Sejarah Jawa Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(20 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Jawa Barat]] adalah sebuah [[provinsi]] diyang seluruh wilayahnya termasuk ke dalam [[Tatar PasundanSunda]], [[Indonesia]]. Ibu kotanya berada di [[Kota Bandung]]. Pada masa era monarki, Tatar PasundanSunda, merupakan wilayah dengan ragam kerajaan, diantaranya, [[Kerajaan Jampang Manggung]],<ref name="Kerajaan Sunda Cianjur">{{cite web|url=http://m.inilah.com/news/detail/1684092/wah-ada-tiga-kerajaan-di-kabupaten-cianjur|title=Wah, Ada Tiga Kerajaan di Kabupaten Cianjur|authors=Benny Bastiandy|publisher=inilah.com|date=Sabtu, 9 Juli 2011 18:05 WIB|accessdate=28 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/csJnTweb/20180816063628/http://m.inilah.com/news/detail/1684092/wah-ada-tiga-kerajaan-di-kabupaten-cianjur|archivedate=4 Oct 2015 2018-08-16:49:28 UTC|dead-url=unfit}}</ref> [[Kerajaan Agrabintapura]],<ref name="Kerajaan Sunda Cianjur"/> [[Kerajaan Tanjung Singuru]],<ref name="Kerajaan Sunda Cianjur"/> [[Kerajaan Kendan]],<ref>{{Citation|last1=.|first1=Amirrulloh|last2=Wijaya|first2=Chandra|last3=Aliman|first3=Muhamad|last4=Mudrikah|first4=Farah|contribution=Menelusuri kota tua kejayaan Tanah Pasundan Kerajaan Kendan di Nagreg Kabupaten Bandung, Jawa Barat|title=Fakultas Dakwah dan Komunikasi|publisher=Universitas Islam Sunan Gunung Djati|date=|year=2013|contribution-url=https://www.academia.edu/6946141/MENELUSURI_KOTA_TUA_KEJAYAAN_TANAH_PASUNDAN_KERAJAAN_KENDAN_DI_NAGREG_KABUPATEN_BANDUNG_JAWA_BARAT_Laporan_penelitian_ini_disusununtuk_memenuhi_tugas_akhir_mata_kuliah_Bahasa_dan_Budaya_Sunda}}</ref> [[Kerajaan Galuh]], [[Kerajaan Salakanagara]], [[Kerajaan Tarumanagara]], [[Kerajaan Sunda]], [[Kerajaan Talaga Manggung]], [[Kerajaan Galunggung]], [[Kerajaan Sunda Galuh]], [[Kerajaan Pajajaran]], [[Kerajaan Tembong Agung]],<ref>{{citeCite webnews|url=http://news.detik.com/berita/3006113/cerita-tentang-tembong-agung-kerajaan-yang-jadi-nama-waduk-jatigede|title=Cerita Tentang Tembong Agung, Kerajaan yang Jadi Nama Waduk Jatigede|authors=Erna Mardiana|publisher=detikNews|date= Senin 31 Aug 2015, 17:15 WIB|accessdate=Senin 31 Aug 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/jvrIpweb/20151013231810/http://news.detik.com/berita/3006113/cerita-tentang-tembong-agung-kerajaan-yang-jadi-nama-waduk-jatigede|archivedate=31 Aug 2015 -10-13:53:37 UTC|dead-url=unfit|first=Erna|last=Mardiana|work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref> dan [[Kerajaan Sumedang Larang]].{{sfn|Uka Tjandrasasmita|2009|p=124}} Masyarakat modern pun mengenal wilayah ini sebagai wilayah [[Parahyangan|tatar Sunda]] dengan tokoh utamanya [[Sri Baduga Maharaja]] atau dikenal sebagai Raja [[Siliwangi]] yang dianggap sebagai pemimpin pemersatu seluruh monarki yang ada di [[Parahyangan]] dalam satu kerajaan bernama [[Kerajaan Sunda]] yang berpusat di [[Pakuan Pajajaran]] sebelum runtuh pada 1579. Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia era akhir kolonial (staatblad Nomor: 378). Pasca kemerdekaan, Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No. 1 Tahun 1945 dan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], ibukota negara Indonesia dimana pada masa monarki wilayah ini termasuk [[Sunda Kalapa]]{{refn|group=note|name=Kalapa|Menurut [[Tomé Pires]], Kalapa adalah pelabuhan terbesar di Jawa Barat, selain [[Kerajaan Sunda|Sunda]] (Banten), [[Pontang]], [[Cigede]], [[Tamgara]], dan [[Cimanuk]] yang juga dimiliki Pajajaran. Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut ''Kalapa'' dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama ''Dayo'' (dalam bahasa Sunda: ''dayeuh'' yang berarti kota) dalam tempo dua hari. {{sfn|Supratikno Rahardjo et. al.|1996|p=21, 23}}}} merupakan pelabuhan dan teritori [[Kerajaan Pajajaran|Sunda]].{{refn|group=note|name=Cumda|Pertama Raja ''Cumda'' dengan kotanya yang hebat ''Dayo'' ([[Bahasa Sunda|Su.]] ''Dayeuh''), perkotaan, pedataran, dan pelabuhan Bantam, pelabuhan Pontang (Pomdam), pelabuhan ''Chiguide'', pelabuhan ''Tamgaram'', pelabuhan ''Calapa'', dan pelabuhan ''Chi Manuk'' (''Chemano''); Ini adalah Sunda sebab sungai ''Chi Manuk'' adalah batas kedua kerajaan {{sfn|Tomé Pires, Francisco Rodrigue|2005|p=166}}}} Pada tahun [[2000]], wilayah barat dari Provinsi Jawa Barat dimekarkan menjadi [[Banten|Provinsi Banten]], yang saat awal pembentukan terdiri dari [[Kabupaten Pandeglang]], [[Kabupaten Lebak]], [[Kabupaten Tangerang]], [[Kabupaten Serang]], [[Kota Serang]], dan [[Kota Tangerang]]. Saat ini terdapat wacana untuk mengubah nama Provinsi Jawa Barat menjadi [[Provinsi Pasundan]], dengan memperhatikan aspek historis wilayah ini.<ref name="Provinsi Pasundan"/>
 
