Sayfo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
→‎Perang Dunia I: menambah pranala dalam
Baris 35:
Menjelang perang, Rusia dan Kesultanan Utsmaniyah berusaha mendekati populasi di wilayah satu sama lain untuk melakukan perang gerilya di belakang garis musuh. Kesultanan Utsmaniyah mencoba untuk merekrut Muslim [[Kaukasus|Kaukakus]] dan Armenia, serta orang Asiria dan [[Orang Azerbaijan di Iran|Azeri]] di Persia, dan Rusia melirik orang-orang Armenia, Kurdi, dan Asiria yang tinggal di Kesultanan Utsmaniyah.{{sfn|Gaunt|2006|p=56}} Sebelum perang, Rusia menguasai sebagian wilayah timur laut Persia, termasuk Azerbaijan dan Tabriz.{{sfn|Gaunt|2006|p=85}}{{sfn|Hellot-Bellier|2018|pp=110, 112–113}}
 
Seperti genosida lainnya, Sayfo disebabkan oleh beberapa hal. Kebangkitan nasionalisme menimbulkan persaingan gerakan nasional antara [[Nasionalisme Turki|Turki]], [[Nasionalisme Kurdi|Kurdi]], [[Nasionalisme Iran|Persia]], dan Arab, yang berkontribusi pada meningkatnya kekerasan di daerah perbatasan yang telah sarat konflik yang dihuni oleh orang Asiria. Sejarawan [[Donald Bloxham]] menyoroti pengaruh negatif kekuatan Eropa yang ikut campur dalam Kesultanan Utsmaniyah dengan alasan melindungi umat Kristen di sana. [[Imperialisme]] ini menempatkan umat Kristen Utsmaniyah pada risiko serangan balasan. Pada tahun 1912 dan 1913, kekalahan Utsmaniyah dalam [[Perang Balkan]] memicu eksodus pengungsi Muslim dari Balkan. [[Komite Persatuan dan Kemajuan]] (Partai Ittihad wat Taraqqi, sebuah partai politik yang menguasai pemerintahan Utsmaniyah saat itu) memutuskan untuk memukimkan para pengungsi di Anatolia timur di tanah yang disita dari populasi yang dianggap tidak setia kepada kesultanan.{{sfn|Gaunt|2015|pp=97–98}} Ada hubungan langsung antara pengusiran terhadap penduduk Kristen dan penempatan kaum Muslim di daerah-daerah yang telah dihilangkan penghuninya.{{sfn|Yalcin|2009|p=217}} Tujuan dari penggantian populasi adalah untuk [[Turkifikasi]] Muslim Balkan dan mengakhiri ancaman internal yang dirasakan dari populasi Kristen. Dengan politisi lokal yang cenderung menggunakan kekerasan terhadap non-Muslim, faktor-faktor ini membantu menghasilkan prakondisi untuk genosida.{{sfn|Gaunt|2015|p=98}}
 
Politisi petinggi Partai Ittihad wat Taraqqi, Anwar Pasha, mendirikan [[Organisasi Khusus]] paramiliter, yang loyal kepada dirinya seorang. Banyak anggotanya yang merupakan narapidana yang dibebaskan dari penjara untuk menjalankan tugas tersebut, beroperasi sebagai mata-mata dan penyabotase.{{sfn|Gaunt|2006|p=58}} Kesultanan Utsmaniyah memerintahkan mobilisasi penuh untuk perang pada 24 Juli 1914, dan menyepakati [[Persekutuan Utsmaniyah-Jerman|aliansi Jerman-Utsmaniyah]] tak lama kemudian.<ref>Prof. Dr. Hamka (2016) "Sejarah Umat Islam : Pra-kenabian hingga Islam di Nusantara" Jakarta : Gema Insani</ref>{{sfn|Üngör|2011|p=56}} Pada bulan Agustus 1914, Partai Ittihad wat Taraqqi mengirim delegasi ke [[Kongres Armenia di Erzurum|konferensi Armenia]] untuk menawarkan wilayah otonom Armenia jika [[Federasi Revolusioner Armenia]] mau menghasut pemberontakan pro-Utsmaniyah di Rusia jika terjadi perang. Orang-orang Armenia menolak; menurut Gaunt, tawaran serupa mungkin dibuat untuk Mar Shimun di [[Van, Turki|Van]] pada 3 Agustus. Setelah kembali ke Qudshanis, Mar Shimun mengirim surat-surat yang mendesak para pengikutnya untuk "menunaikan secara sungguh-sungguh semua tugas mereka untuk Turki".{{sfn|Gaunt|2006|pp=56–57}} Orang-orang Asiria di Hakkari (seperti banyak warga Utsmaniyah lainnya) menolak program wajib militer tentara Utsmaniyah selama masa mobilisasi. Oleh sebab itu, banyak yang melarikan diri ke Persia pada bulan Agustus.{{sfn|Gaunt|2006|p=127}} Namun, mereka yang berada di [[Provinsi Mardin|Mardin]] ikut serta dalam program wajib militer.{{sfn|Gaunt|2006|p=310}}