Prefektur Iwate: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8
k Penyelarasan tata bahasa Indonesia (contoh: di mana, di antara).
Baris 33:
 
== Nama ==
Terdapat beberapa teori tentang asal-usul nama "Iwate", namun yang paling terkenal adalah mengenai kisah [[Oni]] no tegata, yang dikaitkan dengan Kuil Mitsuishi atau "Tiga Batu" di [[Morioka, Iwate|Morioka]]. Batu-batu ini dikatakan telah dibuang ke Morioka oleh letusan Gunung Iwate. Menurut legenda, pernah ada setan yang sering menyiksa dan melecehkan penduduk setempat. Ketika orang-orang berdoa kepada roh-roh Mitsuishi untuk perlindungan, iblis segera dibelenggu ke batu-batu tersebut dan dipaksa untuk membuat janji agar tidak pernah mengganggu orang lagi. <ref>{{cite web|url=http://www.bunka.pref.iwate.jp/seikatsu/kotoba/minwa/oninotegata.html |title=【民話・昔話】鬼の手形 |publisher=Bunka.pref.iwate.jp |accessdate=7 June 2013}}</ref> Sebagai bentuk sumpahnya, iblis membuat jejak tangan di salah satu batu, sehingga munculahmuncullah nama Iwate, yang secara harfiah dapat diartikan sebagai "tangan batu". Bahkan sekarang setelah hujan turun dikatakan bahwa cetakan tangan iblis tersebut masih dapat dilihat di sana.
 
== Sejarah ==
Baris 41:
Prefektur Iwate dibentuk pada tahun 1876, setelah [[Perang Boshin]], yang menjadi awal dimulainya Restorasi Meiji. Sementara seluruh pulau Honshu diklaim oleh pemerintah Jepang, atau Yamato, namun pasukan kekaisaran tidak dapat menduduki bagian apa pun yang akan menjadi Iwate hingga tahun 802 ketika dua pemimpin [[Emishi]] yang kuat , Aterui dan More, menyerah di Benteng Isawa.
 
Daerah yang sekarang dikenal sebagai Prefektur Iwate dahulu dihuni oleh orang-orang [[Zaman Jomon]] yang banyak meninggalkan artefak mereka di seluruh bagian prefektur ini. Sebagai contoh, sejumlah besar lubang penguburan dari Periode Jōmon Tengah (2.800–1.900 SM) banyak ditemukan di Nishida. Berbagai situs dari Zaman Jōmon Akhir (1.900–1.300 SM) termasuk Tateishi, Makumae, dan Hatten yang berisi patung-patung tanah liat, topeng dan artefak tanah liat berbentuk telinga dan hidung. Situs Kunenbashi di Kota Kitakami ditemukan pedang batu, tablet, dan alat-alat serta patung-patung tanah liat, anting-anting, dan tembikar dari Zaman Jōmon Akhir (1.300–300 SM).
 
Disebutkan awal kehadiran Jepang dimulai sekitar 630 ketika Kuil Hakusan dikatakan telah dibangun di Gunung Kanzan di tempat yang sekarang Hiraizumi. Pada saat itu berbagai pedagang, pemburu, petualang, pendeta, dan penjahat Jepang datang ke Iwate. Pada tahun 712 provinsi Mutsu, yang berisi semua [[Tohoku]], dibagi menjadi 2 provinsi yaitu [[Provinsi Dewa]], wilayahnya berada di barat Pegunungan Ou dan Provinsi Mutsu. Pada tahun 729 Kuil Kokuseki-ji didirikan di tempat yang sekarang dikenal sebagai Mizusawa Ward, Kota Oshu yang didirikan oleh imam-imam Gyōki.
 
Tidak banyak yang diketahui tentang hubungan antara perbatasan-perbatasan Jepang ini dengan penduduk asli Emishi, hingga pada tahun 776 hubungan tersebut memburuk ketika pasukan besar tentara Yamato menyerbu Iwate menyerang suku Isawa dan Shiwa pada bulan Februari dan November tahun itu. Namun pertempuran lebih banyak terjadi pada tahun-tahun berikutnya dan kebanyakan terjadi di Dewa dan daerah selatan prefekturPrefektur Iwate saat ini. Situasi ini berlanjut hingga Maret 787 ketika tentara Yamato menderita kekalahan besar dalam Pertempuran Desa Sufuse di tempat yang sekarang disebut Bangsal Mizusawa, di Kota Oshu. Di sana para pemimpin Emishi dan Aterui memimpin pasukan kavaleri besar menjebak infanteri Yamato dan mendorong mereka ke Sungai Kitakami di mana baju besi berat mereka terbukti mematikan. Lebih dari 1.000 tentara tenggelam hari itu. Jenderal Jepang Ki no Asami Kosami ditegur oleh [[Kaisar Kanmu]] ketika dia kembali ke [[Kyoto]].
 