== Monarki di Tatar Pasundan ==
Baris 13:
[[Jawa Barat]] pada abad ke-5 merupakan bagian dari [[Kerajaan Tarumanagara]].{{sfn|Rohmat Kurnia|2009|p=3}} Prasasti peninggalan Kerajaan Tarumanagara banyak tersebar di Jawa Barat. Ada tujuh prasasti yang ditulis dalam aksara Wengi (ditulis dalam [[aksara Pallawa]]) dan [[bahasa Sansakerta]] yang sebagian besar menceritakan para raja Tarumanagara.
 
Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat [[Pulau Jawa]] dari Ujung Kulon sampai [[Kali Serayu]] dilanjutkan oleh [[Kerajaan Sunda]].{{sfn|Rohmat Kurnia|2009|p=3}}. Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti [[Prasasti Kebon Kopi|Kebon Kopi II]] yang berasal dari tahun 932.{{sfn|Guillot, Claude, Lukman Nurhakim, Sonny Wibisono|1995|p=13-24}} [[Kerajaan Sunda]] beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota [[Bogor]]).<ref>{{cite web|title=Portuguese Colonial Dominions in India and the Malay Archipelago – 1498-1580|url=http://www.themapdatabase.com/category/location/asia/indonesia/|archiveurl=https://web.archive.isorg/web/20210210234517/http://www.themapdatabase.com/category/location/asia/indonesia/SA7Ky|publisher=themapdatabase.com|archivedate=30 Jun 2013 10:25:2021-02 UTC-10|access-date=2022-09-04|dead-url=unfit}}</ref>
 
Pada abad ke-16, berdiri Kesultanan [[Demak]] tumbuh menjadi saingan [[ekonomi]] dan [[politik]] Kerajaan Sunda. Cirebon berhasil lepas dari Kerajaan Sunda dengan bantuan dari Kesultanan Demak.{{sfn|Slamet Muljana|2005|p=101, 112, 113, 124, 126, 232, 247}} Hingga akhirnya Cirebon membentuk kesultanannya sendiri. Begitu pula dengan Banten yang berhasil lepas dari Kerajaan Sunda atas bantuan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi [[Kesultanan Banten]].{{sfn|Rohmat Kurnia|2009|p=3}}
 
Untuk menghadapi ancaman ini, [[Sri Baduga Maharaja]], raja Sunda saat itu, meminta putranya, [[Surawisesa]] untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang [[Portugis]] di [[Malaka]] untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu [[Sunda Kalapa]] (sekarang Jakarta) kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak.{{sfn|Rohmat Kurnia|2009|p=3}}
 
