English%22&source=bl&ots=P_Guli1bu8&sig=YKenJye1cnT-pXZTzR_9dUd0FmM&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjo0K2y8ODaAhVROZAKHR0SBKkQ6AEIKDAA#v=snippet&q=%22The%20Portuguese%20were%20the%20first%20systematically%20to%20exploit%20heavy%20cannon%20to%20fight%20stand-off%20actions%20against%20superior%20enemies,a%20development%20often%20incorrectly%20claimed%20for%20the%20English%22%22&f=false|title=European Warfare, 1494-1660|last=Black|first=Jeremy|date=2005-07-05|publisher=Routledge|isbn=9781134477098|language=en}}</ref>
 
Secara umum, galiung Portugis memiliki 35 meriam.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=neUKEvaYPZYC&pg=PA16&dq=The+population+of+Portugal,+about+one+million+people,+was+not+large,+and+there+were+many+other+emigration+opportunities,+especially+in+Brazil&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwj9sPSfv9raAhWCIJAKHc40BEIQ6AEIKjAA#v=onepage&q=%22thirty-five%20guns%22&f=false|title=The Cambridge Illustrated Atlas of Warfare: Renaissance to Revolution, 1492-1792|last=Black|first=Jeremy|date=1996-03-28|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521470339|language=en}}</ref> Tapi salah satu Galiung portugis yang dikenal dengan sebutan [[Botafogo]], "dikatakan dilengkapi dengan 366 senjata" <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=hBTqPX4G9Y4C&pg=PA218&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEIKDAA#v=onepage&q=%22Portuguese%20galleon%22%20%22the%20Botafogo%22%20%22was%20said%20to%20have%20mounted%20a%20grand%20total%20of%20366.%22&f=false|title=Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580|last=Diffie|first=Bailey Wallys|date=1977|publisher=U of Minnesota Press|isbn=9780816607822|language=en}}</ref> <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=jkk5DAAAQBAJ&pg=PT249&dq=galleon+botafogo+cannons&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjR14201traAhUGx5AKHaDMCt4Q6AEILzAB#v=onepage&q=%22This%20ship%20had%20an%20exceptional%20capacity%20of%20fire%20for%20its%20time,%20illustrating%20the%20evolution%20that%20was%20operating%20at%20the%20time,%20and%20for%20this%20reason,%20it%20became%20known%20as%20Botafogo,%20meaning%20literally%20fire%20maker,%20torcher%20or%20spitfire%20in%20popular%20Portuguese.%22&f=false|title=Tools of War: History of Weapons in Early Modern Times|last=Ramsey|first=Syed|date=2016-05-12|publisher=Vij Books India Pvt Ltd|isbn=9789386019820|language=en}}</ref> dan berperan penting dalam [[Penaklukan Tunis (1535)]]. Batofogo, yang awalnya dibaptis oleh São João Baptista, merupakan Galiung terbesar di Eropa.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tb6_BAAAQBAJ&pg=PT54&lpg=PT54&dq=Batista,+built+in+1534,+was+Europe's+biggest+warship+and+was+nicknamed+%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D+(Spitfire)+because+of+its+366+bronze+cannon.&source=bl&ots=DUk3pxjTMT&sig=I5sChK3q4yX-bDStyHhkT7gj3qE&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiFzof53traAhUGgJAKHfXXChIQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Batista,%20built%20in%201534,%20was%20Europe's%20biggest%20warship%20and%20was%20nicknamed%20%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D%20(Spitfire)%20because%20of%20its%20366%20bronze%20cannon.&f=false|title=The Portuguese: A Portrait of a People|last=Hatton|first=Barry|date=2016-01-06|publisher=Andrews UK Limited|isbn=9781908493392|language=en}}</ref> Selain itu, Portugis juga memiliki kapal terbesar di dunia yang disebut Padre Eterno (Bapa Kekal) yang mampu membawa kargo seberat 2.000 ton.<ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tb6_BAAAQBAJ&pg=PT54&lpg=PT54&dq=Batista,+built+in+1534,+was+Europe's+biggest+warship+and+was+nicknamed+%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D+(Spitfire)+because+of+its+366+bronze+cannon.&source=bl&ots=DUk3pxjTMT&sig=I5sChK3q4yX-bDStyHhkT7gj3qE&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiFzof53traAhUGgJAKHfXXChIQ6AEIKDAA#v=onepage&q=Batista,%20built%20in%201534,%20was%20Europe's%20biggest%20warship%20and%20was%20nicknamed%20%E2%80%9CBotafogo%E2%80%9D%20(Spitfire)%20because%20of%20its%20366%20bronze%20cannon.