Ratu (gelar): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tris11111A (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(35 revisi perantara oleh 22 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Wiktionary}}
{{about|gelar kebangsawanan|kegunaan lain|Ratu}}
{{untuk|kegunaan lain|Ratu (disambiguasi)}}
'''Ratu''' atau '''Rani''' adalah gelar kebangsawanan di Indonesia dan dapat merujuk kepada dua hal, yaitu wanita yang memimpin kerajaan atau istri dari raja. Gelar yang sepadan dengan ratu untuk pria adalah '''[[Raja (gelar)|rajaRaja]]'''. Dalam konteksnya sebagai [[penguasa monarki]], wilayah kekuasaan ratu disebut dengan [[kerajaan|'''kerajaan''']].
 
Gelar selain ratuRatu yang dapat merujuk kepada penguasa monarki wanita adalah '''[[maharani]]''' (dalam kemaharajaan), '''[[kaisarina]]''' (dalamatau kekaisaran), ataudan '''[[sultanah]]''' (dalam kesultanan).
'''Ratu''' adalah gelar kebangsawanan di Indonesia dan dapat merujuk kepada dua hal, yaitu wanita yang memimpin kerajaan atau istri dari raja. Gelar yang sepadan dengan ratu untuk pria adalah '''[[Raja (gelar)|raja]]'''. Dalam konteksnya sebagai [[penguasa monarki]], wilayah kekuasaan ratu disebut dengan [[kerajaan|'''kerajaan''']].
 
Gelar selain ratu yang dapat merujuk kepada penguasa monarki wanita adalah '''[[maharani]]''' (dalam kemaharajaan), '''[[kaisarina]]''' (dalam kekaisaran), atau '''[[sultanah]]''' (dalam kesultanan).
 
== Makna ==
Baris 13:
Tidak diketahui dengan pasti kapan istilah ratu mulai dipakai kaum perempuan. Naskah [[Babad Tanah Jawi]] yang ditulis pada abad ke-17 mulai membedakan penggunaan gelar jabatan, yaitu untuk perempuan digunakan istilah ratu, misalnya [[Ratu Kalinyamat]] atau [[Ratu Pembayun]], sedangkan untuk laki-laki digunakan istilah "sultan", "prabu", "pangeran", "panembahan", atau "sunan".
 
Akan tetapi tidak sepenuhnya istilah ratu tergeser oleh raja. Meskipun raja-raja [[Jawa]] zaman sekarang menggunakan gelar [[sultan]] atau [[sunan]], namuntetapi [[bahasa Jawa]] untuk istilah [[istana]] tetap menggunakan kata [[keraton]] yang berasal dari kata "ke-ratu-an", yang berarti tempat tinggal ratu.
 
== Penguasa monarki ==
Dalam konteksnya sebagai [[penguasa monarki]], ratu adalah padanan dari gelar [[Raja (gelar)|raja]], dan merujuk pada wanita yang memimpin kerajaan. Sepanjang sejarah, jumlah ratu jauh lebih sedikit daripada raja. Hal ini karena banyak kebudayaan dipada masa lalu yang memandang bahwa kepemimpinan dan ranah masyarakat umum menjadi wilayah kaum pria.
 
