Rwanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Ibukota → Ibu kota
LaninBot (bicara | kontrib)
k namun (di tengah kalimat) → tetapi
Baris 3:
'''Rwanda''', secara resmi disebut '''Republik Rwanda''' ({{lang-rw|Repubulika y'u Rwanda}}; {{lang-fr|République du Rwanda}}), adalah sebuah [[negara]] di [[Afrika Tengah]]. Negara ini terletak beberapa derajat di bawah [[garis khatulistiwa]] dan berbatasan dengan [[Uganda]], [[Tanzania]], [[Burundi]], serta [[Republik Demokratik Kongo]]. Semua wilayah Rwanda berada pada elevasi tinggi, dengan didominasi oleh [[pegunungan]] di bagian barat, [[sabana]] di bagian timur, dan berbagai [[danau]] tersebar di seluruh negeri. Iklimnya hangat hingga subtropis, dengan dua musim hujan dan musim kemarau per tahun.
 
Penduduk Rwanda relatif muda dan masih didominasi pedesaan, sementara kepadatan penduduknya merupakan salah satu yang tertinggi di Afrika. Di Rwanda terdapat tiga kelompok: [[Hutu]], [[Tutsi]], dan [[Twa Danau Besar|Twa]]. Twa adalah [[pigmi]] yang tinggal di hutan dan merupakan keturunan dari penduduk paling pertama Rwanda, namuntetapi para ahli masih belum sepakat mengenai asal usul dan perbedaan antara Hutu dan Tutsi; beberapa meyakini bahwa keduanya merupakan kasta sosial, sementara yang lain memandangnya sebagai ras atau suku. [[Kekristenan]] adalah agama mayoritas di Rwanda, dan bahasa utamanya adalah [[Bahasa Kinyarwanda]], yang dituturkan oleh sebagian besar penduduk Rwanda. Sistem pemerintahan di Rwanda adalah [[sistem presidensial]]. Presiden Rwanda adalah [[Paul Kagame]] dari Partai [[Front Patriotik Rwanda]] (FPR), yang mulai berkuasa pada tahun 2000. Rwanda memiliki tingkat korupsi yang rendah dibandingkan dengan negara-negara tetangganya, namuntetapi organisasi-organisasi kemanusiaan menyatakan penindasan terhadap golongan oposisi, intimidasi, dan pelarangan dalam kebabasan berpendapat. Negara ini telah diperintah oleh pemerintah administrasi hierarki yang ketat sejak masa pra-kolonial. Di sana sekarang ada 5 provinsi, yang digariskan oleh batas yang digambar pada tahun 2006.
 
[[Pemburu-pengumpul]] menetap menetap di wilayah ini pada [[Zaman Batu]] dan [[Zaman Besi]], diikuti oleh [[Suku Bantu]]. Penduduk pun bersatu, pertama-tama sebagai [[klan Rwanda|klan]] lalu menjadi kerajaan. [[Kerajaan Rwanda]] mendominasi dari masa pertengahan abad ke-18, dengan raja-raja [[Tutsi]] yang menguasai yang lain secara militer, memusatkan kekuasaan, dan kemudian mengesahkan kebijakan anti-[[Hutu]].
[[Kekaisaran Jerman|Jerman]] menjajah Rwanda pada tahun 1884, diikuti oleh [[Belgia]], yang menginvasi pada tahun 1916 saat [[Perang Dunia I]]. Kedua negara Eropa tersebut memerintah melalui raja-raja dan menetapkan kebijakan pro-Tutsi. Penduduk Hutu memberontak pada tahun 1959, membantai Suku Tutsi dalam jumlah besar dan akhirnya mendirikan negara bebas yang didominasi oleh Hutu pada tahun 1962. Front Patriotik Rwanda yang dipimpin oleh Tutsi melancarkan [[Perang Saudara Rwanda]] pada tahun 1990, lalu diikuti oleh [[Genosida Rwanda]] tahun 1994. Dalam peristiwa tersebut, ekstremis Hutu membunuh sekitar 500.000 sampai 1 juta (perkiraan) Tutsi dan kaum Hutu moderat.
 
Ekonomi Rwanda mengalami kekacauan selama Genosida Rwanda 1994, namuntetapi setelah itu menguat. Ekonominya didasarkan terutama pada sektor [[agrikultur]]. Kopi dan teh merupakan komoditas ekspor yang menjadi sumber devisa utama. [[Pariwisata di Rwanda|Pariwisata]] merupakan sektor yang berkembang pesat dan kini merupakan sumber devisa utama; di negara ini [[gorila pegunungan]] dapat dikunjungi dengan aman, dan wisatawan siap membayar mahal untuk memperoleh izin melacak gorila. Musik dan tari merupakan bagian penting dalam budaya Rwanda, terutama drum dan tari ''intore''. Seni dan kerajinan tradisional juga dibuat di seluruh negeri, seperti ''[[imigongo]]'', seni kotoran sapi yang unik.
 
