Periode Helenistik: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan pranala pipa - DEFAULTSORT dengan huruf kecil)
k tamabah pranala dalam
Tag: VisualEditor pranala ke halaman disambiguasi
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Yale_Art_GalleryYale Art Gallery,_First_Floor First Floor.jpg|jmpl|Periode{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Helenistik. Patung Dionisus dari Koleksi Seni Kuno di Yale. ]]
'''Periode Helenistik''' atau '''era Helenistik''' adalah masa yang berlangsung setelah penaklukan [[Aleksander Agung]]. Istilah ini dikemukakan oleh sejarawan [[Johann Gustav Droysen|J. G. Droysen]]. Pada masa ini, pengaruh budaya dan kekuasaan [[Yunani]] mencapai pada puncaknya di [[Eropa]] dan [[Asia]]. Masa ini kadang disebut masa transisi, atau bahkan disebut masa kemunduran,<ref name="ReferenceA">Alexander The Great and the Hellenistic Age. Green P. ISBN 978-0-7538-2413-9</ref> antara [[Sejarah Yunani Klasik|Zaman Klasik]] yang brilian dan kebangkitan [[Kekaisaran Romawi]]. Periode ini dimulai setelah kematian Aleksander pada tahun 323 SM dan berakhir ketika [[Republik Romawi]] menaklukan daratan Yunani pada tahun 146 SM; atau ketika negara penerus Aleksander yang terakhir mengalami kejatuhan, yaitu [[Kerajaan Ptolemaik]] di [[Mesir Kuno|Mesir]] pada tahun 31/30 SM, dalam [[Pertempuran Actium]].<ref name="ReferenceC">Alexander The Great and the Hellenistic Age, hlm. xiii. Green P. ISBN 978-0-7538-2413-9</ref> Periode Helenistik dicirikan dengan adanya gelombang baru koloni-koloni yang didirikan oleh kota-kota dan kerajaan-kerajaan Yunani di Asia dan [[Afrika]].<ref>[http://mars.wnec.edu/~grempel/courses/wc1/lectures/10hellenism.html Hellenistic Civilization] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080705195541/http://mars.wnec.edu/~grempel/courses/wc1/lectures/10hellenism.html |date=2008-07-05 }}, Western New England College</ref>
 
== Etimologi ==
Kata Helenistik berasal dari istilah [[Bahasa Jerman|Jerman]] ''hellenistisch'', dari [[Bahasa Yunani Kuno|Yunani Kuno]] {{Lang|grc|Ἑλληνιστής}} ( ''Hellēnistḗs'', orang yang menggunakan bahasa Yunani), dan {{Lang|grc|Ἑλλάς}} (''Hellás'', "Yunani"). Helenistik adalah kata modern dan konsep abad ke-19; namun gagasan tentang periode Helenistik tidak ada di era [[Yunani Kuno]]. Meskipun ada beberapa kata yang berkaitan dengan istilah tersebut, seperti ''Hellenist'' ({{Lang-grc|Ἑλληνιστής}}, ''Hellēnistēs'') telah dibuktikan sejak zaman kuno,<ref name="HellenistesLSJ">{{LSJ|*(ellhnisth/s|Ἑλληνιστής|ref}}.</ref> pada pertengahan abad ke-19, dalam buku ''Geschichte des Hellenismus'' (''sejarah Helenisme''), [[Johann Gustav Droysen|J.G Droysen]] mengemukakan istilah ''Helenistik'' untuk merujuk dan mendefinisikan periode ketika budaya Yunani menyebar di dunia non-Yunani setelah penaklukan Aleksander.<ref name="DroysenHellenismus">{{Cite book|url=https://books.google.com/books?id=fBrSQebTZekC&lpg=PP1&pg=PA8#v=onepage&q&f=false|title=Greek History: Hellenistic. Oxford Bibliographies Online Research Guide|last=[[Angelos Chaniotis|Chaniotis]]|first=Angelos|publisher=Oxford University Press|year=2011|isbn=9780199805075|page=8}}</ref> Mengikuti Droysen, istilah ''Helenistik'' dan isitlah lainnya, misalnya ''Hellenisme'', telah banyak digunakan dalam berbagai konteks; penggunaannya yang terkenal adalah dalam ''[[:en:Culture and Anarchy|Culture and Anarchy]]'' oleh [[Matthew Arnold]], di mana istilah Hellenisme digunakan berbeda dengan [[Hebraisme]].<ref name="MatthewArnold">{{Cite book|title=Culture and Anarchy|title-link=Culture and Anarchy|last=Arnold|first=Matthew|publisher=Smith, Elder & Co.|year=1869|page=143|chapter=Chapter IV|author-link=Matthew Arnold|chapter-url=https://books.google.com/books?id=xD5AAAAAYAAJ&pg=PA143}} {{Cite book|title=Culture and Anarchy|title-link=Culture and Anarchy|last=Arnold|first=Matthew|last2=Garnett|first2=Jane (editor)|publisher=Oxford University Press|year=2006|isbn=978-0-19-280511-9|page=[https://archive.org/details/cultureanarchy0000arno_x4c6/page/96 96]|chapter=Chapter IV|author-link=Matthew Arnold}}</ref>
 
Masalah utama dengan istilah Helenistik terletak pada kecocokannya, karena penyebaran budaya Yunani bukanlah fenomena umum yang disiratkan oleh istilah tersebut. Beberapa wilayah di dunia yang ditaklukkan lebih dipengaruhi oleh pengaruh Yunani daripada yang lain. Istilah Helenistik juga menjelaskan semata-mata bahwa bangsa Yunani menjadi mayoritas di daerah mereka tinggal, tetapi dalam banyak kasus, pemukim Yunani sebenarnya adalah minoritas di antara penduduk asli. Populasi Yunani tidak selalu bercampur dengan penduduk asli; orang-orang Yunani cenderung bergerak dan membawa budayanya sendiri, tetapi interaksi tidak selalu terjadi.
 
