Roehana Koeddoes: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pranala luar: Authority control Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
#1Lib1Ref |
||
(15 revisi perantara oleh 11 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
| birth_name = Siti Roehana<ref name="2 News" />
|birth_date= {{birth date|1884|12|20|mf=y}}
|birth_place= [[Berkas:Flag of the Netherlands.svg|tepi|25px|link=Hindia Belanda|Hindia Belanda]] [[Koto Gadang]], [[Agam]], [[
|death_date= {{death date and age|1972|8|17|1884|12|20|mf=y}}
|death_place=
| nationality =
|occupation= [[Pengajar]], [[wartawan]]
|parents= [[Mohammad Rasjad|Mohamad Rasjad Maharadja Soetan]] (ayah){{br}}Kiam (ibu)
Baris 14:
}}
'''Roehana Koeddoes''' ([[EBI]]: '''Ruhana Kuddus''', atau '''Rohana Kudus''' dalam versi populer{{NoteTag|content=
== Latar belakang ==
Ia dilahirkan sebagai Siti Ruhana pada tanggal 20 Desember 1884 di desa (nagari) [[Koto Gadang]], [[Kabupaten Agam]], di pedalaman [[
Roehana adalah seorang perempuan yang mempunyai komitmen yang kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada zamannya Roehana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-semena dan harus dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya Roehana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan.<ref>{{
Walaupun Roehana tidak bisa mendapat pendidikan secara formal namun ia rajin belajar dengan ayahnya, seorang pegawai pemerintah [[Belanda]] yang selalu membawakan Roehana bahan bacaan dari kantor. Keinginan dan semangat belajarnya yang tinggi membuat Roehana cepat menguasai materi yang diajarkan ayahnya. Dalam Umur yang masih sangat muda Roehana sudah bisa menulis dan membaca, dan berbahasa Belanda. Selain itu ia juga belajar [[abjad Arab]], [[Abjad Latin|Latin]], dan [[Jawi|Arab-Melayu]]. Saat ayahnya ditugaskan ke [[Alahan Panjang]], Roehana
== Pendidikan dan wirausaha ==
Baris 42 ⟶ 38:
Selain berkiprah di sekolahnya, Roehana juga menjalin kerja sama dengan pemerintah Belanda karena ia sering memesan peralatan dan kebutuhan jahit-menjahit untuk kepentingan sekolahnya. Di samping itu juga Roehana menjadi perantara untuk memasarkan hasil kerajinan muridnya ke Eropa yang memang memenuhi syarat ekspor. Ini menjadikan sekolah Roehana berbasis industri rumah tangga serta koperasi simpan pinjam dan jual beli yang anggotanya semua perempuan yang pertama di [[Suku Minangkabau|Minangkabau]].{{cn}}
Banyak petinggi Belanda yang kagum atas kemampuan dan kiprah Roehana. Selain menghasilkan berbagai kerajinan, Roehana juga menulis puisi dan artikel serta fasih berbahasa Belanda. Tutur katanya setara dengan orang yang berpendidikan tinggi, wawasannya juga luas. Kiprah Roehana menjadi topik pembicaraan di Belanda. Berita perjuangannya ditulis di surat kabar terkemuka dan disebut sebagai perintis pendidikan perempuan pertama di
Dia terus bekerja di bidang pendidikan bahkan saat menjadi jurnalis. Pada 1916 ia diangkat sebagai guru di sebuah sekolah untuk orang Indonesia di [[Payakumbuh]],
== Mendirikan surat kabar ==
Baris 51 ⟶ 47:
Terampil menulis, Koeddoes tidak berhenti mengajar kerajinan perempuan. Dia percaya dalam mendidik wanita secara keseluruhan. Tahun berikutnya, ia mengirim surat kepada [[Mahyuddin Datuk Sutan Maharadja|Soetan Maharadja]], pemimpin redaksi ''[[Oetoesan Melajoe]]'' ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]]: ''Utusan Melayu''), mengusulkan untuk memulai sebuah surat kabar berorientasi perempuan.{{cn}}
Maharadja telah mendengar tentang kegiatan pendidikan Ruhana, dan pada tanggal 10 Juli 1912, terbitan pertama ''[[Soenting Melajoe]]'' ([[Ejaan Bahasa Indonesia|EBI]]: ''Sunting Melayu''), sebuah surat kabar berbahasa Melayu dengan pembaca yang dituju, diluncurkan.<ref name="Adam 142-4" /> Nama surat kabar tersebut mengacu pada Sunting, hiasan kepala tradisional yang dikenakan oleh perempuan, tetapi juga merupakan plesetan dari kata lain yang berarti menyunting atau mengoreksi. Ruhana menjadi pemimpin redaksi, dibantu oleh putri Soetan Maharadja, Zoebaidah Ratna Djoewita.<ref name="2 News" /><ref>[http://www.ruangbaca.com/ruangbaca ''Sunting Melayu''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090426043224/http://www.ruangbaca.com/ruangbaca/ |date=2009-04-26 }}, Ruangbaca</ref> Ia menyatakan bahwa surat kabar tersebut bertujuan untuk meningkatkan tingkat pendidikan perempuan Indonesia, terutama karena sedikit dari mereka yang bisa membaca bahasa Belanda dan materi pendidikan modern yang tersedia dalam [[bahasa Melayu]] (Indonesia) relatif sedikit.<ref>{{cite news |title=Moderne Maieische Vrouwen. |url=https://resolver.kb.nl/resolve?urn=MMKB19:002789022:mpeg21:a00032 |work=De Expres |date=1912-08-27}}</ref> Surat kabar itu membahas isu-isu sosial hari itu, termasuk tradisionalisme, poligami, perceraian, dan pendidikan anak perempuan.<ref name="Adam 142-4" /> Sebagian besar penyumbang adalah istri pejabat pemerintah atau bangsawan.<ref name="Adam 142-4" /> Akhirnya penerbitan surat kabar yang berkelanjutan mengilhami penciptaan lebih banyak masyarakat pendidikan seperti yang telah diciptakan Ruhana pada tahun 1911.<ref name="Adam 142-4" />
Keinginan untuk berbagi cerita tentang perjuangan memajukan pendidikan kaum perempuan di kampungnya ditunjang kebiasaannya menulis berujung dengan diterbitkannya surat kabar perempuan yang diberi nama ''[[Soenting Melajoe]]'' pada tanggal 10 Juli 1912. ''Soenting Melajoe'' merupakan surat kabar yang terbit tiga kali dalam seminggu. ''Soenting Melajoe'' tercatat dalam sejarah sebagai surat kabar perempuan pertama di Indonesia yang pemimpin redaksi, redaktur dan penulisnya adalah perempuan.<ref name=":1" /><ref name="Adam 142-4" />
Baris 74 ⟶ 70:
Saat Belanda meningkatkan tekanan dan serangannya terhadap kaum pribumi, Roehana bahkan turut membantu pergerakan politik dengan tulisannya yang membakar semangat juang para pemuda. Roehana pun mempelopori berdirinya dapur umum dan badan sosial untuk membantu para gerilyawan. Dia juga mencetuskan ide bernas dalam penyelundupan senjata dari Kotogadang ke Bukittinggi melalui [[Ngarai Sianok]] dengan cara menyembunyikannya dalam sayuran dan buah-buahan yang kemudian dibawa ke [[Payakumbuh]] dengan [[kereta api]].{{cn}}
