Portal:Ilmu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Hannanputra (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
k Membatalkan 2 suntingan oleh Hannanputra (bicara).
Baris 1:
{{Kategori utama}}__NOTOC__ __NOEDITSECTION__
[[Berkas:H Hannan Putra Lc.gif|jmpl|Pengasuh Pesantren Terpadu Insan Cendekia Harau Sumatera Barat, Direktur Al-Azhar Center Sumatera Barat, Pembimbing Travel Umrah Al-Azhar Islamic Tour (AIT) Sumatera Barat]]
{|cellpadding="10" cellspacing="10" style="width:100%;background: ; border-style:solid; border-width:5px; border-color:dark blue;"
'''H. Hannan Putra, Lc'''. Lahir di kota kecil [[Payakumbuh]] 9 Maret 1986. Tumbuh di keluarga sederhana dan religi. Sejak kecil sudah tampak kecintaannya belajar ilmu agama. Ketika duduk di kelas 4 SD, ia sudah memberi wirid [[ceramah]] [[Ramadhan]]. Lepas SMP, ia sudah dipercaya memberi Khutbah [[Idul Fitri]] di [[Pesantren]] Al-Kautsar Tanjung Pati. Ia juga kerap diistilahkan sebagai pewaris darah sang kakek Almarhum Buya Nashruddin Jarun yang merupakan [[ulama]] di zaman [[kolonial Belanda]].
| width="100%" valign="top" style="padding: 0; margin:0;" |
|-
!align=center| {{Portal:Ilmu/Judul}}
|-
|
{{/box-header|'''Selamat datang di [[Wikipedia:Portal|Portal]] [[Ilmu]] Wikipedia bahasa Indonesia!'''|Portal:Ilmu/Pendahuluan}}
{{Portal:Ilmu/Pendahuluan}}
{{/box-footer}}
 
<div style="float:left; width:55%">
Selepas menamatkan pendidikannya di MAN 2 [[Payakumbuh]] tahun 2004, Hannan muda mendapat [[beasiswa]] untuk melanjutkan studi ke [[Universitas Al-Azhar]] [[Mesir]]. Ia memilih untuk tinggal di kota kecil Tafahna Al-Asyraf yang jauh dari hiruk-pikuk ibukota [[Kairo]]. Tujuannya, agar ia lebih fokus untuk menimba ilmu dari ulama setempat.
{{/box-header|[[Berkas:Star*.svg|15px]]<big> [[Portal:Ilmu/Artikel pilihan|Artikel pilihan]]</big>|Portal:Ilmu/Artikel pilihan}}
{{Portal:Ilmu/Artikel pilihan/{{CURRENTMONTH1}}_{{CURRENTYEAR}}}}
{{/box-footer}}
 
{{/box-header|[[Berkas:Star*.svg|15px]]<big> [[Portal:Ilmu/Gambar pilihan|Gambar pilihan]]</big>|Portal:Ilmu/Gambar pilihan}}
Selain menuntut ilmu di bangku kuliah, ia juga berguru dengan ulama-ulama [[Mesir]]. Diantara ulama terkenal yang pernah ia datangi untuk menuntut ilmu seperti; [[Syaikh Wahid Abdul Salam Bali|Syaikh Wahid Abdussalam Bali]] (murid Syaikh [[Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz|Bin Baz]] dan [[Muhammad bin Shalih al-Utsaimin|Al-Utsaimin]], penemu metode [[ruqyah]] syar'iyah), Syaikh Majdi Arafat (ahli hadis terkemuka di [[Mesir]]), Syaikh Abdul Badi' (guru besar Fakultas [[Syariah]] Universitas Al-Azhar Mesir), dan ulama-ulama terkenal lainnya.
{{Portal:Ilmu/Gambar pilihan}}
{{/box-footer}}
</div>
 
<div style="float:right; width:43%">
Selama di [[Mesir]], ustadz muda yang hobi traveling ini tak mau berdiam diri di Mesir saja. Belasan negara Arab ia datangi. Ia mengaku pernah menjadi gelandangan di beberapa negara. Termasuk menunaikan [[haji]] secara backpacker di usia 19 tahun.
{{/box-header|[[Berkas:Star*.svg|15px]]<big> Ilmuwan pilihan</big>|Portal:Ilmu/Tokoh pilihan}}
{{Portal:Ilmu/Tokoh pilihan}}
{{/box-footer}}
 
{{Cartella|skyblue|judul=[[Portal:Ilmu/Tahukah anda|Tahukah Anda?]] |link=Portal:Ilmu/Tahukah anda|logo=Question mark alternate.svg|px=15|isi={{Portal:Ilmu/Tahukah anda}}}}
Sepulang dari [[Mesir]] tahun 2009, warga [[Payakumbuh]] telah melekatkan panggilan Buya Muda pada dirinya. Ia bersama Ustadz H Ahmad Maududi mendirikan [[Pesantren]] Terpadu Insan Cendekia [[Payakumbuh]]. Selain aktif sebagai pimpinan pesantren, Buya muda ini kerap juga aktif mengisi wirid pengajian di [[masjid]] dan [[radio]]. Tak lama setelah itu, ia pun mendirikan radio [[syariah]] dan [[dakwah]] pertama di kota [[Payakumbuh]].
 
