Perebutan Melaka (1511): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Surijeal (bicara | kontrib)
Surijeal (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 122:
Mencerminkan beberapa dekade kemudian tentang betapa buruknya nasib orang Melayu melawan Portugis di Malaka dan di tempat lain, kartografer [[Manuel Godinho de Erédia]] menyebutkan banyak kelemahan pasukan darat mereka. Diantaranya adalah kurangnya taktik dan formasi militer yang teratur, artileri yang relatif ringan, kurangnya baju pelindung, ketergantungan pada busur dan [[sumpitan]], dan per[[benteng]]<nowiki/>an yang tidak efektif.{{sfn|Mills|1930|p=31–33}}
 
{{quote|Angkatan bersenjata Melayu tidak mengikuti taktik militer teratur Eropa: mereka hanya menggunakan serangan dan sergapan dalam formasi massal: Satu-satunya rencana mereka adalah membangun penyergapan di jalan sempit dan hutan dan semak belukar, dan kemudian melakukan serangan dengan pasukan bersenjata: Setiap kali mereka mempersiapkan diri untuk berperang, mereka membebaskan diri mereka sendiri dan biasanya menderita kerugian besar... Senjata yang biasanya mereka gunakan dalam peperangan adalah pedang, perisai, tombak, busur dan anak panah, dan sumpitan dengan panah beracun. Pada hari ini, sebagai akibat dari pertemuan dengan kami, mereka menggunakan senapan dan meriam. Pedang, senjata bilah dengan panjang 5 jengkal (110 cm), disebut ''padan'' oleh mereka: seperti pedang Turki, pedang ini memiliki satu sisi. Belati, yang disebut ''cris'' ([[keris]]), adalah bilah berukuran panjang 2 jengkal (44 cm), dan terbuat dari baja bagus; itu mengandung racun yang mematikan; sarungnya dari kayu, gagangnya dari tanduk binatang atau dari batu langka... Busur mereka lebih besar dari busur Persia. Tombak yang disebut ''azagaya'' panjangnya 10 jengkal (2,2 m): tombak ini banyak digunakan dengan dilempar. Ada tombak lain, sepanjang 25 jengkal (5,5 m): selain sejumlah besar ''soligues'' (seligi) yang terbuat dari ''nyboes'' ([[nibung]]) dan digunakan dengan dilempar... Artileri mereka, biasanya, tidak berat; sebelumnya mereka menggunakan mortir dan meriam putar yang terbuat dari berbagai logam{{refn|Versi Portugis asli menyebutkan ''berços'' dan ''pedreyros'', ''berços'' merujuk pada [[meriam putar isian belakang]], sedangkan ''pedreyros'' merujuk pada meriam abad pertengahan atau mortir penembak ''piedra'' (batu)<ref>. Lihat {{harvnb|De Erédia, |1881: |p=21</ref>}}.|group=Catatan}}... Mengenai penggunaan artileri di kalangan Melayu, kita tahu bahwa pada penaklukan Malaka pada tahun 1511, Afonso de Albuquerque menangkap banyak artileri kecil, ''[[Cetbang|esmeril]]'', ''[[Lela (meriam)|falconet]]'', dan ''saker'' berukuran sedang... Benteng-benteng dan perkubuan orang Melayu biasanya terdiri dari struktur tanah dan ditempatkan di antara papan tegak. Kami memang menemukan beberapa bangunan yang terbuat dari batu berbentuk yang disatukan tanpa [[lepa]] atau [[gegala]]... Dalam gaya sederhana ini dibangun benteng-benteng utama dan istana kerajaan... Tetapi biasanya penduduk asli menggunakan benteng dan pagar dan [[palisade]] yang terbuat dari kayu besar, yang jumlahnya banyak di sepanjang Sungai Panagim di pantai yang sama... Selain benteng mereka, mereka menggali lubang yang dalam di depan pagar kayu; lubang-lubang ini berisi perangkap dan tongkat runcing yang diberi racun; mereka juga memanfaatkan lubang-lubang yang ditutupi ranting-ranting, dan perangkap-perangkap yang dipasang untuk menyergap, sehingga menimbulkan banyak luka... Jadi di masa lalu benteng mereka, selain hanya terbuat dari tanah, dibangun dalam bentuk yang sederhana, tanpa titik militer yang layak.