Saridjah Niung: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(43 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 6:
|birth_name = Saridjah Niung
|othernames = Saridjah Niung Bintang Soedibjo, Ibu Soed
|birth_date = {{Birth date|1908|03|26
|birth_place =
|death_date =
|death_place =
|resting_place = [[Kabupaten Bandung Barat|Bandung Barat]], [[Jawa Barat]], Indonesia
|occupation = Staf pengajar [[HIS|Hollandsch-Inlandsche School (HIS)]], Petojo, Jalan Kartini, dan Arjuna.
|language = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
|nationality =
|ethnicity = Sunda-Bugis-Tionghoa
|citizenship =
|organization =* Indonesia Muda (1926).
* Tonil Amatir.
|years active = [[1927]]–[[1993]]
|education = [[Kweekschool|''Hoogere Kweek School'']] [[Bandung]] (Pendidikan [[penyanyi|Seni Suara]] dan [[Musik]])
|known_for = [[Pemusik]], [[guru]] [[musik]], [[komponis]], [[penyiar
|alma_mater =
|period =
|genre =
|subject =
|movement =
|notableworks = ''Tanah Airku''
|spouse = [[Raden Mas Bintang Soedibjo]]
|parents = Mohammad Niung (ayah)
|children = Raden Ayu Sri Sufinati Bintang Soedibjo (1927-1979), menikah dengan Drs. Raden Panji Purnomo Tedjokusumo<br />Raden Ajeng Winarni Bintang Soedibjo (1929-1931), meninggal ketika bayi<br />Raden Ayu Krisnani Bintang Soedibjo (1931-1980), menikah dengan GF. Mambu
|relatives = Mang Udel (menantu)
|religion = Islam
|influences =
|influenced =
|awards =* [[
* '''Empu Lagu Anak-Anak Indonesia'''. Penghargaan [[
* '''Perintis Batik Terang Bulan Konsepsi Bung Karno'''. Penghargaan [[
* Anugerah Penyiaran Ramah Anak 2018 kategori Pencipta Lagu Anak Legendaris (Penghargaan Khusus)
|signature =
|signature_alt =
|
|portaldisp =
}}
'''Saridjah Niung'''
== Latar belakang ==
Baris 48 ⟶ 49:
Kemahiran Saridjah di bidang [[musik]], terutama bermain [[biola]], sebagian besar dipelajari dari [[ayah angkat]]nya, Prof. Dr. Mr. J.F. Kramer, seorang pensiunan [[Wakil Ketua]] ''Hoogerechtshof'' ([[Kejaksaan Tinggi]]) di [[Jakarta]] pada masa itu, yang selanjutnya menetap di [[Sukabumi]] dan mengangkatnya sebagai anak. J.F. Kramer adalah seorang [[Eropa-Indonesia|indo-Belanda]] beribukan keturunan [[Jawa]] [[ningrat]], latar belakang inilah yang membuat Saridjah dididik untuk menjadi patriotis dan mencintai bangsanya.
Saridjah lahir sebagai putri bungsu dari dua belas orang bersaudara. Ayah kandung Saridjah adalah Mohamad Niung, seorang [[pelaut]] asal [[Bugis]] yang menetap lama di [[Sukabumi]] kemudian menjadi [[pengawal]] J.F. Kramer. Selepas mempelajari seni suara, seni musik dan belajar menggesek biola hingga mahir dari ayah angkatnya, Saridjah melanjutkan sekolahnya di [[Kweekschool|''Hoogere Kweek School'']] (HKS) [[Bandung]] untuk memperdalam ilmunya di bidang [[penyanyi|seni suara]] dan [[musik]]. Setelah tamat, ia kemudian mengajar di ''[[Hollandsch-Inlandsche School]]'' (HIS). Dari sinilah titik tolak dasar Saridjah untuk mulai mengarang lagu. Pada tahun [[1927]], ia menjadi Istri [[R. Bintang Soedibjo|Raden Mas Bintang Soedibjo]], dan ia pun kemudian dikenal dengan panggilan Ibu Soed, singkatan dari Soedibjo. Ibu Soed, ketika menciptakan lagu Nenek Moyangku seorang pelaut, terinspirasi dari ayah kandungnya yang berasal dari perantau [[pelaut]] dari [[Bugis]].
== Karier ==
Baris 55 ⟶ 56:
Setelah menamatkan pendidikan di Hoogere Kweek School-Bandung, Ibu Soed kemudian menjadi [[guru]] musik di [[HIS]] Petojo, HIS Jalan Kartini, dan HIS Arjuna yang masih menggunakan [[Bahasa Belanda]] (1925-1941). Ia prihatin melihat anak-anak Indonesia yang tampak kurang gembira saat itu. Hal ini membuat Ibu Soed berpikir untuk menyenangkan mereka dengan bernyanyi lagu ceria. Didorong rasa patriotisnya, Ibu Soed ingin mengajar mereka untuk menyanyi dalam [[Bahasa Indonesia]]. Dari sinilah Ibu Soed mulai menciptakan lagu-lagu yang bersifat ceria dan patriotik untuk anak-anak Indonesia.
