Perjanjian Renville: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Pengembalian manual Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k Mengembalikan suntingan oleh 123.253.233.206 (bicara) ke revisi terakhir oleh 158.140.165.111
Tag: Pengembalian
 
(21 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{More citations needed|date=Mei 2021}}{{Infobox treaty|name=Perjanjian Renville|image=Renville negotiations.jpg|context=[[Revolusi Nasional Indonesia]]|location_signed=[[USS Renville]] di [[Teluk Jakarta]]|date_signed=17 Januari 1948|caption=Para delegasi dalam rapat pleno pertama di kapal Amerika Serikat [[USS Renville]]|mediators=* {{flagicon|Amerika Serikat}} [[Amerika Serikat]]
----
* {{flagicon|Australia}} [[Australia]]
Baris 6:
{{Sejarah Indonesia}}
 
'''Perjanjian Renville''' adalah perjanjian antara [[Indonesia]] dengan [[Belanda]] yang terjadi pada tanggal [[8 Desember]] [[1949|1947]] sampai [[17 Januari]] [[1948]] di atas geladak kapal perang Amerika Serikat sebagai tempat netral [[USS Renville]], yang berlabuh di [[Jakarta]].<ref> {{cite journal|title= Pengaruh Perang Kemerdekaan II Terhadap Pengakuan Kedaulatan RI Tanggal 27 Desember 1949|author= H.Kuswandi|journal= Jurnal Artefak|voulme= 3|number= 2|year= 2015|issn= 2355-5726|page= 208|url= https://jurnal.unigal.ac.id/index.php/artefak/article/view/1101}} </ref> Perundingan dimulai pada tanggal [[8 Desember]] [[1947]] dan ditengahi oleh [[Komisi Tiga Negara]], yang terdiri dari [[Amerika Serikat]], [[Australia]], dan [[Belgia]]. Perjanjian ini diadakan untuk menyelesaikan perselisihan atas [[Perundingan Linggarjati|Perjanjian Linggarjati]] tahun 1946. Perjanjian ini berisi batas antara wilayah Indonesia dengan Belanda yang disebut [[Garis Van Mook]].
 
== Latar Belakang ==
Baris 18:
== Pihak yang hadir pada perundingan Renville ==
 
Delegasi Indonesia terdiri dari ketua : Perdana Menteri Amir Sjarifuddin, wakil : Mr. Ali Sastroamidjojo dan Agus Salim, anggota : Dr. Leimena, Mr. Latuharhary, dan Kolonel T.B. Simatupang. Delegasi Belanda dipimpin oleh Raden Abdul Kadir Widjojoatmodjo.
 
== Isi perjanjian ==
Setelah disepakati pada 17 Januari 1948 perjanjian Renville memuat beberapa persetujuan, yaitu:<ref> {{cite web|title= Perjanjian Renville: Latar Belakang, Isi, dan Kerugian bagi Indonesia|author= Nibras Nada Nailufar|year= 2020|accessdate= 2 Januari 2021|website= Kompas.com|url= https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/23/120000169/perjanjian-renville-latar-belakang-isi-dan-kerugian-bagi-indonesia?page=all}} </ref>
 
# [[Belanda]] hanya mengakui [[Jawa Tengah]], [[Yogyakarta]], dan [[Sumatra]] sebagai bagian wilayah [[Republik Indonesia]].
Baris 29:
== Dampak ==
[[Berkas:Van Mook.png|ka|jmpl|322x322px|Wilayah Indonesia di [[Pulau Jawa]] (warna [[merah]]) pasca perjanjian Renville.]]
Berakhirnya [[agresi militer Belanda I]] dan disetujuinya perjanjian Renville mengubah arah perpolitikan Indonesia. Golongan kiri yang selama awal kemerdekaan ditempatkan dalam struktur pemerintahan mulai tersingkir. Tersingkirnya golongan kiri merupakan cikal bakal terjadinya [[Pemberontakan PKI 1948|pemberontakan PKI di Madiun]] pada [[18 September]] [[1948]] ditengah konflik yang masih terjadi antara pihak Belanda dan Republik. Perjanjian Renville mengurangi wilayah kekuasaan Indonesia yang telah diakui secara ''de facto'' sangat merugikan pihak Indonesia. Wilayah-wilayah penghasil kebutuhan pokok telah dikuasai oleh pihak Belanda menyebabkan perekonomian Indonesia memburuk terlebih ketika Belanda melakukan blokade-blokade ekonomi. Pemblokadean ekonomi merupakan salah satu taktik pihak Belanda untuk melemahkan Indonesia.<ref> {{cite journal|title= Republik Indonesia Serikat:Tinjauan Historis Hubungan Kausalitas Peristiwa-Peristiwa Pasca Kemerdekaan Terhadap Pembentukan Negara RIS (1945-1949)|authors= Irvan Tasnur, Muhammad Rijal Fadli|journal= Candrasangkala|volume= 5|number= 2|year= 2019|issn= 2477-2771|page= 63-64|url= https://jurnal.untirta.ac.id/index.php/Candrasangkala/article/view/6599}} </ref>
 
Perjanjian ini juga mengakibatkan [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantong di wilayah pendudukan Belanda di Jawa Barat dan Jawa Timur. Kondisi ini melahirkan peristiwa ''Long March Siliwangi'', sebuah perjalanan panjang para tentara [[Divisi Siliwangi]] dari Jawa Barat ke Jawa Tengah dan Yogyakarta. Dampak dari peristiwa ini melahirkan sebuah pemberontakan oleh [[Kartosuwiryo]] dan pasukannya yang tidak ingin keluar dari Jawa Barat yang saat itu berada di kekuasaan Belanda untuk mendirikan [[Negara Islam Indonesia]].<ref> {{cite web|title= Manuver AS Merugikan Indonesia di Perjanjian Renville|author= Akhmad Muawal Hasan|year= 2018|accessdate= 3 Januari 2021|website= Tirto.id|url= https://tirto.id/manuver-as-merugikan-indonesia-di-perjanjian-renville-cDhy}} </ref>
 
== Referensi ==
Baris 40:
* Kahin, George McTurnan (1952) ''Nationalism and Revolution in Indonesia'' Cornell University Press, ISBN 0-8014-9108-8
* {{Cite book|last =Reid|first =Anthony|authorlink =|coauthors =|title =The Indonesian National Revolution 1945-1950|publisher =Longman Pty Ltd|year =1974|location =Melbourne|pages =|url =|doi =|isbn =0-582-71046-4}}
* Mertowijoyo, G, Indra (2015) Letkol Moch Sroedji, Jember Masa Perang Kemerdekaan.ISBN: 978-602-14969-2-3
 
{{Revolusi Nasional Indonesia}}{{indo-sejarah-stub}}
 
{{Revolusi Nasional Indonesia}}{{indo-sejarah-stub}}
{{DEFAULTSORT:Renville}}
[[Kategori:Sejarah Indonesia]]
Baris 50:
[[Kategori:Traktat yang melibatkan Indonesia]]
[[Kategori:Traktat yang melibatkan Belanda]]
 
 
{{indo-sejarah-stub}}