Karena Jepang tidak bisa menang di medan perang, mereka menggunakan cara lain untuk menaklukkan Emishi. Jepang menggunakan jalur perdagangan, mereka menawarkan barang-barang besi berkualitas tinggi dan sake sehingga hal itu membuat Emishi bergantung pada Jepang untuk barang-barang berharga tersebut. Banyak suap ditawarkan kepada para pemimpin Emishi dalam bentuk diplomasi. Akhirnya kampanye membakar tanaman dan menculik wanita dan anak-anak Emishi dan memindahkan mereka ke Jepang Barat diadopsi. Sehingga banyak prajurit gagah menyerah untuk bergabung dengan keluarganya lagi.
Baris 61:
Gunung-gunung di pegunungan Ōu di barat masih terdapat gunung berapi aktif seperti Gunung Iwate (2.038 meter titik tertinggi di prefektur) dan Gunung Kurikoma (1.627 meter). Tetapi Pegunungan Kitakami yang membentang di tengah-tengah prefektur dari utara ke selatan jauh lebih tua dan sudah tidak aktif selama ribuan tahun. Gunung Hayachine (1.917 meter) terletak di tengah pegunungan Kitakami.
 
Selain dua pegunungan ini dan garis pantai yang terjal, prefektur ini juga memiliki Sungai Kitakami yang mengalir dari utara ke selatan diantaradi antara pegunungan Ōu dan pegunungan Kitakami. Sungai ini adalah sungai terpanjang keempat di Jepang dan terpanjang di Tōhoku.
 
Di masa lalu Iwate terkenal dengan kekayaan mineralnya terutama dalam bentuk emas, besi, batu bara, dan belerang tetapi saat ini tidak lagi diproduksi. Masih banyak sumber air panas untuk onsen, atau mata air panas, yang merupakan basis industri yang berkembang saat ini. Hutan prefektur adalah sumber daya berharga lainnya.
Baris 145:
Pada tahun 1985, populasi prefektur iwate mencapai titik tertinggi sepanjang masa yaitu tercatat sebesar 1.433.611 jiwa.
 
Sensus pada tahun 1950 menunjukan kelahiran terbanyak di prefektur ini dimanadi mana terdapat 45.968 bayi dilahirkan di prefektur ini. Sejak saat itu telah terjadi penurunan yang hampir stabil menjadi 10.344 kelahiran pada 2007. Jumlah kematian terbesar dilaporkan pada 1945 dengan total 32.614 kematian. Jumlah kematian menurun terus hingga 1980 ketika kematian paling sedikit tercatat, yaitu 9.892 jiwa. Sejak itu jumlah kematian meningkat secara bertahap menjadi 14.774 pada tahun 2007.
 
Berkat perbaikan dalam pengobatan, jumlah bayi yang meninggal saat lahir telah menurun dari 4.246 pada tahun 1950 menjadi hanya 332 pada tahun 2007.
Baris 165:
Pada 1700, tsunami dari gempa Cascadia 1700 melanda Prefektur Iwate.
 
Pada tanggal 13 Mei 1717, daerah Hanamaki terdampak gempa bumi berkekuatan 7,6 skala ritchterrichter. Sehingga menyebabkan kerusakan yang besar di rumah-rumah dan pertokoan.
 
Di Nanbu-han saja, 49.594 orang mati kelaparan karena kelaparan yang terjadi pada tahun 1755.
Baris 179:
Pada bulan September 1886, wabah kolera terjadi di seluruh Iwate dan menewaskan 312 orang.
 
Pada 15 Juni 1896, jam 7:32 pagi, gempa berkekuatan 8,5 skala ritchterrichter melanda lepas pantai. Tsunami berikutnya mengirimkan gelombang ke pantai Iwate di Yoshihama, di tempat yang sekarang menjadi kota Sanriku, ketinggiannya mencapai 24 meter. Menyebabkan 18.158 orang meninggal di Iwate sementara sekitar 10.000 rumah hancur. Nelayan yang memancing di laut sekitar 20 mil lepas pantai tidak merasakan apa-apa, hingga mereka kembali ke rumah keesokan paginya menemukan pantai penuh dengan rumah mereka dan tubuh orang-orang yang mereka cintai.
 
Pada bulan September 1899, disentri menyebar ke seluruh prefektur sehingga menewaskan 2.070 orang.