== Sejarah ==
Baris 18:
Bentuk organisasi sosial pertama di wilayah Rwanda adalah [[klan Rwanda|klan]] (''ubwoko'').{{sfn|Chrétien|2003|p=88}} Sistem klan ada di seluruh [[Danau Besar Afrika|wilayah Danau Besar]], dan terdapat sekitar dua puluh klan di wilayah Rwanda.{{sfn|Chrétien|2003|pp=88–89}} Klan tidak dibatasi oleh garis silsilah atau wilayah geografis, dan di sebagian besar klan terdapat orang Hutu, Tutsi, dan Twa.{{sfn|Chrétien|2003|pp=88–89}} Dari abad ke-15, klan mulai bersatu menjadi kerajaan;{{sfn|Chrétien|2003|p=141}} pada tahun 1700, terdapat sekitar delapan kerajaan di Rwanda.{{sfn|Chrétien|2003|p=482}} Salah satu di antaranya, yaitu [[Kerajaan Rwanda]] dikuasai oleh klan [[Nyiginya]] Tutsi yang menjadi semakin dominan pada pertengahan abad ke-18.{{sfn|Chrétien|2003|p=160}} Kerajaan tersebut mencapai puncak kejayaannya pada abad ke-19 di bawah masa kekuasaan Raja [[Kigeli IV dari Rwanda|Kigeli Rwabugiri]]. Rwabugiri menaklukan beberapa negara yang lebih kecil, memperluas wilayah ke barat dan utara,{{sfn|Mamdani|2002|p=69}}{{sfn|Chrétien|2003|p=160}} serta melancarkan reformasi administratif; salah satunya adalah ''[[ubuhake]]'', yang mengharuskan pelindung Tutsi untuk menyerahkan ternak, dan maka status istimewa, kepada klien Hutu atau Tutsi dan memperoleh jasa ekonomi dan personal sebagai gantinya.{{sfn|Prunier|1995|pp=13–14}} Reformasi lain adalah ''[[uburetwa]]'', yaitu sistem [[corvée]] yang mengharuskan Hutu bekerja untuk kepala suku Tutsi.{{sfn|Mamdani|2002|p=69}} Perubahan yang dilancarkan oleh Rwabugiri mengakibatkan munculnya jurang antara Hutu dan Tutsi.{{sfn|Mamdani|2002|p=69}} Status orang Twa lebih baik daripada masa pra-kerajaan, dengan beberapa di antaranya menjadi penari di istana kerajaan,{{sfn|King|2007|p=75}} namun jumlah mereka terus berkurang.{{sfn|Prunier|1995|p=6}}
 
[[Konferensi Berlin (1884)|Konferensi Berlin]] tahun 1884 menetapkan wilayah Rwanda sebagai bagian dari [[Kekaisaran Jerman]], sehingga memulai masa penjajahan. Penjelajah [[Gustav Adolf von Götzen]] adalah orang Eropa pertama yang menjelajahi negara ini pada tahun 1894; ia menyeberang dari wilayah tenggara hingga Danau Kivu dan bertemu dengan sang raja.{{sfn|Chrétien|2003|p=217}}{{sfn|Prunier|1995|p=9}} Jerman tidak banyak mengubah struktur sosial Rwanda, namuntetapi menancapkan kekuasaan dengan mendukung raja dan hierarki yang ada serta mendelegasikan kekuasaan kepada kepala suku setempat.{{sfn|Prunier|1995|p=25}} Tentara [[Belgia]] mengambil alih Rwanda dan [[Burundi]] selama [[Perang Dunia I]], dan memulai periode penjajahan yang lebih langsung.{{sfn|Chrétien|2003|p=260}} Belgia menyerdehanakan dan memusatkan struktur kekuasaan,{{sfn|Chrétien|2003|p=270}} serta memulai proyek berskala besar dalam bidang pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum, dan pengawasan agrikultur, termasuk tanaman baru dan pemutakhiran tekhnik agrikultur untuk mengurangi kelaparan.{{sfn|Chrétien|2003|pp=276–277}} Baik orang Jerman maupun orang Belgia mendukung supremasi Tutsi, serta menganggap Hutu dan Tutsi sebagai ras yang berbeda.{{sfn|Appiah|Gates|2010|p=450}} Pada tahun 1935, Belgia memperkenalkan kartu identitas yang melabeli setiap orang sebagai Tutsi, Hutu, Twa, atau dinaturalisasi. Sementara sebelumnya seorang Hutu yang kaya dapat menjadi Tutsi yang terhormat, kartu identitas menghentikan perpindahan antara kedua kelas.{{sfn|Gourevitch|2000|pp=56–57}}
 