Pada saat [[Surawisesa]] menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan [[Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal]], ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut ''padrão'' di tepi [[Ci Liwung]].
Baris 27:
Jawa Barat sebagai pengertian administratif mulai digunakan pada tahun [[1925]] ketika Pemerintah [[Hindia Belanda]] membentuk Provinsi Jawa Barat. Pembentukan provinsi itu dimaksudkan sebagai pelaksanaan ''Bestuurshervormingwet'' tahun [[1922]], yang membagi Hindia Belanda atas kesatuan-kesatuan daerah provinsi. Sebelum tahun 1925, digunakan istilah ''Soendalanden''{{sfn|Rohmat Kurnia|2009|p=3}} (Tatar Soenda) atau Pasoendan, sebagai istilah geografi untuk menyebut bagian [[Pulau Jawa]] di sebelah barat Sungai Cilosari dan Citanduy yang sebagian besar dihuni oleh penduduk yang menggunakan bahasa [[Sunda]] sebagai bahasa ibu. Di bawah kebijakan Belanda wilayah batas Provinsi Jawa Barat mirip dengan peta yang dibayangkan oleh Mataram dan [[VOC]] pada 1706. Wilayah Provinsi Jawa Barat termasuk Banten, Batavia, Priangan, dan Cirebon (statsblad no. 235 dan 276, 1925; Ekadjati).{{sfn|Tommy Christomy|2008|p=58}} Bagi sebagian orang Sunda istilah Jawa Barat berarti subordinat Jawa. Tentu mereka engan menggunakan terma ini dan lebih menyukai Sunda atau Pasoendan seperti petisi yang dilayangkan [[Paguyuban Pasundan]] 1924-1925. Sama halnya dengan Kongres Pemuda Sunda yang menyarankan Sunda sebagai nama provinsi ketimbang Jawa Barat. Semua ajuan ini tidak pernah terwujud. Istilah Sunda atau ''Tatar Sunda'' hanya menjadi terma budaya ketimbang politik.{{sfn|Tommy Christomy|2008|p=58}}
 
1 Januari 1926 merupakan awal adanya sistem pemerintahan di Jawa Barat pada masa kolonial Belanda. Yang pertama kali memperjuangkan pembentukan sistem pemerintahan di Jawa Barat ke pemerintah Kolonial Belanda adalah para tokoh perjuangan yang ada seperti [[Oto Iskandar di Nata]], [[Husni Thamrin]], [[Tjokroaminoto]] dan tokoh lainnya. Usulan itu diterima pemerintah kolonial Belanda, ada sekitar 45 orang pribumi, 20 diantaranya tokoh Sunda yang terlibat dalam pemerintahan provinsi Jawa Barat kala itu.<ref name="Sobana">{{citeCite webnews|url=http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2010/10/31/125941/sejarawan-senior-prof-sobana-merasa-dikhianati|title=Sejarawan Senior Prof. A. Sobana Merasa Dikhianati|authors=|publisher=Pikiran-Rakyat.com|date=31 Oktober 2010|accessdate=7 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/XsCGyweb/20181114182023/http://www.pikiran-rakyat.com/bandung-raya/2010/10/31/125941/sejarawan-senior-prof-sobana-merasa-dikhianati|archivedate=72018-11-14|dead-url=unfit|work=[[Pikiran Aug 2015 03:10:09 UTCRakyat|Pikiran-Rakyat.com]]}}</ref>
 