Dalam [[hukum SalikSali]] yang dianut banyak monarki Eropa, dinyatakan secara jelas bahwa wanita tidak mendapat tempat dalam masalah pewarisan takhta.<ref>Cave, Roy and Coulson, Herbert. ''A Source Book for Medieval Economic History'', Biblo and Tannen, New York (1965) p.&nbsp;336</ref> Selain itu, terdapat pula prinsip yang dianut kebanyakan masyarakat bahwa kepemilikan wanita akan lebur saat menikah dengan kepemilikan suaminya, dan hal ini menjadikan wanita yang telah menikah memiliki hak kepemilikan pribadi yang sangat terbatas.<ref name="Emanuel">{{cite book|title=Property |last=Emanuel |first=Steven L. |date=2004 |publisher=Aspen Publishers, inc. |location=New York |pages=121}}</ref> Kepemilikan ini termasuk dalam masalah gelar. Saat seorang wanita naik takhta sebagai ratu dan kemudian menikah, suaminya akan menjadi raja dan memiliki wewenang untuk mengatur kerajaan, menjadikan sang suami memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari istrinya. Prinsip ini disebut ''jure uxoris''. Seiring berjalannya waktu, beberapa pengecualian dibuat. Saat [[Mary I dari Inggris|Mary I]] yang saat itu menjadi Ratu Inggris menikah dengan [[Felipe II dari Spanyol|Felipe II]], Raja Spanyol, dibuat perjanjian agar kekuasaan Felipe di Inggris tidak terlalu kuat mengungguli Mary. Saudari sekaligus penerus Mary, [[Elizabeth I dari Inggris|Elizabeth I]], menghindari polemik ini dengan tidak menikah seumur hidupnya. Saat gerakan hak asasi wanita semakin meningkat, wanita pada akhirnya memiliki kepemilikan atas namanya sendiri dipada masa modern ini. Terkait gelar, saat wanita menjadi ratu, suaminya akan dianugerahi gelar pangeran, dan bukan raja sebagaimana di abad pertengahan, menghindari agar kedudukan sang pria tidak lebih tinggi dari ratu itu sendiri. Di masa modern ini, hampir semua monarki Eropa telah mengubah aturan pewarisan takhtanya menjadi primogenitur mutlak, yang menyatakan bahwa takhta akan diwariskan kepada anak pertama tanpa memandang jenis kelamin.
 
Di Asia Timur sendiri, hanya ada sejumlah wanita yang menjadi penguasa monarki. Jepang memiliki delapan wanita yang menjadi kaisarinaMaharani. Namun saat Jepang mengadopsi sistem pewarisan takhta Prusia pada [[Zaman Meiji]], wanita tidak diperkenankan lagi untuk menjadi kaisarinaMaharani. Saat Kerajaan Silla di bawah kepemimpinan [[Seondeok dari Silla|Ratu Seondeok]], salah satu pejabat tinggi kerajaan melakukan pemberontakan dengan alasan "pemimpin wanita tidak dapat memimpin negara" (女主不能善理).<ref>* [http://english.historyfoundation.or.kr/?sub_num=32 (7. Silla and Wa) - ''Bidam''] {{webarchive |url=https://web.archive.org/web/20111005152946/http://english.historyfoundation.or.kr/?sub_num=32 |date=October 5, 2011 }}</ref>
 
Pada abad ketiga belas, dunia Islam menyaksikan dua wanita yang menjadi penguasa monarki. Di [[Kesultanan Delhi]], Sultan Iltutmish menjadikan putrinya, Raziya, putri mahkota, suatu hal yang tidak lazim dipada masa itu. Para bangsawan sepeninggal Iltutmish mengabaikan pencalonan itu dan memilih Rukn ud din Firuz sebagai sultan. Namun terbukti bahwa Firuz tidak cocok untuk menjadi seorang penguasa, terlebih saat itu ibunya justru memegang kendali negara dengan tangan besi. Sepeninggal Firuz, barulah Raziya dinobatkan sebagai sultan. Di Mesir, Syajar Ad Durr yang merupakan janda Sultan Mesir terdahulu naik takhta pada 1250. Namun Khalifah Al-Mus'tashim tidak memberi restu terhadapnya, sehingga takhta selanjutnya diberikan kepada Izzuddin Aybak yang kemudian menjadi suami Syajar Ad Durr.<ref>Al-Maqrizi, p.463/vol.1</ref>. Meskipun begitu, beberapa kesultanan di luar Timur Tengah cenderung lebih longgar terhadap kepemimpinan wanita. Maladewa memiliki lima sultanah, [[Kesultanan Samudera Pasai|Samudera Pasai]] memiliki satu sultanah, dan [[Kesultanan Aceh|Aceh Darussalam]] pernah diperintah empat sultanah berturut-turut.
 
Meskipun demikian, tidak setiap monarki dipada masa lampau membatasi kepemimpinan wanita. Di Majapahit, [[Tribhuwana Wijayatunggadewi|Tribhuwana Tunggadewi]] dapat mewarisi takhta menjadi maharani saat saudaranya mangkat tanpa memiliki keturunan.
 