Belgium terus menguasai Rwanda sebagai [[Wilayah Kepercayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa]] setelah [[Perang Dunia II]], dengan mandat untuk mengawal kemerdekaan.{{sfn|United Nations (II)}}{{sfn|United Nations (III)}} Ketegangan menguat antara Tutsi, yang mendukung kemerdekaan awal, dan pergerakan emansipasi Hutu, yang berujung kepada [[Revolusi Rwanda]] 1959: aktivis Hutu mulai membunuh orang Tutsi, dan memaksa lebih dari 100.000 orang mengungsi ke negara tetangga.{{sfn|Gourevitch|2000|pp=58–59}}{{sfn|Prunier|1995|p=51}} Pada tahun 1962, Belgia yang kini pro-Hutu mengadakan referendum dan pemilihan umum, dan mereka memilih menghapuskan monarki. Rwanda dipisahkan dari Burundi dan memperoleh kemerdekaan pada tahun 1962.{{sfn|Prunier|1995|p=53}} Kekerasan berlanjut karena Tutsi yang mengungsi mulai menyerang dari negara tetangga dan Hutu membalas dengan pembunuhan dan penindasan berskala besar.{{sfn|Prunier|1995|p=56}} Pada tahun 1973, [[Juvénal Habyarimana]] melancarkan [[kudeta Rwanda 1973|kudeta]] dan mulai berkuasa. Diskriminasi pro-Hutu berlanjut, namuntetapi kesejahteraan ekonomi meningkat sementara kekerasan terhadap orang Tutsi berkurang.{{sfn|Prunier|1995|pp=74–76}} Orang Twa tetap termarginalisasi, dan pada tahun 1990 hampir sepenuhnya diusir dari hutan oleh pemerintah; banyak yang kemudian menjadi pengemis.{{sfn|UNPO|2008|loc=History}} Sementara itu, jumlah penduduk Rwanda yang meningkat dari 1,6 juta pada tahun 1934 menjadi 7,1 juta pada tahun 1989 mengakibatkan munculnya persaingan memperebutkan tanah.{{sfn|Prunier|1995|p=4}}
 
[[Berkas:Juvénal Habyarimana (1980).jpg|jmpl|lurus|kiri|[[Juvénal Habyarimana]]|alt=Foto Presiden Juvénal Habyarimana yang tiba di Andrews Air Force Base, Maryland, Amerika Serikat, pada tanggal 25 September 1980.]]
Baris 61:
Tingkat [[korupsi]] Rwanda relatif rendah bila dibandingkan dengan sebagian besar negara Afrika lainnya; pada tahun 2010, menurut [[Transparency International]], Rwanda adalah negara terbersih kedelapan dari 47 negara di [[Afrika Sub-Sahara]] dan terbersih ke-66 dari 178 negara di dunia.{{sfn|Transparency International|2010}} Konstitusi mengamanatkan [[Ombudsman]] untuk mencegah dan memberantas korupsi.{{sfn|CJCR|2003|loc=article 182}}{{sfn|Office of the Ombudsman}} Pejabat (termasuk Presiden) juga diharuskan oleh konstitusi untuk mendeklarasikan kekayaan mereka kepada Ombudsman dan umum; apabila tidak, jabatannya akan ditangguhkan.{{sfn|Asiimwe|2011}}
 
Front Patriotik Rwanda (FPR) telah menjadi partai politik yang dominan semenjak tahun 1994. FPR menguasai kursi kepresidenan dan parlemen, dan jumlah suaranya biasanya melebihi 70 persen. FPR dipandang sebagai partai yang didominasi Tutsi, namuntetapi didukung oleh rakyat, dan dipuji karena mampu menjaga perdamaian, stabilitas, dan pertumbuhan ekonomi.{{sfn|Clark|2010}} Organisasi hak asasi manusia seperti Amnesty International dan [[Freedom House]] mengklaim bahwa pemerintah menekan kebebasan kelompok oposisi dengan membatasi kandidat untuk partai yang bersahabat dengan pemerintah saja, meredam demonstrasi, dan menangkap pemimpin oposisi dan jurnalis.{{sfn|Amnesty International|2010}}{{sfn|Freedom House|2011}}
 
Rwanda adalah anggota [[Perserikatan Bangsa-Bangsa]],{{sfn|United Nations (I)}} [[Uni Afrika]], [[Francophonie]]{{sfn|Francophonie}}, [[Komunitas Afrika Timur]]{{sfn|Grainger|2007}}, dan [[Negara-Negara Persemakmuran]]{{sfn|Fletcher|2009}}. Selama bertahun-tahun pada masa jabatan Habyarimana, Rwanda memiliki hubungan yang dekat dengan Prancis, dan juga Belgia.{{sfn|Prunier|1995|p=89}} Akan tetapi, di bawah pemerintahan FPR, Rwanda berupaya mengeratkan hubungan dengan negara tetangga di Afrika Timur dan dengan negara berbahasa Inggris. Hubungan diplomatik dengan Prancis ditangguhkan dari tahun 2006 hingga 2010 akibat pendakwaan pejabat Rwanda oleh hakim Prancis.{{sfn|Department of State (III)|2012}} Hubungan dengan [[Republik Demokratik Kongo]] menegang akibat keterlibatan Rwanda dalam [[Perang Kongo Pertama]] dan [[Perang Kongo Kedua|Kedua]];{{sfn|BBC News (VI)|2010}} tentara Kongo menuduh bahwa Rwanda menyerang mereka, sementara Rwanda menyalahkan pemerintahan Kongo karena gagal memadamkan pemberontakan Hutu di provinsi [[Kivu Utara]] dan [[Kivu Selatan|Selatan]].{{sfn|USA Today|2008}}{{sfn|Al Jazeera|2007}} Hubungan Rwanda dengan Uganda juga menegang pada tahun 2000an akibat bentrokan antar angkatan bersenjata kedua negara pada tahun 1999 saat masing-masing negara mendukung kelompok pemberontak yang saling bertikai selama Perang Kongo Kedua.{{sfn|Heuler|2011}} Pada tahun 2012, hubungan dengan Uganda dan Republik Demokratik Kongo telah membaik.{{sfn|Heuler|2011}}{{sfn|BBC News (VII)|2011}}
Baris 93:
Stasiun radio dan televisi terbesar di Rwanda dijalankan oleh negara. Sebagian besar orang Rwanda memiliki akses ke radio dan [[Radio Rwanda]] merupakan sumber berita utama di negara. Akses televisi hanya terbatas di wilayah perkotaan.{{sfn|BBC News (V)|2011|loc=Media}} Media sangat dibatasi dan koran seringkali menyensor beritanya untuk menghindari balasan dari pemerintah.{{sfn|BBC News (V)|2011|loc=Media}} Namun, publikasi dalam bahasa Kinyarwanda, Inggris, dan Prancis yang kritis terhadap pemerintah banyak tersedia di Kigali. Batasan meningkat menjelang pemilu presiden 2010, dengan dua koran independen, yaitu ''Umuseso'' dan ''Umuvugizi'', ditangguhkan selama enam bulan oleh [[High Media Council (Rwanda)|High Media Council]].{{sfn|Reporters Without Borders|2010}}
 
