Sakramen (Katolik): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Perbaikan tata bahasa
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
 
(21 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{for|tanda suci (obyekobjek materi atau tindakan) yang memiliki kemiripan dengan Sakramen|Sakramentali}}
'''Sakramen''' ({{lang-en|sacrament}}) —dengan kata sifatnya '''sakramental''' ({{lang-en|sacramental}}), sebagaimana dipahami oleh [[Gereja Katolik Roma|Gereja Katolik]], adalah tanda yang terlihat, yang dapat ditangkap oleh [[panca inderaindra]], yang dilembagakan oleh [[Yesus]] dan dipercayakan kepada [[Gereja]], sebagai sarana yang dengannya rahmat dari Allah dinyatakan melalui tanda yang diterimakan, yang membantu penerimanya untuk berkembang dalam kekudusan, dan berkontribusi kepada pertumbuhan Gereja dalam amal-kasih dan kesaksian. [[Gereja Katolik Ritus Timur]] umumnya menyebut Sakramen dengan istilah "Misteri" atau "Misteri Suci".
[[Berkas:Seven Sacraments Rogier.jpg|thumbjmpl|380px|''Ketujuh Sakramen'' oleh [[Rogier van der Weyden]], sekitar 1448.]]
Meskipun tidak semua orang dapat menerima semua sakramen, sakramen-sakramen secara keseluruhan dipandang sebagai sarana penting bagi keselamatan umat beriman, yang menganugerahkan rahmat tertentu dari tiap sakramen tersebut, misalnya dipersatukan dengan [[Kristus]] dan Gereja, pengampunan [[Dosa (Kristen)|dosa]]-[[Dosa (Kristen)|dosa]], atau punataupun pengkhususan ([[konsekrasi]]) untuk suatu pelayanan tertentu.
 
Gereja Katolik mengajarkan bahwa dampak dari suatu sakramen itu ada, yaitu ''ex opere operato'' (oleh kenyataan bahwa sakramen itu dilayankan), tanpa memperhitungkan [[kudus|kekudusan]] pribadi pelayan yang melayankannya. Tetapi kurang layaknya kondisi penerima untuk menerima rahmat yang dianugerahkan tersebut dapat menghalangi efektivitas sakramen itu baginya; sakramen memerlukan adanya [[iman]] meskipun kata-kata dan elemen-elemen ritualnya berdampak menyuburkan, menguatkan, dan memberi ekspresi bagi iman (Kompendium [[Katekismus Gereja Katolik]]'', 224).
Baris 8:
Gereja katolik mengajarkan adanya tujuh sakramen, dan diurutkan dalam Katekismus Gereja Katolik (KGK) sebagai berikut:
 
* [[Baptisan|Pembaptisan]]: [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P3G.HTM KGK 1213–1284]
* [[Penguatan]], juga disebut Krisma (KGK 1289): [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P3P.HTM KGK 1285–1321]
* [[Sakramen Ekaristi (Gereja Katolik)|Ekaristi]]: [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P3W.HTM KGK [1322–1419][123 4567 890]
* [[Sakramen Tobat (Gereja Katolik)|Rekonsiliasi]](umumnya disebut "Pengakuan Dosa"):[http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P46.HTM KGK 1422–1498]
* [[Pengurapan orang sakit]]: [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P4J.HTM KGK 1499–1532]
* [[Sakramen Imamat (Gereja Katolik)|Imamat]]: [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P4R.HTM KGK 1536–1600]
* [[PernikahanSakramen Perkawinan (Gereja Katolik)|Perkawinan]]: [http://www.vatican.va/archive/ENG0015/__P50.HTM KGK 1601–1666]
 
Penjelasan tiap sakramen tersebut berikut ini terutama didasarkan atas ''Kompendium Katekismus Gereja Katolik''.
[Saat dibabtis berarti dosa kita sudah dihapus dan menjadi anggota YESUS KRISTUS]
 
== Sakramen-sakramen Inisiasi ==
=== Pembaptisan ===
{{utama|Baptisan}}
[[Berkas:BaptismalFontStRaphaelDubuque.jpg|thumbnailjmpl|leftkiri|250px|Baptisterium (bejana/ruang/tempat pembaptisan) dalam [[Katedral]] St. Rafael, Dubuque, [[Iowa]]. Bejana khusus ini diperluas pada tahun 2005 untuk mencakup sebuah kolam kecil bagi pembaptisan selam orang dewasa, delapan sisi pada bejana melambangkan delapan jiwa yang terselamatkan oleh Bahtera Nuh.]]
 
