Radjiman Wedyodiningrat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
-> remove ikon Bendera
Gaung Tebono (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|image = Radjiman Wediodiningrat, Kami Perkenalkan (1952), p77.jpg
|imagesize =
|caption = Radjiman Wedyodiningrat, (1952)
|order =
|office = Ketua Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia
Baris 16:
|birth_place = [[Yogyakarta]], [[Hindia Belanda]]
|death_date = {{death date and age|1952|9|20|1879|4|21}}
|death_place = [[Kabupaten Ngawi|Ngawi]], [[Indonesia]]
|nationality = <!-- Hanya untuk warga negara asing -->
|party =
Baris 25:
|occupation = Pejuang, dokter, aktivis, politisi
|religion =
}}
}}'''Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat''' ({{lahirmati|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]]|21|4|1879|[[Ngawi]], [[Jawa Timur]]|20|9|1952}}) adalah seorang [[dokter]] yang juga merupakan salah satu tokoh pendiri [[Indonesia|Republik Indonesia]]. Ia adalah anggota organisasi [[Budi Utomo]], pada tahun 1945 terpilih untuk memimpin [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (BPUPKI). Pada tanggal 9 Agustus 1945, sehari setelah [[Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki|pengeboman atom di Nagasaki]], Radjiman bersama dengan tokoh nasionalis [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta]] diterbangkan ke [[Saigon]] untuk bertemu dengan Marsekal Lapangan [[Hisaichi Terauchi]], komandan Jepang dari [[Grup Angkatan Darat E|Grup Angkatan Darat Ekspedisi Selatan]]. Ia mempunyai tanggal lahir yang sama seperti [[R.A. Kartini]], yakni 21 April 1879.
 
}}'''Drdr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat''' ({{lahirmati|[[Kota Yogyakarta|Yogyakarta]], [[Indonesia]]|21|4|1879|[[Ngawi]], [[Jawa TimurIndonesia]]|20|9|1952}}) adalah seorang [[dokter]] yang juga merupakan salah satu tokoh pendiri [[Indonesia|Republik Indonesia]]. Ia adalah anggota organisasi [[Budi Utomo]], pada tahun 1945 terpilih untuk memimpin [[Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia]] (BPUPKI). Pada tanggal 9 Agustus 1945, sehari setelah [[Pengeboman atom Hiroshima dan Nagasaki|pengeboman atom di Nagasaki]], Radjiman bersama dengan tokoh nasionalis [[Soekarno]] dan [[Mohammad Hatta]] diterbangkan ke [[Saigon]] untuk bertemu dengan Marsekal Lapangan [[Hisaichi Terauchi]], komandan Jepang dari [[Grup Angkatan Darat E|Grup Angkatan Darat Ekspedisi Selatan]]. Ia mempunyai tanggal lahir yang sama seperti [[R.A. Kartini]], yakni 21 April 1879.
 
Pada tahun 1950, setelah menjadi anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]], ia memimpin sidang pleno pertamanya. Dua tahun kemudian, Radjiman meninggal dan dimakamkan di Yogyakarta. Ia dianugerahi gelar [[Pahlawan nasional|Pahlawan Nasional]] pada tahun 2013 oleh Presiden RI ke-6 [[Susilo Bambang Yudhoyono]]. Dikenal sebagai tokoh politik, ia merupakan lulusan Sekolah Dokter Djawa atau School tot Opleiding Van Indicshe Artsen (STOVIA) pada Desember 1898.<ref>{{Cite web|last=Teguh|first=Irfan|title=Radjiman Wedyodiningrat, Dokter Keraton Solo yang Jadi Ketua BPUPKI|url=https://tirto.id/radjiman-wedyodiningrat-dokter-keraton-solo-yang-jadi-ketua-bpupki-gjBw|website=tirto.id|language=id|access-date=2022-08-24}}</ref>
 
== Asal usul ==
 
Radjiman memiliki darah [[Suku Gorontalo|Gorontalo]] dari ibunya. Ayah dari Drdr. Radjiman bernama Sutodrono. Pamannya, [[Wahidin Soedirohoesodo]], membiayai pendidikannya di [[Batavia]].
 
== Pendidikan ==
[[File:Dokter Radjiman = Raden Toemenggoeng Wediodiningrat, hofarts, met zijn familie, Java, KITLV 31932.tiff|jmpl|Dokter Radjiman Wediodiningrat dan keluarga (1909)]]
 
[[File:Dokter Radjiman = Raden Toemenggoeng Wediodiningrat, hofarts, met zijn familie, Java, KITLV 31932.tiff|jmpl|Dokter Radjiman WediodiningratWedyodiningrat dan keluarga (1909).]]
Dimulai dengan model pembelajaran hanya dengan mendengarkan pelajaran di bawah jendela kelas saat mengantarkan putra Dr. [[Wahidin Soedirohoesodo]] ke sekolah, kemudian atas belas kasihan guru Belanda disuruh mengikuti pelajaran di dalam kelas sampai akhirnya di usia 20 tahun ia sudah berhasil mendapatkan gelar dokter dan mendapat gelar Master of Art pada usia 24 tahun. Ia juga pernah belajar di Belanda, Prancis, Inggris dan Amerika.
 