[[Rwandatel]] adalah perusahaan telekomunikasi tertua di Rwanda. Perusahaan ini menyediakan 23.000 [[jaringan tetap]], sebagian besar untuk institusi pemerintah, bank, [[lembaga swadaya masyarakat]], dan kedutaan.{{sfn|Majyambere|2010}} Tingkat langganan jaringan tetap swasta sendiri masih rendah. Pada tahun 2011, penetrasi telepon genggam Rwanda tercatat sebesar 35%, naik 1% dibanding tahun sebelumnya.{{sfn|Butera|March 2011}} Layanan ponsel terbesar adalah [[MTN Group|MTN]], yang memiliki 2,5 juta pelanggan, sementara [[Tigo]], layanan terbesar kedua, memiliki 700.000 pelanggan.{{sfn|Butera|March 2011}} Layanan ponsel ketiga yang dijalankan oleh [[Bharti Airtel]] telah diluncurkan pada tahun 2012.{{sfn|Onyango|2012}} Rwandatel juga mengoperasikan layanan telepon genggam, namuntetapi regulator industri mencabut lisensinya pada April 2011 karena kegagalan perusahaan tersebut dalam mencapai komitmen investasi yang telah disepakati.{{sfn|Butera|April 2011}} Tingkat penetrasi internet masih rendah, namuntetapi meningkat pesat; pada tahun 2010, terdapat 7,7 pengguna internet per 100 orang, dibandingkan 2,1 per 100 pada tahun 2007.{{sfn|World Bank (II)}} Pada tahun 2011, jaringan komunikasi [[serat optik]] sepanjang {{convert|2300|km|mi}} yang menyediakan layanan [[jalur lebar]] (''broadband'') dan memfasilitasi perniagaan elektronik telah selesai dipasang.{{sfn|Reuters|2011}} Jaringan ini terhubung dengan [[SEACOM (sistem kabel Afrika)|SEACOM]], kabel serat optik bawah laut yang menghubungkan komunikasi di Afrika selatan dan timur. Di Rwanda, kabel tersebut terbentang di jalan-jalan besar, menghubungkan kota-kota di seluruh negara.{{sfn|Reuters|2011}} Layanan ponsel MTN juga menjalankan [[Wi-Fi|internet nirkabel]] yang dapat diakses di sebagian besar Kigali melalui abonemen prabayar.{{sfn|Butera|2010}}
 
=== Infrastruktur ===
Baris 100:
Pemerintah Rwanda memprioritaskan pendanaan pengembangan persediaan air selama dasawarsa 2000an.{{sfn|IDA|2009}} Pendanaan ini, bersama dengan dukungan donatur, membuahkan hasil, yaitu peningkatan pesat akses air bersih; pada tahun 2008, 73% penduduk memperoleh akses ke air bersih, dibandingkan 55% pada tahun 2005.{{sfn|IDA|2009}} Infrastruktur air negara meliputi sistem perkotaan dan pedesaan yang mengalirkan air ke publik, terutama melalui [[pipa goyang]] (''standpipe'') dan koneksi swasta ke wilayah perkotaan. Di daerah yang tidak dilayani oleh sistem tersebut, pompa tangan dan mata air digunakan.{{sfn|MINECOFIN|2002|pp=25–26}} Meskipun curah hujan tercatat melebihi {{convert|100|cm|in}} setiap tahunnya di banyak wilayah,{{sfn|BBC Weather|loc=Average Conditions}} air hujan tidak banyak dimanfaatkan.{{sfn|MINECOFIN|2002|pp=25–26}} Akses ke [[sanitasi]] tetap rendah; berdasarkan perkiraan PBB pada tahun 2006, hanya 34% penghuni perkotaan dan 20% penghuni pedesaan yang memiliki akses ke sanitasi yang layak.{{sfn|USAID|2008|p=3}} Kebijakan pemerintah untuk memperbaiki sanitasi masih kurang dan lebih tertumpu kepada wilayah perkotaan.{{sfn|USAID|2008|p=3}} Sebagian besar penduduk, baik di kota maupun di desa, menggunakan sanitasi publik.{{sfn|USAID|2008|p=3}}
 
