Peristiwa 27 Juli: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Menghapus 27_July_1996_incident.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Billinghurst; alasan: content was: "{{No permission since|month=March|day=11|year=2024}} =={{int:filedesc}}== {{Infor |
||
(8 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Civil Conflict|title=Peristiwa 27 Juli|side3=|casualties_label=|casualties3=|casualties2=|casualties1=5 orang tewas, 149 orang terluka,
'''Peristiwa
Peristiwa ini meluas menjadi kerusuhan di beberapa wilayah di
Pemerintah saat itu menuduh aktivis [[Partai Rakyat Demokratik|PRD]] sebagai penggerak kerusuhan. Pemerintah Orde Baru kemudian memburu dan menjebloskan para aktivis PRD ke penjara. [[Budiman Sudjatmiko]] mendapat hukuman terberat, yakni 13 tahun penjara.
== Etimologi ==
Baris 16:
Hasil penyelidikan [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]]: 5 orang meninggal dunia, 149 orang (sipil maupun aparat) luka-luka, 136 orang ditahan. Komnas HAM juga menyimpulkan telah terjadi sejumlah pelanggaran [[hak asasi manusia]].
Dokumen dari Laporan Akhir Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menyebut pertemuan tanggal
Dokumen tersebut juga menyebutkan aksi penyerbuan adalah garapan Markas Besar ABRI c.q. Badan Intelijen ABRI bersama Alex Widya S. Diduga, Kasdam Jaya menggerakkan pasukan pemukul Kodam Jaya, yaitu Brigade Infanteri 1/Jaya Sakti/Pengamanan Ibu Kota pimpinan Kolonel Inf. Tri Tamtomo untuk melakukan penyerbuan. Seperti tercatat di dokumen itu, rekaman video peristiwa itu menampilkan pasukan Batalion Infanteri 201/Jaya Yudha menyerbu dengan menyamar seolah-olah massa PDI pro-Kongres Medan. Fakta serupa terungkap dalam dokumen Paparan Polri tentang Hasil Penyidikan Kasus 27 Juli 1996, di Komisi I dan II DPR RI, 26 Juni 2000.<ref>[http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/07/26/LU/mbm.20040726.LU94162.id.html Selimut Politik Sabtu Kelabu] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20081207070030/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2004/07/26/LU/mbm.20040726.LU94162.id.html |date=2008-12-07 }}, Tempo</ref>
Baris 26:
== Pasca Orde Baru ==
Pengadilan Koneksitas yang digelar pada era Presiden [[Megawati Soekarnoputri|Megawati]] hanya mampu membuktikan seorang buruh bernama Jonathan Marpaung yang terbukti mengerahkan massa dan melempar batu ke Kantor PDI. Ia dihukum dua bulan sepuluh hari, sementara dua perwira militer yang diadili, Kol CZI Budi Purnama (mantan Komandan Detasemen Intel Kodam Jaya) dan Letnan Satu (Inf) Suharto (mantan Komandan Kompi C Detasemen Intel Kodam Jaya) divonis bebas.
== Garis waktu ==
Baris 36:
* 03.00: Para pendukung Mega mulai mencium sesuatu bakal terjadi, setelah mobil polisi berkali-kali melintas. Sebagian dari mereka mencoba memantau keadaan dari jembatan kereta api [[Cikini]].
* 05.00: Serombongan pasukan berbaju [[merah]], kaus PDI, bergerak menuju Diponegoro 58. Konon mereka diangkut dengan delapan truk.
* 06.15: Pasukan berkaus merah tadi akhirnya sampai di depan Kantor PDI dan kedatangan mereka disambut para pendukung Mega dengan lemparan batu. Pasukan merah tadi pun membalas dengan batu dan lontaran api. Maka, spanduk yang menutupi hampir semua bagian depan Kantor PDI terbakar ludes. Bentrok fisik pun tak terhindarkan. Sebuah sumber mengatakan ada 4 orang tewas, tapi angka ini belum dikonfirmasi. Semua jalan menuju ke arah Diponegoro sudah diblokir oleh kesatuan polisi. Perempatan [[Matraman]] menuju ke Jalan Proklamasi ditutup dengan seng-seng
* 09.15: Di samping Kantor PDI (dan PPP) terlihat massa—yang tampaknya bukan dari PDI—sedang baku lempar batu dengan [[ABRI]] yang bertameng dan bersenjatakan pentungan. Massa terus melawan dengan melempar batu.
* 09.24: Massa di belakang Gedung SLTPN 8 dan 9, di samping Kantor PDI dan PPP, mulai terdesak mundur ketika ada bantuan pasukan yang tadinya hanya berjaga-jaga di bawah jembatan kereta api. Mereka dipukul mundur sampai di belakang
* 09.35: Massa di depan Megaria yang diblokade pasukan polisi anti huru-hara, melempar batu ketika mobil ambulans dari Sub Dinas Kebakaran Jakarta yang meluncur dari kantor DPP PDI mencoba menerobos kerumanan massa dan polisi di depan Bank BII di pertigaan Megaria. Massa yang berada di depan gedung [[bioskop Megaria]] dan Bank BII, berteriak-teriak dan bernyanyi, "Mega pasti menang, pasti menang, pasti menang".
* 09.45: Wartawan dalam dan luar negeri, yang sedari pagi berkumpul di depan pos polisi, mulai dihalau oleh pasukan anti huru-hara menuju kerumunan massa di depan Bank BII. Saat itu juga terlihat kepulan asap hitam membubung dari DPP PDI. Salah seorang satgas PDI pro Mega mengatakan bahwa sebagian Kantor PDI sempat dibakar dan arsip-arsip di dalam kantor sudah dimusnahkan. Korban tewas dari PDI pro Megawati yang berada di DPP diperkirakan empat orang. Sekitar 300 orang luka parah, 50 orang diantaranya dari cabang-cabang Jawa Timur yang tengah berjaga-jaga di Kantor PDI. Jalan Diponegoro di depan DPP PDI mulai dibersihkan dari batu-batu dan bekas kebakaran. Seonggok bangkai mobil dan motor yang terbakar juga disiram dan berada persis di depan pintu masuk Kantor PDI.
Baris 61:
== Peringatan ==
Pada Rabu
== Referensi ==
Baris 78:
{{Lembaran hitam Indonesia}}
{{Bencana di Indonesia tahun 1990an}}
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1996]]
|