Roekiah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
JThorneBOT (bicara | kontrib)
→‎Pranala luar: clean up, removed: {{Link FA|en}}
Serigala Sumatera (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(36 revisi perantara oleh 24 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Redirect|Rukiah|penyair Indonesia|S. Rukiah}}
{{Infobox person
| name = Roekiah
| native_name =
| native_name_lang =
| image = Potret Roekiah1.jpg
| image_size =
| alt = Foto promosional Roekiah, menghadap ke depan
| caption = Roekiah, {{circa}} 19411945
| birth_date = {{Birth date|1917|12|31|df=y}}
| birth_place = [[Bandung]], [[Jawa Barat|Bandoeng]], [[Hindia Belanda]]
| death_date = {{Deathdeath yeardate and age|df=y|1945|9|2|1917|12|31|df=yes}}
| death_place = [[JakartaDjakarta]], [[Indonesia]]
| death_cause =
| ethnicity =
|spouse=[[Kartolo]]
|children=5
| education =
| alma_mater =
| occupation = [[Aktris]], [[penyanyi]]
| years_active = 1920an–19441920-an hingga 1944
| notable_works = ''[[Terang Boelan]]''
| style =
| influences =
| influenced =
| home_town =
| awards =
}}
'''Roekiah''' ([[EYD]] '''Rukiah'''; {{IPA-id|ruˈkiah|}}) ({{lahirmati|[[Bandung|Bandoeng]]|31|12|1917|[[Djakarta]]|2|9|1945}}) sering ditulis sebagai '''Miss Roekiah''',{{efn|Di Hindia Belanda pada awal abad ke-20, para pemain panggung, khususnya penyanyi keroncong, disebut "Miss" pada iklan {{harv|JCG, Roekiah, Miss}}.}} adalah [[aktris]] dan penyanyi [[keroncong]] [[Indonesia]]. Seorang putri dari pasangan pemain sandiwara, ia memulai kariernya pada usia tujuh tahun; pada tahun 1932 ia terkenal di [[Batavia]], [[Hindia Belanda]] (kini Jakarta, Indonesia), sebagai penyanyi dan pemain sandiwara. Pada masa ini, ia bertemu dengan [[Kartolo]], yang ia nikahi pada tahun 1934. Pasangan ini bermain dalam film ''[[Terang Boelan]]'' pada tahun 1937. Dalam film tersebut, Roekiah dan [[Rd Mochtar]] berperan sebagai sepasang kekasih.
{{Redirect|Rukiah|penyair Indonesia|[[S. Rukiah]]}}
'''Roekiah''' ([[EYD]] '''Rukiah'''; {{IPA-id|ruˈkiah|}}; 1917–1945), sering ditulis sebagai '''Miss Roekiah''',{{efn|Di Hindia Belanda pada awal abad ke-20, para pemain panggung, khususnya penyanyi keroncong, disebut "Miss" pada iklan {{harv|JCG, Roekiah, Miss}}.}} adalah [[aktris]] dan penyanyi [[keroncong]] [[Indonesia]]. Seorang putri dari pasangan pemain sandiwara, ia memulai kariernya pada usia tujuh tahun; pada tahun 1932 ia terkenal di [[Batavia]], [[Hindia Belanda]] (kini Jakarta, Indonesia), sebagai penyanyi dan pemain sandiwara. Pada masa ini, ia bertemu dengan [[Kartolo]], yang ia nikahi pada tahun 1934. Pasangan ini bermain dalam film ''[[Terang Boelan]]'' pada tahun 1937. Dalam film tersebut, Roekiah dan [[Rd Mochtar]] berperan sebagai sepasang kekasih.
 
Setelah film tersebut sukses secara komersial, Roekiah, Kartolo, dan sebagian besar pemeran dan kru ''Terang Boelan'' dikontrak oleh [[Tan's Film]], dan pertama kali bermain dalam film ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'' yang diproduksi oleh perusahaan tersebut pada tahun 1938. Roekiah dan Mochtar kembali beradu akting dalam dua film sebelum Mochtar hengkang dari Tan's Film pada tahun 1940; melalui film-film ini, Roekiah dan Mochtar menjadi pasangan layar lebar pertama di Hindia Belanda. Pengganti Mochtar, [[Djoemala|Rd Djoemala]], beradu akting dengan Roekiah dalam empat film, meskipun film-film tersebut tidak begitu sukses. Setelah [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki Indonesia]] pada tahun 1942, Roekiah hanya bermain dalam satu film menjelang kematiannya; sebagian besar waktunya ia habiskan untuk menghibur para tentara Jepang.
Baris 33:
Semasa hidupnya, Roekiah adalah seorang ikon [[mode]] dan kecantikan, penampilannya dalam sejumlah iklan dan lukisan kerap dibandingkan dengan [[Dorothy Lamour]] dan [[Janet Gaynor]]. Meskipun sebagian besar film-film yang ia bintangi saat ini sudah hilang, ia tetap dikatakan sebagai seorang pelopor perfilman, dan sebuah artikel tahun 1969 menyatakan bahwa "pada zamannya [Roekiah] telah mencapai suatu popularitas yang boleh dikatakan sampai sekarang belum ada bandingannya".{{sfn|Moderna 1969, Miss Roekiah|p=30}} Dari kelima anaknya dengan Kartolo, salah satunya – [[Rachmat Kartolo]] – juga berkecimpung di dunia akting.
 