== Masa awal kemerdekaan ==
Baris 40:
[[Berkas:Keris Panunggul Naga (foto dokumen Museum Prabu Geusan Ulun).jpg|thumb|280px|right|Keris Panunggul Naga adalah Keris milik Prabu Geusan Ulun yang merupakan raja Kerajaan Sumedang Larang yang terakhir]]
[[Berkas:Keris Nagasasra (foto dokumen Museum Prabu Geusan Ulun).jpg|thumb|280px|right|Keris Naga Sasra yang digunakan oleh [[Pangeran Kornel]] ([[Pangeran Kusumahdinata IX]]) saat bersalaman menggunakan tangan kiri (pertanda adanya perlawanan terhadap kebijakan Belanda dalam pembangunan Jalan Raya Pos dengan Gubernur Jenderal Daendels pada peristiwa Cadas Pangeran]]
==== Abad II= ===
* '''[[130]]–[[363]] M'''
Dewawarman I mengembara dari arah timur ke wilayah sekitar sebagai Banten.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}} Tokoh awal yang berkuasa di sini adalah Aki Tirem. Konon, kota inilah yang disebut Argyre oleh [[Ptolemeus]] dalam tahun 150, terletak di daerah Teluk Lada, [[Kabupaten Pandeglang|Pandeglang]]. Adalah Aki Tirem, penghulu atau penguasa kampung setempat yang akhirnya menjadi mertua Dewawarman ketika putri Sang Aki Luhur Mulya bernama Dewi Pwahaci Larasati diperistri oleh Dewawarman. Hal ini membuat semua pengikut dan pasukan Dewawarman menikah dengan wanita setempat dan tak ingin kembali ke kampung halamannya. Ketika Aki Tirem meninggal, Dewawarman menerima tongkat kekuasaan. Tahun 130 Masehi ia kemudian mendirikan sebuah kerajaan dengan nama [[Salakanagara]] (Negeri Perak) yang beribukota di [[Rajatapura]]. Ia menjadi raja pertama dengan gelar [[Prabu Darmalokapala Dewawarman Aji Raksa Gapura Sagara]]. Beberapa kerajaan kecil di sekitarnya menjadi daerah kekuasaannya, antara lain [[Kerajaan Agninusa]] (Negeri Api) yang wilayah kekuasaannya berada di [[Krakatau|Pulau Krakatau]]. Rajatapura adalah ibukota Salakanagara yang hingga tahun 362 menjadi pusat pemerintahan Raja-Raja Dewawarman (dari Dewawarman I–VIII). Salakanagara berdiri hanya selama 232 tahun, tepatnya dari tahun 130 Masehi hingga tahun 362 Masehi.
 
==== Abad IV= ===
* '''[[358]]–[[669]] M'''
Jayasinghawarman meneruskan kekuasaan [[Kerajaan Salakanagara]] dan mendirikan [[Kerajaan Tarumanagara]]. Beberapa prasasti terdapat di wilayah ini. ''The Holotan Country'' dalam ''The Book of Sung'' (420–79) diasumsikan adalah nama lain dari Tarumanagara dengan ibu kota di aliran tinggi [[Ciaruteun Ilir, Cibungbulang, Bogor|Ciaruteun]] yang saat ini terletak di [[Cibungbulang, Bogor|Kecamatan Cibungbulang]], [[Kabupaten Bogor]]. Nama negara atau kerajaan ini muncul dalam catatan ''The Book of Tang'' (618–19).{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
 
==== Abad VI= ===
* '''[[526]] M'''
[[Manikmaya]] menantu dari Raja ke-VII Tarumanagara mendirikan [[Kerajaan Kendan]], yang wilayahnya terletak di sebelah timur [[Kota Bandung]] sekarang.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
 
==== Abad VII= ===
* '''[[612]]–[[1482]] M'''
[[Wretikandayun]], Raja ke-IV Kendan memindahkan ibukota negara ke sebelah timur Tatar Pasundan. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Baris 58:
[[Tarusbawa]] menantu Raja ke-XII Tarumanegara, [[Linggawarman]], mendirikan [[Kerajaan Sunda]]. Lokasinya diperkirakan di sekitar [[Kota Bogor]] sekarang. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
 
==== Abad VIII= ===
* '''[[709]] M'''
[[Sena]], pangeran dari [[Kerajaan Galuh|Galuh]], naik tahta. Istrinya [[Sannha]], cucu dari [[Ratu Shima]] dari [[Jawa Tengah]]. [[Sanjaya Harisdarma]] lahir.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Baris 64:
[[Sanjaya]], Raja ke-II Sunda menikahi cucu dari pendiri kerajaan.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
 
==== Abad XIV= ===
* '''[[1333]] M'''
[[Kerajaan Kawali]] vasal dari Kerajaan Sunda, beribukota di timur Tatar Pasundan. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Baris 72:
[[Suradipati]], adik sang raja Linggabuana, meneruskan dan mempertahankan Kerajaan Kawali.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
 
==== Abad XV= ===
* '''[[1482]] M'''
[[Sri Baduga Maharaja|Sri Baduga]] (Siliwangi), menantu Raja ke-VI Kerajaan Kawali, Dewaniskala, menyatukan kerajaan di Tatar Pasundan dan mendirikan [[Kerajaan Pajajaran.Sunda IbuGaluh]] kotayang beribukota di [[Pakuan BogorPajajaran]]. Naskah [[Bujangga Manik|Bujangga manik]] dan lainnya banyak ditulis di era ini. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
 