|source=''Declaraçam de Malaca e India Meridional com o Cathay'' oleh Manuel Godinho de Erédia, 1613.<ref>Godinho de Erédia, "Description of Malacca", Journal Of The Malayan Branch Of The Royal Asiatic Society, 1930, Vol. 8; Reprint 14, RM55. [https://archive.org/stream/in.ernet.dli.2015.281670/2015.281670.Journal-Of_djvu.txt Archived text].</ref>{{sfn|De Erédia|1881|p=20–22}}}}
 
Karena orang Melaka baru diperkenalkan dengan senjata api baru-baru ini setelah tahun 1509, mereka belum mengadopsi praktik kota-kota Eropa dan India dalam membentengi pelabuhan mereka. Karena itu, mereka mengandalkan orang-orang Gujarat untuk membantu mereka membangun pertahanan semacam itu. Orang Gujarat menangani pekerjaan membangun benteng Melaka sepenuhnya. Seorang kapten Gujarat yang ingin berperang dengan Portugis menyediakan Melaka dengan kapal-kapal Gujarat dan menjanjikan bantuan 600 prajurit dan 20 ''bombard''. Pembela asing Melaka lainnya adalah orang Iran, yang merupakan pedagang penting di Samudra Hindia.{{sfn|Charney|2012|p=3}}
Baris 264:
== Bibliografi ==
 
* {{citation |last=Albuquerque |first=Afonso de |url=https://archive.org/details/commentariosdog00unkngoog/page/n165/mode/2up?q |title=Commentários do Grande Afonso Dalbuquerque parte III|publisher=Na Regia Officina Typografica |year=1774 |location=Lisboa |ref=harv}} {{PD-notice}}
* {{citation |last=Birch|first=Walter de Gray|url=https://archive.org/details/commentariesgre02unkngoog/page/n7/mode/2up?q|title=The Commentaries of the Great Afonso Dalboquerque, Second Viceroy of India, translated from the Portuguese edition of 1774 Vol. III|publisher=The Hakluyt Society|year=1875|location=London|ref=harv}} {{PD-notice}}
* {{citation |last=Charney |first=Michael |year=2012 |title=Iberians and Southeast Asians at War: the Violent First Encounter at Melaka in 1511 and After |journal=Waffen Wissen Wandel: Anpassung und Lernen in Transkulturellen Erstkonflikten |volume= |issue= |pages=1–18 |doi= |ref=harv}}
* {{citation |last=Crawfurd|first=John|publisher=Bradbury and Evans|year=1856|title=A Descriptive Dictionary of the Indian Islands and Adjacent Countries|url=https://archive.org/details/adescriptivedic00crawgoog|ref=harv}} {{PD-notice}}
* {{citation |last=Dames |first=Mansel Longworth |title=The Book Of Duarte Barbosa Volume 2 |year=1921 |publisher=Printed for the Hakluyt Society |location=London |url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.47303/page/n1/mode/2up?q= |ref=harv}} {{PD-notice}}
* {{citation |last=De Erédia |first=Manuel Godinho |title=Malacca L' Inde Orientale Et Le Cathay Volume 1 |year=1881 |publisher=M. Leon Janssen |location=Bruxelles |url=https://archive.org/details/malacca-l-inde-orientale-et-le-cathay/page/n5/mode/2up |ref=harv}} {{PD-notice}}
* {{citation |last1=Diffie |first1=Bailey W. |last2=Winius |first2=George D. |title=Foundations of the Portuguese Empire, 1415–1580 |year=1977 |publisher=University Of Minnesota Press |ISBN=9780816608508 |ref=harv}}
* {{citation |last=Felner |first=Rodrigo José de Lima |url=https://archive.org/details/in.gov.ignca.14105/page/217/mode/2up |title=Lendas da India por Gaspar Correa Tomo II |publisher=Academia Real das Sciencias |year=1860 |location=Lisboa |pages= |language=Portuguese |ref=harv}} {{PD-notice}}