== Kehidupan awal ==
Roekiah lahir di [[Bandung]], [[JawaKeresidenan BaratPriangan|Priangan]], [[Hindia Belanda]], pada tahun 1917, putri dari pasangan Muhammad Ali dan Ningsih, pemain sandiwara pada rombongan Opera Poesi Indra Bangsawan;{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=4}} Ali berasal dari [[Belitung]], sedangkan Ningsih berdarah [[suku Sunda|Sunda]] dan berasal dari [[Cianjur]].<ref>{{harvnb|Imanjaya|2006|p=109}}; {{harvnb|Imong 1941, Riwajat Roekiah–Kartolo|p=24}}</ref> Selain belajar akting dari kedua orang tuanya, Roekiah juga belajar kerajinan tangan bersama para anggota rombongan lainnya.{{sfn|Berita Minggu Film 1982, Roekiah|p=V}} Roekiah dan kedua orang tuanya terus-terusan bepergian, sehingga Roekiah tidak mempunyai waktu untuk menempuh [[Sekolah|pendidikan formal]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Roekiah}} Pada pertengahan 1920-an, mereka bergabung dengan rombongan sandiwara lain bernama Opera Rochani.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Roekiah}}
 
Meskipun ditentang oleh keluarganya, Roekiah bersikeras ingin ikut serta main sandiwara, dan meminta izin pada ibunya untuk tampil di atas panggung. Ningsih setuju, dengan syarat ia hanya diperbolehkan tampil sekali. Saat berusia tujuh tahun, Roekiah tampil di panggung untuk pertama kalinya, Muhammad Ali&nbsp;– yang tidak mengetahui perjanjian antara istri dan putrinya&nbsp;– bergegas ke atas panggung dan menyuruh Roekiah agar berhenti bernyanyi. Akibatnya, Roekiah menolak makan sampai kedua orang tuanya akhirnya mengalah.<ref>{{harvnb|Berita Buana 1996, Roekiah|pp=1, 6}}; {{harvnb|Imong 1941, Riwajat Roekiah–Kartolo|p=24}}</ref> Setelah itu, Roekiah tampil secara rutin bersama rombongan sandiwara.{{sfn|Berita Minggu Film 1982, Roekiah|p=V}}
Baris 40:
Pada tahun 1932, saat bergabung dengan Palestina Opera di [[Jakarta|Batavia]] (kini Jakarta), Roekiah berhasil menjadi seorang aktris sandiwara dan penyanyi [[keroncong]] terkenal. Ia dikagumi tidak hanya karena suaranya, tetapi juga karena kecantikannya.<ref>{{harvnb|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=4}}; {{harvnb|van der Heide|2002|p=128}}</ref> Saat bersama Palestina Opera, ia bertemu dengan calon suaminya, [[Kartolo]]; seorang aktor, pianis, dan penulis lagu dalam rombongan. Mereka berdua menikah saat Roekiah berusia tujuh belas tahun.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Roekiah}} Pasangan baru ini mengambil cuti selama sebulan dan kemudian bergabung dengan grup Faroka untuk menjalani tur di [[Singapura]], dan kembali ke Hindia Belanda pada tahun 1936.<ref>{{harvnb|Biran|2009|p=204}}; {{harvnb|Imong 1941, Riwajat Roekiah–Kartolo|p=26}}</ref>
 
== Karier film ==
=== Kemitraan dengan Rd Mochtar ===
[[FileBerkas:Siti Akbari postcard 1.jpg|thumbjmpl|alt=A promotional image showing a woman in a batik shirt sitting next to a man in a peci.|Roekiah bersama lawan mainnya, [[Rd Mochtar]], dalam ''[[Siti Akbari]]'']]
Pada tahun 1937, Roekiah bermain film untuk pertama kalinya dengan berperan sebagai aktris utama dalam film ''[[Terang Boelan]]'' karya [[Albert Balink]]. Ia dan lawan mainnya, [[Rd Mochtar]],{{efn|''Rd'' adalah singkatan dari [[Raden]], [[Priyayi#Gelar|gelar kebangsawanan]] pada [[suku Jawa]].}} berperan sebagai sepasang kekasih yang kawin lari agar karakter Roekiah tidak dinikahi oleh seorang penyelundup [[opium]];{{sfn|Filmindonesia.or.id, Roekiah}} Kartolo juga memiliki peran kecil. Film ini sukses secara komersial, meraup lebih dari 200.000 [[Dolar Selat]] saat dirilis secara internasional;{{sfn|Biran|2009|p=171}} sejarawan film Indonesia, [[Misbach Yusa Biran]], menyebut Roekiah sebagai "dinamit" yang menyebabkan kesuksesan film.{{sfn|Biran|2009|p=172}}
 