Hingga ajalnya menjemput, dia masih terus berjuang. Termasuk ketika merantau ke [[Lubuk Pakam]] dan [[Medan]]. Di sana dia mengajar dan memimpin surat kabar ''[[Perempoean Bergerak|Perempuan Bergerak]]''. Kembali ke [[Padang]], ia menjadi redaktur surat kabar ''Radio'' yang diterbitkan Tionghoa-Melayu di Padang dan surat kabar ''Cahaya Sumatra''
== Wafat dan Penghargaan ==
Roehana Koeddoes meninggal di Jakarta pada tanggal 17 Agustus 1972, 27 tahun pada [[Hari Kemerdekaan Indonesia]]. Ia dimakamkan di [[Taman Pemakaman Umum Karet Bivak]].<ref name="2 News" /><ref>{{Cite web|date=2020-09-06|title=Puan Bicara ‘Sumbar dan Pancasila’, Ini Deretan Pahlawan dari Ranah Minang|url=https://si.or.id/2020/09/06/puan-bicara-sumbar-dan-pancasila-ini-deretan-pahlawan-dari-ranah-minang/|access-date=2021-03-08|website=SYARIKAT ISLAM|language=en-US}}</ref>
Pada tahun 1974, pemerintah daerah [[Sumatera Barat]] memberikan penghargaan kepadanya sebagai Wartawati Pertama.<ref name="3 News" /><ref>{{Cite web|date=2020-04-21|title=Jazirah Malayu: Rohana Koedoes [3]|url=http://agamvanminangkabau.blogspot.com/2020/04/rohana-koedoes-3.html|access-date=2021-11-08|website=Jazirah Malayu}}</ref
Sejak 7 November 2019, pemerintah Indonesia mendeklarasikan Roehana Koeddoes sebagai [[Pahlawan Nasional Indonesia]] melalui Keputusan Presiden No. 120/TK/2019 dan diberikan kepada cucunya sebagai ahli waris pada hari berikutnya. Dua tahun kemudian, dia dirayakan di [[Google Doodle]].<ref>{{Cite web|last=Welle (www.dw.com)|first=Deutsche|title=6 Tokoh Ini Dapat Gelar Pahlawan Nasional {{!}} DW {{!}} 09.11.2019|url=https://www.dw.com/id/6-tokoh-ini-dapat-gelar-pahlawan-nasional/a-51168515|access-date=2021-03-08|website=DW.COM|language=id-ID}}</ref><ref>{{Cite web|title=Cucu Ruhana Kuddus Terharu Wakili Keluarga Terima Gelar Pahlawan Nasional di Istana Negara|url=https://www.tribunnews.com/nasional/2019/11/08/cucu-ruhana-kuddus-terharu-wakili-keluarga-terima-gelar-pahlawan-nasional-di-istana-negara|access-date=2021-11-08|website=Tribunnews.com|language=id-ID}}</ref><ref>{{Cite web|title=Celebrating Roehana Koeddoes|url=https://www.google.com/doodles/celebrating-roehana-koeddoes|access-date=2021-11-07|website=www.google.com|language=en}}</ref>
Baris 92 ⟶ 86:
* [[Tamar Djaja]], Rohana Kudus: Riwayat Hidup dan Perjuangannya, Jakarta: Mutiara, 1980
* [[Rudolf Mrazek]]. Sjahrir: Politik dan Pengasingan di Indonesia. Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, 1996.
* Fitriyanti. Roehana Koeddoes Perempuan
* Fitriyanti. Rohana Kudus Wartawan Perempuan Pertama indonesia, Yayasan d' Nanti, Jakarta, 2005
Baris 107 ⟶ 101:
{{authority control}}
{{Pahlawan Nasional Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Kudus, Rohana}}▼
{{lifetime|1884|1972|}}
▲{{DEFAULTSORT:Kudus, Rohana}}
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
[[Kategori:Bundo Kanduang Minangkabau]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh Minangkabau]]▼
[[Kategori:Tokoh dari Agam]]
[[Kategori:Keturunan Koto Gadang]]
[[Kategori:Wanita Indonesia]]
[[Kategori:Pahlawan nasional Indonesia]]
|