Hingga dasawarsa 2000an, listrik Rwanda hampir sepenuhnya dihasilkan oleh pembangkit listrik [[hidroelektrik]]; pembangkit listrik di [[Danau Burera]] dan [[Danau Ruhondo|Ruhondo]] menghasilkan 90% listrik negara.{{sfn|World Resources Report|2011|p=3}} Akibat curah hujan yang rendah dan aktivitas manusia seperti penghisapan lahan basah Rugezi untuk penanaman dan penggembalaan, ketinggian air kedua danau tersebut menurun drastis semenjak tahun 1990; pada tahun 2004, ketinggian air telah berkurang hingga 50%, sehingga mengakibatkan jatuhnya produksi listrik di kedua pembangkit listrik tersebut.{{sfn|World Resources Report|2011|p=5}} Peristiwa ini, ditambah dengan meningkatnya permintaan karena pertumbuhan ekonomi, mengakibatkan kekurangan dan pemadaman listrik pada tahun 2004.{{sfn|World Resources Report|2011|p=5}} Pemerintah menanggapi dengan memasang [[generator diesel]] di sebelah utara Kigali; pada tahun 2006, generator tersebut menghasilkan 56% listrik negara, namuntetapi sangat mahal.{{sfn|World Resources Report|2011|p=5}} Pemerintah menetapkan beberapa kebijakan untuk menyelesaikan masalah ini, seperti merehabilitasi lahan basah Rugezi, yang memasok air ke Burera dan Ruhondo, serta membuat skema pemanfaatan gas metana dari Danau Kivu, yang diperkirakan akan meningkatkan produksi listrik negara sebesar 40%.{{sfn|AfDB|2011}} Untuk akses listrik sendiri, pada tahun 2009, hanya 6% penduduk Rwanda yang memiliki akses listrik.{{sfn|MININFRA|2009}}
 
Pemerintah telah meningkatkan investasi [[transportasi di Rwanda|infrastruktur transportasi di Rwanda]] semenjak genosida 1994, dengan bantuan dari Amerika Serikat, [[Uni Eropa]], Jepang, dan lainnya. Sistem transportasi berpusat di jaringan jalan, seperti jalan beraspal antara Kigali dengan kota-kota besar lain.{{sfn|AfDB|OECD Development Centre|2006|p=439}} Rwanda terhubung jalan dengan negara-negara lain di Afrika Timur, seperti Uganda, Tanzania, Burundi, dan [[Kenya]], serta ke kota [[Goma]] dan [[Bukavu]] di Republik Demokratik Kongo. Jalur perdagangan terpenting di Rwanda adalah jalan ke pelabuhan [[Mombasa]] melalui [[Kampala]] dan [[Nairobi]].{{sfn|TTCA|2004}} Bentuk transportasi umum utama di Rwanda adalah [[angkutan kota]]. Jalur ekspres menghubungkan kota-kota besar dan layanan lokal disediakan untuk sebagian besar desa di sepanjang jalan utama. Layanan bus tersedia untuk berbagai tujuan di negara tetangga. Negara ini memiliki [[Bandar Udara Internasional Kigali|bandar udara internasional]] di Kigali yang melayani satu penerbangan domestik dan beberapa penerbangan internasional.{{sfn|RwandAir}} Pada tahun 2011, negara ini belum memiliki jalur kereta api, meskipun pendanaan telah disediakan untuk studi kelayakan.{{sfn|AfDB|2009}} Meskipun tidak ada layanan transportasi air umum di kota-kota pelabuhan di Danau Kivu, terdapat layanan swasta terbatas, dan pemerintah telah melancarkan program yang mendukung pengembangan layanan penuh.{{sfn|AfDB|OECD Development Centre|2006|p=439}}
Baris 111:
Dengan 408 penduduk per kilometer persegi, kepadatan penduduk Rwanda merupakan salah satu yang tertinggi di Afrika. Sejarawan seperti [[Gérard Prunier]] meyakini bahwa genosida 1994 dapat dikaitkan dengan kepadatan penduduk.{{sfn|Prunier|1995|p=4}} Masyarakat Rwanda kebanyakan masih bersifat pedesaan, dan hanya ada sedikit kota besar; tempat tinggal penduduk sendiri menyebar secara merata di seluruh negara.{{sfn|Department of State (III)|2012}} Satu-satunya wilayah yang jarang dihuni adalah wilayah sabana di bekas provinsi [[Provinsi Umutara|Umutara]] dan Taman Nasional Akagera di timur.{{sfn|Streissguth|2007|p=11}} Kigali adalah kota terbesar dengan jumlah penduduk sebesar satu juta jiwa.{{sfn|Kigali City}} Peningkatan jumlah penduduk yang pesat merupakan tantangan bagi pengembangan infrastruktur.{{sfn|CIA (I)|2012}}{{sfn|Percival|Homer-Dixon|1995}}{{sfn|REMA (Chapter 2)|2009}} Kota penting lain adalah [[Gitarama (kota)|Gitarama]], [[Butare]], dan [[Gisenyi]], ketiganya memiliki jumlah penduduk di bawah 100.000 jiwa.{{sfn|National Census Service|2003|p=26}} Persentase penduduk perkotaan meningkat dari 6% pada tahun 1990,{{sfn|Percival|Homer-Dixon|1995}} menjadi 16,6% pada tahun 2006;{{sfn|National Institute of Statistics of Rwanda|2012|p=29}} namun, pada tahun 2011, persentasenya menurun sedikit menjadi 14.8%.{{sfn|National Institute of Statistics of Rwanda|2012|p=29}}
 