&f=false|title=The Portuguese: A Portrait of a People|last=Hatton|first=Barry|date=2016-01-06|publisher=Andrews UK Limited|isbn=9781908493392|language=en}}</ref> Ekspresi kekuatan armada laut ini mempengaruhi tempat lain di Afrika atau Asia dan tentu saja membantu meningkatkan "teror" Portugis atas wilayah Timur yang mereka dekati, khususnya karena banyak kapal dari Timur yang tidak memiliki senjata. <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=tbmT_Tv-VGUC&pg=PA110&dq=siege+of+diu+1531&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjbn9qr2pnaAhUDFpAKHZlBCi4Q6AEINjAC#v=onepage&q=%22terror%22&f=false|title=History of India from the Earliest Period to the Close of the East India Company's Government|last=Marshman|first=John Clark|date=2010-11-18|publisher=Cambridge University Press|isbn=9781108021043|language=en}}</ref><ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=HKmXcBCKEcAC&pg=PA9&dq=indian+ships+had+no+guns&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwiq5NOI4draAhWEFpAKHSMfDMEQ6AEILzAB#v=onepage&q=indian%20ships%20had%20no%20guns&f=false|title=India's Naval Traditions: The Role of Kunhali Marakkars|last=Kurup|first=K. K. N.|date=1997|publisher=Northern Book Centre|isbn=9788172110833|language=en}}</ref>
Baris 158:
* '''Lincoln Payne''': "''Perang resmi Utsmaniyah melawan Portugis berakhir dengan pembunuhan Sokullu pada 1579, tetapi satu dekade kemudian lima armada kapal dikirim untuk merebut Mombasa ... Utsmaniyah menyerah kepada Portugis, sehingga mengakhiri upaya Utsmaniyah untuk mempengaruhi hal ihwal di Samudra Hindia."'' <ref>{{Cite book|url=https://books.google.com.br/books?id=6vglAwAAQBAJ&pg=PT393&dq=%22the+Ottomans+surrendered+to+the+Portuguese,+thus+ending+Ottoman+efforts+to+influence+events+in+the+Indian+Ocean%22&hl=pt-BR&sa=X&ved=0ahUKEwjx9Ma5oq7aAhVDTJAKHXdPBUwQ6AEIKDAA#v=onepage&q=%22the%20Ottomans%20surrendered%20to%20the%20Portuguese,%20thus%20ending%20Ottoman%20efforts%20to%20influence%20events%20in%20the%20Indian%20Ocean%22&f=false|title=The Sea and Civilization: A Maritime History of the World|last=Paine|first=Lincoln|date=2014-02-06|publisher=Atlantic Books|isbn=9781782393573}}</ref>
* '''G.A Ballard''': ''"saat itu merupakan era tekanan dan perselisihan yang terjadi berulang kali, tetapi dalam kondisi-kondisi yang stasioner; meskipun terus-menerus diserang, Portugis tidak pernah terusir ke mana pun, bahkan ketika mengalami kemunduran sementara selalu bisa memulihkan supremasi mereka cepat atau lambat."'' <ref>{{Cite book|title=Rulers of the Indian Ocean|last=Ballard|first=G.A|publisher=University of Michigan|year=1928|location=Boston, Houghton Mifflin Company,|pages=130}}</ref>
* '''Svat Soucek:''' "''Dengan demikian nasib [[Piri Reis]] merepresentasikan argumen yang kuat terhadap citra Kesultanan Utsmaniyah yang sepenuhnya terlibat dalam eksplorasi dan penemuan dunia oleh para pelopor Barat, dari konfrontasi antara Turki Utsmani dan Portugis di Samudra Hindia, perjuangan global untuk dominasi yang dimenangkan Turki. Jika itu yang terjadi, kita akan bicara bukan tentang Estado da India Portugis tetapi dari kerajaan samudera Utsmaniyah yang menguasai Samudera Hindia dari Mombasa di pantai Afrika timur ke Melaka di Malaysia, sebuah segi empat raksasa yang sudut lainnya adalah Hormuz dan Aden. Jauh dari melihat Porte yang melancarkan kampanye gencar untuk menguasai kekaisaran samudera semacam itu, namun kami melihat tindakan itu bahkan tidak berhasil membuat Teluk Persia di bawah kendalinya: upaya oleh skuadron kecil di bawah komando Piri Reis untuk menaklukkan Hormuz telah direncanakan dengan buruk dan terlalu kecil untuk usaha semacam itu, selain secara nyata disabotase oleh gubernur Basra Kubad Pasha; lebih penting lagi, tidak dilakukan kampanye lain yang lebih baik yang seharusnya diluncurkan dari Basra. Emporium besar, yang kepemilikannya oleh orang-orang kafir sangat disesalkan oleh Piri Reis di Kitabı Bahriye, sehingga penguasaan Portugis bukan menjadi landasan kampanye Utsmaniyah untuk menaklukkan Samudera Hindia''." <ref name=":14">{{Cite journal|last=Soucek|first=Svat|date=2013|title=Piri Reis: His uniqueness among cartographers and hydrographers of the Renaissance|url=http://www.lecfc.fr/new/articles/216-article-11.pdf|journal=CFC (N°216- Juin 2013)|volume=|pages=143, 144|via=Comite Francais de Cartographie - Accueil}}</ref>
 
== Catatan ==