== Sumber sejarah ==
Meskipun awalnya terdapat beberapa fragmen, tidak ada bentuk sejarah lengkap yang bertahan hingga ratusan tahun setelah kematian Aleksander. Karya-karya [[Daftar sejarawan|sejarawan]] Helenistik [[Hieronimos dari Kardia]] (yang bekerja di bawah pimpinan Aleksander, [[Antigonos I Monophthalmos|Antigonos I]] dan penerus lainnya), [[Duris dari Samos]] dan [[Filarkhos]] yang digunakan sebagai [[Sumber primer|sumber]] yang masih tersisa dinyatakan hilang.<ref name="Walbank">F.W. Walbank et al. THE CAMBRIDGE ANCIENT HISTORY, SECOND EDITION, VOLUME VII, PART I: The Hellenistic World, p. 1.</ref> Sumber yang masih bertahan dan paling kredibel untuk periode Helenistik adalah [[Polibios]] dari [[Megalopolis, Yunani|Megalopolis]], seorang negarawan dari [[Liga Akhaia]] hingga 168 SM ketika ia dipaksa pergi ke [[Roma]] sebagai sandera.<ref name="Walbank" /> Catatan sejarahnya berjumlah 40 buku, yang mencakup tahun 220 hingga 167 SM. Sumbernya yang lain termasuk epitoma [[Yustinus (sejarawan)|Yustinus]] dari catatan [[Pompeius Trogus]], ''Historiae Philipicae'' dan ringkasan a''cara'' [[Arrianos|''Arrian'']] ''setelah Aleksander'', oleh [[Photios I dari Konstantinopel]]. Sumber tambahan yang lebih sedikit termasuk [[Curtius Rufus]], [[ Pausanias dari Damaskus|Pausanias]], [[Plinius Tua|Pliny]], dan [[ensiklopedia]] [[Kekaisaran Romawi Timur|Bizantium]] [[Suda]]. Dalam bidang filsafat, ''[[Kehidupan dan Pendapat Filsuf-filsuf Tersohor|Kehidupan dan Pendapat dari para filsuf Tersohor]]'' milik [[Diogenes Laërtius]] merupakan sumber utamanya; karya-karya seperti ''[[De Natura Deorum]]'' dari [[Cicero]] juga memberikan beberapa perincian lebih lanjut tentang sekolah-sekolah filsafat pada masa Helenistik.
 
== Latar belakang ==
[[Berkas:Napoli_BW_2013Napoli BW 2013-05-16_1616 16-24-01.jpg|kiri|jmpl|[[Aleksander Agung|Aleksander]] melawan raja Persia [[Darius III dari Persia|Darius III]]. Dari [[Mozaik Aleksander|Mosaik Aleksander]], [[Museum Arkeologi Nasional Napoli|Museum Arkeologi Nasional Naples]]]]
Yunani Kuno secara umum merupakan kumpulan negara-[[negara kota]] yang sangat merdeka. Setelah [[Perang Peloponnesos]], Yunani telah jatuh di bawah [[hegemoni Sparta]], yang mana [[Sparta]] lebih unggul tetapi tidak seluruhnya kuat. Hegemoni Sparta digantikan oleh [[Hegemoni Thiva|hegemoni]] [[Thiva]] setelah [[Pertempuran Leuktra]], tetapi setelah [[Pertempuran Mantineia (362 SM)|Pertempuran Mantineia]], seluruh Yunani melemah sehingga tak ada satu negara pun yang bisa mengklaim kemenangannya. Dengan latar belakang inilah kekuasaan [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] bermula, di bawah raja [[Filipus II dari Makedonia|Filipus II]]. Makedonia terletak di pinggiran wilayah Yunani. Meskipun keluarga kerajaannya mengklaim keturunan Yunani, Makedonia sendiri dipandang remeh sebagai semi-barbar oleh orang-orang Yunani lainya. Namun, Makedonia memiliki pemerintahan yang relatif kuat dan terpusat, dibandingkan dengan sebagian besar negara-negara Yunani, sehingga secara langsung mengendalikan wilayah yang luas.
 
