Purgatorium: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{redirect|Purgatory}}
[[Berkas:Carracci-Purgatory.jpg|thumbjmpl|rightka|300px|Penggambaran purgatorium yang bernyala-nyala api oleh [[Annibale Carracci]].]]
 
Dalam [[teologi Kristen]], dan khususnya dalam [[teologi Katolik]], '''Purgatorium''' ({{lang-en|Purgatory}}){{efn|Kata ''Purgatory'' berasal dari kata [[bahasa Latin|Latin]] "Purgatorium" melalui kata bermakna serupa dalam [[bahasa Anglo-Norman]] dan [[bahasa Perancis Kuno|Perancis Lama]].<ref>{{en}} "Purgatory," Oxford English Dictionary</ref> Dalam bahasa Indonesia, Purgatorium sering diterjemahkan menjadi "api penyucian" atau "pemurnian".}} adalah suatu [[keadaan antara]] atau peralihan setelah [[kematian]] jasmani yang melaluinya mereka yang ditentukan ke [[Surga (Kekristenan)|Surga]] "menjalani pemurnian, sehingga mencapai kekudusan yang diperlukan untuk memasuki kegembiraan surga".<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p123a12.htm Catechism of the Catholic Church, 1030]</ref> Hanya mereka yang meninggal dunia dalam [[Keadaan (teologi)|keadaan rahmat]], namun belum menjalani hukuman sementara akibat [[Dosa (Kristen)|dosa-dosa]] mereka, yang dapat berada dalam Purgatorium, dan dengan demikian tidak ada seorang pun dalam Purgatorium yang akan berada selamanya dalam keadaan tersebut ataupun pergi ke [[Pandangan Kristen tentang neraka|neraka]]. Asal mula konsep ini memiliki akar-akar sejak dahulu.
Baris 10:
== Sejarah keyakinan ==
{{Main article|Sejarah Purgatorium}}
[[Berkas:Pur 24 dore.jpg|thumbjmpl|rightka|uprightlurus|Penggambaran purgatorium yang tidak bernyala-nyala api ([[Gustave Doré]]: ilustrasi untuk ''[[Purgatorio]]'' rekaan [[Dante]], Canto 24).]]
[[Berkas:V.Carmen de Beniajan-general.jpg|thumbjmpl|uprightlurus|rightka|[[Bunda Maria dari Gunung Karmel]] dengan para malaikat dan jiwa dalam Purgatorium. Patung [[Barok]] dari [[Beniaján]], [[Spanyol]].]]
[[Berkas:Concepcion Santa Cruz 09.jpg|thumbjmpl|rightka|uprightlurus|Lukisan di belakang altar mengenai jiwa-jiwa dalam purgatorium, [[Iglesia de la Concepción (Santa Cruz de Tenerife)|Gereja Yang Dikandung Tanpa Noda]] ([[Santa Cruz de Tenerife]], Spanyol).]]
[[Berkas:Folio 113v - Purgatory.jpg|thumbjmpl|rightka|uprightlurus|Penggambaran purgatorium yang bernyala-nyala api dalam ''[[Très Riches Heures du Duc de Berry]]''.]]
 
Penggunaan kata "Purgatorium" (sebagaimana kata ini disebut dalam [[bahasa Latin]]) sebagai kata benda mungkin baru terlihat antara tahun 1160 dan 1180, yang menimbulkan gagasan bahwa purgatorium adalah suatu tempat<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=DnEQQaTQy4wC&pg=PA18&dq=le+goff+purgatoire&cd=4#v=onepage&q=le%20goff%20purgatoire&f=false Megan McLaughlin, Consorting with Saints: Prayer for the Dead in Early Medieval France (Cornell University Press 1994 ISBN 978-0-8014-2648-3), p. 18]</ref> (yang [[Jacques Le Goff]] sebut "kelahiran" purgatorium).<ref>{{en}} LeGoff, Jacques. ''The Birth of Purgatory''. Trans. [[Arthur Goldhammer]]. Chicago: U of Chicago P, 1986, Pg 362–66</ref> Tradisi Purgatorium dalam Katolik Roma sebagai suatu kondisi transisi memiliki sejarah yang bersumber, bahkan sebelum [[Yesus Kristus]], pada praktik di seluruh dunia dalam hal mengurus orang-orang yang telah wafat dan berdoa bagi mereka, serta pada keyakinan, yang juga ditemukan dalam Yudaisme,<ref>Lih. [[2 Makabe]]:12:42–44</ref> yang dipandang sebagai cikal bakal Kekristenan, bahwa ber[[doa bagi orang yang telah meninggal dunia]] bermanfaat untuk pemurniannya dalam [[kehidupan setelah kematian]]. Praktik serupa tampak dalam tradisi-tradisi lainnya, misalnya praktik Buddhis Tiongkok abad pertengahan dalam hal mempersembahkan kurban demi kepentingan arwah, yang dikatakan menderita berbagai cobaan.<ref name="EB">{{en}} [http://www.britannica.com/eb/article-9061946/purgatory Purgatory] in Encyclopædia Britannica</ref> Keyakinan Katolik Roma akan pemurnian dalam kehidupan setelah kematian dari dunia ini didasarkan pada praktik berdoa untuk arwah, yang disebutkan dalam apa yang dinyatakan Gereja Katolik Roma sebagai bagian dari Kitab Suci,<ref>{{en}} {{cite web|last1=Waterworth (editor)|first1=J.|title=The Council of Trent, Decree concerning the Canonical Scriptures|url=http://history.hanover.edu/texts/trent/trentall.html|website=Hanover Historical Texts Project|accessdate=18 February 2015}}</ref><ref>{{en}} {{cite web|last1=Council of Trent|title=Decree concerning the Canonical Scriptures|url=http://www.ewtn.com/library/COUNCILS/TRENT4.HTM|publisher=[[EWTN]]|accessdate=18 February 2015}}</ref> dan diterapkan oleh umat Kristen sejak awal,<ref>{{en}} {{cite book|title=Catechism of the Catholic Church|url=http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P2N.HTM|accessdate=18 February 2015|chapter=1032}}</ref> suatu praktik yang mengandaikan bahwa arwah karenanya dibantu dalam fase antara kematian jasmani dan masuknya mereka ke dalam kediaman akhir mereka.<ref name="EB"/>
Baris 28:
 