==== Abad XVI= ===
* '''[[1512]] M'''
Pada tahun 1512 dan 1521, Sri Baduga Maharaja mengutus putra mahkota, [[Surawisesa]], ke [[Malaka]] untuk meminta [[Portugis]] menandatangani kerjasama ekonomi dan militer berupa perjanjian dagang, terutama [[lada]], serta hak membangun benteng di [[Sunda Kalapa]].<ref>{{cite book|last =Zahorka|first=Herwig|publisher=Yayasan Cipta Loka Caraka|location=Jakarta|title=The Sunda Kingdoms of West Java, From Tarumanagara to Pakuan Pajajaran with Royal Center of Bogor, Over 1000 Years of Propsperity and Glory| date =| year =2007| url =| accessdate = }}</ref> Pada tahun 1522, pihak Portugis siap membentuk koalisi dengan Sunda untuk memperoleh akses perdagangan lada yang menguntungkan. Tahun tersebut bertepatan dengan diselesaikan penjelajahan dunia oleh [[Magellan]]. Komandan benteng Malaka pada saat itu adalah [[Jorge de Albuquerque]]. Tahun itu pula dia mengirim sebuah kapal, São Sebastião, di bawah komandan Kapten Enrique Leme, ke Sunda Kalapa disertai dengan barang-barang berharga untuk dipersembahkan kepada raja Sunda. Dua sumber tertulis menggambarkan akhir dari perjanjian tersebut secara terperinci. Yang pertama adalah dokumen asli Portugis yang berasal dari tahun 1522 yang berisi naskah perjanjian dan tandatangan para saksi, dan yang kedua adalah laporan kejadian yang disampaikan oleh [[João de Barros]] dalam bukunya ''Da Asia'', yang dicetak tidak lama sebelum tahun 1777/78.
* '''[[1522|1521]] M'''
Surawisesa menjadi Raja Sunda Pajajaran ke-II. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1522]] M'''
Perjanjian kerjasama Kerajaan Pajajaran-Portugis bidang ekonomi dan pertahanan militer. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1526]] M'''
Banten jatuh ke tangan kelompok muslim yang dipimpin oleh [[Fatahillah]]. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1527]] M'''
[[Sunda Kalapa]] jatuh. ke ke tangan pasukan [[Kesultanan Demak|Demak]].{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1533]] M'''
[[Surawisesa]] mendirikan [[Prasastiprasasti Batutulis|prasasti Batu Tulis]] dalam rangka menghormati [[Sri Baduga Maharaja|Sri Baduga]]. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1552]] M'''
[[Syarif hidayatullah|Syarif Hidayatullah]] (yang merupakan seorang muslim dan cucu Sri Baduga) Maharaja di Cirebon mendeklarasikan kemerdekaan dari Pajajaran. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1579]] M'''
Kerajaan Pakuan Pajajaran sebagai yang menyatukan seluruh keturunan trah Parahyangan dari Kerajaan Sunda dan Galuh berakhir di era [[Prabu Ragamulya]]. Para mahapatih yang menjadi Kandaga Lante mempercayakan transformasi kekuasaan kepada sesama keturunan Siliwangi yaitu Ratu Pucuk Umun, dan yang menjadi [[Kerajaan Sumedang Larang|Raja Sumedang Larang]] akhirnya anaknya bernama [[Prabu Geusan Ulun]].{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1595]]-[[1597]] M'''
[[Jan Huyghen van Linschoten]] dan [[Cornelis de Houtman]] menemukan "jalur rahasia" pelayaran Portugis, yang membawa pelayaran pertama Cornelis de Houtman ke Banten,{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}, pelabuhan utama di Jawa pada tahun 1595-15971595–1597. Pada tahun 1596 empat kapal ekspedisi dipimpin oleh [[Cornelis de Houtman]] berlayar menuju Nusantara, dan merupakan kontak pertama Nusantara dengan Belanda. Ekspedisi ini mencapai Banten, pelabuhan lada utama di Tatar Pasundan, disini mereka terlibat dalam perseteruan dengan orang Portugis dan penduduk lokal. Houtman berlayar lagi ke arah timur melalui pantai utara Jawa, sempat diserang oleh penduduk lokal di Sedayu dan berakibat pada kehilangan 12 orang awak, dan kemudian terlibat perseteruan dengan penduduk lokal di Madura menyebabkan terbunuhnya seorang pimpinan lokal. Setelah kehilangan separuh awak maka pada tahun berikutnya mereka memutuskan untuk kembali ke Belanda namun rempah-rempah yang dibawa cukup untuk menghasilkan keuntungan.
 
