Retorika: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
k clean up
Baris 4:
Retorika adalah cabang dari dialetika yang membahas mengenai kemampuan dalam membuat argumen dalam bahasa. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata retorika (/re·to·ri·ka/ /rétorika/) merupakan keterampilan berbahasa secara efektif, atau studi tentang pemakaian bahasa secara efektif dalam karang-mengarang, dan atau seni berpidato yang muluk-muluk dan bombastis.<ref>{{Cite web|title=retorika|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/retorika|website=kbbi.kemdikbud.go.id|publisher=[[Kamus Besar Bahasa Indonesia]] (KKBI) Daring|access-date=2021-12-27}}</ref>
 
Penggunaan retorika (dalam bahasa Inggris: "''rhetoric''") berarti seni berbicara atau menulis secara efektif.<ref>{{Cite web|title=rhetoric|url=https://dictionary.cambridge.org/dictionary/english/rhetoric|website=dictionary.cambridge.org|language=en|access-date=2021-12-25}}</ref> Retorika juga diartikan sebagai studi tentang menulis atau berbicara sebagai sarana komunikasi atau persuasi.<ref>{{Cite web|title=rhetoric|url=https://www.merriam-webster.com/dictionary/rhetoric|website=merriam-webster.com|language=en|access-date=2021-12-25}}</ref>
 
Secara penggunaan retorika dalam istilah ''public speaking'' oleh para ahli retorika, didefinisikan sebagai seni atau keahlian melalui berbicara ataupun berpidato yang perkembangannya telah ada sejak abad sebelum masehi.<ref>{{Cite web|last=Ahmad|date=2021|title=Mengenal Apa Itu Public Speaking dan Dasar-dasarnya|url=https://www.gramedia.com/best-seller/apa-itu-public-speaking/|website=gramedia.com|access-date=2021-12-25}}</ref>
 
== Sejarah ==
Baris 13:
 
==== Retorika Attic ====
Sistematis retorika yang pertama kali dibawa oleh orang-orang [[Syracuse]], sekelompok orang [[Yunani]] di pulau Sicilia<ref>{{cite journal|last=Ardiansyah|first=Moch. Ferdy|date=2018|title=Analisis Retorika Basuki Tjahaja Purnama Dalam Kampanye Rakyat Pemilihan Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Di Rumah Lembang 2017 (Kajian Retorika Aristoteles)|url=https://media.neliti.com/media/publications/243606-analisis-retorika-basuki-tjahaja-purnama-fcd5cbbd.pdf|journal=Universitas Negeri Surabaya|language=|volume=5|issue=1|pages=1-16|doi=|issn=|id=}}</ref> daerah kekuasaan Yunani sekitar abad ke-5 SM. Seorang retorikus bernama [[Corax]] dan muridnya yang bernama [[Tissias]] menjelaskan retorika dalam buku yang ditulis dengan judul "''Techne Logon''" (seni kata-kata) sebagai teknik kemungkinan. Corax dan Tissias yang dikenal khalayak umum di Masa Retorika Attic (Semenanjung Attic, Yunani). Corax menerapkan dasar retorika yang digunakan dalam pidato kedalam 5 bagian yakni pengantar, uraian, argumen, penjelas tambahan, dan kesimpulan. Sedangkan muridnya Tissias memusatkan perhatian kepada dua aspek retorika yakni argumen dan kemungkinannya.<ref>{{Cite book|last=Aziz|first=Moh. Ali|year=2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Public_Speaking/6QLwDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1|title=Public Speaking Gaya dan Teknik Pidato Dakwah|location=[[DKI Jakarta]]|publisher=Prenada Media|isbn=9786232182516|edition=|pages=6|language=}}</ref>
 