==== Surga dan Neraka ====
[[Berkas:Cristobal Rojas 46a.JPG|thumbjmpl|uprightlurus|rightka|Penggambaran purgatorium oleh pelukis Venezuela [[Cristóbal Rojas (seniman)|Cristóbal Rojas]] (1890) merepresentasikan batas antara surga (atas) dan neraka (bawah).]]
 
Menurut keyakinan Katolik, seketika setelah kematian jasmaninya, seseorang menjalani [[penghakiman khusus]] yang menentukan nasib jiwanya dalam kekekalan.<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P2L.HTM Catechism of the Catholic Church, 1021–1022]</ref> Beberapa jiwa dapat langsung bersatu dengan Allah dalam [[Surga (Kekristenan)|Surga]], dibayangkan sebagai suatu firdaus sukacita abadi, [[Pengilahian (Kristen)|Theosis]] terselesaikan dan jiwa mengalami [[visiun beatifis]] Allah. Sebaliknya, sebagian jiwa lainnya (mereka yang mati dalam kebencian kepada Allah dan Kristus) mencapai suatu keadaan yang disebut [[Pandangan Kristen tentang neraka|Neraka]], yaitu keterpisahan selamanya dari Allah yang sering dibayangkan sebagi suatu kediaman yang tanpa akhir dalam siksaan nyala api, suatu api yang terkadang dianggap [[metafora|metaforis]].<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=9uxX38ARtGcC&pg=PA222&dq=purgatory+fire+catholic&hl=en&ei=duQbTqe_LofOhAfXypjJBw&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CEoQ6AEwBjgU#v=onepage&q&f=false David L. Schindler, ''Love Alone Is Credible'' (Eerdmans 2008 ISBN 978-0-8028-6247-1), p. 222]</ref>
Baris 44:
Purgatorium umumnya dipandang sebagai suatu penyucian dengan cara hukuman sementara yang menyakitkan, yang—sama seperti hukuman kekal neraka—dihubungkan dengan gagasan mengenai api.<ref name="Catholic Encyclopedia on Purgatory">{{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/12575a.htm Catholic Encyclopedia on Purgatory]</ref> Kendati "rasa sakit indra-indra" (berbeda dengan "rasa sakit kerinduan" akan [[visiun beatifis|Visiun Beatifis]]) secara doktrinal tidak didefinisikan sebagai bagian dari Purgatorium, para teolog memiliki konsensus yang sangat kuat bahwa kesakitan indrawi juga termasuk. Beberapa [[Bapa Gereja]] memandang 1 Korintus 3:10–15 sebagai bukti adanya suatu [[keadaan antara|keadaan peralihan]] yang membakar habis sisa-sisa pelanggaran ringan, dan jiwa yang telah dimurnikan akan diselamatkan.<ref name="Catholic Encyclopedia on Purgatory"/> Api merupakan penggambaran yang diilhami Alkitab ("Kami telah menempuh api dan air")<ref>Mazmur 66:12</ref> yang digunakan umat Kristen untuk konsep pemurnian dalam kehidupan setelah kematian.<ref name=Lacoste>{{en}} [https://books.google.com/books?q=Lacoste+%22tested+by+fire%22&btnG=Search+Books&oq= Jean-Yves Lacoste, Encyclopedia of Christian Theology (Taylor and Francis, 2004 ISBN 978-1-57958-250-0), p. 1322]</ref> St. [[Agustinus]] mendeskripsikan api-api dalam penyucian sebagai sesuatu yang lebih menyakitkan dari apa pun yang dapat diderita seseorang dalam kehidupan ini,<ref name="Catholic Encyclopedia on Purgatory"/> dan [[Paus Gregorius I]] menuliskan bahwa harus ada suatu api penyucian untuk beberapa kesalahan kecil yang mungkin masih perlu disingkirkan.<ref>{{en}} "Each one will be presented to the Judge exactly as he was when he departed this life. Yet, there must be a '''cleansing fire''' before judgment, because of some minor faults that may remain to be purged away. Does not Christ, the Truth, say that if anyone blasphemes against the Holy Spirit he shall not be forgiven 'either in this world or in the world to come'(Mt. 12:32)? From this statement we learn that some sins can be forgiven in this world and some in the world to come. For, if forgiveness is refused for a particular sin, we conclude logically that it is granted for others. This must apply, as I said, to slight transgressions." Gregory the Great [regn. A.D. 590–604], Dialogues, 4:39 (A.D. 594).</ref> [[Origenes]] menuliskan tentang api yang diperlukan untuk memurnikan jiwa,<ref>{{en}} "For if on the foundation of Christ you have built not only gold and silver and precious stones (1 Cor.,3); but also wood and hay and stubble, what do you expect when the soul shall be separated from the body? Would you enter into heaven with your wood and hay and stubble and thus defile the kingdom of God; or on account of these hindrances would you remain without and receive no reward for your gold and silver and precious stones; neither is this just. It remains then that you be committed to the fire which will burn the light materials; for our God to those who can comprehend heavenly things is called a cleansing fire. But this fire consumes not the creature, but what the creature has himself built, wood, and hay and stubble. It is manifest that the fire destroys the wood of our transgressions and then returns to us the reward of our great works." Origen, Homilies on Jeremias, PG 13:445, 448 ( A.D. 244).</ref> dan St. [[Gregorius dari Nyssa]] juga menulis tentang api pembersihan.<ref>{{en}} "When he has quitted his body and the difference between virtue and vice is known he cannot approach God till the '''purging fire''' shall have cleansed the stains with which his soul was infested. That same fire in others will cancel the corruption of matter, and the propensity to evil." Gregory of Nyssa, Sermon on the Dead, PG 13:445,448 (ante A.D. 394).</ref>
 