Pembaptisan adalah sakramen pertama dan mendasar dalam inisiasi Kristiani. Sakramen ini dilayankan dengan cara menyelamkan si penerima ke dalam air atau dengan mencurahkan (tidak sekadar memercikkan) air ke atas kepala si penerima dengan rumusan "dalam nama [[Allah Bapa]] dan [[Allah Putra]] dan [[Roh Kudus]] " (Matius 28:19). Pelayan sakramen ini biasanya seorang [[uskup]] atau [[imam]], atau (dalam Gereja [[Misa Latin|Latin]], namun tidak demikian halnya dalam [[Gereja Timur]]) seorang diakon.
 
Dalam keadaan darurat, siapapun yang berniat untuk melakukan apa yang dilakukan Gereja, bahkan jika orang itu bukanlah seorang [[Kristiani]], dapat membaptis.
Baris 35 ⟶ 36:
=== Penguatan ===
{{utama|Penguatan}}
Penguatan atau Krisma adalah sakramen ketigakedua dalam inisiasi Kristiani. Sakramen ini diberikan dengan cara mengurapi penerimanya dengan Krisma, minyak yang telah dicampur sejenis [[balsam]], yang memberinya aroma khas, disertai doa khusus yang menunjukkan bahwa, baik dalam variasi Barat maupun Timurnya, karunia Roh Kudus menandai si penerima seperti sebuah meterai. Melalui sakramen ini, rahmat yang diberikan dalam pembaptisan "diperkuat dan diperdalam" .<ref name =KGK_1303>[http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p2s2c1a2.htm KGK 1303]</ref>.
 
Seperti pembaptisan, penguatan hanya diterima satu kali, dan si penerima harus dalam keadaan layak (artinya bebas dari dosa-maut apapun yang diketahui dan yang belum diakui) agar dapat menerima efek sakramen tersebut. Pelayan sakramen ini adalah seorang [[uskup]] yang ditahbiskan secara sah; jika seorang imam (presbiter) melayankan sakramen ini — sebagaimana yang biasa dilakukan dalam Gereja-Gereja Timur dan dalam keadaan-keadaan istimewa (seperti pembabtisan orang dewasa atau seorang anak kecil yang sekarat) dalam Gereja Ritus-Latin (KGK 1312–1313) — hubungan dengan jenjang imamat di atasnya ditunjukkan oleh minyak (dikenal dengan nama '''''krisma''''' atau '''''myron''''') yang telah diberkati oleh uskup dalam perayaan [[Kamis Putih]] atau pada hari yang dekat dengan hari itu. Di Timur sakramen ini dilayankan segera sesudah pembaptisan. Di Barat, di mana administrasi biasanya dikhususkan bagi orang-orang yang sudah dapat memahami arti pentingnya, sakramen ini ditunda sampai si penerima mencapai usia awal kedewasaan; biasanya setelah yang bersangkutan diperbolehkan menerima sakramen [[Ekaristi]], sakramen ketiga dari inisiasi Kristiani. Kian lama kian dipulihkan urut-urutan tradisional sakramen-sakramen inisiasi ini, yakni diawali dengan pembaptisan, kemudian penguatan, barulah Ekaristi.
 
=== Ekaristi ===
{{utama|PerjamuanSakramen KudusEkaristi (Gereja Katolik)}}
Ekaristi adalah sakramen (yang kedua dalam inisiasi Kristiani) yang dengannya umat Katolik mengambil bagian dari [[Tubuh]] dan [[Darah]] [[Yesus Kristus]] serta turut serta dalam pengorbanan diri-Nya. Aspek pertama dari sakramen ini (yakni mengambil bagian dari Tubuh dan Darah Yesus Kristus) disebut pula [[Komuni Suci]]. Roti (yang harus terbuat dari gandum, dan yang tidak diberi [[ragi]] dalam [[ritus Latin]], [[Armenia]] dan [[Ethiopia]], namun diberi ragi dalam kebanyakan [[Ritus Timur]]) dan anggur (yang harus terbuat dari buah anggur) yang digunakan dalam [[ritus]] Ekaristi, dalam iman Katolik, ditransformasi dalam segala hal kecuali wujudnya yang kelihatan menjadi Tubuh dan Darah Kristus, perubahan ini disebut [[transubstansiasi]]. Substansiasi adalah perubahan seluruh substansi roti kedalam substansi tubuh kristus (saat konsegrasi).
 