Dimulai dengan model pembelajaran hanya dengan mendengarkan pelajaran di bawah jendela kelas saat mengantarkan putra Drdr. [[Wahidin Soedirohoesodo]] ke sekolah, kemudian atas belas kasihan guru Belanda disuruh mengikuti pelajaran di dalam kelas sampai akhirnya di usia 20 tahun ia sudah berhasil mendapatkan gelar dokter dan mendapat gelar Master of Art pada usia 24 tahun. Ia juga pernah belajar di Belanda, Prancis, Inggris dan Amerika.
Pilihan belajar ilmu kedokteran yang diambil berangkat dari keprihatinannya ketika melihat masyarakat Ngawi saat itu dilanda penyakit pes, begitu pula ia secara khusus belajar ilmu kandungan untuk menyelamatkan generasi ke depan di mana saat itu banyak ibu-ibu yang meninggal karena melahirkan. Karena keprofesionalannya, pada masa pemerintahan [[Pakubuwana X|Susuhunan Pakubuwana X]] di [[Kesunanan Surakarta]], dr. Radjiman diangkat sebagai dokter keraton, dan sempat berkarier serta mengabdikan diri di beberapa rumah sakit di [[Surakarta]].
 
Sejak tahun 1934 ia memilih tinggal di [[Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi|DesaDusun Dirgo]], [[Kauman, Widodaren , Ngawi|Desa Kauman]], [[Kecamatan Widodaren]], Ngawi dan mengabdikan dirinya sebagai dokter ahli penyakit pes, ketika banyak warga Ngawi yang meninggal dunia karena dilanda wabah penyakit tersebut. Rumah kediamannya yang sekarang telah menjadi situs sudah berusia 134 tahun. Begitu dekatnya Radjiman dengan Bung Karno sampai-sampai Bung Karno pun telah bertandang dua kali ke rumah tersebut.
 
== [[BoediBudi Oetomo]]Utomo ==
 
Drdr. Radjiman adalah salah satu pendiri organisasi [[Boedi Oetomo|Budi Utomo]] dan sempat menjadi ketuanya pada tahun 1914–1915.
 
== BPUPKI ==
 
[[File:KITLV A325 - Een dwergkind door een keizersnee ter wereld gebracht in de kliniek Kadipolo te Solo, KITLV 37496.tiff|jmpl|Dokter Radjiman (ketika itu masih bergelar Wedyodipuro) seusai menangani persalinan [[Operasi sesar|sesar]] salah seorang perempuan [[kerdil]] di Rumah Sakit Kadipolo, [[Surakarta]] (1915).]]
 
Dalam perjalanan sejarah menuju kemerdekaan Indonesia, dr. Radjiman adalah satu-satunya orang yang terlibat secara aktif dalam kancah perjuangan berbangsa dimulai dari munculnya Boedi Utomo sampai pembentukan BPUPKI. Manuverinya pada saat memimpin Budi Utomo yang mengusulkan pembentukan milisi rakyat di setiap daerah di Indonesia (kesadaran memiliki tentara rakyat) dijawab Belanda dengan kompensasi membentuk [[Volksraad]] dan dr. Radjiman masuk di dalamnya sebagai wakil dari Boedi Utomo.
 
Pada sidang BPUPKI (29 Mei 1945), ia mengajukan pertanyaan “apa dasar negara Indonesia jika kelak merdeka?” Pertanyaan ini dijawab oleh [[Soekarno|Bung Karno]] dengan [[Pancasila]]. Jawaban dan uraian Bung Karno tentang Pancasila sebagai dasar negara Indonesia ini kemudian ditulis oleh Radjiman selaku ketua BPUPKI dalam sebuah pengantar penerbitan buku Pancasila yang pertama tahun [[1948]] di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi. Terbongkarnya dokumen yang berada di Desa Dirgo, Kecamatan Widodaren, Kabupaten Ngawi ini menjadi temuan baru dalam sejarah Indonesia yang memaparkan kembali fakta bahwa Soekarno adalah Bapak Bangsa pencetus [[Pancasila]]. Masyarakat setempat lebih mengenal kediaman dr. Radjiman dengan sebutan "Kanjengan". Sekarang ini kediaman itu menjadi situs Drdr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat dan masuk wilayah Dusun Paldaplang Desa Kauman Kecamatan Widodaren Kabupaten Ngawi.
 
Pada tanggal 9 Agustus 1945, ia membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke [[Saigon]] dan [[Da Lat]] untuk menemui pimpinan tentara Jepang untuk Asia Timur Raya terkait dengan pengeboman [[Hiroshima]] dan [[Nagasaki]] yang menyebabkan Jepang berencana menyerah tanpa syarat kepada [[Sekutu]], yang akan menciptakan kekosongan kekuasaan di Indonesia.
 
== Karier selanjutnya ==
 
[[Berkas:Sukarno at funeral Suara Rakyat 24 Sep 1952 p1.jpg|jmpl|[[Soekarno|Presiden Soekarno]] hadir saat pemakaman Radjiman Wedyodiningrat.]]
 
Pada masa setelah kemerdekaan RI Radjiman pernah menjadi anggota [[Dewan Pertimbangan Agung|DPA]], [[Komite Nasional Indonesia Pusat|KNIP]], dan pemimpin sidang DPR pertama pada saat Indonesia kembali menjadi negara kesatuan dari RIS.
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
 
Baris 72 ⟶ 82:
[[Kategori:Tokoh Ngawi]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Widodaren]]
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Mantingan]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia]]