* {{citation |last=Gibson-Hill |first=C. A. |year=1953 |title=Notes on the old Cannon found in Malaya, and known to be of Dutch origin |journal=Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society |volume=26 |issue= |pages=145–174 |doi= |ref=harv}}
* {{citation |last=Huan |first=Ma |title=Ying-Yai Sheng-Lan: 'The Overall Survey of the Ocean's Shores' (1433) Translated from the Chinese text edited by Feng C'heng-Chun with introduction, notes and appendices by J.V.G. Mills |year=1970 |publisher=Hakluyt Society |location=London |url= |ref=harv}}
* {{citation |last=Kheng |first=Cheah Boon |title=Sejarah Melayu The Malay Annals MS RAFFLES No. 18 Edisi Rumi Baru/New Romanised Edition |year=1998 |publisher=Academic Art & Printing Services Sdn. Bhd. |location= |url= |ref=harv}}
* {{citation |last=Koek |first=E. |year=1886 |title=Portuguese History of Malacca |journal=Journal of the Straits Branch of the Royal Asiatic Society |volume=17 |issue= |pages=117–149 |url=https://archive.org/details/portuguese-history-of-malacca/page/n1/mode/2up |ref=harv}} {{PD-notice}}
* {{citation |last=Mills |first=J. V. |date=April 1930 |title=Eredia's Description of Malaca, Meridional India, and Cathay |journal=Journal of the Malayan Branch of the Royal Asiatic Society |volume=8 |issue= |pages=1–288 |url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.281670/mode/2up?q |ref=harv}} {{PD-notice}}
* {{citation |last=Pintado |first=M.J. |title=Portuguese Documents on Malacca: 1509–1511 |year=1993 |publisher=National Archives of Malaysia |location= |url=https://books.google.co.id/books?redir_esc=y&id=r6suAQAAIAAJ |ref=harv}}
* {{citation |last=Reid |first=Anthony |date=September 1980 |title=The Structure of Cities in Southeast Asia, Fifteenth to Seventeenth Centuries
|journal=Journal of Southeast Asian Studies |volume=11 |issue=2 |pages=235–250 |doi=10.1017/S0022463400004446 |s2cid=154365629 |url= |ref=harv}}
* {{citation |last=Reid |first=Anthony |title=Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1680. Volume One: The Lands below the Winds |year=1988 |publisher=Yale University Press |location=New Haven and London |url= |ref=harv}}
* {{citation |last=Reid |first=Anthony |title=Southeast Asia in the Age of Commerce 1450-1680. Volume Two: Expansion and Crisis |year=1993 |publisher=Yale University Press |location=New Haven and London |url= |ref=harv}}
* {{citation |last=Reid |first=Anthony |year=2000 |chapter=Negeri: The Culture of Malay-speaking City-States of the Fifteenth and Sixteenth Centuries |publisher=The Royal Danish Academy of Sciences and Letter |editor-last1=Hansen |editor-first1=Mogens Herman |pages=417–429 |location=Copenhagen |title=A Comparative Study of Thirty City‑State Cultures |url=http://publ.royalacademy.dk/books/18/120 |ref=harv}}
* {{citation |last1=Subrahmanyam |first1=Sanjay |last2=Parker |first2=Geoffrey |date=2008 |title=Arms and the Asian: Revisiting European Firearms and their Place in Early Modern Asia |journal=Revista de Cultura |volume=26 |pages=12–42 |ref=harv}}
* {{citation |last=Wijaya |first=Daya Negri |date=2022 |title=Malacca Beyond European Colonialism (15th–17th centuries) |type= |publisher=Universidade do Porto |degree=PhD |url=https://hdl.handle.net/10216/141531 |ref=harv}}