[[Berkas:Wimpfen-stadtkirche-predell.jpg|thumbjmpl|leftkiri|Penggambaran [[jiwa]]-jiwa yang dimurnikan oleh nyala api dalam purgatorium.]]
 
Kebanyakan teolog dari masa lampau menyatakan bahwa api tersebut dalam arti tertentu adalah suatu api materiil, meski sifatnya berbeda dari api biasa, namun pendapat teolog-teolog lainnya yang menafsirkan istilah biblis "api" secara metaforis tidak dikecam oleh Gereja<ref>{{en}} [http://www.newadvent.org/cathen/07207a.htm#VI Catholic Encyclopedia on "poena sensus"]</ref> dan mungkin sekarang menjadi pandangan yang lebih umum di antara para teolog. [[Katekismus Gereja Katolik]] (KGK) berbicara tentang suatu "api penyucian"<ref name="CCC 1031">{{en}} [http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p123a12.htm#III CCC 1031]</ref> dan mengutip ungkapan "purgatorius ignis" (api pemurnian) yang digunakan Paus Gregorius Agung. KGK berbicara tentang hukuman sementara karena dosa, bahkan dalam kehidupan ini, sebagai salah satu dari "segala macam penderitaan dan cobaan".<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p2s2c2a4.htm CCC 1473]. In his 2007 encyclical ''Spe salvi'', [[Pope Benedict XVI]] applies to the purgation of souls after death the words of [[Paul the Apostle]] in {{bibleverse|1|Corinthians|3:12–15|NKJV}} about some being "saved, but only as through fire"; in the encounter with Christ after death, Christ's "gaze, the touch of his heart heals us through an undeniably painful transformation 'as through fire'. But it is a blessed pain, in which the holy power of his love sears through us like a flame, enabling us to become totally ourselves and thus totally of God" ([http://www.vatican.va/holy_father/benedict_xvi/encyclicals/documents/hf_ben-xvi_enc_20071130_spe-salvi_en.html ''Spe salvi''], 46–47).</ref> KGK mendeskripsikan purgatorium sebagai pemurnian yang diperlukan karena "suatu keterikatan yang tidak sehat dengan makhluk-makhluk", suatu pemurnian yang "membebaskan seseorang dari apa yang dinamakan 'siksa dosa sementara{{'"}}, suatu hukuman yang "tidak boleh dipandang sebagai semacam balas dendam yang ditimpakan Allah dari luar, tetapi sebagai sesuatu yang timbul dari hakikat dosa itu sendiri."<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p2s2c2a4.htm CCC 1472]</ref>
Baris 50:
==== Doa untuk arwah dan indulgensi ====
{{Main article|Doa bagi orang yang telah meninggal dunia|Indulgensi}}
[[Berkas:A-Procession-in-the-Catacomb-of-Callistus.jpg|uprightlurus|thumbjmpl|leftkiri|Inskripsi dalam [[Katakomba Roma]] memuat doa-doa bagi arwah.<ref>{{la}} Cabrol and Leclercq, Monumenta Ecclesiæ Liturgica. Volume I: Reliquiæ Liturgicæ Vetustissimæ (Paris, 1900–2) pp. ci–cvi, cxxxix.</ref>]]
 
