Perang Tiga Puluh Tahun: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Adeninasn (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan visualeditor-wikitext
Adeninasn (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 22:
[[Perdamaian Augsburg]] (1555) mengakhiri perang antara [[Kaisar Romawi Suci]] [[Karl V, Kaisar Romawi Suci|Karl V]], dengan negara-negara [[Jerman]] [[Protestanisme|Protestan]],<ref name=":1" /> di mana asas ''[[cuius regio, eius religio]]'' menentukan agama raja sebagai agama wilayah kekuasaan, dan sistem agama tunggal, digantikan dengan sistem agama di setiap wilayah.<ref>{{cite book|title=Reformasi dari dalam, Sejarah Gereja Zaman modern|first1=Eddy.|publisher=Penerbit Kanisisus|year=2004|isbn=979-21-0910-2|location=Yogyakarta|pages=67-69|ref=harv|last1=Kristiyanto, OFM}}</ref> Asas ini, bagaimanapun, tidak mengakhiri persaingan agama atau tuntutan agama minoritas yang ditoleransi oleh pemerintah.<ref name=":1" /> [[Perdamaian Augsburg]], pada kenyataannya, memperkuat partikularisme Jerman, serta membantu mensekulerasikan institusi [[Kekaisaran Romawi Suci]] dengan mengakui hak pangeran Jerman untuk menentukan agama negara-negara mereka. Hal ini juga membantu mengakhiri harapan [[Karl V, Kaisar Romawi Suci|Karl V]] dalam mendirikan sebuah kerajaan yang akan mempertemukan semua wilayah [[Wangsa Habsburg|Habsburg]] di negara bagian [[Jerman]], [[Spanyol]], dan [[Belanda]].<ref name=":1" />
 
[[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]] (1557- 1612), raja [[Bohemia]] dan [[kaisar Romawi Suci]] (yang menggantikan ayahnya [[Maximilian II, Kaisar Romawi Suci|Maximilian II]]), ingin meluncurkan sebuah perang agama melawan [[Protestanisme|Protestan]]. Dia menutup gereja-gereja [[Gereja Lutheran|Lutheran]] di tahun 1578, mengingkari janji sebelumnya kepada bangsawan Bohemia bahwa dia akan mentoleransimenoleransi agama, yang dianut sebagian besar penduduk yang telah berpindah agama.<ref name=":1" /> Selain itu, sepupu [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]]; Adipati Agung [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]] (1578-1637) menarik toleransi agama yang diberikan [[Maximilian II, Kaisar Romawi Suci|Maximilian II]] di [[Austria Hilir|Austria hilir]]. Pasukan kekaisaran [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]], yang telah memerangi orang-orang Turki sejak tahun 1593, telah menganeksasi [[Transilvania]].<ref name=":1" /> Kaisar bergerak melawan [[Protestanisme|Protestan]] di sana dan di [[Hongaria]]. Namun pada tahun 1605, ketika tentara Rudolf II melakukan kampanye melawan orang-orang Turki di [[Balkan]], orang-orang Protestan memberontak di kedua tempat tersebut. Sebuah tentara Protestan menginvasi [[Moravia]], yang terletak di sebelah timur [[Bohemia]] dan utara [[Austria]], dekat dengan ibukota [[Wangsa Habsburg|Habsburg]] di [[Wina]]. Sementara itu, Kaisar [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]], yang hanya sedikit kompeten pada hari-hari terbaiknya (dia mengalami depresi dan kemudian merasa tidak waras), dan hidup sebagai pertapa di kastilnya di [[Praha]]. Keluarganya meyakinkan saudaranya [[Matthias, Kaisar Romawi Suci|Matthias]] (1557-1619) untuk bertindak atas nama [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]] dengan berdamai dengan penduduk [[Protestanisme|Protestan]] [[Hongaria]] dan [[Transilvania]], serta orang-orang [[Turki]]. [[Traktat Wina (1606)]] menjamin kebebasan beragama di Hongaria. [[Matthias, Kaisar Romawi Suci|Matthias]] kemudian dikenal sebagai kepala ahli waris atau penerus [[wangsa Habsburg]] dan [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]].<ref name=":1" />
 
Kebanyakan orang sepakat dengan perdamaian yang diakui pada [[Traktat Wina (1606)]], kecuali [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]],. danDia mengklaim bahwa wabah yang memburukmenyebar di [[Bohemia]] adalah bukti bahwa Tuhan tidak senang dengan [[konsesi]] yang diberikannya kepada penganut [[Protestanisme|Protestan]]. Dia juga mencela [[Matthias, Kaisar Romawi Suci|Matthias]] dan [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]] atas akomodasi mereka dengan orang-orang Protestan dan dengan orang-orang Turki. [[Matthias, Kaisar Romawi Suci|Matthias]] bersekutu dengan wilayah tanah Hongaria yang Protestan dan bergerak melawan [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]]. KemudiaKemudian [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]] menyerah, dan memberikan [[Hongaria]], [[Austria]], dan [[Moravia]] kepada [[Matthias, Kaisar Romawi Suci|Matthias]] di tahun 1608, dan [[Bohemia]] di tahun 1611. [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]] dipaksa untuk menandatangani ''Letter of Majesty'' di tahun 1609, dan memberikan hak kepada penduduk [[Bohemia]] untuk memilih agama [[Gereja Katolik Roma|Katolik]], [[Gereja Lutheran|Lutheranisme]], atau satu dari dua kelompok ajaran [[Husite]]. Gereja-gereja Protestan, sekolah, dan juga kuburan ditoleransi.<ref name=":1" /> Penurunan efektif atas otoritas [[Kekaisaran Romawi Suci]] berkontribusi pada akhir periode perdamaian di negara-negara Jerman. Dalam dasawarsa terakhir di abad ke-16, negara-negara ini saling bermusuhan dan dimiliterisasi. Untuk beberapa saat, [[Reformasi Katolik]] diuntungkan dari perdebatan sengit, atau bahkan perang kecil antara pemeluk [[Gereja Lutheran|Lutheran]] dan [[Calvinisme|Kalvinis]]. Namun semakin banyak pemeluk [[Protestanisme|Protestan]] mengesampingkan perbedaan keduanya, betapapun besarnya, dalam menghadapi desakan penguasa [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] yang ingin memenangkan kembali wilayah-wilayah yang hilang akibat [[Protestanisme]].<ref name=":1" />
 