Filipus II adalah raja yang kuat dan ekspansionis serta selalu mengambil setiap kesempatan untuk memperluas wilayah Makedonia. Pada tahun 352 SM ia menganeksasi [[Thessalia]] dan [[Magnesia]]. Tahun 338 SM, Filipus mengalahkan pasukan gabungan Thiva dan Athena pada [[Pertempuran Khaironeia (338 SM)|Pertempuran Khaironeia]] setelah satu dekade konflik yang tak berujung. Setelah itu, Filipus membentuk [[Liga Korinthos|Liga Korintus]], yang secara efektif membawa mayoritas Yunani di bawah kekuasaannya secara langsung. Dia terpilih sebagai ''hegemon'' di liganya, serta merencanakan kampanye militer melawan [[Kekaisaran Akhemeniyah|Kekaisaran]] Persia [[Kekaisaran Akhemeniyah|Akhemeniyah]]. Namun, saat kampanye ini masih dalam tahap awal, ia dibunuh.<ref name="ReferenceA2">{{Cite book|title=Alexander The Great and the Hellenistic Age|last=Green|first=Peter|publisher=Orion|year=2008|isbn=978-0-7538-2413-9|location=London}}</ref>
[[Berkas:MacedonEmpire.jpg|ka|jmpl|Kekaisaran Aleksander pada masa ekspansi maksimumnya.]]
Menggantikan ayahnya, Aleksander mengambil alih perang Persia sendiri. Selama satu dekade berkampanye, Aleksander [[Perang Aleksander Agung|menaklukkan seluruh Kekaisaran Persia]], menggulingkan raja Persia [[Darius III dari Persia|Darius III]]. Negeri-negeri yang ditaklukkan termasuk [[Anatolia|Asia Kecil]], [[Asyur]], [[Levant]], [[Mesir]], [[Mesopotamia]], [[Bangsa Mede|Media]], [[Iran|Persia]], dan bagian-bagian [[Afganistan|Afghanistan]] modern, [[Pakistan]], dan [[stepa]] [[Asia Tengah]]. Kampanye militer yang dilakukannya terus-menerus telah membuahkan hasil, namuntetapi Aleksander meninggal pada tahun 323 SM. Setelah kematiannya, wilayah-wilayah besar yang ditaklukkan Aleksander menjadi sasaran pengaruh Yunani yang kuat ([[Helenisasi]]) selama dua atau tiga abad berikutnya, sampai kebangkitan [[Kekaisaran Romawi|Roma]] di barat, dan [[Kekaisaran Partia|Partia]] di timur. Ketika budaya Yunani dan Levant berbaur, pengembangan [[Periode Helenistik|budaya Helenistik]] campuran dimulai, dan bertahan bahkan ketika diisolasi dari pusat-pusat utama budaya Yunani (misalnya, di kerajaan [[Kerajaan Yunani-Baktria|Yunani-Baktria]]). Dapat dikatakan bahwa beberapa perubahan di [[Makedonia (kerajaan kuno)|Kekaisaran Makedonia]] setelah penaklukan Aleksander dan selama pemerintahan [[Diadokhoi]] bisa terjadi tanpa pengaruh pemerintahan Yunani. Seperti yang disebutkan oleh [[Peter Green (sejarawan)|Peter Green]], banyak faktor penaklukan telah digabungkan pada istilah Periode Helenistik. Daerah-daerah tertentu yang ditaklukkan oleh pasukan penyerang Aleksander, termasuk Mesir dan wilayah-wilayah [[Anatolia|Asia Kecil]] dan [[Mesopotamia]] "jatuh" dengan sukarela untuk ditaklukan dan memandang Aleksander lebih sebagai pembebas daripada penakluk.<ref name="autogenerated2007">{{Cite book|title=The Hellenistic Age (A Short History)|last=Green|first=Peter|publisher=Modern Library Chronicles|year=2007|location=New York}}</ref>
 
== Diadokhoi ==
{{Main|Diadokhoi|Perang Diadokhoi}}
[[Berkas:Diadochi_satraps_babylonDiadochi satraps babylon.png|jmpl|Persebaran satrap di [[Makedonia (kerajaan kuno)|Kekaisaran Makedonia]] setelah [[Pembagian Babilonia|Pemukiman di Babel]].]]
Ketika Aleksander Agung meninggal pada 10 Juni 323 SM, ia meninggalkan sebuah kerajaan besar yang terdiri dari wilayah-wilayah, yang memiliki dasar otonom sebagaimana yang disebut [[satrap]]. Tanpa adanya pengganti yang dipilih, perselisihan timbul di antara jenderalnya terkait siapa yang harus menjadi raja Makedonia. Para jenderal ini kemudian dikenal sebagai Diadokhoi ({{Lang-grc-gre|Διάδοχοι}}, yang berarti "Penerus").
 
[[Meleagros (jenderal)|Meleagros]] dan infantrinya mendukung pencalonan saudara tiri Aleksander, [[Filipus III dari Makedonia|Filipus Arrhidaios]], sementara [[Perdikas]], komandan kavaleri terkenal, mendukung untuk menunggu kelahiran anak Aleksander dari [[Roxana]]. Setelah infantri menyerbu istana [[Babilon|Babel]], sebuah perjanjian diatur, yang berisi bahwa [[Filipus III dari Makedonia|Arrhidaios]] (sebagai Filipus III) harus menjadi raja dan memerintah bersama dengan anak Roxana, menganggap bahwa anaknya itu laki-laki (seolah-olah menjadi [[Aleksander IV dari Makedonia|Aleksander IV]]). Perdikas sendiri akan menjadi bupati (''epimelet'') dari kekaisaran, dengan Meleager sebagai letnannya. Namun, dengan segera, Perdikas membunuh Meleager dan para pemimpin infanteri lainnya, dan mengambil kendali penuh.<ref>Green, Peter (1990); Alexander to Actium, the historical evolution of the Hellenistic age. University of California Press. Pages 7-8.</ref> Para jenderal yang telah mendukung Perdikas dihargai pada [[Pembagian Babilonia|partisi Babel]] dengan menjadi [[satrap]] diberbagaidi berbagai bagian kekaisaran, tetapi posisi Perdikas goyah, karena, seperti yang ditulis [[Arrianos]], "semua orang curiga kepadanya, dan dia dari mereka".<ref>Green (1990), hlm. 9.</ref>
 