====Abad XVII====
=== Abad XVII ===
* '''[[1602]]'''
* '''[[1602]] M'''
Pada [[20 Maret]] 1602, para pedagang Belanda mendirikan [[VOC|Verenigde Oost-Indische Compagnie]] (Perkumpulan Dagang India Timur). Pada masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda yang waktu itu masih berbentuk republik, untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara. Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC manjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monompoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan dan pembunuhan massal. Pos perdagangan yang lebih tentram terletak di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki. Daerah ini adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang. Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610-1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605 - 1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621 - 1623).{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Pada [[20 Maret]] 1602, para pedagang Belanda mendirikan [[VOC|Verenigde Oost-Indische Compagnie]] (Perkumpulan Dagang India Timur). Pada masa itu, terjadi persaingan sengit di antara negara-negara Eropa, yaitu Portugis, Spanyol kemudian juga Inggris, Perancis dan Belanda, untuk memperebutkan hegemoni perdagangan di Asia Timur. Untuk menghadapai masalah ini, oleh Staaten Generaal di Belanda, VOC diberi wewenang memiliki tentara yang harus mereka biayai sendiri. Selain itu, VOC juga mempunyai hak, atas nama Pemerintah Belanda yang waktu itu masih berbentuk republik, untuk membuat perjanjian kenegaraan dan menyatakan perang terhadap suatu negara. Wewenang ini yang mengakibatkan, bahwa suatu perkumpulan dagang seperti VOC, dapat bertindak seperti layaknya satu negara. Perusahaan ini mendirikan markasnya di Batavia (sekarang Jakarta) di pulau Jawa. Pos kolonial lainnya juga didirikan di tempat lainnya di Hindia Timur yang kemudian menjadi Indonesia, seperti di kepulauan rempah-rempah (Maluku), yang termasuk Kepulauan Banda di mana VOC menjalankan monopoli atas pala dan fuli. Metode yang digunakan untuk mempertahankan monopoli termasuk kekerasan terhadap populasi lokal, dan juga pemerasan serta pembunuhan massal. Pos perdagangan yang lebih tentram terletak di Deshima, pulau buatan di lepas pantai Nagasaki. Daerah ini adalah tempat satu-satunya di mana orang Eropa dapat berdagang dengan Jepang. Tahun 1603 VOC memperoleh izin di Banten untuk mendirikan kantor perwakilan, dan pada 1610 Pieter Both diangkat menjadi Gubernur Jenderal VOC pertama (1610–1614), namun ia memilih Jayakarta sebagai basis administrasi VOC. Sementara itu, Frederik de Houtman menjadi Gubernur VOC di Ambon (1605–1611) dan setelah itu menjadi Gubernur untuk Maluku (1621–1623).{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1611]]'''
* '''[[1611]] M'''
VOC mendirikan pelabuhan di Jayakarta. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
VOC mendirikan pelabuhan di [[Jakarta|Jayakarta]].{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1619]]'''
* '''[[1619]] M'''
Sekutu Anglo-Banten mengokupasi pelabuhan Belanda di Jayakarta. Gubernur Jendral P. J. Coen dari VOC kembali. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Sekutu Anglo-Banten mengokupasi pelabuhan Belanda di Jayakarta. Gubernur Jendral JP Coen dari VOC kembali.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1620]]'''
* '''[[1620]] M'''
Pangeran Suriadiwangsa yang merupakan anak tiri [[Prabu Geusan Ulun]] dari Ratu Harisbaya yang dinikahinya ketika ia mengandung Suriadiwangsa dari Panembahan Ratu dengan talak berupa penyerahan Sindangkasih (sebagian wilayah Majalengka) akhirnya menyerahkan Kerajaan Sumedang Larang kepada Sultan Agung Mataram hingga kerajaan pewaris terakhir Siliwangi ini pun menjadi wilayah bawahan. Pangeran Aria Suriadiwangsa alias Kusumadinata IV alias Rangga Gempol I diangkat sebagai Bupati Wadana Prayangan.
Pangeran Suriadiwangsa yang merupakan anak tiri [[Prabu Geusan Ulun]] dari [[Ratu Harisbaya]] yang dinikahinya ketika ia mengandung Suriadiwangsa dari Panembahan Ratu dengan talak berupa penyerahan Sindangkasih (sebagian wilayah Majalengka) akhirnya menyerahkan Kerajaan Sumedang Larang kepada Sultan Agung Mataram hingga kerajaan pewaris terakhir Siliwangi ini pun menjadi wilayah bawahan. Pangeran Aria Suriadiwangsa alias Kusumadinata IV alias Rangga Gempol I diangkat sebagai Bupati Wadana Prayangan.
* '''[[1621]]'''
* '''[[1621]] M'''
Jayakarta berganti nama menjadi Batavia. Pelabuhan Batavia dan tata kota dibangun. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Jayakarta berganti nama menjadi Batavia. Pelabuhan Batavia dan tata kota dibangun.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1629]]-[[1629]]'''
* '''[[1629]]–[[1629]] M'''
Batavia diserang dua kali dan gagal oleh Sultan Agung Mataram. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Batavia diserang dua kali dan gagal oleh Sultan Agung Mataram.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1632]]'''
* '''[[1632]] M'''
Kruiskerk (gereja) didirikan. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Kruiskerk (gereja) didirikan.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1640]]'''
* '''[[1640]] M'''
Keturunan Belanda dan Ingrris di Jepang, termasuk Haru, dideportasi dari Nagasaki dan tiba di Batavia. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Keturunan Belanda dan Inggris di Jepang, termasuk Haru, dideportasi dari Nagasaki dan tiba di Batavia.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1698]]'''
* '''[[1698]] M'''
Pangeran Wangsakerta dan tim nya mengeluarkan buku dan seri lainnya di Cirebon. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Pangeran Wangsakerta dan tim nya mengeluarkan buku dan seri lainnya di Cirebon.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
====Abad XVIII====
 