Hanya [[uskup]] atau [[imam]] yang dapat menjadi pelayan Sakramen Ekaristi, dengan bertindak selaku pribadi Kristus sendiri. [[Diakon]] serta imam biasanya adalah pelayan Komuni Suci, umat awam dapat diberi wewenang dalam lingkup terbatas sebagai pelayan luar biasa Komuni Suci. Ekaristi dipandang sebagai "sumber dan puncak" kehidupan Kristiani, tindakan pengudusan yang paling istimewa oleh Allah terhadap umat beriman dan tindakan penyembahan yang paling istimewa oleh umat beriman terhadap Allah, serta sebagai suatu titik dimana umat beriman terhubung dengan liturgi di surga. Betapa pentingnya sakramen ini sehingga partisipasi dalam perayaan Ekaristi ([[Misa]]) dipandang sebagai kewajiban pada setiap hari Minggu dan hari raya khusus, serta dianjurkan untuk hari-hari lainnya. Dianjurkan pula bagi umat yang berpartisipasi dalam Misa untuk, dalam kondisi rohani yang layak, menerima Komuni Suci. Menerima Komuni Suci dipandang sebagai kewajiban sekurang-kurangnya setahun sekali selama masa [[Paskah]].
Baris 47 ⟶ 48:
== Sakramen-sakramen Penyembuhan ==
=== Rekonsiliasi ===
{{utama|PengakuanSakramen dosaTobat (Gereja Katolik)}}
[[Sakramen]] rekonsiliasiRekonsiliasi adalah yang pertama dari kedua sakramen penyembuhan, dan juga disebut Sakramen [[Pengakuan dosa|Pengakuan Dosa]], Sakramen Tobat, dan Sakramen Pengampunan.<ref>[{{Cite web |url=http://www.usccb.org/catechism/text/pt2sect2chpt2.htm#i |title=KGK 1423–1424] |access-date=2007-01-26 |archive-date=2007-12-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20071212084912/http://www.usccb.org/catechism/text/pt2sect2chpt2.htm#i |dead-url=yes }}</ref>. Sakramen ini adalah sakramen penyembuhan [[rohani]] dari seseorang yang telah dibaptis yang terjauhkan dari Allah karena telah berbuat [[dosa (kristen)|dosa]]. Sakramen ini memiliki empat unsur: penyesalan si [[peniten]] (si pengaku dosa) atas dosanya (tanpa hal ini ritus rekonsiliasi akan sia-sia), pengakuan kepada seorang imam (boleh saja secara spirutual akan bermanfaat bagi seseorang untuk mengaku dosa kepada yang lain, akan tetapi hanya imam yang memiliki kuasa untuk melayankan sakramen ini), [[absolusi]] (pengampunan) oleh imam, dan penyilihan.
 
"Banyak dosa yang merugikan sesama. Seseorang harus melakukan melakukan apa yang mungkin dilakukannya guna memperbaiki kerusakan yang telah terjadi (misalnya, mengembalikan barang yang telah dicuri, memulihkan nama baik seseorang yang telah difitnah, memberi ganti rugi kepada pihak yang telah dirugikan). Keadilan yang sederhana pun menuntut yang sama. Akan tetapi dosa juga merusak dan melemahkan si pendosa sendiri, serta hubungannya dengan Allah dan sesama. Si pendosa yang bangkit dari dosa tetap harus memulihkan sepenuhnya kesehatan rohaninya dengan melakukan lagi sesuatu untuk memperbaiki kesalahannya: dia harus 'melakukan silih bagi' atau 'memperbaiki kerusakan akibat' dosa-dosanya. Penyilihan ini juga disebut '[[penitensi]]'" (KGK 1459). Pada awal abad-abad Kekristenan, unsur penyilihan ini sangat berat dan umumnya mendahului absolusi, namun sekarang ini biasanya melibatkan suatu tugas sederhana yang harus dilaksanakan oleh si peniten, untuk melakukan beberapa perbaikan dan sebagai suatu sarana pengobatan untuk menghadapi pencobaan selanjutnya.
 