[[Perang Diadokhoi]] yang pertama pecah saat Perdikas berencana untuk menikahi saudara perempuan Aleksander, [[Kleopatra dari Makedonia|Kleopatra,]] dan mulai mempertanyakan kepemimpinan [[Antigonos I Monophthalmos|Antigonos I Monophthalmus]] di [[Anatolia|Asia Kecil]]. Antigonos melarikan diri ke Yunani, dan kemudian, bersama-sama dengan [[Antipatros]] dan [[Krateros]] (satrap [[Kilikia]] yang berada di Yunani berperang pada [[Perangperang Lamia|perang Lamian]]n) menyerbu [[Anatolia]]. Para pemberontak didukung oleh satrap [[Trakia]] [[Lysimakhos]], dan satrap Mesir Ptolemaeus. Meskipun [[Eumenes]], satrap dari [[Kapadokia]], mengalahkan para pemberontak di Asia Kecil, Perdikas dibunuh oleh jendralnya sendiri, [[Peithon]], [[Seleukos I Nikator|Seleukos]], dan [[Antigenes (jenderal)|Antigenes]] (mungkin dengan bantuan Ptolemaeus) selama invasi ke Mesir ( {{circa|21 Mei}} hingga 19 Juni, 320 SM).<ref>Green (1990), hlm. 14.</ref> Ptolemaeus sepakat dengan para pembunuh Perdikas, menjadikan Peithon dan Arrhidaios sebagai bupati ditempatnyadi tempatnya, tetapi tak lama kemudian mereka mencapai kesepakatan baru dengan Antipatros pada [[Pembagian Triparadeisos|Perjanjian Triparadeisos]], Antipatros diangkat menjadi bupati kekaisaran, dan kedua raja dipindahkan ke Makedonia. Antigonos tetap memimpin Asia Kecil, Ptolemaeus mempertahankan Mesir, Lysimakhos mempertahankan Trakia dan [[Seleukos I Nikator|Seleukos I]] menguasai Babilon.
 
Perang Diadokhoi kedua dimulai setelah kematian [[Antipatros]] pada tahun 319 SM. Mengabaikan putranya sendiri, [[Kassandros]], Antipatros telah menyatakan [[Poliperkones]] sebagai penggantinya sebagai [[Wali penguasa|bupati]]. Kassandros bangkit memberontak melawan Poliperkones (yang bergabung dengan Eumenes) dan didukung oleh Antigonos, Lysimakhos dan Ptolemaeus. TahunPada tahun 317 SM, [[Kassandros]] menyerbu Makedonia, mendapatkan kendali atas Makedonia, menjatuhkan hukuman mati kepada [[Olimpias|Olympias]] dan menangkap raja muda [[Aleksander IV dari Makedonia|Aleksander IV]], dan ibunya. Di Asia, [[Eumenes]] dikhianati oleh pasukannya sendiri setelah bertahun-tahun melakukan kampanye militernya dan diserahkan kepada Antigonos yang telah membuatnya dieksekusi.
[[Berkas:Diadoch.png|ka|jmpl|Kerajaan{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} Antigonos dan para pesaingnya {{circa|303 SM}}]]
Perang Diadokhoi kembali pecah ketiga kalinya karena meningkatnya kekuatan dan ambisi Antigonos. Dia mulai melepas dan menetapkan satrap seolah-olah dia adalah raja dan juga merampok harta kerajaan di [[Ekbatana]], [[Persepolis]] dan [[Susan (kota)|Susa]], lalu dibawa kabur sebanyak 25.000 [[talenta]].<ref>Green (1990), hlm. 21.</ref> Seleukos terpaksa mengungsi ke Mesir dan Antigonos segera berperang dengan Ptolemaeus, Lysimakhos, dan Kassandros. Kemudian ia menyerbu [[Bangsa Fenisia|Fenisia]], mengepung [[Tirus, Lebanon|Tirus]], menyerbu [[Gaza]] dan mulai membangun armada. Ptolemaeus menyerbu [[Suriah]] dan mengalahkan putra Antigonos, [[Demetrios I dari Makedonia|Demetrius Poliorketes]], dalam [[Pertempuran Gaza]] tahun 312 SM yang memungkinkan [[Seleukos I Nikator|Seleukos]] untuk mengamankan kendali di [[Babilonia|Babel]], dan satrap-satrap di timur. TahunPada tahun 310 SM, Kassandros membunuh Raja Muda Aleksander IV dan ibunya, [[Roxana]], sebagai tanda berakhirnya [[Dinasti Argeadai]] yang telah memerintah Makedonia selama beberapa abad.
 
Antigonus kemudian mengirim putranya [[Demetrios I dari Makedonia|Demetrios]] untuk mendapatkan kembali kendali atas Yunani. Tahun 307 SM ia mengambil alih Athena, mengusir [[Demetrios dari Phaleron]], gubernur Kassandros, dan memproklamirkan kota itu kembali. Lalu, Demetrius mengalihkan perhatiannya pada Ptolemaeus, mengalahkan armadanya di [[Pertempuran Salamis (306 SM)|Pertempuran Salamis]] dan mengambil kendali Siprus. Setelah kemenangannya, Antigonos mengambil gelar raja (''[[basileus]]'') dan menganugerahkannya kepada putranya [[Demetrios I dari Makedonia|Demetrius Poliorcetes]], sisa dari Diadokhoi segera mengikuti jejaknya.<ref>Green (1990), hlm. 30–31.</ref> Demetrius melanjutkan kampanyenya dengan [[Pengepungan Rodos (305–304 SM)|mengepung Rodos]] dan menaklukkan sebagian besar Yunani pada tahun 302 SM, serta menciptakan liga untuk melawan Makedon milik Kassandros.
 