== Gelar ratu dalam berbagai bahasa ==
Baris 33:
* ''Regina'', ratu dalam [[bahasa Latin]]. Gelar ini kemudian diturunkan ke dalam beberapa bahasa, di antaranya:
** ''Reina'' dalam [[bahasa Spanyol]]
** ''Reine'' dalam [[Bahasa Perancis|bahasa Prancis]]
* ''Queen'', ratu dalam [[bahasa Inggris]], dan secara spesifik, gelar ''queen'' dibagi menjadi dua yaitu ratu yang memiliki kekuasaan dan kedaulatan atas negara maupun politik yang disebut ''queen regnant'', sedangkan gelar ratu yang hanya sebatas istri raja dan tidak memiliki kedaulatan disebut ''queen consort'' ([[permaisuri]]). Gelar ini diturunkan dari bahasa Jerman *''''*kwoeniz'''' atau ''''*kwenon'''' yang bermakna "istri". Awalnya gelar ini digunakan oleh permaisuri raja, tetapi kemudian juga digunakan oleh ratu. Gelar untuk raja dalam beberapa [[rumpun bahasa Jermanik]] yang lain di antaranya:
 
* ''Queen'', ratu dalam [[bahasa Inggris]]. Gelar ini diturunkan dari bahasa Jerman *''''kwoeniz'''' atau ''''*kwenon'''' yang bermakna "istri". Awalnya gelar ini digunakan oleh permaisuri raja, tetapi kemudian juga digunakan oleh ratu. Gelar untuk raja dalam beberapa [[rumpun bahasa Jermanik]] yang lain di antaranya:
** ''Dronning'' dalam [[bahasa Norwegia]] dan [[bahasa Denmark]]
** ''Drottning'' dalam [[bahasa Swedia]]
** ''Koningin'' dalam [[bahasa Belanda]]
* [[Tsarina]] ([[Aksara sirilikkiril|aksara SirilikKiril]]: цари́ца) dalam [[bahasa Rusia]] (dan bermacam ejaannya dalam [[rumpun bahasa Slavia]] yang lain), bentuk wanita dari [[tsar]]
* ''[[Basileus|Basillissa]]'' ([[Alfabet Yunani|aksara Yunani]]: Βασίλισσα), gelar [[bahasa Yunani]] yang merupakan bentuk wanita dari gelar ''basileus'' (βασιλεύς)
 
=== Timur Tengah ===
* [[Firaun]], gelar yang umumnya merujuk kepada pemimpin [[Mesir Kuno]] dari zaman [[Dinasti pertama Mesir|Dinasti Pertama]] (sekitar 3150 SM) sampai pendudukan Makedonia pada tahun 350 SM.<ref>{{cite book|title=World History: Patterns of Interaction|url=https://archive.org/details/mcdougallittellw00beck|last2=Black|first2=Linda|last3=Krieger|first3=Larry S.|last4=Naylor|first4=Phillip C.|last5=Shabaka|first5=Dahia Ibo|publisher=[[McDougal Littell]]|year=1999|isbn=0-395-87274-X|location=Evanston, IL|last1=Beck|first1=Roger B.}}</ref>. Dapat disandang oleh pria (raja) maupun wanita (ratu).
* ''Malikah'' ([[Abjad Arab|abjad Arab:]]: ملكة‎‎ملكة), ratu dalam [[bahasa Arab]]. Gelar ini pernah digunakan saat Syajar Ad Durr memerintah Mesir pada tahun 1250. Gelar ini juga digunakan oleh permaisuri raja.
 
* ''Malikah'' ([[Abjad Arab|abjad Arab:]] ملكة‎‎), ratu dalam [[bahasa Arab]]. Gelar ini pernah digunakan saat Syajar Ad Durr memerintah Mesir pada tahun 1250. Gelar ini juga digunakan oleh permaisuri raja.
** ''Malkat'' ([[abjad Ibrani]]: מלכת), ratu dalam [[bahasa Ibrani]].
 
