Persatuan Muslim Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 10:
Gagasan Islam nasionalis [[Rasyid Ridha]] telah sangat mempengaruhi para ulama di Sumatra Barat. Namun gagasan ini baru mendapatkan wadah politk yang cocok ketika terbentuknya Permi dan pulangnya dua cendekiawan Minangkabau tamatan [[Kairo]], [[Ilyas Ya'kub]] dan [[Muchtar Lutfi]] untuk memegang tampuk kepemimpinan Permi.<ref>{{cite book|last = Kahin|first = Audrey|title = Dari Pemberontakan ke Integrasi: Sumatra Barat dan Politik Indonesia 1926-1998|year = 2008|pages = 62-63|publisher = Yayasan Obor Indonesia|location = Jakarta}}</ref>
 
Ilyas Yakub dalam tajuknya di ''[[Medan Rakjat]]'' terbitan Februari 1931 menyesalkan krisis dalam pergerakan rakyat Indonesia pada saat itu, terutama terpecahnya gerakan Islam dengan nasionalis (''kebangsaan''). Menurutnya, meskipun didasarkan atas dua asas yang berbeda, tidak ada perbedaan dan pertentangan pada tujuan yang hendak dicapai kedua gerakan tersebut. Dia menyerukan persatuan sebagai tanda kedewasaan, dan berpendapat memasukkan slogan Permi "Islam dan kebangsaan" ke dalam gerakan politik akan memecahkan krisis.<ref>{{cite book|last=Abdullah|first=Taufik|title=Schools and Politics: The Kaum Muda Movement in West Sumatra (1927-1933)|pages = 177|publisher = Equinox Publishing|year = 2009}}</ref>
 
== Perkembangan dan pergerakan ==