[[Konfrontasi]] terjadi ketika Lysimakhos menyerbu dan menguasai sebagian besar Anatolia barat, tetapi segera diisolasi oleh Antigonos dan Demetrius didekat Ipsus, [[Frigia]]. Seleukos tiba pada waktunya untuk menyelamatkan Lysimakhos dan menghancurkan Antigonos pada [[Pertempuran Ipsos|Pertempuran Ipsus]] pada tahun 301 SM. Gajah perang Seleukos menang telak, Antigonos terbunuh, dan Demetrius melarikan diri kembali ke Yunani untuk mencoba memulihkan sisa-sisa pemerintahannya di sana dengan merebut kembali Athena yang memberontak. Sementara itu, Lysimakhos mengambil alih [[Ionia]], Seleukos mengambil [[Kilikia]], dan Ptolemaeus merebut [[Siprus]].
[[Berkas:Diadochen1.png|ka|jmpl|Kerajaan Diadokhoi setelah pertempuran Ipsus, {{circa|301 SM}}.{{legend|#787CAD|Kerajaan [[Ptolemaios I Soter]]}}{{legend|#50A249|Kerajaan [[Kassandros]]}}{{legend|#C38833|Kerajaan [[Lysimakhos]]}}{{legend|#C3B933|Kerajaan [[Seleukos I Nikator]]}}Daerah-daerah lainnya
{{legend|#A361BD|[[Kartago]]}}
{{legend|#70A9BE|[[Republik Romawi]]}}
{{legend|#85AB54|[[Koloni Yunani]]}}]]
Setelah kematian Kassandros pada {{circa|298 SM}}, Demetrius yang masih mempertahankan pasukan dan armada loyal, menginvasi Makedonia, merebut tahta Makedonia (294 SM) dan menaklukkan [[Thessalia]] dan sebagian besar wilayah Yunani tengah (293–291 SM).<ref>Green (1990), hlm. 126.</ref> Ia dikalahkan pada 288 SM ketika [[Lysimakhos]] [[Trakia|dari Trakia]] dan [[Pyrrhos dari Epiros]] menginvasi Makedonia dengan dua barisan, dan dengan cepat mengukir kerajaan untuk diri mereka sendiri. Demetrius melarikan diri ke Yunani tengah dengan tentara bayarannya dan mulai membangun dukungan di sana dan di Peloponnesos utara. Dia sekali lagi mengepung Athena setelah mereka berpaling darinya, tetapi kemudian membuat perjanjian dengan Athena dan Ptolemaeus, yang memungkinkannya menyeberang ke Asia Kecil dan berperang melawan kepemilikan Lysimakhos di [[Ionia]], meninggalkan putranya [[Antigonos II Gonatas|Antigonos Gonatas]] di Yunani. Setelah sukses di awal, ia terpaksa menyerah kepada Seleukos pada 285 SM dan kemudian mati di penjara.<ref>Green (1990), hlm. 129.</ref> Lysimakhos, yang telah merebut Makedonia dan Thessalia untuk dirinya sendiri, terpaksa berperang ketika Seleukos menyerbu wilayahnya di Asia Kecil dan dikalahkan dan dibunuh pada tahun 281 SM di [[Pertempuran Kurupedion]], dekat [[Sardis]]. Seleukos kemudian berusaha menaklukkan wilayah Eropa milik Lysimakhos di Trakia dan Makedon, tetapi ia dibunuh oleh [[Ptolemaios Keraunos]] ("sang petir"), yang berlindung di pengadilan Seleukia dan kemudian mengakui dirinya sebagai raja Makedonia. Ptolemaios terbunuh ketika Makedonia [[Invasi Galia ke Balkan|diserang oleh Galia pada tahun 279 SM]], dengan keadaan kepalanya menancap di tombak, serta negaranya jatuh ke dalam [[anarki]]. Antigonos II Gonatas menginvasi Trakia pada musim panas tahun 277 SM dan mengalahkan kekuatan besar 18.000 orang Galia. Seketika, ia pun dielu-elukan sebagai raja Makedonia dan terus memerintah selama 35 tahun.<ref>Green (1990), hlm. 134.</ref>
 
Pada titik ini pembagian wilayah tripartit pada zaman Helenistik berada pada tempatnya, dengan kekuatan Helenistik yang utama yaitu [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] di bawah [[Antigonos II Gonatas]], [[Kerajaan Ptolemaik|Ptolemaik]] di bawah pimpinan [[Ptolemaios I Soter|Ptolemaios I]] dan [[kekaisaran Seleukia|Seleukia]] di bawah kendali [[Antiokhos I Soter]].
 
== Eropa Selatan ==
 
=== Kerajaan Epiros ===
[[Berkas:Pyrrhus_and_his_ElephantsPyrrhus and his Elephants.gif|ka|jmpl|Pyrrhos{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} dan gajahnya. ]]
[[Epiros (negara kuno)|Epiros]] adalah kerajaan [[Yunani Doria|Yunani barat laut]] di [[Balkan]] barat yang diperintah oleh dinasti [[Suku Molossia|Molossia]] [[Aiakídai]], yang juga berperan sebagai sekutu [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] selama masa pemerintahan Filipus II dan Aleksander. Pada tahun 281 SM, [[Pyrrhos dari Epiros|Pyrrhos]] (dijuluki ''aetos'', 'elang') menyerbu Italia selatan untuk membantu negara kota [[Taranto|Tarentum]]. Pyrrhos mengalahkan Romawi di [[Pertempuran Herakleia]] dan [[Pertempuran Asculum (279 SM)|Pertempuran Asculum]]. Meskipun menang, ia terpaksa mundur karena mengalami kerugian besar, yang kemudian disebut sebagai '[[kemenangan Piris]]'. Pyrrhos kemudian berbelok ke selatan dan menginvasi Sisilia tetapi tidak berhasil dan kembali ke Italia. Setelah berlangsungnya [[Pertempuran Beneventum (275 SM)]], Pyrrhos kehilangan seluruh wilayah Italianya dan pergi ke Epiros.
 