Baris 53:
Untuk mempertahankan bintang baru mereka, Tan's Film menghabiskan uang dalam jumlah besar. Roekiah dan Kartolo menerima gaji bulanan sebesar 150 dan 50 gulden masing-masingnya, dua kali lebih besar dari honor yang mereka terima saat bermain ''Terang Boelan''. Mereka berdua juga diberi sebuah rumah di Tanah Rendah, Batavia.{{sfn|Biran|2009|p=223}} Roekiah dan Kartolo terus bermain dalam film-film produksi Tan's; Kartolo sering diberi peran-peran kecil dan komedi, sedangkan Roekiah menyanyikan lagu-lagu yang ditulis oleh suaminya. {{sfn|Filmindonesia.or.id, Roekiah}} Pada tahun 1939, mereka bermain film bersama, dengan Rd Mochtar berperan sebagai pasangan Roekiah, yakni dalam film ''[[Gagak Item]]'' yang terinspirasi dari cerita [[Zorro]]. Meskipun tidak sesukses film-film sebelumnya, film ini masih menguntungkan.{{sfn|Biran|2009|p=212}} Seorang pengulas dari ''Bataviaasch Nieuwsblad'' memuji akting Roekiah yang "bersungguh-sungguh".{{efn|Asli: "''... ingetogen ...''"}}{{sfn|Bataviaasch Nieuwsblad 1939, Gagak Item}}
 
Film terakhir Roekiah bersama Rd Mochtar adalah ''[[Siti Akbari]]'', yang dirilis pada tahun 1940. Cerita film ini kemungkinan terinspirasi dari [[Sair Tjerita Siti Akbari|syair berjudul sama]] karya [[Lie Kim Hok]], dan menampilkan Roekiah sebagai [[pemeran utama]]. Filmnya sendiri mengisahkan mengenai seorang istri teraniaya yang tetap setia kepada suaminya meskipun ia telah berselingkuh.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Siti Akbari}} ''Siti Akbari'' diterima dengan baik, memperoleh pendapatan sebesar 1.000 gulden pada malam pertama pemutarannya di [[Surabaya]],{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Film Sampoerna}} meskipun pada akhirnya tidak berhasil meraup keuntungan yang setara dengan ''Terang Boelan'' atau ''Fatima''.{{sfn|Biran|2009|p=212}}
 
=== Kemitraan dengan Djoemala ===
[[FileBerkas:Djoemala and Roekiah in Roekihati.jpg|thumbjmpl|alt=A promotional image showing a woman in a polka-dotted shirt receiving water from a man in a safari hat.|Setelah Rd Mochtar hengkang dari [[Tan's Film]], Roekiah dipasangkan dengan [[Djoemala]].]]
 
Ditengah-tengah perselisihan mengenai upah, Rd Mochtar keluar dari Tan's Film dan bergabung dengan pesaingnya, Populair Films, pada tahun 1940. Oleh sebab itu, Tan's mulai mencari pasangan baru untuk Roekiah.{{sfn|Biran|2009|p=227}} Kartolo meminta seorang kenalannya, pengusaha jahitan bernama [[Djoemala|Ismail Djoemala]], untuk menjadi lawan main baru bagi Roekiah. Meskipun Djoemala tidak pernah berakting sebelumnya, ia telah bernyanyi bersama grup Malay Pemoeda pada tahun 1929. Setelah Kartolo memintanya enam kali, Djoemala akhirnya setuju.{{sfn|Pertjatoeran Doenia 1942, Ismail Djoemala|p=8}} Perusahaan menganggap bahwa Djoemala yang rupawan dan berperawakan tinggi adalah pengganti yang cocok,{{sfn|Biran|2009|p=223}} dan mempekerjakannya dengan [[nama panggung]] Djoemala.{{sfn|Biran|2009|p=249}}
Baris 67:
Secara keseluruhan, Roekiah dan Djoemala telah bermain dalam empat film dalam dua tahun. Biran berpendapat hal ini membuktikan bahwa Tan's Film telah "menyia-nyiakan hartanya", karena pesaingnya memanfaatkan bintang-bintangnya untuk bermain dalam lebih banyak film; Java Industrial Film misalnya, pada tahun 1941 saja mampu memproduksi enam film yang dibintangi oleh Moh. Mochtar.{{sfn|Biran|2009|p=224}} Meskipun terus sukses secara komersial, {{sfn|Imanjaya|2006|p=109}} film-film tersebut masih belum mampu menghasilkan keuntungan sebesar yang dihasilkan oleh film-film Roekiah sebelumnya.{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=5}}
 