* [[1703]]
=== Abad XVIII ===
[[Maret]] [[1703]], eksploitasi kamar dagang Hindia Belanda, [[VOC|Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)]] semakin merajalela di Nusantara. Pemerintahan Nagari Tjieanjoer dengan [[Raden Aria Wira Tanu II]] (masa jabatan 1691–1707) waktu itu seolah tak bisa berbuat banyak untuk menolong keadaan rakyatnya. [[Haji Prawatasari]] alias [[Raden Alit]], putra bupati pertama Tjianjoer [[Raden Aria Wira Tanu I]] (masa jabatan 1681–1691) dari istri kedua Dewi Amriti (putri Patih [[Kerajaan Jampang Manggung]], sebuah kerajaan kecil yang letaknya diperkirakan berada di kaki Gunung Mananggel, Cianjur), gelisah dan memutuskan memobilisasi rakyat Tjianjoer dan sekitarnya. Sekitar tigaribu massa yang terdiri dari koalisi priyayi, petani, dan jawara berhasil direkrut oleh Raden Alit. Aksi awal yang mereka lakukan adalah menyerang tangsi-tangsi tentara kompeni di pusat kota Cianjur untuk kemudian menjalankan aksi ''hit and run''. Dalam berbagai aksi penyerangannya, Raden Alit menggunakan duabelas taktik tempur prajurit Pajajaran, ''Jagabaya''. Setelah berbagai bentrokan-bentrokan kecil dengan pasukan kompeni, awal Maret 1704, pasukan bataliyon Raden Alit bergerak menyerang titik-titik kepentingan militer VOC di [[Bogor]], [[Tangerang]] dan beberapa kawasan Priangan Timur seperti [[Galuh]], [[Imbanagara]], [[Kawasen]] dan daerah muara Sungai [[Citanduy]], juga di sekitar [[Batavia]]. VOC sama sekali tidak nyaman. Mereka membentuk sebuah ekspedisi militer dengan kekuatan dua bataliyon, paduan serdadu lokal dan sebagian tentara Hindia Belanda pimpinan [[Pieter Scorpoi]] untuk menyerang kedudukan pasukan Raden Alit yang memilih bukit-bukit berhutan sekitar [[Kerajaan Jampang Manggung|Jampang Manggung]] (diperkirakan di sekitar Cikalong dan Jonggol). Niat kolonial Hindia Belanda tercium, baru sampai kota Tjianjoer, konvoi para serdadu dari Batavia dicegat sekaligus dihabisi para gerilyawan rakyat dan Raden Alit. Dari 1354 serdadu, disisakan 582 orang. Akhir Maret 1704, para rakyat gerilyawan dan Raden Alit mengepung [[Sumedang Larang]] dan nyaris menghancurkannya. Hingga Agustus 1705, tercatat 3 kali pasukan musuh nomor satu VOC dari Tjiandjoer itu itu berhasil mengalahkan pasukan kompeni. <ref>{{cite web|url=http://dkc.or.id/artikel-detail/55|title=Raden Alit Prawatasari|authors=|publisher=Dewan Kesenian Cianjur|date=Kamis, 19-03-2015 00:00:00|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://archive.is/gxaoW|archivedate=7 Oct 2015 14:22:57 UTC}}</ref> <ref>{{cite web|url=http://islamindonesia.id/berita/musuh-voc-dari-tjiandjoer-3-akhir-perlawanan-haji-prawatasari-2.htm|title=Musuh VOC dari Tjiandjoer (3): Akhir Perlawanan Haji Prawatasari|authors=Hendi Johari|publisher=Islamindonesia.id|date=Jumat, 07 Maret 2014|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://archive.is/QinQS|archivedate=7 Oct 2015 14:34:36 UTC}}</ref>