Kepopulerannya di kota Atena adalah sebagai dua orang yang mengajarkan retorika kepada banyak orang yang memiliki keinginan yang dapat membuat menempati posisi atau jabatan tertentu di pemerintahan. Corax dan Tissias sebagai ahli retoris yang menyatakan bahwa retorika merupakan kemampuan berbicara di depan publik.<ref>{{cite book|last=Maulana|first=Unsa|last2=Pratama|first2=Aditya|last3=Firdiansyah|first3=Ikrar|last4=Murjani|first4=Sri|date=2021|url=https://www.google.co.id/books/edition/Pembinaan_Kemampuan_Berbicara_Bahasa_Ind/QalCEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=corax+retorika&pg=PA31&printsec=frontcover|title=Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia|place=|publisher=Tata Akbar|isbn=9786236137734|pages=31|language=id|coauthors=}}</ref> Di beberapa orang diberikan pelajaran mengenai retorika, tiga murid diantaranya yang bernama Gorgias, Lysias dan Isocrates mengembangkan corak retorika yang kemudian dikenal sebagai retorika sofis.
Baris 19:
==== Retorika Sofis ====
[[Berkas:Georgias.jpg|jmpl|198x198px|Georgias]]
Retorika pada abad ke-5 SM ketika kaum sofis melakukan perjalanan sebagai ahli seni yang berkeliling memberikan pelajaran retorika. Objek sentral dari perhatian mereka mengenai etos dan pathos, mereka mengesampingkan logos karena bagi mereka fungsi bahasa adalah untuk membujuk dan bukan untuk menjelaskan. Kemudian retorika dikembangkan oleh seorang ahli ilmu retorika sekaligus guru pertama retorika yang juga merupakan orang sofis bernama Georgias (485–380 SM), Georgias menjadikan retorika sebagai salah satu ilmu pengetahuan.<ref>{{cite journal|last=Wiendijarti|first=Ida|date=2014|title=Kajian Retorika Untuk Pengembangan Pengetahuan dan Ketrampilan Berpidato|url=https://media.neliti.com/media/publications/101940-ID-kajian-retorika-untuk-pengembangan-penge.pdf|journal=Jurnal Ilmu Komunikasi|language=id|volume=12|issue=1|pages=72|doi=10.31315/jik.v12i1.359|issn=|id=}}</ref> Ia memandang bahwa retorika sebagai alat membujuk yang efektif. Georgias mendapatkan banyak uang penghasilan dalam permainan kata retorikanya.<ref>{{cite book|last=Nggili|first=Ricky Arnold|date=2019|url=https://www.google.co.id/books/edition/Public_Speaking_for_Transformational_Lea/s-2RDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=Gorgias+retorika&pg=PA43&printsec=frontcover|title=Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa Indonesia|place=[[Jakarta Barat]]|publisher=Bhuana Ilmu Populer|isbn=|pages=43|language=id|url-status=live|coauthors=}}</ref> Retorika Georgias menekankan retorika pada teknik bicara spontan dan dimensi puitis didalam pengajarannya. Negeri itu sedang tumbuh sebagai Negara yang kaya.<ref name="Jalaluddin Rakhmat">Jalaluddin Rakhmat. "Retorika Modern: Pendektan Praktis" cet. 15 Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. 2011.></ref> Kelas [[pedagang]] cosmopolitan selain memiliki waktu luang lebih banyak, juga terbuka pada gagasan-gagasan baru.<ref name="Jalaluddin Rakhmat" /> Di Dewan Perwakilan Rakyat, di pengadilan, orang memerlukan kemampuan berpikir yang jernih dan logis, serta berbicara yang jelas dan persuasif.<ref name="Jalaluddin Rakhmat" /> Gorgias memenuhi kebutuhan “pasar” ini dengan mendirikan sekolah retorika. Gorgias menekankan dimensi bahasa yang puitis dan teknik berbicara impromptu.<ref name="Jalaluddin Rakhmat" /> Ia meminta bayaran yang mahal, sekitar 10 Drachma ( $ 10.000) untuk seorang murid saja.<ref name="Jalaluddin Rakhmat" /> Bersama Protagoras dan kawan-kawan, Gorgias berpindah dari satu kota ke [[kota]] yang lain.<ref name="Jalaluddin Rakhmat" /> Mereka adalah "dosen-dosen terbang".<ref name="Jalaluddin Rakhmat" />
[[Berkas:Filsuf protagoras.jpg|jmpl|159x159px|Protagoras]]
Ahli retorika dan seorang sofis lainnya bernama Protagoras berasal dari [[Abdera]] (490 SM-420 SM).<ref>{{Cite web|title=Protagoras Greek philosopher|url=https://www.britannica.com/biography/Protagoras-Greek-philosopher|website=britannica.com|publisher=Encyclopaedia Britannica|language=en|access-date=2021-12-27}}</ref> Di Yunani sekitar abad ke-5 sebelum masehi, Ia mengatakan bahwa setiap "kebenaran" didasarkan pada kebergantungan pada penggunaan retorika dan keterampilan berdebat.{{Sfn|Buckingham|2011|p=42}} Protagoras adalah yang paling berpengaruh dari sekelompok guru hukum dan retorika keliling yang dikenal sebagai kaum Sofis (dari bahasa Yunani: ''Sophia'', yang berarti "kebijaksanaan"). Selama masa hidupnya, Protagoras memengaruhi pemikiran banyak pemuda lewat pemikirannya tentang retorika dan pengetahuan. Socrates dan Plato mengatakan kaum Sofis hanya sebagai ahli retorika, tetapi dengan Protagoras, ada langkah signifikan dalam etika menuju pandangan bahwa tidak ada yang absolut dan semua penilaian, termasuk penilaian moral, bersifat subjektif.{{Sfn|Buckingham|2011|p=43}}
 
