Prakarsa Transportasi Biji-bijian Laut Hitam

Revisi sejak 7 Desember 2022 10.37 oleh PutraHP (bicara | kontrib)

Prakarsa transportasi biji-bijian Laut Hitam adalah persetujuan antara Rusia dan Ukraina yang dimediasi oleh PBB dan Turki untuk mengurangi dampak krisis pangan global akibat perang antara kedua negara.[1][2] Prakarsa ini berisi kesepakatan yang memungkinkan ekspor makanan komersial dalam jumlah besar dari tiga pelabuhan utama Ukraina di Laut Hitam yaitu Odesa, Chornomorsk, dan Yuzhne melalui Pusat Koordinasi Gabungan atau Joint Coordination Centre (JCC).[3][4]

Prakarsa Keamanan Transportasi Biji-bijian dan Bahan Makanan dari Pelabuhan-pelabuhan Ukraina
Acara penandatanganan di Istanbul, 22 Juli 2022
Berlaku22 Juli 2022 (2022-07-22)—sekarang
LokasiIstanbul, Turki
Penandatangan Ukraina
 Rusia
 Turki
 PBB
SubjekEkspor biji-bijian dan bahan makanan serta pupuk

Latar belakang

Ukraina merupakan salah satu produsen biji-bijian untuk kebutuhan dunia yang terbesar. Dari data USDA (United State Department of Agriculture) per Juli 2022, Ukraina memegang 4,9% pasar dunia untuk gandum, 4,9% untuk pasar dunia jagung, 20,7% pasar dunia untuk biji bunga matahari, dan 5,9% pasar dunia untuk jawawut.[5] Ukraina merupakan negara produsen jagung terbesar ketujuh yaitu sebesar 31,5 juta ton,[6] produsen gandum terbesar kesepuluh yaitu sebesar 20,5 juta ton,[7] produsen biji bunga matahari terbesar kedua yaitu sebesar 10,1 juta ton,[8] dan produsen jawawut terbesar ketujuh yaitu sebesar 6,4 juta ton.[9]

Invasi Rusia menyebabkan tertahannya sekitar 25 ton stok biji-bijian Ukraina baik itu di pelabuhan maupun di ladang akibat blokade yang dilakukan oleh angkatan laut Rusia.[10][11] Blokade yang hanya akan dibuka oleh Rusia apabila pihak Barat mengurangi sanksi terhadap mereka terutama untuk ditutupnya akses ke pelabuhan Uni Eropa.[12] Ketua Asosiasi Biji-bijian Ukraina, Mykola Gorbachov, menyatakan bahwa hanya tersisa sekitar 13-15 ton kapasitas penyimpanan akibat tertahannya pengiriman.[10][11]

Meskipun pengiriman melalui jalur darat yaitu dengan truk dan kereta api serta jalur sungai tetap dilakukan, tetapi kemampuan angkutnya hanya seperenam dari daya muat kapal.[13][14] Kondisi ini menyebabkan kurangnya suplai biji-bijian di pasar dunia karena Ukraina merupakan eksportir besar. Rusia sebagai eksportir biji-bijian utama pun membutuhkan gandum untuk stok pangan selama berperang sehingga memengaruhi jumlah ekspornya. Kurangnya stok di pasar dunia menyebabkan kenaikan harga biji-bijian yang sebelumnya telah mengalami kenaikan akibat dampak Covid-19. Kenaikan harga yang mencapai 30% akan berimbas kepada negara-negara Afrika dan Timur Tengah.[14] Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa, António Guterres, menyatakan akan ada sekitar ratusan juta orang di negara berkembang yang terancam kelaparan dari terbatasnya ekspor biji-bijian dari Ukraina. Kelangkaan pangan ini [12]