Imam yang bersangkutan terikat oleh "[[Meterai Pengakuan (Gereja Katolik)|meterai pengakuan dosa]]", yang tak boleh dirusak. "Oleh karena itu, benar-benar salah bila seorang konfesor (pendengar pengakuan) dengan cara apapun mengkhianati peniten, untuk alasan apapun, baik dengan perkataan maupun dengan jalan lain" (kanon 983 dalam [[Kitab Hukum Kanonik 1983|Hukum Kanonik]]). Seorang konfesor yang secara langsung merusak meterai sakramental tersebut otomatis dikenai [[ekskomunikasi]] (hukuman pengucilan) yang hanya dapat dicabut oleh [[Tahta Suci]] (kanon 1388).
 
=== Pengurapan Orang Sakit ===
Baris 58 ⟶ 59:
Pengurapan Orang Sakit adalah sakramen penyembuhan yang kedua. Dalam sakramen ini seorang imam mengurapi si sakit dengan [[Perminyakan (agama)|minyak]] yang khusus diberkati untuk upacara ini. "Pengurapan orang sakit dapat dilayankan bagi setiap umat beriman yang, karena telah mencapai penggunaan akal budi, mulai berada dalam bahaya yang disebabkan sakit atau usia lanjut" (kanon 1004; KGK 1514). Baru menderita sakit ataupun makin memburuknya kondisi kesehatan membuat sakramen ini dapat diterima berkali-kali oleh seseorang.
 
Dalam tradisi Gereja [[Barat]], sakramen ini diberikan hanya bagi orang-orang yang berada dalam [[sakratul maut]], sehingga dikenal pula sebagai "Pengurapan Terakhir", yang dilayankan sebagai salah satu dari "Ritus-Ritus Terakhir". "Ritus-Ritus Terakhir" yang lain adalah pengakuan dosa (jika orang yang sekarat tersebut secara fisik tidak memungkinkan untuk mengakui [[dosa (kristen)|dosadosanya]]nya, maka minimal diberikan [[absolusi]], yang tergantung pada ada atau tidaknya penyesalan si sakit atas dosa-dosanya), dan [[Ekaristi]], yang bilamana dilayankan kepada orang yang sekarat dikenal dengan sebutan "[[Viaticum]]", sebuah kata yang arti aslinya dalam [[bahasa Latin]] adalah "bekal perjalanan".
 
== Sakramen-sakramen Panggilan ==
Baris 73 ⟶ 74:
Orang-orang yang berkeinginan menjadi imam dituntut oleh [[Hukum kanon|Hukum Kanonik]] (Kanon 1032 dalam Kitab Hukum Kanonik) untuk menjalani suatu program [[seminari]] yang selain berisi studi filsafat dan teologi sampai lulus, juga mencakup suatu program formasi yang meliputi pengarahan rohani, berbagai retreat, pengalaman apostolat (semacam Kuliah Kerja Nyata), dst. Proses pendidikan sebagai persiapan untuk pentahbisan sebagai diakon permanen diatur oleh Konferensi Wali Gereja terkait.
 