Rwanda sudah bersatu semenjak masa prakolonial,{{sfn|Appiah|Gates|2010|p=450}} dan penduduknya berasal dari satu kelompok etnik dan linguistik saja, yaitu [[Banyarwanda]];{{sfn|Mamdani|2002|p=52}} hal ini berbeda dengan sebagian besar negara di Afrika yang perbatasannya ditarik berdasarkan warisan kolonial dan tidak sesuai dengan batas etnis kerajaan-kerajaan prakolonial.{{sfn|Boyd|1979|p=1}} Di dalam kelompok Banyarwanda, terdapat tiga kelompok terpisah, yaitu Hutu (84% populasi pada tahun 2009), Tutsi (15%), dan Twa (1%).{{sfn|Prunier|1995|p=5}}{{sfn|CIA (I)|2012}} Twa adalah pigmi yang merupakan keturunan dari penduduk pertama Rwanda, namuntetapi para ahli masih belum sepakat mengenai asal usul dan perbedaan antara Hutu dan Tutsi.{{sfn|Mamdani|2002|pp=46–47}} Antropolog Jean Hiernaux menyatakan bahwa Tutsi adalah ras yang berbeda, dengan kecenderungan memiliki "kepala, wajah, dan hidung panjang dan kecil";{{sfn|Mamdani|2002|p=47}} antropolog lain, seperti Villia Jefremovas, meyakini bahwa tidak ada perbedaan fisik dan kategori tersebut tidak kaku secara historis.{{sfn|Jefremovas|1995}} Pada zaman prakolonial Rwanda, Tutsi merupakan kelompok yang berkuasa, sementara Hutu merupakan petani.{{sfn|Prunier|1995|pp=11–12}} Pemerintah Rwanda saat ini tidak menganjurkan perbedaan antara Hutu/Tutsi/Twa, dan telah menghapuskan klasifikasi tersebut di kartu identitas.{{sfn|Coleman|2010}}
 
=== Agama ===
 
[[Berkas:RwamaganaChurch.jpg|jmpl|Gereja Rwamagana|alt=Foto yang menggambarkan gereja Katolik di Rwamagana, Provinsi Timur, termasuk pintu masuk, fasad, menara bel yang terpisah, dan halaman depan yang berdebu.]]
Sebagian besar orang Rwanda memeluk agama Katolik, namuntetapi ada perubahan demografi keagamaan yang signifikan setelah genosida, dengan banyak orang yang menjadi Kristen [[Evangelis]] dan [[Islam]].{{sfn|Walker|April 2004}} Pada tahun 2006, 56,5% penduduk Rwanda memeluk agama Katolik, 37,1% [[Protestan]] (dengan 11,1% dari antaranya ber[[denominasi]] [[Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh|Advent Hari Ketujuh]]), dan Islam 4.6%,{{sfn|Department of State (II)|2007}} sementara 1,7% menyatakan tidak beragama.{{sfn|Department of State (II)|2007}} Agama tradisional Afrika, meskipun hanya dipeluk oleh 0,1% penduduk, tetap berpengaruh. Banyak orang Rwanda yang memandang bahwa Tuhan dalam agama Kristen sama dengan dewa tradisional Rwanda, ''[[Imana]]''.{{sfn|Wiredu|Abraham|Irele|Menkiti|2006|pp=236–237}}
 
=== Bahasa ===
Baris 125:
[[Berkas:Rwanda Classroom edited.png|jmpl|kiri|Pelajar-pelajar di sekolah menengah Rwanda.|alt=Foto yang menggambarkan 18 pelajar di sekolah perempuan yang mengenakan seragam putih dan abu-abu, dan seorang guru laki-laki dengan baju dan topi jingga, dengan wastafel putih dan jendela di latar belakang.]]
 
Pemerintah Rwanda menyediakan pendidikan gratis di sekolah negeri selama sembilan tahun: sembilan tahun di sekolah dasar dan tiga tahun di sekolah menengah.{{sfn|MINEDUC|2010|p=2}} Selama kampanye pemilihan umum tahun 2010, Presiden Kagame mengumumkan rencana penambahan menjadi dua belas tahun.{{sfn|Musoni|2010}} Banyak anak miskin yang tidak dapat bersekolah karena harus membeli seragam dan buku.{{sfn|Briggs|Booth|2006|p=27}} Ada banyak sekolah swasta di Rwanda (beberapa dijalankan oleh gereja) yang memiliki silabus yang sama, namuntetapi menetapkan biaya.{{sfn|Briggs|Booth|2006|p=27}} Hanya beberapa yang menawarkan kualifikasi internasional. Dari tahun 1994 hingga 2009, bahasa pengantar dalam pendidikan menengah adalah bahasa Prancis atau Inggris; karena meningkatnya hubungan antara Rwanda dengan Komunitas Afrika Timur dan Negara Persemakmuran, kini hanya silabus bahasa Inggris yang digunakan.{{sfn|McGreal|2009}} Di negara ini terdapat beberapa institut pendidikan tinggi seperti [[Universitas Nasional Rwanda]], [[Institut Sains dan Teknologi Kigali]] (KIST), dan [[Institut Pendidikan Kigali]].{{sfn|Briggs|Booth|2006|p=27}} Pada tahun 2009, [[rasio penerimaan bruto]] pendidikan tinggi di Rwanda tercatat sebesar 5%.{{sfn|World Bank (III)}} Tingkat [[melek huruf]] negara ini, yang didefinisikan sebagai orang berumur 15 atau lebih yang mampu membaca dan menulis, terbilang sebesar 71% pada tahun 2009, dibandingkan dengan 38% pada tahun 1978 dan 58% pada tahun 1991.{{sfn|World Bank (I)}}
{{Anchor|Health}}
[[Berkas:Butaro Hospital.jpg|jmpl|Sebuah rumah sakit di [[Butaro]], Provinsi Utara.|alt=Foto yang menggambarkan bangunan rumah sakit dengan bendera Rwanda berkibar di dekatnya. Foto diambil dari jalan masuk.]]
 