Kemudian, [[Pyrrhos dari Epiros|Pyrrhos]] berperang dengan Makedonia pada tahun 275 SM, menggulingkan kekuasan [[Antigonos II Gonatas]] dan secara singkat memerintah Makedonia dan [[Thessalia]] sampai 272 SM. Setelah itu ia menyerbu Yunani selatan, dan terbunuh dalam pertempuran melawan [[Argos (kota)|Argos]] pada 272 SM. Setelah kematian Pyrrhos, Epiros tetap menjadi kekuatan kecil. Pada tahun 233 SM, keluarga kerajaan Aiakídai digulingkan dan negara bagian federal dibentuk yang disebut [[Liga Epiros]]. Liga ini ditaklukkan oleh Roma dalam [[Perang Makedonia Ketiga]].
 
=== Kerajaan Makedonia ===
Baris 55:
Antigonos II memerintah sampai kematiannya pada tahun 239 SM. Putranya [[Demetrios II Aitolikos|Demetrius II]] meninggal pada 229 SM, meninggalkan anaknya (Filipus V) sebagai raja, dengan Jenderal [[Antigonos III Doson|Antigonos Doson]] sebagai bupati. Doson memimpin Makedonia menuju kemenangan dalam perang melawan raja Sparta [[Kleomenes III]], dan menduduki [[Sparta]]. [[Filipus V dari Makedonia|Filipus V]], yang berkuasa setelah Doson meninggal pada 221 &nbsp; SM, merupakan penguasa Makedonia terakhir dengan bakat dan kesempatannya untuk menyatukan Yunani dan mempertahankan kemerdekaannya terhadap "awan yang naik di barat" yaitu kekuatan Roma yang terus meningkat. Dia dikenal sebagai "kesayangan Hellas". Di bawah naungannya, Perdamaian Naupaktus (217 SM) mengakhiri perang antara Makedonia dan liga Yunani ([[Perang Sosial (220–217 SM)|Perang Sosial]]), dan pada saat itu juga ia mengendalikan seluruh Yunani kecuali Athena, Rodos, dan Pergamum.
 
Pada tahun 215 SM, dengan pandangan Filipus pada [[Illiria]], memicu pembentukan aliansi dengan musuh Roma, [[Hannibal]] dari [[Qart Hadast|Kartago]], yang membawanya kepada aliansi Romawi dengan [[Liga Akhaia]], Rodos dan Pergamum. [[Perang Makedonia Pertama]] pecah pada tahun 212 SM, dan berakhir secara tidak jelas pada tahun 205 SM. Filipus terus berperang melawan Pergamum dan Rodos untuk menguasai Aegea (204-200 SM) dan mengabaikan tuntutan Romawi untuk tidak melakukan intervensi di Yunani dengan menyerang Attika. Tahun 198 SM, ketika [[Perang Makedonia Kedua]] meletus, Filipus dikalahkan di [[Pertempuran Kinoskefala|Kinoskefala]] oleh prokonsul Romawi [[Titus Quinctius Flamininus]] dan Makedonia kehilangan semua wilayahnya di Yunani. Yunani Selatan pada saat itu benar-benar dibawa menuju [[lingkup pengaruh]] Romawi, meskipun tetap mempertahankan otonomi nominal. Akhir dari Makedonia Antigonid datang ketika putra Filipus V, Perseus, dikalahkan dan ditangkap oleh Romawi dalam [[Perang Makedonia Ketiga]].
 
=== Sisa-sisa Yunani ===
[[Berkas:Macedonia_and_the_Aegean_World_cMacedonia and the Aegean World c.200.png|jmpl|Yunani{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }} dan Dunia Aegea {{circa|200 SM}}. ]]
Selama periode Helenistik, peran Yunani di dunia berbahasa Yunani menurun tajam. Pusat-pusat besar [[Periode Helenistik|budaya Helenistik]] adalah [[Iskandariyah|Aleksandria]] dan [[Antiokhia]], ibukota [[Kerajaan Ptolemaik|Mesir Ptolemaik]] dan [[Kekaisaran Seleukia|Suriah Seleukia]]. Penaklukan Aleksander sangat memperluas cakrawala dunia Yunani, memicu konflik yang tak ada habisnya antara kota-kota yang telah menandai abad ke-5 dan ke-4 SM tampak remeh dan tidak penting. Hal ini menyebabkan emigrasi yang stabil, menuju kekaisaran Yunani baru di timur. Banyak orang Yunani bermigrasi ke [[Iskandariyah|Aleksandria]], [[Antiokhia]], dan banyak kota Helenistik baru yang didirikan setelah Aleksander, hingga [[Afganistan|Afghanistan]] modern dan [[Pakistan]].
 