Baris 51 ⟶ 49:
Berbeda dengan gelar di Eropa, di Asia Timur, penguasa wanita dan istri penguasa pria memiliki gelar yang berbeda. Gelar penguasa wanita cenderung sama dengan penguasa pria.
* ''Yeowang'' ([[hanja]]: 女王, [[hangeul]]: 여왕), ratu dalam [[bahasa Korea]]. Di Korea, pernah terdapat tiga orang ratu yang memerintah. Ratu juga bisa menggunakan gelar ''wang'', gelar yang digunakan raja.
* ''''Joō'''' ([[kanji]]: 女王), ratu dalam [[bahasa Jepang]]. Di Jepang, gelar ini juga digunakan secara resmi untuk merujuk pada putri yang merupakan kerabat jauh Kaisar Jepang.
 
== Daftar ratu sekarang ==
Tidak ada
Saat ini, hanya ada dua wanita yang berkedudukan sebagai ratu dalam konteksnya sebagai penguasa monarki.
{| class="wikitable sortable" width=75%
|+
|-
! Ratu !! Negara !! Sejak Tanggal
|-
| rowspan="16" align=center | '''[[Elizabeth II]]'''<br />[[Berkas:Elizabeth II greets NASA GSFC employees, May 8, 2007 edit.jpg|125px]] || {{flag|Inggris Raya}} || rowspan="4" | 6 Februari 1952
|-
| {{flag|Kanada}}
|-
| {{flag|Australia}}
|-
| {{flag|Selandia Baru}}
|-
| {{flag|Jamaika}} || 6 Agustus 1962
|-
| {{flag|Barbados}} || 30 November 1966
|-
| {{flag|Bahama}} || 10 Juli 1973
|-
| {{flag|Grenada}} || 7 Februari 1974
|-
| {{flag|Papua Nugini}} || 16 September 1975
|-
| {{flag|Kepulauan Solomon}} || 7 Juli 1978
|-
| {{flag|Tuvalu}} || 1 Oktober 1978
|-
| {{flag|Saint Lucia}} || 22 Februari 1979
|-
| {{flag|Saint Vincent dan Grenadine}} || 27 Oktober 1979
|-
| {{flag|Belize}} || 21 September 1981
|-
| {{flag|Antigua dan Barbuda}} || 1 November 1981
|-
| {{flag|Saint Kitts dan Nevis}} || 19 September 1983
|-
| align=center | '''[[Margrethe II of Denmark|Margrethe II]]'''<br />[[Berkas:Drottning Margrethe av Danmark.jpg|125px]] || {{flag|Denmark}} || 14 Januari 1972
|}
 
== Permaisuri ==
Baris 100 ⟶ 59:
 
== Gelar kebangsawanan ==
Di [[Cirebon]] dan [[Banten]], keturunan [[bangsawan]] perempuan yang masih memiliki jalur keturunan dari [[Kesultanan BantenSultan]] menggunakan gelar ratu. Di [[daerah Banjar]], anak-anak perempuan raja yang berkuasa menyandang gelar ratu, misalnya [[Ratu Intan]], [[Ratu Zaleha]] dan sebagainya, dan untuk anak lelaki raja bergelar pangeran. Gelar ratu juga pernah dipakai sebagai nama lain untuk sultan, misalnya Ratu Lama, [[Ratu Anum]], tetapi belakangan lebih populer dipakai [[Sultan]] atau [[Panembahan]]. Di [[Kesultanan Ngayogyakarta Hadiningrat|Kesultanan Yogyakarta]] dan [[Kasunanan Surakarta]], selain digunakan untuk permaisuri atau istri utama raja atau sultan, ratu juga digunakan untuk putri raja dengan permaisuri tatkala sudah dewasa.
 
== Catatan kaki ==
{{Reflist|33em}}
 
== Daftar pustaka ==
* Al-Maqrizi, al-Mawaiz wa al-'i'tibar bi dhikr al-khitat wa al-'athar,Matabat aladab,Cairo 1996, ISBN 977-241-175-X.
 
== Lihat pula ==
{{div col|cols=3}}
* [[Penguasa monarki]]
* [[Kaisar]]
* [[Maharaja]]
* [[Maharani]]
* [[Raja (gelar)|Raja]]
* [[Raja (gelar dari Maluku)|Raja]]
* [[Permaisuri]]
* [[Ibu suri]]
* [[Sultan]]
* [[Sultanah]]
* [[KaisarinaPangeran]]
* [[Putra mahkota]]
 
[[Kategori:Gelar bangsawan]]