Perang Tiongkok-Jepang Pertama: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 149:
 
===Invasi Manchuria===
[[File:Illustration of the Decapitation of Violent Chinese Soldiers by Utagawa Kokunimasa 1894.png|thumb|upright=1.5|Ilustrasi oleh Utagawa Kokunimasa saat tentara Jepang memenggal [[Tahanan perang|tahanan perang]] Tiongkok sebagai peringatan ke yangtawanan lainnya]]
 
Dengan kekalahan di Pyongyang, Tiongkok meninggalkan Korea utara dan mengambil posisi bertahan di benteng di sepanjang sisi Sungai Yalu dekat [[Dandong|Jiuliancheng]]. Setelah menerima bala bantuan pada 10 Oktober, Jepang dengan cepat bergerak ke utara menuju Manchuria.
Baris 188:
 
Kapal perang Jepang memasuki selat itu keesokan harinya dan, setelah mengetahui bahwa tidak ada ladang ranjau, mereka memasuki pelabuhan Magong. Pada tanggal 26 Maret, seluruh kepulauan berada di bawah kendali Jepang, dan Laksamana Muda [[Tanaka Tsunatsune]] diangkat menjadi gubernur. Selama kampanye, Jepang menderita 28 orang tewas dan terluka, sedangkan kerugian Tiongkok hampir 350 orang tewas atau terluka dan hampir 1.000 orang ditawan.{{sfn|Olender|2014|p=164}} Operasi ini secara efektif mencegah penguatan pasukan Tiongkok di Taiwan, dan memungkinkan Jepang untuk memaksakan tuntutan mereka agar Taiwan menyerah dalam perundingan perdamaian.
 
==Akhir Perang==
===Perjanjian Shimonoseki===
[[File:Japan China Peace Treaty 17 April 1895.jpg|thumb|[[Traktat Shimonoseki|Perjanjian Shimonoseki]], 17 April 1895]]
Perjanjian Shimonoseki ditandatangani pada tanggal 17 April 1895. Tiongkok mengakui kemerdekaan total Korea dan menyerahkan Semenanjung Liaodong, [[Taiwan]], dan Kepulauan Penghu kepada Jepang "untuk selama-lamanya".[108] Pulau-pulau yang disengketakan yang dikenal sebagai pulau "Senkaku/Diaoyu" tidak disebutkan namanya dalam perjanjian ini, namun Jepang menganeksasi pulau-pulau tak berpenghuni ini ke Prefektur Okinawa pada tahun 1895. Jepang menegaskan bahwa tindakan ini diambil secara independen dari perjanjian yang mengakhiri perang, dan Tiongkok menegaskan bahwa tindakan tersebut tersirat sebagai bagian dari penyerahan Taiwan.
 
Selain itu, Tiongkok harus membayar Jepang 200 juta [[Tahil|tahil]] (8.000.000 kg/17.600.000 lb) perak sebagai pampasan perang. Pemerintahan Qing juga menandatangani perjanjian komersial yang mengizinkan kapal-kapal Jepang beroperasi di [[Sungai Yangtze]], mengoperasikan pabrik manufaktur di pelabuhan-pelabuhan perjanjian, dan membuka empat pelabuhan lagi untuk perdagangan luar negeri. Rusia, Jerman dan Perancis dalam beberapa hari melakukan ''Triple Intervention'', dan memaksa Jepang menyerahkan Semenanjung Liaodong dengan imbalan 30 juta tahil perak (setara dengan sekitar 450 juta yen).
 
Setelah perang, pemerintah Qing membayar 200 juta tahil Kuping, atau setar 311.072.865 yen, menjadikan perang tersebut menjadi keuntungan bersih bagi Jepang, karena dana perang mereka hanya 250.000.000 yen.<ref>Paine, Sarah. 'The Sino-Japanese War of 1894–1895 – Perceptions, Power, and Primacy'. Cambridge University Press, 2002, pp. 269–270.</ref>
 
== Lihat pula ==