== Pendudukan Jepang dan kematian ==
[[Daftar film Hindia Belanda|Produksi film di Hindia Belanda]] menurun setelah pendudukan Jepang pada awal 1942; penguasa Jepang memaksa untuk menutup semua, kecuali satu, studio film.{{sfn|Biran|2009|pp=319, 332}} Jepang membuka studio film milik mereka sendiri di Hindia Belanda bernama Nippon Eigasha, yang ditugaskan memproduksi film-film [[propaganda]] untuk kepentingan perang.{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=6}} Tanpa Roekiah, Kartolo bermain dalam film satu-satunya yang diproduksi oleh studio tersebut, ''[[Berdjoang]]'', pada tahun 1943.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kartolo}} Setelah absen selama beberapa tahun, Roekiah juga bermain dalam film produksi Nippon dengan membintangi sebuah film pendek propaganda Jepang berjudul ''Ke Seberang'' pada tahun 1944.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Roekiah}} Meskipun demikian, Roekiah menghabiskan sebagian besar waktunya dengan bepergianberpergian ke seluruh Jawa bersama perusahaan teater untuk menghibur para tentara Jepang.{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=7}}
 
Roekiah jatuh sakit pada bulan Februari 1945, tak lama setelah merampungkan film ''Ke Seberang''. Meskipun sedang sakit, juga keguguran, ia tidak diperbolehkan beristirahat; tentara Jepang bersikeras bahwa ia dan Kartolo harus menjalani tur ke [[Surabaya]], [[Jawa Timur]]. Sekembalinya ke Jakarta,{{efn|Batavia berganti nama menjadi Jakarta saat pendudukan Jepang.}} kondisinya semakin memburuk.{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=7}} Setelah menjalani pengobatan selama beberapa bulan, ia meninggal dunia tak lama setelah Indonesia [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|memproklamasikan kemerdekaannya]] tanggal 17 Agustus 1945.{{sfn|Moderna 1969, Miss Roekiah|p=34}} Roekiah dikebumikan di Kober Hulu, [[Jatinegara]], Jakarta.{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=7}} Pemakamannya dihadiri oleh sejumlah tokoh, termasuk Menteri Pendidikan [[Ki Hadjar Dewantara]].{{sfn|TIM, Roekiah}}
 
== Keluarga ==
[[FileBerkas:Roekiah and Kartolo Pertjatoeran Doenia June 1941 p8.jpg|thumbjmpl|alt=A woman and man standing; the man is a head taller.|uprightlurus|Roekiah bersama suaminya, [[Kartolo]].]]
Roekiah berkata bahwa Kartolo adalah pasangan yang tepat baginya, mengungkapkan bahwa pernikahannya mendatangkan "banyak rezeki". Pasangan ini dikaruniai lima anak.{{sfn|Berita Minggu Film 1982, Roekiah|p=V}} Sepeninggal Roekiah, Kartolo membawa kelima anaknya ke kampung halamannya di [[Yogyakarta]].
{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kartolo}} Untuk menafkahi keluarga, Kartolo bekerja di [[Radio Republik Indonesia]] sejak tahun 1946. Di sana, ia melewati [[Revolusi Nasional Indonesia]] yang sedang berlangsung, konflik bersenjata dan perjuangan diplomatik antara Indonesia yang baru merdeka dengan [[Kerajaan Belanda]] dengan Indonesia yang baru merdeka dan bertujuan untuk meraih pengakuan internasional atas kemerdekaan Indonesiakemerdekaannya. Setelah Belanda melancarkan [[Agresi Militer II]] pada 19 Desember 1948 dan berhasil merebut Yogyakarta, Kartolo menolak bekerjasamabekerja sama dengan penjajah. Tanpa adanya sumber penghasilan, ia jatuh sakit dan meninggal dunia pada tanggal 18 Januari 1949.{{sfn|Berita Minggu Film 1982, Roekiah|p=V}}
 