==== Retorika Socrates dan Plato ====
Baris 54:
==== St. Agustinus ====
[[Berkas:Sandro Botticelli 050.jpg|jmpl|215x215px|Santo Agustinus]]
Dalam perkembangan pendidikan agama Kristen, salah satunya seorang bapa gereja bernama [[Agustinus dari Hippo|St. Agustinus]] yang memiliki kontribusi penting dan mendominasi abad pertengahan. Agustinus (354–430 M) dilahirkan di Afrika Utara, tidak jauh dari Hippo Regius, tepatnya Tagaste. Ia memulai pendidikannya di kampung halamannya di [[Tarasteix|Tagaste]], dan kemudian belajar retorika dan filsafat di [[Carthage|Kartago]]. Setelah itu, ia kembali ke kampung halamannya dan menjadi guru retorika. Kepindahannya ke Kartago pada tahun 372 sekaligus menjadikan dia sebagai guru ilmu retorika di sana.<ref>{{cite journal|last=Ginting|first=Misthen|date=2014|title=Pemikiran Augustinus Tentang Pendidikan Agama Kristen|url=https://journal.sttsimpson.ac.id/index.php/Js/article/download/5/4|journal=Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen|volume=1|issue=1|pages=55-60|doi=|issn=2355-5181|id=}}</ref> Ia mengeksplorasi penggunaan retorika baru dalam Buku Keempat dari ''De Doctrina Christiana'' yang membahas bahwa konsep dasar dari apa yang akan menjadi [[Homiletik|homiletikahomiletik]]a, retorika khotbah. Agustinus memulai buku ini dengan menanyakan mengapa "kekuatan kefasihan, yang begitu mujarab dalam memohon baik untuk tujuan yang salah atau hak", tidak boleh digunakan untuk tujuan yang benar (IV. 3).
 
=== Zaman Modern ===
Baris 61:
Abad Pertengahan berlangsung selama seribu tahun (400-1400). Di negara bagian Eropa dengan selang waktu yang lama menjadikan warisan peradaban Yunani diabaikan. Pertemuan orang Eropa dengan Islam yang mengembangkan khazanah Yunani dalam Perang Salib yang mengakibatkan Renaisans. Salah seorang pemikir Renaisans yang menarik kembali minat orang pada retorika adalah Peter Ramus. Ramus menemukan bahwa seni retorika dan logika tercakup dalam keduanya retorika dan logika Inventio dan dispositio.<ref>{{Cite journal|last=Palmer|first=Terri|date=1997|title=The Dictates of Reason: Bacon, Ramus, and the Naturalization of Invention|url=https://scholar.uwindsor.ca/cgi/viewcontent.cgi?article=1927&context=ossaarchive|journal=OSSA Conference Archive. 80.|language=en|volume=2|pages=It was not universally agreed, however, that these arts ought to maintain the relationship that they did. Peter Ramus, a Frenchman raised in the scholastic tradition, disagreed with the above division. Ramus claimed to find that the scholastic arts of rhetoric and logic were epetitious, since invention and disposition were covered in both rhetoric and logic|issn=2371-8323}}</ref> Inventio dan dispositio dimasukkannya sebagai bagian logika. Sedangkan retorika hanyalah berkenaan dengan elocutio dan pronuntiatio saja. Taksonomi Ramus berlangsung selama beberapa generasi.
 
Retorika oleh Roger Bacon (1214-1219) dihubungkan Renaisans dengan retorika modern, ia mengemukakan dengan menggunakan metode eksperimental, tetapi juga pentingnya pengetahuan tentang proses psikologis dalam studi retorika. Ia menyatakan, "... kewajiban retorika ialah menggunakan rasio dan imajinasi untuk menggerakkan kemauan secara lebih baik". Rasio, imajinasi, kemauan adalah ilmu-ilmu dalam psikologi yang kelak menjadi kajian utama ahli retorika modern.<ref>{{Cite news|last=Redaksi aceHTrend|date=2017|title=Retorika Politik|url=https://www.acehtrend.com/2017/09/22/retorika-politik/|work=acehtrend.com|access-date=2021-12-23}}</ref>
 