Kisah-kisahPeristiwa intoleransi tejadi dan memanaskan perselisihan antar agama. Pada tahun 1606, di [[Donauwörth]], sebuah [[Status Imperii|kota kekaisaran bebas]] Jerman bagian selatan di mana pemeluk [[Gereja Lutheran|Lutheran]] dan [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] sudah saling bersikap toleran,. kerusuhan tejadiKerusuhan bermula ketika penganut [[Gereja Lutheran|Lutheran]] berusaha mencegah dan menahan pemeluk [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] untukketika menahanmelaksanakan sebuah prosesi. Kemudian diPada tahun berikutnya, Adipati [[Maximilian I, Elektor dari Bavaria|Maximilian I]] dari Bavaria mengirim pasukan untuk memastikan dominasi [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] di wilayah tersebut. Hal ini membuat para pangeran [[Calvinisme|Kalvinis]] marah, sama halnya dengan beberapa penguasa Lutheran. <ref name=":1" /> [[Dewan Kekaisaran Romawi Suci|Dewan Kekaisaran]], yang diadakan dua tahun kemudian, bubar dalam kekacauan; saat [[Rudolf II, Kaisar Romawi Suci|Rudolf II]] menolak meningkatkan representasi [[Protestanisme|Protestan]] di dalam [[Dewan Kekaisaran Romawi Suci|Dewan Kekaisaran]]. Krisis politik sekarang menyebar lebih jauh ketika beberapa negara Katolik Jerman mengupayakan intervensi [[Spanyol]] dalam sebuah perselisihan mengenai suksesi pangeran di wilayah kecil [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] [[Rheinland]] utara di Cleves-Jülich, di mana [[Henri IV dari Perancis]] mengancam akan menyerang. Pangeran-pangeran Katolik Jerman mengorganisir sebuah [[Liga Katolik (Jerman)|Liga Katolik]] di tahun 1609, yang dipimpin oleh [[Maximilian I, Elektor dari Bavaria|Maximilian I dari Bavaria]]. Enam pangeran Protestan kemudian menandatangani aliansi defensif, di mana [[Serikat Protestan]] melawan [[Liga Katolik (Jerman)|Liga Katolik]]. [[Matthias, Kaisar Romawi Suci|Matthias]], yang telah terpilih sebagai [[kaisar Romawi Suci]] di tahun 1612, ingin menjadikan [[Liga Katolik (Jerman)|Liga Katolik]] sebagai institusi [[Wangsa Habsburg|Habsburg]]. Selain itu, dia juga berharap dapat merayu orang [[Gereja Lutheran|Lutheran]] dari [[Serikat Protestan]], yang pada saat itu didominasi oleh pemeluk Kalvinis.<ref name=":1" /> Tetapi obsesi [[Matthias, Kaisar Romawi Suci|Matthias]] atas ambisi dinasti [[Wangsa Habsburg|Habsburg]]{{efn|[[Matthias, yangKaisar Romawi Suci|Matthias]] dikenal daridengan sejarahnya–yangkontribusinya telahdalam berjuang melawan pemberontakan [[Protestanisme|Protestan]] [[Belanda]] melawan [[Spanyol]], dan kesempatandi toleransibeberapa ataskesempatan menoleransi [[Gereja Lutheran|Lutheranisme–Lutheranisme]].<nowikiref name=":1" />}} membuatnya dipercaya oleh beberapa pangeran [[Gereja Katolik Roma|Katolik]]. Adipati Agung [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]], penguasa [[Austria Hilir|Austria hilir]], menunggu di pihak [[Kaisar Romawi Suci]] untuk memimpin sebuah [[Perang Salib|perang salib]] [[Gereja Katolik Roma|Katolik]] melawan [[Protestanisme]]. [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]], yang telah mewarisi tahta Hongaria di tahun 1617 dan [[Bohemia]] di tahun berikutnya, menjadi [[kaisar Romawi Suci]] atas kematian pamannya [[Matthias, Kaisar Romawi Suci|Matthias]] di tahun 1619. [[Ferdinand II, Kaisar Romawi Suci|Ferdinand II]] adalah seorang pria saleh yang mengaku bahwa dia hanya bisa menyelamatkan jiwanya dengan meluncurkan sebuah perang agama. Sementara itu, perlawanan [[Protestanisme|Protestan]] di Bohemia dimobilisasi, dengan mencari bantuan [[Protestanisme|Protestan]] dari [[Transilvania]] dan Palatinate.<ref name=":1" />
 
==Permulaan perang (1618-1625)==