Negara-negara kota yang telah merdeka tak dapat bersaing dengan kerajaan Helenistik dan biasanya dipaksa untuk bersekutu dengan salah satu dari mereka untuk pertahanan, memberikan penghargaan kepada para penguasa Helenistik dengan imbalan perlindungan. Salah satu contohnya adalah [[Kota Athena|Athena]], yang telah dikalahkan oleh [[Antipatros]] dalam [[perang Lamia]] (323–322 SM) dan pelabuhannya di [[Piraeus]] dikepung oleh pasukan Makedonia yang mendukung [[oligarki]] konservatif. <ref>Green, Peter; Alexander to Actium, the historical evolution of the Hellenistic age, hlm. 11.</ref> Setelah [[Demetrios I dari Makedonia|Demetrius Poliorcetes]] merebut Athena pada 307 SM dan memulihkan [[Demokrasi Athena|demokrasi]], orang-orang Athena menghormatinya dan ayahnya, Antigonos dengan menempatkan patung-patung emas di [[agora]] dan memberi mereka gelar raja. Athena kemudian bersekutu dengan [[Kerajaan Ptolemaik|Mesir Ptolemaik]] untuk mengusir pemerintahan Makedonia, yang akhirnya mendirikan sebuah kultus agama untuk raja-raja Ptolemaik dan menamai salah satu [[phyle]] kota itu untuk menghormati Ptolemeus atas bantuannya melawan Makedonia. Terlepas dari uang Ptolemaik dan armada yang mendukung upaya mereka, [[Kota Athena|Athena]] dan [[Sparta]] dikalahkan oleh [[Antigonos II Gonatas|Antigonos II]] selama [[Perang Kremonides]]. Athena kemudian diduduki oleh pasukan Makedonia, dan dijalankan oleh para pejabat Makedonia.
 
[[Sparta]] tetap merdeka, tetapi bukan lagi sebagai kekuatan militer terkemuka di [[Peloponnesos]]. Raja Sparta [[Kleomenes III]] melancarkan kudeta militer terhadap [[ephor]] konservatif dan mendorong melalui reformasi sosial dan pertanahan radikal untuk meningkatkan jumlah warga negara Sparta yang menyusut untuk memberikan layanan militer dan memulihkan kekuatan Sparta. Tawaran Sparta untuk supremasi dihancurkan di [[Pertempuran Sellasia]] oleh liga Akhaia dan Makedonia, yang memulihkan kekuatan [[ephor]].
 
[[Negara kota]] lainnya membentuk [[Negara kota|negara-negara]] [[Negara bagian|federasi]] untuk membela diri, seperti [[Liga Aitolia]], [[Liga Akhaia]], [[liga Boiotia]], "Liga Utara" ([[Byzantium]], [[Kalsedon]], [[Heraklea Pontika]], dan [[Tium]]) <ref>McGing, BC. The Foreign Policy of Mithridates&nbsp;VI Eupator, King of Pontus, hlm. 17.</ref> dan [[Liga Nesiotik]] dari [[Kyklades]]. [[Federasi|Federasi-federasi]] ini melibatkan pemerintah pusat yang mengendalikan [[kebijakan luar negeri]] dan urusan militer, kemudian meninggalkan sebagian besar pemerintahan lokal ke negara-negara kota, sebuah sistem yang disebut [[sympoliteia]]. Di negara-negara seperti liga Akhaia, hal ini juga melibatkan masuknya kelompok etnis lain ke dalam federasi dengan hak yang sama.<ref>Green (1990), hlm. 139.</ref> Liga Akhaia mampu mengusir Makedonia dari Peloponnesos dan membebaskan Korintus, yang seharusnya bergabung dengan liga.
[[Berkas:Colosse_de_Rhodes_Colosse de Rhodes (Barclay).jpg|jmpl|{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}[[Kolosus di Rodos]], salah satu dari tujuh keajaiban dunia kuno. ]]
Sebagian kecil negara kota yang berhasil mempertahankan kemerdekaan penuh dari kendali kerajaan-kerajaan Helenistik adalah [[Rodos]]. Dengan angkatan laut yang terampil untuk melindungi armada dagangnya dari bajak laut dan posisi strategis yang ideal yang mencakup rute dari timur ke Laut Aegea, Rodos tumbuh makmur pada saat itu. Rodos menjadi pusat budaya dan perdagangan, koin-koinnya banyak beredar dan sekolah filosofisnya menjadi salah satu yang terbaik di Mediterania. Setelah bertahan selama [[Pengepungan Rodos (305–304 SM)|satu tahun di bawah pengepungan oleh Demetrius Poliorcetes]], bangsa Rodos membangun [[Kolosus di Rodos]] untuk memperingati kemenangan mereka. Mereka mempertahankan kemerdekaan mereka dengan mempertahankan angkatan laut yang kuat, mempertahankan posisi netral dan bertindak untuk menjaga keseimbangan kekuasaan antara kerajaan-kerajaan Helenistik inti.<ref>[[Richard Berthold|Berthold, Richard M.]], ''Rhodes in the Hellenistic Age'', Cornell University Press, 1984, hlm. 12.</ref>
 
Awalnya Rodos memiliki hubungan yang sangat dekat dengan kerajaan Ptolemaik. Rodos kemudian menjadi sekutu Romawi melawan Seleukia, menguasai beberapa wilayah di [[Karia]] dalam Perang [[Perang Suriah|Romawi-Seleukia]]. Roma akhirnya berpaling dari Rodos dan mencaplok pulau itu sebagai provinsi Romawi.
 