Kualitas kesehatan di Rwanda masih rendah, namuntetapi membaik. Angka kematian bayi telah menurun menjadi setengah dari angka kematian bayi pada periode 2005-2010.<ref>{{cite news|url=http://www.economist.com/node/21555571|work=The Economist|title=The best story in development|date=19 May 2012}}</ref> Negeri ini mengalami kekurangan tenaga medis profesional, dan terjadi pula kelangkaan dan ketidaktersediaan obat.{{sfn|WHO|2009|p=10}} Delapan puluh tujuh persen penduduk memiliki akses kesehatan, namuntetapi hanya ada dua doktor dan dua tenaga paramedis per 100.000 orang.{{sfn|UNDP (I)|2007|p=7}} Pemerintah mencoba memperbaiki keadaan ini sebagai bagian dari [[Visi 2020 (Rwanda)|Visi 2020]]. Pada tahun 2008, pemerintah mengalokasikan 9,7% pengeluaran nasional untuk kesehatan, dibandingkan dengan 3,2% pada tahun 1996.{{sfn|WHO|2009|p=10}} Pemerintah juga mendirikan institut pelatihan seperti [[Institut Kesehatan Kigali]].{{sfn|KHI|2012}} Asuransi kesehatan diwajibkan untuk semua orang pada tahun 2008;{{sfn|WHO|2008}} pada tahun 2010, lebih dari 90% telah terdaftar dalam asuransi.{{sfn|McNeil|2010}} Prevalensi beberapa penyakit telah berkurang, seperti pemberantasan [[tetanus]] maternal dan neonatal{{sfn|WHO|2009|p=4}} serta malaria,{{sfn|WHO|2009|p=5}} namun profil kesehatan Rwanda masih didominasi oleh penyakit menular.{{sfn|WHO|2009|p=4}} Prevalensi [[HIV/AIDS]] di Rwanda diklasifikasikan sebagai epidemik umum oleh [[Organisasi Kesehatan Dunia]]; diperkirakan 7,3% penduduk kota dan 2,2% penduduk desa yang berumur antara 15 hingga 49 tahun mengidap HIV positif.{{sfn|WHO|2009|p=5}}
{{-}}
 
Baris 138:
Musik dan tari merupakan bagian penting dalam upacara, festival, perkumpulan sosial, dan penceritaan Rwanda. Tari tradisional yang paling terkenal adalah gerakan terkoreografi yang terdiri dari tiga komponen: ''[[umushagiriro]]'', atau tari sapi, dilakukan oleh perempuan;{{sfn|Rwanda Development Gateway}} ''[[intore]]'', atau tari pahlawan, dilakukan oleh laki-laki;{{sfn|Rwanda Development Gateway}} dan penabuhan drum ''ingoma'' yang juga dilakukan oleh laki-laki.{{sfn|RMCA}} Kelompok tari yang paling dikenal adalah [[Urukerereza]] yang didirikan oleh Presiden Habyarimana pada tahun 1974 dan telah menampilkan tarian baik di kancah nasional maupun internasional.{{sfn|Briggs|2004}} Secara tradisional, musik diturunkan secara lisan, dan gayanya bervariasi berdasarkan kelompok sosial. Drum merupakan instrumen yang sangat penting; penabuh drum kerajaan memperoleh status yang tinggi di istana Raja (''Mwami'').{{sfn|Adekunle|2007|pp=135–136}} Penabuh drum bermain bersama dalam suatu kelompok yang besarnya bervariasi, biasanya terdiri dari tujuh hingga sembilan orang.{{sfn|Adekunle|2007|p=139}} Industri musik populer Rwanda sendiri terus berkembang dan dipengaruhi oleh musik Afrika Timur, Kongo, dan Amerika. Genre yang paling populer adalah [[hip hop]], dengan perpaduan [[rap]], [[ragga]], [[R&B]], dan [[dance-pop]].{{sfn|Mbabazi|2008}}
 