Salah seorang anak Roekiah dan Kartolo meninggal di Yogyakarta saat berusia sepuluh tahun.{{sfn|Moderna 1969, Miss Roekiah|p=34}} Anak yang selebihnya dibawa ke Jakarta setelah Revolusi Nasional Indonesia berakhir pada tahun 1950. Di Jakarta, mereka dirawat oleh teman dekat Kartolo bernama Adikarso. Salah seorang anak mereka, [[Rachmat Kartolo]], kelak menjadi penyanyi dan aktor yang aktif pada tahun 1970-an,{{sfn|Filmindonesia.or.id, Kartolo}} ia dikenal atas lagu-lagu seperti "Patah Hati" dan film-film seperti ''Matjan Kemajoran'' (1965) dan ''[[Bernafas dalam Lumpur]]'' (1970).{{sfn|Berita Buana 1996, Roekiah|p=6}} Dua putra mereka yang lainnya, Jusuf dan Imam, membentuk sebuah grup musik sebelum berkarier di tempat lain. Putri mereka, Sri Wahjuni, tidak ikut berkecimpung dalam industri hiburan.{{sfn|Moderna 1969, Miss Roekiah|p=34}}
 
== Peninggalan ==
Media memandang Roekiah dengan penuh kasih, dan film-film terbarunya secara konsisten selalu menerima ulasan positif.{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=6}} Di puncak popularitasnya, para penggemar meniru busana yang dikenakan oleh Roekiah di film-filmnya.{{sfn|TIM, Roekiah}} Roekiah muncul secara rutin dalam berbagai iklan,{{efn|Termasuk iklan mesin jahit [[Singer Corporation|Singer]] dan sandal merek Matjan produksi [[Bata (perusahaan)|Bata]] ({{harvnb|Biran|2009|p=24}}).}} dan sejumlah [[Perekam suara|rekaman]] yang berisikan suaranya tersedia di pasaran. Dalam wawancara pada tahun 1996, salah seorang penggemar mengungkapkan bahwa Roekiah adalah "idola setiap pria",{{sfn|Berita Buana 1996, Roekiah|p=6}} sedangkan penggemar lainnya menyebut Roekiah sebagai [[Dorothy Lamour]]-nya Indonesia.{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=4}} Penggemar lain, yang telah menyaksikan film-filmnya lima puluh tahun sebelumnya, menyatakan:
 
Baris 86:
Setelah kematian Roekiah, industri perfilman Indonesia berupaya untuk mencari pengganti dirinya. Pakar film Ekky Imanjaya memberi contoh ketika sebuah film diiklankan dengan kata-kata "Roekiah? Bukan! Tetapi [[Sofia W.D.|Sofia]] dalam film Indonesia baru: ''Air Mengalir di Tjitarum''".{{sfn|Imanjaya|2006|p=111}} Film-film Roekiah dulunya ditayangkan secara rutin,{{sfn|Imanjaya|2006|p=111}} namun saat ini sebagian besarnya sudah hilang. Film-film Hindia Belanda direkam dalam bentuk [[film nitrat]] yang mudah terbakar, dan setelah kebakaran memusnahkan sebagian gudang [[Produksi Film Negara]] pada tahun 1952, film-film lama yang direkam dalam bentuk nitrat juga ikut musnah.{{sfn|Biran|2012|p=291}} JB Kristanto dari Katalog Film Indonesia menyatakan bahwa dari keseluruhan film-film Roekiah, hanya ''Koeda Sembrani'' yang masih tersimpan di [[Sinematek Indonesia]].{{sfn|Filmindonesia.or.id, Koeda Sembrani}}
 
Tulisan-tulisan mengenai Roekiah yang diterbitkan setelah kematiannya seringkalisering kali menyebutkan bahwa ia adalah idola dalam industri perfilman Indonesia.{{sfn|TIM, Roekiah}} Imanjaya menggambarkan Roekiah sebagai ikon kecantikan pertama dalam industri perfilman Indonesia; ia juga menyebut Roekiah dan Rd Mochtar sebagai selebriti yang memperkenalkan konsep "bintang pelaris" pada perfilman dalam negeri.{{sfn|Imanjaya|2006|p=109}} Pada tahun 1969, Majalah ''Moderna'' menulis bahwa "didalamdi dalam zamannya [Roekiah] telah mencapai suatu popularitas yang boleh dikatakan sampai sekarang belum ada bandingnya".{{efn|Asli: "''... di dalam djamannja telah mentjapai suatu popularitas jang boleh dikatakan sampai sekarang belum ada bandingnja".}}{{sfn|Moderna 1969, Miss Roekiah|p=30}} Pada 1977, majalah ''Keluarga'' menjulukinya sebagai salah seorang "[[bintang film]] Indonesia perintis",{{efn|Asli: "''... Perintis Bintang Film Indonesia...''"}}{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|p=4}} menyatakan bahwa "bakat permainannya dalam film adalah bakat alam yang merupakan perpaduan pribadinya dengan pancaran kelembutan keayuan wajahnya yang penuh romantik".{{sfn|Keluarga 1977, Miss Roekiah|pp=5–6}}
 