{{Cartella|skyblue|judul=ProyekWiki terkait |link=Portal:Ilmu/ProyekWiki|logo=Nuvola apps knewsticker.png|px=25|isi={{Portal:Ilmu/ProyekWiki}}}}
Setahun setelahnya, ustadz muda yang selalu mengaku kurang ilmu tersebut menerima tawaran [[beasiswa]] untuk melanjutkan pendidikan [[pascasarjana]] di [[UIN Sunan Kalijaga]] [[Yogyakarta]]. Sembari berkuliah, ia terus aktif berdakwah melalui tulisan dan radio. Saat itu, tulisannya kerap menyita perhatian [[cendekiawan muslim]] di media online dan cetak. Akhirnya, tahun 2011 ia diminta bergabung dengan salah satu media [[Islam]] terbesar, [[Republika]].
</div>
 
<div style="float:right; width:100%">
Selama lima tahun menjadi jurnalis di Koran Nasional [[Republika]], ia sudah malang melintang ke berbagai daerah di tanah air. Ustadz muda yang pernah menerbangkan pesawat ini juga pernah dikirim ke [[Papua|pedalaman Papua]]. Tulisannya tentang [[Pesantren]] Walesi yang berada di kaki gunung Jaya Wijaya<ref>http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/13/07/23/mqdb7g-kiprah-ponpes-di-papua</ref> <ref>http://www.republika.co.id/berita/ramadhan/ibrah/13/08/11/mrczad-indahnya-berlebaran-di-kaki-gunung-jaya-wijaya</ref>mendapat apresiasi banyak pihak. Hingga Menteri Pendidikan di era SBY, [[Muhammad Nuh]] pun tergerak untuk berkunjung ke [[pesantren]] tersebut.
{{/box-header|Portal terkait|Portal:Ilmu/TopikUtama}}
{{/TopikUtama}}
{{/box-footer}}
 
{{/box-header|'''[[:Kategori:Ilmu|Kategori dalam Ilmu]]'''|Portal:Ilmu/Kategori}}
Tahun 2014,Ustadz Hannan diminta kembali untuk mengurus [[Pesantren]] Terpadu Insan Cendekia [[Payakumbuh]] yang ia dirikan dulu. Tak lama setelah itu, aa pun mempersunting putri [[Minang]], Aulia Tivani dan kemudian dianugrahi seorang putri cantik bernama Hunaina Aufa Iltizama.
{{Portal:Ilmu/Kategori}}
{{/box-footer}}
 
{{/box-header|Wikiportal lainnya|Templat:Portal}}
Semenjak itu, tugasnya sebagai [[jurnalis]] ia fokuskan hanya menggarap halaman Dialog Jumat yang menjadi jargon koran Republika<ref>http://khazanah.republika.co.id/indeks/hot_topic/hannan_putra</ref>. Ia memutuskan untuk menetap di Kota Payakumbuh dan hanya menulis rubrik keislaman saja, seperti; kolom [[Fatwa]], [[Fiqh|Fiqh Muslimah]], Uswah, [[Ensiklopedi]] [[Islam]], Tuntunan, dan kolom [[Wawancara]]. Sembari mengurus pesantren, tulisan-tulisannya terus mengisi lembar-lembar Dialog Jumat bersama Prof Dr KH Nasrudin Umar, Imam besar [[Masjid Istiqlal]] [[Jakarta]].
{{daftar portal}}
{{/box-footer}}
</div>
|}
__NOTOC__ __NOEDITSECTION__
 
[[Kategori:Portal|I]]
Para Kiai di pesantren-pesantren Jawa serta beberapa [[Guru Besar]] dari Perguruan Tinggi Islam pernah memberikan apresiasi secara khusus kepada tulisan-tulisan sang ustadz. Tulisan-tulisan beliau di Republika pun kerap menjadi objek penelitian dari [[skripsi]] para mahasiswa.
[[Kategori:Portal:Ilmu| ]]
 
[[dv:ނެރު:އުލޫމު]]
Ustadz Hannan mengaku selama menjadi jurnalis cakrawala berfikirnya menjadi terbuka. Ada tafsir dari ayat-ayat kauniyah yang banyak ia dulang selama menjadi [[jurnalis]]. Hal ini tak pernah ia dapatkan selama di bangku [[kuliah]]. Konsep [[dakwah]] yang diusungnya "mengajak kepada luasnya [[Islam]] bukan kepada sempitnya golongan" menjadi lebih indah karena diperkaya dengan wawasannya sebagai [[jurnalis]].
 
Kini, Ustadz muda yang masih menggandrungi dunia [[fotografi]] dan [[jurnalistik]] ini masih tetap mengasuh pesantren. Pesantren Terpadu Insan Cendekia yang dulu berawal dari 34 orang [[santri]], kini sudah berkembang menjadi 1085 orang [[santri]]. Beberapa waktu, ia juga dipercaya membimbing [[jamaah]] [[umrah]] bersama Travel Umrah Al-Azhar Islamic Tour (AIT).
 
Bersama rekan-rekannya sesama [[alumni]] [[Universitas Al-Azhar]] [[Mesir]] di [[Payakumbuh]], ia juga mendirikan Al-Azhar Center. Yakni sebuah lembaga [[dakwah]] yang membidangi percetakan buletin dakwah, pelatihan [[da'i]] dan muballigh, serta Rumah Qur'an Al-Azhar (RQA) untuk pendidikan [[Alquran]] bagi anak-anak dhuafa.