Masakan Rwanda didasarkan dari [[makanan pokok]] lokal yang dihasilkan oleh agrikultur teras seperti pisang, [[plantain]] (dikenal dengan nama [[kacang]], [[ubi jalar]], dan [[singkong]].{{sfn|Adekunle|2007|p=81}} Banyak orang Rwanda yang tidak memakan daging lebih dari beberapa kali sebulan.{{sfn|Adekunle|2007|p=81}} Bagi mereka yang tinggal di dekat danau, [[tilapia]] merupakan makanan populer.{{sfn|Adekunle|2007|p=81}} Kentang yang dibawa ke Rwanda oleh Jerman dan Belgia juga sangat populer.{{sfn|Adekunle|2007|p=13}} ''[[Ugali|Ubugari]]'' (atau ''umutsima''), atau adonan yang terbuat dari singkong atau jagung dan air untuk menghasilkan makanan yang konsistensinya mirip dengan [[bubur]], dimakan di seluruh Afrika Timur.{{sfn|Auzias|2007|p=74}} ''[[Isombe]]'' terbuat dari daun singkong yang dihaluskan dan disajikan dengan ikan yang dikeringkan.{{sfn|Adekunle|2007|p=13}} Makan siang biasa berupa prasmanan yang disebut ''mélange'', yang terdiri dari makanan pokok di atas dan kadang-kadang daging.{{sfn|Briggs|Booth|2006|p=66}} [[Brochette]] merupakan makanan yang paling populer di sore hari, biasanya terbuat dari kambing, namuntetapi kadang bisa juga dari [[babat (makanan)|babat]], sapi, atau ikan.{{sfn|Briggs|Booth|2006|p=66}} Di banyak bar di wilayah pedesaan, terdapat penjual brochette yang menjagal kambing, memanggang daging, dan menyajikannya dengan pisang panggang.{{sfn|Anyango|2010}} Susu, terutama dalam bentuk yoghurt terfermentasi yang disebut ''[[ikivuguto]]'', merupakan minuman umum di Rwanda.{{sfn|Nzabuheraheza|2005}} Minuman lain adalah bir tradisional ''[[urwagwa]]'' yang terbuat dari sorgum atau pisang dan disajikan di ritual dan upacara tradisional.{{sfn|Adekunle|2007|p=13}} Bir komersial yang diseduh di Rwanda meliputi [[bir Primus|Primus]], [[bir Mützig|Mützig]], dan [[bir Amstel|Amstel]].{{sfn|Auzias|2007|p=74}}
 
[[Berkas:Igiseke.jpg|jmpl|lurus|Keranjang tenun Rwanda.|alt=Foto yang menggambarkan keranjang tenun.]]
Seni dan kerajinan tradisional dibuat di seluruh negara, meskipun sebagian besar biasanya berupa barang fungsional dan bukan dekorasi. Terdapat banyak keranjang dan mangkuk tenun.{{sfn|Adekunle|2007|pp=68–70}} ''[[Imigongo]]'', seni kotoran sapi yang unik, dihasilkan di Rwanda tenggara, dan sudah menjadi tradisi semenjak masa kerajaan [[Gisaka]] yang independen. Kotoran dicampur dengan tanah yang warnanya bermacam-macam dan dilukis ke bubungan berpola untuk membuat bentuk geometris.{{sfn|Briggs|Booth|2006|p=243–244}} Kerajinan lain berupa tembikar dan ukiran kayu.{{sfn|Briggs|Booth|2006|p=31}} Gaya rumah tradisional memanfaatkan bahan yang tersedia di sekitar; rumah lumpur bundar dan persegi panjang dengan atap jerami rumput (disebut ''nyakatsi'') merupakan yang paling umum. Pemerintah telah melancarkan program untuk menggantikannya dengan bahan yang lebih modern seperti besi.{{sfn|Ntambara|2009}}{{sfn|Adekunle|2007|p=75}}
 
Di Rwanda tidak ada sejarah kepujanggaan yang panjang, namuntetapi terdapat tradisi lisan yang kuat dan bervariasi dari puisi hingga cerita rakyat. Sebagian besar nilai moral dan rincian sejarah Rwanda telah diturunkan dari generasi ke generasi. Tokoh kepujanggaan yang paling terkenal adalah [[Alexis Kagame]] (1912–1981) yang melakukan penelitian terhadap tradisi lisan Rwanda dan juga menulis puisinya sendiri.{{sfn|Briggs|Booth|2006|p=29}} Genosida Rwanda mengakibatkan munculnya catatan saksi, esai, dan cerita fiksi yang dibuat oleh penulis generasi baru seperti [[Benjamin Sehene]]. Sejumlah film yang menggambarkan Genosida Rwanda telah dihasilkan, seperti ''[[Hotel Rwanda]]'', ''[[Shake Hands with the Devil (film 2007)|Shake Hands with the Devil]]'', ''[[Sometimes in April]]'', dan ''[[Shooting Dogs]]''.{{sfn|Milmo|2006}}
 
Terdapat sebelas [[hari libur nasional di Rwanda|hari libur nasional]] di Rwanda; kadang-kadang pemerintah juga menambah hari libur lain .{{sfn|Embassy of Rwanda in Sudan}} Satu minggu setelah Hari Peringatan Genosida pada 7 April ditetapkan sebagai minggu berkabung resmi.{{sfn|Directorate General of Immigration and Emigration|p=5}} Hari Sabtu terakhir dalam setiap bulan disebut ''[[umuganda]]'', dan merupakan hari nasional untuk layanan masyarakat, dan biasanya jasa-jasa ditutup dari pukul 07:00 pada pagi hari hingga pukul 12:00 pada siang hari.{{sfn|Gahindiro|2008}}