== Filmografi ==
[[Berkas:Terang Boelan p311.jpg|thumbjmpl|alt=A film advertisement|uprightlurus|Iklan ''[[Terang Boelan]]'', film debut Roekiah.]]
* ''[[Terang Boelan]]'' (1937)
* ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'' (1938)
* ''[[Gagak Item]]'' (1939)
* ''[[Siti Akbari]]'' (1940)
* ''[[Sorga Ka Toedjoe]]'' (1940)
* ''[[Roekihati]]'' (1940)
* ''[[Poesaka Terpendam]]'' (1941)
* ''[[Koeda Sembrani]]'' (1942)
* ''Ke Seberang'' (1944; film pendek)
 
== Catatan penjelas ==
{{notelist}}
 
== Referensi ==
 
{{reflist|30em}}
 
== Daftar pustaka ==
{{refbegin|30em}}
* {{cite web
|title=A Malay Film
|work=The Singapore Free Press and Mercantile Advertiser
Baris 116 ⟶ 117:
|ref={{sfnRef|Singapore Free Press 1941, A Malay Film}}
|accessdate=11 Juni 1941
}}
* {{cite book
|title=[[Sejarah Film 1900–1950|Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa]]
|language=Indonesia
|last=Biran
|first=Misbach Yusa
|author-link=Misbach Yusa Biran
|publisher=Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council
|year=2009
|isbn=978-979-3731-58-2
|location=Jakarta
|ref=harv
}}
* {{cite book
|title=[[SejarahIndonesia Filmdalam Arus 1900–1950|Sejarah Film 1900–1950: Bikin FilmMasa diPergerakan Jawa]]Kebangsaan
|language=Indonesia
|last=Biran
|first=Misbach Yusa
|chapter=Film pada Masa Kolonial
|author-link=Misbach Yusa Biran
|trans_chapter=Film in the Colonial Period
|publisher=Komunitas Bamboo working with the Jakarta Art Council
|author-link=Misbach Yusa Biran
|year=2009
|publisher=Ministry of Education and Culture
|isbn=978-979-3731-58-2
|year=2012
|location=Jakarta
|volume=V
|ref=harv
|pages=268–93
|isbn=978-979-9226-97-6
|ref=harv
}}
* {{cite bookweb
|title = Fatima
|title=Indonesia dalam Arus Sejarah: Masa Pergerakan Kebangsaan
|language = Indonesia
|url = http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-f006-38-574433_fatima
|last=Biran
|work = filmindonesia.or.id
|first=Misbach Yusa
|publisher = Konfiden Foundation
|chapter=Film di Masa Kolonial
|location = Jakarta
|trans_chapter=Film in the Colonial Period
|accessdate = 24 Juli 2012
|author-link=Misbach Yusa Biran
|archiveurl = https://www.webcitation.org/69OPnL4MG?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-f006-38-574433_fatima
|publisher=Ministry of Education and Culture
|yeararchivedate = 2012-07-24
|ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Fatima}}
|location=Jakarta
|dead-url = no
|volume=V
|pages=268–93
|isbn=978-979-9226-97-6
|ref=harv
}}
*{{cite web
| title = Fatima
| language = Indonesia
| url = http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-f006-38-574433_fatima
| work = filmindonesia.or.id
| publisher = Konfiden Foundation
| location = Jakarta
| accessdate = 24 Juli 2012
| archiveurl = http://www.webcitation.org/69OPnL4MG
| archivedate = 24 Juli 2012
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Fatima}}
}}
* {{cite news
|title=Filmaankondiging Cinema: Fatima
|trans_title=Film Review, Cinema: Fatima
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010864566%3Ampeg21%3Ap003%3Aa0057
|work=Bataviaasch Nieuwsblad
|location=Batavia
|page=3
|date=25 April 1939
|publisher=Kolff & Co.
|accessdate=4 Maret 2013
|ref={{sfnRef|Bataviaasch Nieuwsblad 1939, Fatima}}
|archive-date=2013-12-30
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131230235922/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010864566%3Ampeg21%3Ap003%3Aa0057
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|title=Filmaankondiging Cinema Palace: 'Gagak Item'
|trans_title=Film Review, Cinema Palace: 'Gagak Item'
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011123019%3Ampeg21%3Ap012%3Aa0235
|work=Bataviaasch Nieuwsblad
|location=Batavia
|page=12
|date=21 Desember 1939
|publisher=Kolff & Co.
|accessdate=4 Maret 2013
|ref={{sfnRef|Bataviaasch Nieuwsblad 1939, Gagak Item}}
|archive-date=2013-12-30
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131230235751/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011123019%3Ampeg21%3Ap012%3Aa0235
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|title=Filmaankondiging Rex: „Roekihati”
|trans_title=Film Review, Rex: „Roekihati”
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011221752%3Ampeg21%3Ap003%3Aa0096
|work=Bataviaasch Nieuwsblad
|location=Batavia
|page=3
|date=23 April 1941
|publisher=Kolff & Co.
|accessdate=4 Maret 2013
|ref={{sfnRef|Bataviaasch Nieuwsblad 1941, Roekihati}}
|archive-date=2013-12-30
