Perang Tiongkok-Jepang Pertama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 147:
 
Pada tanggal 17 September 1894, Armada Gabungan Jepang menghadapi Armada Beiyang Tiongkok di muara Sungai Yalu. Pertempuran laut yang berlangsung dari pagi hingga senja, menghasilkan kemenangan Jepang.{{sfn|Evans|Peattie|1997|p=42}} Meskipun Tiongkok berhasil mendaratkan 4.500 tentara di dekat Sungai Yalu saat matahari terbenam, armada Beiyang berada di ambang kehancuran total – sebagian besar armada telah melarikan diri atau tenggelam dan dua kapal terbesar ''Dingyuan'' dan ''Zhenyuan'' hampir kehabisan amunisi. Angkatan Laut Kekaisaran Jepang menghancurkan delapan dari sepuluh kapal perang Tiongkok, memastikan komando Jepang di Laut Kuning. Faktor utama kemenangan Jepang adalah keunggulannya dalam kecepatan dan daya tembak.{{sfn|Evans|Peattie|1997|p=44}} Kemenangan tersebut menghancurkan moral angkatan laut Tiongkok.{{sfn|Paine|2003|p=82}} Pertempuran Sungai Yalu adalah pertempuran angkatan laut terbesar dalam perang tersebut dan merupakan kemenangan propaganda besar bagi Jepang.{{sfn|Paine|2003|pp=182–183}}<ref name ="JC Perry 1964">{{cite journal |first1=John Curtis |last1=Perry |author-link=John Curtis Perry |date=1964 |title=The Battle off the Tayang, 17 September 1894 |journal=The Mariner's Mirror |volume=50 |issue=4 |pages=243–259 |doi=10.1080/00253359.1964.10657787 }}</ref>
 
===Invasi Manchuria===
[[File:Illustration of the Decapitation of Violent Chinese Soldiers by Utagawa Kokunimasa 1894.png|thumb|upright=1.5|Ilustrasi oleh Utagawa Kokunimasa saat tentara Jepang memenggal [[Tahanan perang|tahanan perang]] Tiongkok sebagai peringatan ke yang lainnya]]
 
Dengan kekalahan di Pyongyang, Tiongkok meninggalkan Korea utara dan mengambil posisi bertahan di benteng di sepanjang sisi Sungai Yalu dekat [[Dandong|Jiuliancheng]]. Setelah menerima bala bantuan pada 10 Oktober, Jepang dengan cepat bergerak ke utara menuju Manchuria.
 
Pada malam tanggal 24 Oktober 1894, Jepang berhasil menyeberangi Sungai Yalu tanpa terdeteksi dengan mendirikan jembatan ponton. Sore berikutnya tanggal 25 Oktober pukul 17:00, mereka menyerang pos terdepan Hushan, sebelah timur Jiuliancheng. Pada pukul 20.30 para pasukan Tiongkok meninggalkan posisi mereka dan keesokan harinya mereka mundur sepenuhnya dari Jiuliancheng.
 
Dengan direbutnya Jiuliancheng, Korps Angkatan Darat ke-1 Jenderal Yamagata Aritomo menduduki kota terdekat Dandong, sementara di utara, unsur-unsur Tentara Beiyang yang mundur membakar kota [[Fengcheng]]. Jepang telah membangun pijakan yang kokoh di wilayah Tiongkok dengan hanya kehilangan empat prajuri yang tewas dan 140 luka-luka.
 
Korps Angkatan Darat ke-1 Jepang kemudian dibagi menjadi dua kelompok dengan Divisi Provinsi ke-5 pimpinan Jenderal [[Nozu Michitsura]] maju menuju kota [[Shenyeng|Mukden]] (sekarang Shenyang) dan Divisi Provinsi ke-3 pimpinan Letnan Jenderal [[Katsura Taro|Katsura Tarō]] mengejar pasukan Tiongkok yang melarikan diri ke barat menuju Semenanjung Liaodong.
 
Pada bulan Desember, Divisi Provinsi ke-3 telah merebut kota Tatungkau, Takushan, Xiuyan, Tomucheng, Haicheng dan Kangwaseh. Divisi Provinsi ke-5 berbaris selama musim dingin Manchuria yang parah menuju Mukden.
 
Korps Angkatan Darat ke-2 Jepang di bawah pimpinan [[Oyama Iwao|Ōyama Iwao]] mendarat di pantai selatan Semenanjung Liaodong pada tanggal 24 Oktober dan dengan cepat bergerak untuk merebut [[Jinzhou]] dan Teluk Dalian pada tanggal 6–7 November. Jepang mengepung pelabuhan strategis Lüshunkou (Port Arthur).
 
== Lihat pula ==