=== Balkan ===
Pesisir barat [[Balkan]] dihuni oleh berbagai suku dan kerajaan [[Illiria]] seperti kerajaan [[Dalmati]] dan [[Ardiaei]], yang sering terlibat dalam [[Perompakan|pembajakan]] di bawah [[Ratu Teuta]] (memerintah 231–227 SM). Lebih jauh ke pedalaman terdapat [[Paeonia (kerajaan)|Kerajaan Paeonia]] dan suku [[Agrianos]]. Bangsa IIlliria di pantai [[Laut Adriatik]] berada dalam pengaruh [[Helenisasi|Hellenisasi]] dan beberapa suku disana menggunakan bahasa Yunani, menjadi bilingual <ref>Stanley M. Burstein, Walter Donlan, Jennifer Tolbert Roberts, and Sarah B. Pomeroy. A Brief History of Ancient Greece: Politics, Society, and Culture. Oxford University Press hlm. 255</ref> <ref>The Cambridge Ancient History, Volume 6: The Fourth Century BC by D. M. Lewis (Editor), John Boardman (Editor), Simon Hornblower (Editor), M. Ostwald (Editor), {{ISBN|0-521-23348-8}}, 1994, page 423, "Through contact with their Greek neighbors some Illyrian tribe became bilingual (Strabo Vii.7.8.Diglottoi) in particular the Bylliones and the Taulantian tribes close to Epidamnus"</ref> <ref name="Dalmatia 2006, page 21">Dalmatia: research in the Roman province 1970-2001 : papers in honour of J.J by David Davison, Vincent L. Gaffney, J. J. Wilkes, Emilio Marin, 2006, page 21, "...completely Hellenised town..."</ref> karena kedekatannya dengan [[koloni Yunani]] di Illiria. Illiria mengimpor senjata dan baju besi dari [[Yunani Kuno]] (seperti [[ Jenis helm Illyrian|helm jenis Illiria]], aslinya jenis Yunani) dan juga menambahkan ornamen [[Makedonia (kerajaan kuno)|Makedonia]] pada perisai dan sabuk perang mereka. <ref>The Illyrians (The Peoples of Europe) by John Wilkes, 1996, page 233&236, "The Illyrians liked decorated belt-buckles or clasps (see figure 29). Some of gold and silver with openwork designs of stylised birds have a similar distribution to the Mramorac bracelets and may also have been produced under Greek influence."</ref><ref>Carte de la Macédoine et du monde égéen vers 200 av. J.-C.</ref><ref>The Illyrians: history and culture, History and Culture Series, The Illyrians: History and Culture, Aleksandar Stipčević, {{ISBN|0-8155-5052-9}}, 1977, hlm. 174</ref>
 
[[Kerajaan Odrisia]] adalah penyatuan suku-suku [[Suku Trakia|Trakia]] di bawah raja-raja suku Odrisia yang kuat yang berpusat di sekitar wilayah [[Trakia]]. Berbagai bagian wilayah Trakia berada di bawah pemerintahan Makedonia di bawah [[Filipus II dari Makedonia|Filipus II]], [[Aleksander Agung]], [[Lysimakhos]], [[Ptolemaios II Philadelphos|Ptolemy II]], dan Philip &nbsp; V tetapi juga sering diperintah oleh raja mereka sendiri. [[Suku Trakia|Thrakia]] dan [[ Agrianes|Agrianos]] banyak digunakan oleh Alexander sebagai [[Peltastes|peltast]] dan [[kavaleri ringan]], membentuk sekitar seperlima pasukannya. <ref>Webber, Christopher; Odyrsian arms equipment and tactics.</ref> Diadochi juga menggunakan tentara bayaran Thrakia di pasukan mereka dan mereka juga digunakan sebagai penjajah. Bangsa Odry menggunakan [[bahasa Yunani]] sebagai bahasa administrasi <ref>The Odrysian Kingdom of Thrace: Orpheus Unmasked (Oxford Monographs on Classical Archaeology) by Z. H. Archibald,1998,{{ISBN|0-19-815047-4}}, page 3</ref> dan kaum bangsawan. Para bangsawan juga mengadopsi [[Busana di Yunani kuno|mode Yunani dalam pakaian]], ornamen dan peralatan militer, menyebarkannya ke suku-suku lain.<ref>The Odrysian Kingdom of Thrace: Orpheus Unmasked (Oxford Monographs on Classical Archaeology) by Z. H. Archibald,1998,{{ISBN|0-19-815047-4}}, page 5</ref> Raja-raja Thrakia adalah yang pertama terpengaruh [[Helenisasi|Hellenisasi]].<ref>The Peloponnesian War: A Military Study (Warfare and History) by J. F. Lazenby,2003, page 224,"... number of strongholds, and he made himself useful fighting 'the Thracians without a king' on behalf of the more Hellenized Thracian kings and their Greek neighbours (Nepos, Alc. ...</ref>
 
Setelah tahun 278 SM, orang-orang Odrisia memiliki pesaing yang kuat di Kerajaan [[Invasi Galia ke Balkan|Seltik]] [[ Tylis|Tylis yang]] diperintah oleh raja [[Komontorios]] dan [[Kavaros]], tetapi pada tahun 212 SM mereka menaklukkan musuh-musuh mereka dan menghancurkan ibukota mereka.
 
== Lihat pula ==
Baris 103:
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://wihs.uwaterloo.ca/ Waterloo Institute for Hellenistic Studies]
{{Authority control}}
 
{{DEFAULTSORT:Helenistik, Periode}}
[[Kategori:Yunani Kuno]]
[[Kategori:Sejarah Yunani]]