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131230235616/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011221752%3Ampeg21%3Ap003%3Aa0096
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|title=Film Sampoerna: Siti Akbari
|language=Belanda
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|date=7 Mei 1940
|location=Surabaya
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011121461%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0098
|page=6
|accessdate=28 Desember 2013
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Film Sampoerna}}
|archive-date=2013-12-29
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131229080158/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011121461%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0098
|dead-url=yes
}}
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=k3HTdu1HuWQC
|title=Malaysian Cinema, Asian Film: Border Crossings and National Cultures
|isbn=978-90-5356-580-3
|author1=van der Heide
|first1=William
|year=2002
|ref=harv
|location=Amsterdam
|publisher=Amsterdam University Press
}}
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=sl92GYNaKJIC
|title=A to Z about Indonesian Film
|language=Indonesia
|isbn=978-979-752-367-1
|last=Imanjaya
|first=Ekky
|ref=harv
|publisher=Mizan
|location=Bandung
|year=2006
}}
* {{cite journal
|title=Riwajat Roekiah–Kartolo
|language=Indonesia
Baris 243 ⟶ 257:
|ref={{sfnRef|Imong 1941, Riwajat Roekiah–Kartolo}}
}}
* {{cite journal
|title=Ismail Djoemala: Dari Doenia Dagang ke Doenia Film
|language=Indonesia
Baris 254 ⟶ 268:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia 1942, Ismail Djoemala}}
}}
* {{cite web
|title=Kartolo
|language=Indonesia
Baris 261 ⟶ 275:
|publisher=Konfiden Foundation
|accessdate=22 September 2012
|archivedate=22 September 2012-09-22
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/6ArwWAJBi?url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b99bf67c6f00_Kartolo
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Kartolo}}
|dead-url=no
}}
}}
* {{cite web
| title = Koeda Sembrani
| language = Indonesian
| url = http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-k013-41-259434_koeda-sembrani
| work = filmindonesia.or.id
| publisher = Konfiden Foundation
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69Qt6SvES?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-k013-41-259434_koeda-sembrani
| archivedate = 25 Juli 2012-07-26
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Koeda Sembrani}}
|dead-url = no
}}
* {{Cite book
|last=L.
|title=[[:File:Sorga Ka Toedjoe novelisation.pdf|Sorga Ka Toedjoe]]
|language=Indonesia
|publisher=Kolff-Buning
|location=Yogyakarta
|year=1940
|oclc= 41906099
|ref=harv
}} (book acquired from the collection of Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta)
* {{cite journal
|title=Miss Roekiah: Artis Teladan
|language=Indonesia
Baris 298 ⟶ 314:
|ref={{sfnRef|Moderna 1969, Miss Roekiah}}
}}
* {{cite journal
|title=Miss Roekiah: Perintis Bintang Film Indonesia
|trans_title=Miss Roekiah: Pioneering Indonesian Film Actress
Baris 309 ⟶ 325:
|ref={{sfnRef|Keluarga 1977, Miss Roekiah}}
}}
* {{cite news
|title=Nieuwe Films, Cinema-Palace
|trans_title=New Film, Cinema-Palace
|language=Belanda
|work=Het Nieuws van den dag voor Nederlandsch-Indië
|date=25 April 1939
|location=Batavia
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010227118%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0097
|page=6
|accessdate=28 Desember 2013
|ref={{sfnRef|Het Nieuws 1939, Nieuwe Films}}
|archive-date=2013-12-29
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131229075635/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A010227118%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0097
|dead-url=yes
}}
* {{cite news
|title=Pertoendjoekan Bioskop-Bioskop di Djakarta Ini Malam (28 Oktober 2603)
|language=Indonesia
|url=http://niod.x-cago.com/maleise_kranten/article.do?code=Niod061&date=19431028&id=061-19431028-004013&words=koeda%20sembrani
|work=Pembangoen
|location=Jakarta
|page=4
|date=28 Oktober 1943
|accessdate=4 Maret 2013
|ref={{sfnRef|Pembangoen 1943, Pertoendjoekan}}
|archive-date=2014-01-02
|archive-url=https://web.archive.org/web/20140102194301/http://niod.x-cago.com/maleise_kranten/article.do?code=Niod061&date=19431028&id=061-19431028-004013&words=koeda%20sembrani
|dead-url=yes
}}
* {{cite journal
|title=Poesaka Terpendam
