Roehana Koeddoes: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Yang betul tag-nya refimprove
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Baris 20:
 
== Latar belakang ==
Ia dilahirkan sebagai Siti Ruhana pada tanggal 20 Desember 1884 di desa (nagari) [[Koto Gadang]], [[Kabupaten Agam]], di pedalaman [[Sumatra Barat]], [[Hindia Belanda]].<ref name="Adam 142-4">{{cite book |last1=Adam |first1=Ahmat |title=The vernacular press and the emergence of modern Indonesian consciousness (1855-1913) |date=1995 |publisher=Southeast Asia Program, Cornell University |location=Ithaca, N.Y. |isbn=9781501719035 |pages=142-4}}</ref> Ayahnya [[Mohammad Rasjad|Mohammad Rasjad Maharadja Soetan]] adalah kepala jaksa [[Karesidenan Jambi]] dan kemudian [[Medan]]. Ruhana adalah saudara tiri [[Sutan Sjahrir]], dan sepupu [[Agus Salim]], baik intelektual dan politisi penting dalam gerakan kemerdekaan Indonesia.<ref>{{cite book |last1=Abdullah |first1=Taufik |title=Schools and politics: the Kaum Muda movement in West Sumatra (1927-1933). |date=1971 |publisher=Cornell Modern Indonesia Project |location=Ithaca |page=13 |url=https://hdl.handle.net/2027/mdp.39015008793930}}</ref> Dia juga bibi (''mak tuo'') penyair Indonesia [[Chairil Anwar]]. Ruhana cerdas meski tidak mengenyam pendidikan formal. Dia sering belajar dengan ayahnya, yang mengajarinya membaca dan studi bahasa. Ketika ayahnya ditugaskan di [[Alahan Panjang]], Sumatera Barat, dia meminta tetangganya (termasuk istri jaksa lain) untuk mengajarinya membaca dan menulis dalam [[aksara Jawi]] dan [[Aksara Latin|Latin]], dan keterampilan rumah tangga seperti membuat renda.<ref name="Adam 142-4" /><ref name="2 News">{{Cite web|last=Zuhra|first=Wan Ulfa Nur|title=Menjadi Jurnalis Perempuan Pertama Secara Otodidak|url=https://tirto.id/menjadi-jurnalis-perempuan-pertama-secara-otodidak-b3jw|access-date=2021-03-13|website=tirto.id|language=id}}</ref><ref name="3 News">{{Cite web|last=Setyowati|first=Hajar Nur|date=2020-04-22|title=Melampaui Kartini (3): Roehana Koeddoes, Suluh Kaum Perempuan Indonesia|url=https://ibtimes.id/melampaui-kartini-3-roehana-koeddoes-suluh-kaum-perempuan-indonesia/|access-date=2021-03-13|website=IBTimes.ID|language=id-ID}}</ref><ref>{{Cite web|last=Hadi|first=Rahmad Tri|date=2021-03-06|title=Rohana Kudus Sang Pelopor Renaisans Kaum Perempuan di Minangkabau (Part 1)|url=https://rahma.id/rohana-kudus-sang-pelopor-renaisans-kaum-perempuan-di-minangkabau-part-1/|access-date=2021-04-25|website=Inspirasi Muslimah|language=id-ID}}</ref> Setelah kematian ibunya pada tahun 1897, ia kembali ke Koto Gadang dan menjadi semakin tertarik untuk mengajar gadis-gadis di sana untuk belajar kerajinan tangan dan membaca [[Al-Qur'an]], meskipun ia sendiri masih anak-anak.<ref name="Adam 142-4" /><ref name="Salmon 1977">{{cite journal |last1=Salmon |first1=Claudine |title=Presse féminine ou féministe ? |journal=Archipel |date=1977 |volume=13 |issue=1 |pages=157–92 |doi=10.3406/arch.1977.1334 |url=https://www.persee.fr/doc/arch_0044-8613_1977_num_13_1_1334 |language=fr}}</ref>
 
Roehana adalah seorang perempuan yang mempunyai komitmen yang kuat pada pendidikan terutama untuk kaum perempuan. Pada zamannya Roehana termasuk salah satu dari segelintir perempuan yang percaya bahwa diskriminasi terhadap perempuan, termasuk kesempatan untuk mendapat pendidikan adalah tindakan semena-semena dan harus dilawan. Dengan kecerdasan, keberanian, pengorbanan serta perjuangannya Roehana melawan ketidakadilan untuk perubahan nasib kaum perempuan.