Selama perang, dalam rangka melindungi Pelabuhan Odesa, Ukraina memasang ranjau di sepanjang pantai Laut Hitam. Hal ini dilakukan karena Odesa merupakan pelabuhan utama Ukraina. Rusia juga diketahui menyebar ranjau di Laut Hitam dekat Ochakiv.[15] Menteri Luar Negeri Ukraina, Dmytro Kuleba, menyatakan bahwa Ukraina membutuhkan misi yang jelas dari negara-negara yang dapat mereka percayai untuk melakukan patroli di sepanjang jalur pengiriman biji-bijian. Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, juga menegaskan tidak akan mengizinkan kapal-kapal Rusia memasuki pelabuhannya karena mereka tidak lagi memiliki kepercayaan terhadap seterunya itu.[12]

Pada bulan Juli, Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menjadi perantara perjanjian antara Ukraina, Turki, dan Rusia yang memungkinkan Ukraina untuk mengirimkan jutaan ton biji-bijian yang terhenti sejak invasi Rusia ke Ukraina. Pengiriman ini dilakukan melalui perairan internasional Laut Hitam. Prakarsa transportasi ini dibuat untuk membantu negara-negara di seluruh dunia terutama negara dengan pendapatan rendah seperti Kenya, Afganistan, Bangladesh, Yaman, Etiopia, dan Somalia. Sehingga harga bahan makanan bisa kembali turun dan bencana kelaparan di negara-negara di atas dapat dicegah.

Total jumlah negara yang menjadi tujuan pengiriman biji-bijian ini adalah 38 negara dengan kurang lebih 8,6 juta ton kargo yang dibawa oleh lebih dari 380 kapal.

Lini masa

Referensi

  1. ^ "Lebih Banyak Kapal Bermuatan Jagung Tinggalkan Pelabuhan Ukraina". VOA Indonesia. 5 Oktober 2022. Diakses tanggal 1 Desember 2022. 
  2. ^ Maharani, Esthi (27 Oktober 2022). "Turki Berupaya Perpanjang Kesepakatan Gandum Ukraina". Republika Online. Diakses tanggal 1 Desember 2022. 
  3. ^ "Black Sea Grain Initiative | Joint Coordination Centre". United Nations. Diakses tanggal 1 Desember 2022. 
  4. ^ "Joint Coordination Centre opens in Istanbul to facilitate safe export of commercial foodstuffs and fertilizers from Ukrainian ports". reliefweb.int. 27 Juli 2022. Diakses tanggal 1 Desember 2022. 
  5. ^ "Ukraine Agricultural Production and Trade". USDA Foreign Agricultural Service. Juli 2022. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  6. ^ "Corn Explorer". USDA Foreign Agriculture Service. November 2022. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  7. ^ "Wheat Explorer". USDA Foreign Agriculture Service. November 2022. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  8. ^ "Sunflowerseed Explorer". USDA Foreign Agriculture Service. November 2022. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  9. ^ "Barley Explorer". USDA Foreign Agriculture Service. November 2022. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  10. ^ a b "Ukraine's new crop may be left unharvested: UGA President Gorbachov". Latifundist.com. 9 Juni 2022. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  11. ^ a b Angel, Maytaal (8 Juni 2022). "Ukraine's grain crop at risk as silos still half full due to stalled exports". Reuters. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  12. ^ a b c Seddon, Max; Wheatly, Jonathan; Rathbone, John Paul (8 Juni 2022). "UN warns of hunger risk as talks stall over Ukraine grain blockade". Financial Times. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  13. ^ "Why wheat and threat of global famine are weapons in Russia's war with Ukraine". News24 Business. 5 Juli 2022. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  14. ^ a b "Kala Gandum Terimbas Perang Rusia-Ukraina (1)". Kumparan. 16 Juni 2022. Diakses tanggal 7 Desember 2022. 
  15. ^ "AS: Angkatan Laut Rusia Diperintahkan Pasang Ranjau di Pelabuhan Laut Hitam Ukraina". Tribunnews.com. Diakses tanggal 2022-12-07.