Peristiwa Rengasdengklok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Maulana.AN (bicara | kontrib)
k Membalikkan revisi 21589041 oleh 103.105.34.68 (bicara)
Tag: Pembatalan
k Mengembalikan suntingan oleh 103.105.34.85 (bicara) ke revisi terakhir oleh Jerikho Irvin
Tag: Pengembalian
(20 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Kamar Bung Karno.jpg|ka|jmpl|300px250px|Kamar peristirahatan Bung Karno di rumah [[Djiaw Kie Siong]].]]
'''Peristiwa Rengasdengklok''' adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain [[Soekarni]], [[Wikana]], [[D.N. Aidit|Aidit]] dan [[Chaerul Saleh]] dari perkumpulan "''[[Menteng 31]]''" terhadap [[Soekarno]] dan [[Hatta]]. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke [[Rengasdengklok]], [[Karawang]], untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan [[Republik Indonesia]], sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. [[Achmad Subardjo]] dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah [[Jepang]] mengalami kekalahan dalam [[Perang Pasifik]].<ref>{{Cite book|last=Adams, Cindy.|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/230895721|title=Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Bung Karno|isbn=979-96573-2-6|edition=Ed. rev|others=Hadi, Syamsu., Yayasan Bung Karno (Jakarta).|oclc=230895721}}</ref><ref>{{Cite web|title=Ketika Sukarno Ditodong Pisau, Pedang dan Pistol|url=https://www.republika.co.id/berita/na390j/ketika-sukarno-ditodong-pisau-pedang-dan-pistol|website=Republika Online|access-date=2020-12-01}}</ref>
 
'''Peristiwa Rengasdengklok''' adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain [[Soekarni]], [[Wikana]], [[D.N. Aidit|Aidit]], dan [[Chaerul Saleh]] dari perkumpulan "''[[Menteng 31]]''" terhadap [[Soekarno]] dan [[Hatta]].<ref>{{Cite web |last= |first= |date=2021-02-08 |editor-last=Gischa |editor-first=Serafica |title=Peristiwa Rengasdengklok: Tujuan dan Hasil Kesepakatan |url=https://www.kompas.com/skola/read/2021/02/08/163206669/peristiwa-rengasdengklok-tujuan-dan-hasil-kesepakatan |access-date=2021-06-20 |website=[[KOMPAS]].com}}</ref>
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota [[PETA]] mendukung rencana tersebut.
[[Berkas:Rumah persembunyian.jpg|thumb|250px|Tempat persembunyian [[Soekarno|Bung Karno]] dan [[Mohammad Hatta|Hatta]], berlokasi di [[Rengasdengklok, Karawang|Rengasdengklok]], [[Karawang]]]]
 
'''Peristiwa Rengasdengklok''' adalah peristiwa penculikan yang dilakukan oleh sejumlah pemuda antara lain [[Soekarni]], [[Wikana]], [[D.N. Aidit|Aidit]] dan [[Chaerul Saleh]] dari perkumpulan "''[[Menteng 31]]''" terhadap [[Soekarno]] dan [[Hatta]]. Peristiwa ini terjadi pada tanggal 16 Agustus 1945 pukul 03.00 WIB, Soekarno dan Hatta dibawa ke [[Rengasdengklok]], [[Karawang]], untuk kemudian didesak agar mempercepat proklamasi kemerdekaan [[Republik Indonesia]], sampai dengan terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta serta Mr. [[Achmad Subardjo]] dengan golongan muda tentang kapan proklamasi akan dilaksanakan terutama setelah [[Jepang]] mengalami kekalahan dalam [[Perang Pasifik]].<ref>{{Cite book|last=Adams, Cindy.|date=2007|url=https://www.worldcat.org/oclc/230895721|title=Bung Karno, penyambung lidah rakyat Indonesia|location=Jakarta|publisher=Yayasan Bung Karno|isbn=979-96573-2-6|edition=Ed. rev|others=Hadi, Syamsu., Yayasan Bung Karno (Jakarta).|oclc=230895721}}</ref><ref>{{Cite web|title=Ketika Sukarno Ditodong Pisau, Pedang dan Pistol|url=https://www.republika.co.id/berita/na390j/ketika-sukarno-ditodong-pisau-pedang-dan-pistol|website=Republika Online|access-date=2020-12-01}}</ref>
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, [[17 Agustus]] [[1945]]. Ada dua lokasi pilihan untuk pembacaan teks proklamasi, yaitu Lapangan IKADA (yang sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Rumah Bung Karno akhirnya dipilih untuk menghindari kericuhan antara penduduk dan tentara Jepang karena tentara-tentara Jepang sudah berjaga-jaga di Lapangan IKADA setelah mendapat informasi ada sebuah acara yang akan diselenggarakan di lokasi tersebut. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok, di rumah [[Djiaw Kie Siong]]. [[Bendera Merah Putih]] sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal [[16 Agustus]], sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
 
Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Sementara itu di Jakarta, Chaerul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota [[PETA]] mendukung rencana tersebut.<ref>{{Cite web|last=Gitiyarko|first=Vincentius|date=2020-08-14|title=Peristiwa Rengasdengklok: Kisah Perjuangan Kaum Muda Memproklamasikan Kemerdekaan|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/paparan-topik/peristiwa-rengasdengklok-kisah-perjuangan-kaum-muda-memproklamasikan-kemerdekaan/|access-date=2021-06-20|website=Kompaspedia|language=id}}</ref>
Karena tidak mendapat berita dari [[Jakarta]], maka [[Jusuf Kunto]] dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui [[Wikana]] dan Mr. [[Achmad Soebardjo]], kemudian Kunto dan Achmad Soebardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, [[Fatmawati]] dan [[Guntur Soekarnoputra|Guntur]]. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah Bung Karno. Pada tanggal [[16 Agustus]] tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
 
Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia rencananya akan dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta pada hari Jumat, [[17 Agustus]] [[1945]]. Ada dua lokasi pilihan untuk pembacaan teks proklamasi, yaitu Lapangan IKADA (yang sekarang telah menjadi Lapangan Monas) atau rumah Bung Karno di Jl. Pegangsaan Timur No. 56. Rumah Bung Karno akhirnya dipilih untuk menghindari kericuhan antara penduduk dan tentara Jepang karena tentara-tentara Jepang sudah berjaga-jaga di Lapangan IKADA setelah mendapat informasi ada sebuah acara yang akan diselenggarakan di lokasi tersebut. Teks Proklamasi disusun di Rengasdengklok. Awalnya, Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di sebuah gubuk tua, pinggir kali dekat sawah yang tak layak kondisinya. Atas usulan KH. Darip pejuang dari Klender kepada Soekarni dan kawan-kawan, agar Bung Karno dan Bung Hatta ditempatkan di tempat yang layak, maka dipilih lah rumah saudagar Tionghoa bernama [[Djiaw Kie Siong]]. [[Bendera Merah Putih]] sudah dikibarkan para pejuang di Rengasdengklok pada Kamis tanggal [[16 Agustus]], sebagai persiapan untuk proklamasi kemerdekaan Indonesia.
 
Karena tidak mendapat berita dari [[Jakarta]], maka [[Jusuf Kunto]] dikirim untuk berunding dengan pemuda-pemuda yang ada di Jakarta. Namun sesampainya di Jakarta, Kunto hanya menemui [[Wikana]] dan Mr. [[Achmad Soebardjo]], kemudian Kunto dan Achmad SoebardjoSubardjo ke Rengasdengklok untuk menjemput Soekarno, Hatta, [[Fatmawati]] dan [[Guntur Soekarnoputra|Guntur]]. Achmad Soebardjo mengundang Bung Karno dan Hatta berangkat ke Jakarta untuk membacakan proklamasi di Jalan Pegangsaan Timur No. 56, rumah Bung Karno. Pada tanggal [[16 Agustus]] tengah malam rombongan tersebut sampai di Jakarta.
 
Keesokan harinya, tepatnya tanggal [[17 Agustus]] [[1945]] pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan [[teks proklamasi Kemerdekaan Indonesia]] yang diketik oleh [[Sayuti Melik]] menggunakan mesin ketik yang "''dipinjam''" (sebetulnya diambil) dari kantor Kepala Perwakilan [[Kriegsmarine]], Mayor (Laut) Dr. Hermann Kandeler.<ref>{{Cite web|title=Proklamasi dan Kisah Mesin Ketik Jerman|url=https://majalah.tempo.co/iqra/148132/proklamasi-dan-kisah-mesin-tik-jerman|website=Majalah Tempo|access-date=02 Mei 2021}}</ref>
 
== Latar belakang ==
[[File:Altar ruang tamu.jpg|thumb|left|Altar ruang tamu]]
Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui [[PPKI]], sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan [[Jepang]]. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang.
 
Baris 17 ⟶ 22:
 
== Pranala luar ==
* [https://repository.usd.ac.id/4251/1/991_Rengasdengklok.pdf Mengenang Rengasdengklok]
* {{id}} [http://www.kebudayaan.depdiknas.go.id/BudayaOnline/SeniBudaya/Sejarah/PERANG/n_jabar.htm Peristiwa Rengasdengklok] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070113232707/http://www.kebudayaan.depdiknas.go.id/BudayaOnline/SeniBudaya/Sejarah/PERANG/n_jabar.htm |date=2007-01-13 }}
* {{id}} [http://sejarahkita.blogspot.com/2006/08/sekitar-proklamasi-3.html Sekitar Proklamasi 3 oleh Rushdy Hoesein]
* {{id}} [http://www.youtube.com/watch?v=kHnrElCZe6U 16 Agustus 1945 - Film Pendek di Televisi Nasional menjelang 17 Agustus 2008]
 
== ReferensiRujukan ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
[[Kategori:Indonesia dalam tahun 1945]]
[[Kategori:Sejarah Jawa Barat]]
[[Kategori:Sejarah Karawang]]
[[Kategori:Proklamasi Kemerdekaan Indonesia]]
[[Kategori:Rengasdengklok, Karawang]]