Rwanda: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 92:
Pemerintah Rwanda memprioritaskan pendanaan pengembangan persediaan air selama dasawarsa 2000an.{{sfn|IDA|2009}} Pendanaan ini, bersama dengan dukungan donatur, membuahkan hasil, yaitu peningkatan pesat akses air bersih; pada tahun 2008, 73% penduduk memperoleh akses ke air bersih, dibandingkan 55% pada tahun 2005.{{sfn|IDA|2009}} Infrastruktur air negara meliputi sistem perkotaan dan pedesaan yang mengalirkan air ke publik, terutama melalui [[pipa goyang]] (''standpipe'') dan koneksi swasta ke wilayah perkotaan. Di daerah yang tidak dilayani oleh sistem tersebut, pompa tangan dan mata air digunakan.{{sfn|MINECOFIN|2002|pp=25–26}} Meskipun curah hujan tercatat melebihi {{convert|100|cm|in}} setiap tahunnya di banyak wilayah,{{sfn|BBC Weather|loc=Average Conditions}} air hujan tidak banyak dimanfaatkan.{{sfn|MINECOFIN|2002|pp=25–26}} Akses ke [[sanitasi]] tetap rendah; berdasarkan perkiraan PBB pada tahun 2006, hanya 34% penghuni perkotaan dan 20% penghuni pedesaan yang memiliki akses ke sanitasi yang layak.{{sfn|USAID|2008|p=3}} Kebijakan pemerintah untuk memperbaiki sanitasi masih kurang dan lebih tertumpu kepada wilayah perkotaan.{{sfn|USAID|2008|p=3}} Sebagian besar penduduk, baik di kota maupun di desa, menggunakan sanitasi publik.{{sfn|USAID|2008|p=3}}
 
Hingga dasawarsa 2000an, listrik Rwanda hampir sepenuhnya dihasilkan oleh pembangkit listrik [[hidroelektrik]]; pembangkit listrik di [[Danau Burera]] dan [[Danau Ruhondo|Ruhondo]] menghasilkan 90% listrik negara.{{sfn|World Resources Report|2011|p=3}} Akibat curah hujan yang rendah dan aktivitas manusia seperti penghisapan lahan basah Rugezi untuk penanaman dan penggembalaan mengakibatkan menurunnya, ketinggian air kedua danau tersebut darimenurun drastis semenjak tahun 1990; pada tahun 2004, ketinggian air telah berkurang hingga 50%, sehingga mengakibatkan jatuhnya produksi listrik di kedua pembangkit listrik tersebut.{{sfn|World Resources Report|2011|p=5}} Peristiwa ini, ditambah dengan meningkatnya permintaan karena pertumbuhan ekonomi, mengakibatkan kekurangan dan pemadaman listrik pada tahun 2004.{{sfn|World Resources Report|2011|p=5}} Pemerintah menanggapi dengan memasang [[generator diesel]] di sebelah utara Kigali; pada tahun 2006, generator tersebut menghasilkan 56% listrik negara, namun sangat mahal.{{sfn|World Resources Report|2011|p=5}} Pemerintah menetapkan beberapa kebijakan untuk menyelesaikan masalah ini, seperti merehabilitasi lahan basah Rugezi, yang memasok air ke Burera dan Ruhondo, serta membuat skema pemanfaatan gas metana dari Danau Kivu, yang diperkirakan akan meningkatkan produksi listrik negara sebesar 40%.{{sfn|AfDB|2011}} Namun, pada tahun 2009, hanya 6% penduduk Rwanda yang memiliki akses listrik.{{sfn|MININFRA|2009}}
 
Pemerintah telah meningkatkan investasi [[transportasi di Rwanda|infrastruktur transportasi di Rwanda]] semenjak genosida 1994, dengan bantuan dari Amerika Serikat, [[Uni Eropa]], Jepang, dan lainnya. Sistem transportasi berpusat di jaringan jalan, seperti jalan beraspal antara Kigali dengan kota-kota besar lain.{{sfn|AfDB|OECD Development Centre|2006|p=439}} Rwanda terhubung dengan negara lain di Afrika Timur, seperti Uganda, Tanzania, Burundi, dan [[Kenya]], serta ke kota [[Goma]] dan [[Bukavu]] di Republik Demokratik Kongo. Jalur perdagangan terpenting di Rwanda adalah jalan ke pelabuhan [[Mombasa]] melalui [[Kampala]] dan [[Nairobi]].{{sfn|TTCA|2004}} Bentuk transportasi umum utama di Rwanda adalah [[angkutan kota]]. Jalur ekspres menghubungkan kota-kota besar dan layanan lokal disediakan untuk sebagian besar desa di sepanjang jalan utama. Layanan bus tersedia untuk berbagai tujuan di negara tetangga. Negara ini memiliki [[Bandar Udara Internasional Kigali|bandar udara internasional]] di Kigali yang melayani satu penerbangan domestik dan beberapa penerbangan internasional.{{sfn|RwandAir}} Pada tahun 2011, negara ini belum memiliki jalur kereta api, meskipun pendanaan telah disediakan untuk studi kelayakan.{{sfn|AfDB|2009}} Meskipun tidak ada layanan transportasi air umum di kota-kota pelabuhan di Danau Kivu, terdapat layanan swasta terbatas, dan pemerintah telah melancarkan program yang mendukung pengembangan layanan penuh.{{sfn|AfDB|OECD Development Centre|2006|p=439}}