Gereja Katolik mengajarkan bahwa nasib mereka yang berada dalam purgatorium dapat dipengaruhi oleh tindakan mereka yang masih hidup di dunia ini. Ajaran itu juga didasarkan pada praktik berdoa bagi arwah sejak zaman dahulu sebagaimana disebutkan pada [[2 Makabe]] 12:42–46, yang dipandang oleh umat Katolik dan Ortodoks sebagai bagian dari Kitab Suci.<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P2N.HTM CCC 1032]</ref>
 
[[Berkas:LadyOfMtCarmelWithSufferingSouls.jpg|rightka|uprightlurus|thumbjmpl|Patung [[Bunda Maria dari Gunung Karmel]] bersama jiwa-jiwa dalam purgatorium yang memohon [[Mediatrix|perantaraan Maria]].]]
 
Dalam konteks yang sama ada disebutkan praktik [[indulgensi]]. Suatu indulgensi merupakan remisi di hadapan Allah, melalui perantaraan Gereja, atas hukuman sementara akibat dosa-dosa yang telah mendapat pengampunan.<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/ __P4G.HTM CCC 1471]</ref> Indulgensi dapat diperoleh bagi diri sendiri, ataupun dipersembahkan bagi orang yang telah meninggal dunia.<ref>{{en}} [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P4G.HTM CCC 1479]</ref> Terlepas dari persepsi populer di kalangan non-Katolik, Gereja Katolik tidak pernah mengajarkan bahwa indulgensi memiliki kuasa pengampunan dosa karena hal itu dipandang sebagai yurisdiksi Allah saja. Siapa pun yang mengajarkan bahwa dengan melakukan tindakan-tindakan [[kasih (kebajikan)|kasih]] seperti indulgensi saja dapat mengampuni dosa telah dikecam sebagai [[ajaran sesat|bidah]] (sesat) oleh Gereja Katolik. Mengatakan bahwa indulgensi dapat berlaku tanpa peduli seberapa besar kadar keimanan seseorang, tanpa memenuhi persyaratan yang ditetapkan, juga dipandang sesat. Suatu indulgensi bergantung (atau tindakan kasih apa pun untuk hal itu) pada kadar keimanan seorang individu Kristen pada saat tersebut (lihat kasus [[Johann Tetzel]]).
Baris 63:
 
==== Sebagai tempat fisik ====
[[Berkas:Dante03.jpg|thumbjmpl|leftkiri|[[Dante]] menatap purgatorium (diperlihatkan sebagai sebuah gunung) dalam lukisan abad ke-16.]]
 
Anggapan bahwa Surga, Neraka, dan Purgatorium sebagai tempat-tempat dalam alam semesta fisik bukan merupakan doktrin Gereja. Bagaimanapun, pada zaman antikuitas dan abad pertengahan, Surga dan Neraka secara luas dianggap sebagai tempat-tempat yang berada di dalam alam semesta fisik: Surga "di atas", di langit; Neraka "di bawah", di dalam atau di bawah permukaan bumi. Demikian pula, Purgatorium pada zaman tersebut dianggap sebagai suatu lokasi fisik.
Baris 94:
 
=== Ortodoksi Timur ===
[[Berkas:Koimesis Icon Sinai 13th century.jpg|thumbjmpl|[[Tertidurnya Bunda Allah|Tertidurnya Theotokos]] (sebuah [[Ikon (Kristen Timur)|ikon]] abad ke-13).]]
{{See also|Doa bagi orang yang telah meninggal dunia#Kekristenan Timur|l1=Doa bagi arwah dalam Kekristenan Timur|Ibadat memorial (Ortodoks)|l2=Ibadat memorial ortodoks}}