=== PernikahanPerkawinan ===
{{utama|Sakramen Perkawinan (Gereja Katolik)}}
[[Pernikahan]] atau [[Perkawinan]], seperti Imamat, adalah suatu sakramen yang mengkonsekrasi penerimanya guna suatu misi khusus dalam pembangunan [[Gereja]], serta menganugerahkan rahmat demi perampungan misi tersebut. [[Sakramen]] ini, yang dipandang sebagai suatu tanda cinta-kasih yang menyatukan Kristus dengan Gereja, menetapkan di antara kedua pasangan suatu ikatan yang bersifat permanen dan eksklusif, yang dimeteraikan oleh Allah. Dengan demikian, suatu pernikahan antara seorang pria yang sudah dibaptis dan seorang wanita yang sudah dibaptis, yang dimasuki secara sah dan telah disempurnakan dengan persetubuhan, tidak dapat diceraikan sebab di dalam [[kitab suci]] tertulis ''Justru karena ketegaran hatimulah maka [[Musa]] menuliskan perintah ini untuk kamu. Sebab pada awal dunia, Allah menjadikan mereka laki-laki dan perempuan, sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan istrinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia. Ketika mereka sudah di rumah, murid-murid itu bertanya pula kepada Yesus tentang hal itu. Lalu kata-Nya kepada mereka: ”Barangsiapa menceraikan istrinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap istrinya itu. Dan jika si istri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat [[zina]]."'' ([[Injil Markus|Mrk]]. 10:1–12)
 
Sakramen ini menganugerahkan kepada pasangan yang bersangkutan rahmat yang mereka perlukan untuk mencapai kekudusan dalam kehidupan perkawinan mereka serta untuk menghasilkan dan mengasuh anak-anak mereka dengan penuh tanggung jawab. Sakramen ini dirayakan secara terbuka di hadapan imam (atau saksi lain yang ditunjuk oleh Gereja) serta saksi-saksi lainnya, meskipun dalam tradisi [[teologis]] Gereja Latin yang melayankan sakramen ini adalah kedua pasangan yang bersangkutan.
Baris 85 ⟶ 86:
Sebagaimana dijelaskan di atas, efek dari sakramen-sakramen timbul ''[[ex opere operato]]'' (oleh kenyataan bahwa sakramen-sakramen tersebut dilayankan). Karena Kristus sendiri yang bekerja melalui sakramen-sakramen, maka efektivitas sakramen-sakramen tidak tergantung pada kelayakan si pelayan.
 
Meskipun demikian, sebuah pelayanan sakramen yang dapat dipersepsi akan invalid, jika orang yang bertindak selaku pelayan tidak memiliki kuasa yang diperlukan untuk itu, misalnya jika seorang diakon merayakan [[Misa]]. Sakramen-sakramen juga invalid jika "materi"''materia'' atau "formula"''forma''-nya kurang sesuai daripadadengan yang seharusnya. Materi''Materia'' adalah benda material yang dapat dipersepsi, seperti air (bukannya anggur) dalam pembaptisan atau roti dari tepung gandum dan anggur dari buah anggur (bukannya kentang dan bir) untuk [[Ekaristi]], atau tindakan yang nampaktampak. Formula''Forma'' adalah pernyataan verbal yang menyertai pemberian materi, seperti (dalam Gereja Barat), "N., Aku membaptis engkau dalam nama Bapa, dan Putera, dan Roh Kudus". Lebih jauh lagi, jika si pelayan positif mengeluarkan beberapa aspek esensial dari sakramen yang dilayankannya, maka sakramen tersebut invalid. Syarat terakhir berada di balik penilaian Tahta Suci pada tahun 1896 yang menyangkal validitas imamat [[Anglikan]].
 
Sebuah sakramen dapat dilayankan secara valid atau sah, namun tidak licit, jika suatu syarat yang diharuskan oleh hukum tidak dipenuhi. Kasus-kasus yang ada misalnya pelayanan sakramen oleh seorang imam yang tengah dikenai hukuman ekskomunikasi atau suspensi, dan pentahbisan uskup tanpa mandat dari Sri Paus.
Baris 147 ⟶ 148:
 
== Pranala luar ==
* (id) [http://ekaristi.org/kat ''Katekismus Gereja Katolik'' mengenai Ketujuh Sakramen] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20111104103735/http://www.ekaristi.org/kat/ |date=2011-11-04 }}
* (id) [http://www.ekaristi.org/dokumen/dokumen.php?subaction=showfull&id=1140381976&archive=&start_from=&ucat=1& Referensi Sakramen dalam Kitab Suci]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{en}}[http://www.americancatholic.org/Features/Sacraments/default.asp Tanda-Tanda dan Instrumen-Instrumen Rahmat Allah dari Ketujuh Sakramen Katolik] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110228191933/http://www.americancatholic.org/Features/Sacraments/default.asp |date=2011-02-28 }}
 
{{Sakramen gereja Katolik}}