Aliran pertama retorika hingga masa modern dalam penekanan terhadap proses psikologis, dikenal sebagai aliran epistemologis. Epistemologi membahas tentang "teori pengetahuan" yang meliputi asal-usul, sifat, metode, dan batasan pengetahuan manusia.<ref>{{cite journal|last=Rajiyem|first=|date=2005|title=Sejarah dan Perkembangan Retorika|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jurnal-humaniora/article/download/839/686|journal=Jurnal Humaniora|volume=17|issue=2|pages=142-153|doi=10.22146/jh.839|issn=|id=}}</ref> Para pemikir epistemologis berupaya mengkaji retorika klasik sebagai sorotan perkembangan psikologi kognitif (seperti,pembahasan terkait proses mental). George Campbell (1719-1796) dalam buku pertamanya yang berjudul "''Philosophy of Rhetoric''", ia menggunakan metode psikologi guru dengan mempelajari Aristoteles. Psikologi departemen mencoba menjelaskan empat departemen perilaku manusia—atau departemen jiwa manusia: penyebab pemahaman, ingatan, imajinasi, sensasi, dan kemauan keras. Menurut definisi Campbell, retorika harus menunjuk pada upaya "mencerahkan pemahaman, menyenangkan imajinasi, menggerakkan perasaan, dan mempengaruhi kemauan".<ref>{{Cite web|last=Fernando|first=Riki|date=2020|title=Balada Retorika|url=https://bbaceh.kemdikbud.go.id/2020/11/27/balada-retorika/|website=bbaceh.kemdikbud.go.id|access-date=2021-12-23}}</ref> Tokoh lainya yang memngembangkan retorika adalah Richard Whately mengembangkan retorika yang dirintis Campbell. Ia mendasarkan teori retorikanya juga pada psikologi fakultas. Hanya saja ia menekankan argumentasi sebagai fokus retorika. Retorika harus mengajarkan bagaimana mencari argumentasi yang tepat dan mengorganisasikannya secara baik. Baik Whately maupun Campbell menekankan pentingnya menelaah proses berpikir khalayak. Karena itu, retorika yang berorientasi pada khalayak (''audience-centered'') berutang budi pada kaum epistemologis - aliran pertama retorika modern.
Baris 72:
 
==== Retorika modern ketiga (''elokusionis'') ====
Aliran ketiga disebut gerakan elokusionis, aliran yang menekankan teknik penyampaian pidato.<ref name=":1" /> Gilbert Austin, misalnya memberikan petunjuk praktis penyampaian pidato, "Pembicara tidak boleh melihat melantur. Ia harus mengarahkan matanya langsung kepada pendengar, dan menjaga ketenangannya.<ref name=":1">{{cite book|last=Aditya|first=Alvino|date=2019|url=https://books.google.co.id/books?id=q_xVEAAAQBAJ&newbks=0&printsec=frontcover&pg=PA96&dq=misalnya+memberikan+petunjuk+praktis+penyampaian+pidato&hl=id&source=newbks_fb&redir_esc=y#v=onepage&q=misalnya%20memberikan%20petunjuk%20praktis%20penyampaian%20pidato&f=true|title=Trik Sukses Menjalin Komunikasi : Seni Berbicara untuk Memikat dan Memukau Audiens yang tak diajarkan di Seminar-seminar|place=[[Yogyakarta]]|publisher=Psikologi Corner|isbn=978-623-7324-44-7|edition=1|pages=96|language=|coauthors=}}</ref> Pada abad kedua puluh, retorika mengambil manfaat dari perkembangan ilmu pengetahuan modern - khususnya ilmu-ilmu perilaku seperti psikologi dan sosiologi. Istilah retorika pun mulai digeser oleh speech, speech communication, atau oral communication, atau public speaking. Di bawah ini diperkenalkan sebagian dari tokoh-tokoh retorika mutakhir:
 
===== James A Winans =====
Baris 151:
* Burnyeat, Myles. 1994. “Enthymeme: The Logic of Persuasion.” In DJ Furley and A. Nehamas (eds.), Aristotle's Rhetoric . Princeton: Princeton University Press. 3-55.
* Cooper, John M. 1993. “Rhetoric, Dialectic, and the Passions.” In Oxford Studies in Ancient Philosophy 11: 175-198.
{{budaya-stub}}
 
[[Kategori:Linguistik]]
[[Kategori:Propaganda]]
[[Kategori:Psikologi]]
 
 
{{budaya-stub}}