|language=Indonesia
Baris 343 ⟶ 365:
|ref={{sfnRef|Pertjatoeran Doenia 1941, Poesaka Terpendam}}
}}
* {{cite web
|url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b99beeb5c938_Roekiah
|title=Roekiah
Baris 350 ⟶ 372:
|publisher=Konfiden Foundation
|accessdate=13 Agustus 2012
|archivedate=13 Agustus 2012-08-13
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/69snPEjny?url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b99beeb5c938_Roekiah
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Roekiah}}
|dead-url=no
}}
}}
*{{cite web
* {{cite web
|url=http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/roekiah.html
|title=Roekiah
Baris 360 ⟶ 383:
|publisher=[[Taman Ismail Marzuki]]
|accessdate=13 Agustus 2012
|archivedate=13 Agustus 2012-08-13
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/69ssRGpll?url=http://www.tamanismailmarzuki.com/tokoh/roekiah.html
|ref={{sfnRef|TIM, Roekiah}}
|dead-url=no
}}
* {{cite news
|title=Roekiah Bintangtonil, Film, dan Musik Pujaan Semua Orang
|language=Indonesia
|work=Berita Buana Minggu
|date=13 Oktober 1996
|location=Jakarta
|pages=1, 6
|ref={{sfnRef|Berita Buana 1996, Roekiah}}
}}
* {{cite newsjournal
|title=Roekiah Bintangtonil, Film, dan Musik Pujaan Semua Orang
|language=Indonesia
|work=Berita Buana Minggu
|date=13 Oktober 1996
|location=Jakarta
|pages=1, 6
|ref={{sfnRef|Berita Buana 1996, Roekiah}}
}}
*{{cite journal
|title=Roekiah Kartolo: Primadona Opera "Palestina" dan Pelopor Dunia Layar Perak
|language=Indonesia
Baris 382 ⟶ 406:
|ref={{sfnRef|Berita Minggu Film 1982, Roekiah}}
}}
* {{cite web
|url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2616/Roekiah-Miss
|title=Roekiah, Miss
Baris 389 ⟶ 413:
|publisher=Jakarta City Government
|accessdate=13 Agustus 2012
|archivedate=13 Agustus 2012-08-13
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/69sp5OB2k?url=http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/2616/Roekiah-Miss
|ref={{sfnRef|JCG, Roekiah, Miss}}
|dead-url=no
}}
}}
* {{cite web
| title = Roekihati
| url = http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r009-40-223108_roekihati
| work = filmindonesia.or.id
| publisher = Konfiden Foundation
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69QIXG188?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r009-40-223108_roekihati
| archivedate = 2012-07-25 Juli 2012
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Roekihati}}
|dead-url = no
}}
* {{cite news
|title=Sampoerna: Sorga ka Toedjoe (In den zevenden hemel)
|trans_title=Sampoerna: Sorga ka Toedjoe
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011122214%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0139
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|location=Surabaya
|page=6
|date=30 Oktober 1940
|publisher=Kolff & Co.
|accessdate=11 Juni 2013
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Sampoerna}}
|archive-date=2013-12-31
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131231000045/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011122214%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0139
|dead-url=yes
}}
* {{cite web
| title = Siti Akbari
| language = Indonesian
| url = http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s010-39-092079_siti-akbari
| work = filmindonesia.or.id
| publisher = Konfiden Foundation
| location = Jakarta
| accessdate = 24 Juli 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69ORNyFQG?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s010-39-092079_siti-akbari
| archivedate = 2012-07-24 Juli 2012
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Siti Akbari}}
|dead-url = no
}}
* {{cite journal
|title=Studio Nieuws
|language=Indonesia
Baris 442 ⟶ 472:
{{refend}}
 
== Pranala luar ==
{{Commons category|Roekiah}}
* {{IMDb name|4333044|Roekiah}}
{{Portal bar|Biografi|Film|Indonesia}}
 
{{artikel pilihan}}
 
{{Authority control}}
 
{{Persondata
| NAME = Roekiah
| ALTERNATIVE NAMES =
| SHORT DESCRIPTION = Actor
| DATE OF BIRTH = 1917
| PLACE OF BIRTH = [[Bandung]], [[West Java]], [[Dutch East Indies]]
| DATE OF DEATH = 1945
| PLACE OF DEATH = [[Jakarta]]
}}
{{DEFAULTSORT:Roekiah}}
[[Kategori:Kelahiran 1917]]
[[Kategori:Kematian 1945]]
[[Kategori:AktrisPemeran perempuan Hindia Belanda]]
[[Kategori:AktrisPemeran perempuan Indonesia]]
[[Kategori:Penyanyi Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh dari Bandung]]
[[Kategori:Tokoh Sunda]]
[[Kategori:Wanita Indonesia]]