Pos Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Gibranalnn (bicara | kontrib)
kekecilan
RaFaDa20631 (bicara | kontrib)
k Kunci baru untuk Kategori:Kantor pos di Indonesia: "*" menggunakan HotCat
 
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 12:
| traded_as =
| industry = [[Pos]]
| foundation = {{Start date and age|df=yes|1746|08|26}} di [[Batavia]], [[Sejarah Nusantara (1602–1800)|Nusantara VOC]]<ref>{{Cite web |url=http://www.harianhaluan.com/index.php/opini/21115-hari-jadi-pt-pos-indonesia-atau-kolonial |title=Hari Jadi Pos Indonesia |access-date=2015-01-22 |archive-date=2015-01-22 |archive-url=https://web.archive.org/web/20150122130757/http://www.harianhaluan.com/index.php/opini/21115-hari-jadi-pt-pos-indonesia-atau-kolonial |dead-url=yes }}</ref>
| fate =
| founder =
Baris 35:
 
== Sejarah ==
Layanan pos modern di Indonesia dimulai pada tahun 1602 pada saat [[VOC]] masih menguasai Indonesia. Pada saat itu, perhubungan pos hanya dapat dilakukan di kota-kota tertentu di [[Pulau Jawa]] dan luar Pulau Jawa. Surat-surat atau paket-paket pos hanya diletakkan di ''Stadsherbrg'' (Gedung Penginapan Kota), sehingga orang-orang harus selalu mengecek apakah ada [[surat]] atau paket untuknya di dalam gedung itu. Untuk meningkatkan keamanan surat-surat dan paket-paket pos, VOC dibawah Gubernur Jenderal [[Gustaaf Willem baron van Imhoff]] kemudian mendirikan kantor pos pertama di Indonesia, tepatnya di Batavia (Jakarta), pada tanggal 26 Agustus 1746. Tanggal tersebut kemudian ditetapkan sebagai hari jadi Pos Indonesia, sehingga menjadikan Pos Indonesia sebagai [[Daftar perusahaan tertua di Indonesia|perusahaan tertua di Indonesia yang masih beroperasi]]. Pada tahun 1750, kantor pos juga didirikan di [[Semarang]].
 
Era kepemimpinan Gubernur Jenderal [[Daendels]] di VOC membuat sebuah kemajuan yang cukup berarti di dalam pelayanan pos di nusantara. Kemajuan tersebut berupa pembuatan jalan yang terbentang dari [[Anyer]] sampai [[Panarukan]]. Jalan sepanjang 1.000&nbsp;km tersebut sangat membantu dalam mempercepat pengantaran surat-surat dan paket-paket antarkota di Pulau Jawa. Jalan yang dibuat dengan metode rodi ([[kerja paksa]]) tersebut dikenal dengan nama ''Groote Postweg'' ([[Jalan Raya Pos)]]. Dengan adanya jalan tersebut, perjalanan dari Jawa Barat ke Jawa Timur, yang awalnya bisa memakan waktu puluhan hari, bisa ditempuh dalam waktu kurang dari satu minggu.
 
Pada tahun 1875, kantor-kantor pos dan telegraf di Hindia Belanda digabung untuk membentuk sebuah lembaga dengan nama ''Post en Telegraafdienst''. Dua tahun kemudian, lembaga ini telah menjadi anggota dari [[Universal Postal Union]] (UPU). Pada tahun 1884, ''Post en Telegraafdienst'' mulai menyediakan layanan [[telepon]].<ref name="postel"/> Pada tahun 1906, nama lembaga ini pun diubah menjadi ''Post, Telegraaf, en Telefoondienst'' (PTT). Pada tahun 1923, kantor pusat PTT dipindah dari [[Weltevreden]], Jakarta ke [[Gedung Sate|Gedung Departemen Badan Usaha Milik Negara Hindia Belanda]] ({{lang|nl|''Department van Gouvernementsbedrijven''/GB}}) di Bandung. Setelah Indonesia merdeka, pada tanggal 27 September 1945, Angkatan Muda PTT (AMPTT) mengambil alih PTT. Pemerintah Indonesia kemudian mengubah PTT menjadi sebuah jawatan dengan nama '''Djawatan Pos, Telegrap, dan Telepon''' (PTT). Tanggal 27 September pun kini diperingati tiap tahun sebagai Hari Bakti Postel.
Baris 161:
[[Kategori:Perusahaan logistik Indonesia]]
[[Kategori:Perusahaan yang berpusat di Kota Bandung]]
[[Kategori:Kantor pos di Indonesia|*]]