Persatuan Ahli Gambar Indonesia

Persatuan Ahli Gambar Indonesia atau Persagi dikenal Persatuan Ahli-ahli Gambar Indonesia juga merupakan organisasi para ahli gambar di Indonesia yang didirikan pada tahun 1937 atau dalam sumber lain bulan Oktober 1938.[1] Persagi dipedidirikan oleh Agus Djaya dan S. Sudjojono.[2]

Sejarah

Persagi didirikan untuk membatasi hegemoni para peseni Belanda dan Eropa yang tinggal di Indonesia.[2] Pada masa itu seni rupa hanya bertema keindahan alam Hindia Belanda atau dikenal dengan mooi Indie karena memang ditujukan untuk promosi wisata saja dan berkebalikan dengan kondisi masyarakat kala itu.[2]

Sebelum Jepang masuk ke Indonesia, penetrasi propaganda sudah dilakukan dalam berbagai bentuk dan bidang di antaranya dalam bidang seni rupa.[3] Kebijakan propaganda Jepang ini dirancang sedemikian rupa agar para seniman seni rupa juga turut memprograndakan gerakan nasionalis dan memasukkan tema Indonesia di dalamnya.[3] Persekutuan politik ini juga didasarkan atas visi nasionalis bangsa yang otonom dan bebas, serta bertujuan untuk pengembangan seni rupa di kalangan masyarakat Indonesia dengan "gaya Indonesia Baru".[3] Gaya tersebut mengadopsi teknik bangsa Eropa pada awal abad kedua puluh dengan materi garapan gaya Indonesia. Ketika Jepang menyerbu Indonesia, Persagi dibubarkan oleh Pemerintahan Jepang bersama dengan organisasi lainnya.[3]

Referensi

  1. ^ Hamonangan., Simanjuntak, (2009). 100 Tokoh yang Mengubah Indonesia: Biografi Singkat Seratus Tokoh Paling Berpengaruh dalam Sejarah Indonesia di Abad 20 (edisi ke-Ed. rev., cet. 3). Yogyakarta: Narasi. hlm. 202. ISBN 9791681538. OCLC 778342746. 
  2. ^ a b c 1952-, Budi Susanto, A., (2003). Politik & postkolonialitas di Indonesia. Yogyakarta: Lembaga Studi Realino. hlm. 351. ISBN 9792108505. OCLC 56479127. 
  3. ^ a b c d 1977-, Jones, Tod,. Kebudayaan dan Kekuasaan di Indonesia: Kebijakan Budaya Selama Abad Ke 20 Hingga Era Reformasi (edisi ke-Edisi pertama). Jakarta. hlm. 74. ISBN 9794618853. OCLC 905486031.