Selain mencipta lagu Ibu Soed juga pernah menulis naskah sandiwara dan mementaskannya. [[
Saat aktif sebagai anggota organisasi Indonesia Muda tahun 1926, Ibu Soed juga membentuk grup [[Tonil]] Amatir yang dipentaskan untuk menggalang dana untuk acara penginapan [[mahasiswa]] [[Club Indonesia]]. Aktivitasnya tidak hanya menonjol sebagai guru dan aktivis organisasi pemuda, tetapi juga berperan dalam berbagai siaran [[radio]] sebagai pengasuh siaran anak-anak (1927-1962).
Baris 61 ⟶ 62:
Oleh karena reputasinya yang aktif dalam pergerakan Nasional saat itu, pada tahun 1945 Ibu Soed pernah menjadi sasaran aksi penggeledahan oleh pasukan Belanda. Rumah Ibu Soed di Jalan Maluku No. 36 Jakarta saat itu sudah dikepung oleh pasukan Belanda, namun tetangga Ibu Soed yang seorang Belanda meyakinkan mereka bahwa mereka salah sasaran, karena profesi Ibu Soed hanyalah [[pencipta lagu]] dan suaminya hanyalah [[pedagang]]. Walaupun selamat dari penggeledahan tersebut, Ibu Soed dan seorang pembantu tetap harus bersusah payah membuang pemancar radio gelap ke dalam sumur.
Sebagai pemusik yang mahir memainkan [[biola]], Ibu Soed turut mengiringi lagu [[Indonesia Raya]] bersama [[W.R. Supratman]] saat lagu itu pertama kali dikumandangkan dalam acara [[Sumpah Pemuda]] di [[Gedung Sumpah Pemuda]], tanggal [[28 Oktober]] [[1928]]. Lagu-lagu patriotik yang diciptakannya diilhami peristiwa yang terjadi dalam acara bersejarah tersebut. Pada tahun-tahun perjuangan, Ibu Soed juga bersahabat dengan [[Cornel Simanjuntak]], [[Ismail Marzuki]], [[Kusbini]], dan tokoh-tokoh nasionalis lain.
Ibu Soed juga dikenal piawai dalam seni batik. Atas karya dan pengabdiannya, Ia menerima penghargaan [[
== Kontribusi pada musik Indonesia ==
Banyak lagu Ibu Soed yang menjadi lagu populer abadi, beberapa antara lain: ''[[Becak (lagu)|Hai Becak]]'', ''[[Burung Kutilang (lagu)|Burung Kutilang]]'', dan ''[[Kupu-Kupu (lagu)|Kupu-kupu]]''. Ketika genting rumah sewaannya di Jalan Kramat, Jakarta, bocor, ia membuat lagu ''[[Hujan (lagu)|Tik Tik Bunyi Hujan]]''. Lagu wajib nasional yang dia ciptakan adalah ''[[Berkibarlah Benderaku]]'' dan ''[[Tanah Airku]]''{{refn|group=note|name=tanahairku|'''Tanah Airku''' adalah lagu [[Indonesia]] yang ditulis oleh Ibu Sud. Lirik lagu ini berisi tentang keindahan alam [[Indonesia]] dari [[Sabang]] sampai [[Merauke]].
:Tanah Airku Tidak Kulupakan
Baris 91 ⟶ 92:
}}. Lagu-lagunya yang lain banyak yang juga telah menjadi populer, a.l. ''[[Nenek Moyang]]'', ''[[Lagu Gembira]]'', ''[[Kereta Apiku]]'', ''[[Lagu Bermain]]'', ''[[Menanam Jagung]]'', ''[[Pergi Belajar]]'', ''[[Himne Kemerdekaan]]'', dll.
Lagu-lagu Ibu Soed, menurut [[Pak Kasur]], salah seorang rekannya yang juga tokoh pencipta lagu anak-anak, selalu mempunyai semangat [[patriotisme]] yang tinggi. Sebagai contoh, patriotisme terdengar sangat kental dalam lagu ''[[Berkibarlah Benderaku]]''. Lagu itu diciptakan Ibu Soed setelah melihat kegigihan [[Jusuf Ronodipuro]], seorang pimpinan kantor [[Radio Republik Indonesia|RRI]] menjelang [[Agresi Militer Belanda I]] pada tahun [[1947]],
Ibu Soed selalu menciptakan lagu khusus untuk anak-anak. Ia memperkirakan telah menciptakan lebih dari 200 lagu, walau hanya separuh yang bisa terselamatkan dan bertahan sampai sekarang. Jauh sebelum meninggal, Ibu Soed sempat mengungkapkan perasaannya yang menyayangkan bahwa lagu anak-anak sekarang telah menjadi serba
:''Bernyanyi kita bernyanyi''
Baris 133 ⟶ 134:
# Tik Tik Bunyi Hujan
# Waktu Sekolah Usai
# Naik Kereta Api
{{EndDiv}}
== Kehidupan pribadi ==
== Lihat pula ==
Baris 151 ⟶ 153:
{{lifetime|1908|1993|Soed, Ibu|}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Pemusik Indonesia]]
[[Kategori:Komponis Indonesia]]
[[Kategori:
[[Kategori:Tokoh Bugis]]
|