* '''[[17101703]] M'''
[[Maret]] [[1703]], eksploitasi kamar dagang Hindia Belanda, [[VOC|Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)]] semakin merajalela di Nusantara. Pemerintahan Nagari Tjieanjoer dengan [[Raden Aria Wira Tanu II]] (masa jabatan 1691–1707) waktu itu seolah tak bisa berbuat banyak untuk menolong keadaan rakyatnya. [[Haji Prawatasari]] alias [[Raden Alit]], putra bupati pertama Tjianjoer [[Raden Aria Wira Tanu I]] (masa jabatan 1681–1691) dari istri kedua Dewi Amriti (putri Patih [[Kerajaan Jampang Manggung]], sebuah kerajaan kecil yang letaknya diperkirakan berada di kaki [[Gunung Mananggel]], Cianjur), gelisah dan memutuskan memobilisasi rakyat Cianjur dan sekitarnya. Sekitar 3.000 massa yang terdiri dari koalisi priyayi, petani, dan jawara berhasil direkrut oleh Raden Alit. Aksi awal yang mereka lakukan adalah menyerang tangsi-tangsi tentara kompeni di pusat kota Cianjur untuk kemudian menjalankan aksi ''hit and run''. Dalam berbagai aksi penyerangannya, Raden Alit menggunakan 12 taktik tempur prajurit Pajajaran, ''Jagabaya''. Setelah berbagai bentrokan-bentrokan kecil dengan pasukan VOC, awal Maret 1704, pasukan bataliyon Raden Alit bergerak menyerang titik-titik kepentingan militer VOC di [[Bogor]], [[Tangerang]] dan beberapa kawasan Priangan Timur seperti [[Galuh]], [[Imbanagara]], [[Kawasen]], dan daerah muara Sungai [[Citanduy]], juga di sekitar [[Batavia]]. VOC sama sekali tidak nyaman. Mereka membentuk sebuah ekspedisi militer dengan kekuatan dua bataliyon, paduan serdadu lokal dan sebagian tentara Hindia Belanda pimpinan [[Pieter Scorpoi]] untuk menyerang kedudukan pasukan Raden Alit yang memilih bukit-bukit berhutan sekitar [[Kerajaan Jampang Manggung|Jampang Manggung]] (diperkirakan di sekitar Cikalong dan Jonggol). Niat kolonial Hindia Belanda tercium, baru sampai kota Tjianjoer, konvoi para serdadu dari Batavia dicegat sekaligus dihabisi para gerilyawan rakyat dan Raden Alit. Dari 1354 serdadu, disisakan 582 orang. Akhir Maret 1704, para rakyat gerilyawan dan Raden Alit mengepung [[Sumedang Larang]] dan nyaris menghancurkannya. Hingga Agustus 1705, tercatat 3 kali pasukan musuh nomor satu VOC dari Tjiandjoer itu itu berhasil mengalahkan pasukan kompeni.<ref>{{cite web|url=http://dkc.or.id/artikel-detail/55|title=Raden Alit Prawatasari|authors=|publisher=Dewan Kesenian Cianjur|date=Kamis, 19-03-2015 00:00:00|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160120052505/http://dkc.or.id/artikel-detail/55|archivedate=2016-01-20|dead-url=unfit}}</ref><ref>{{cite web|url=http://islamindonesia.id/berita/musuh-voc-dari-tjiandjoer-3-akhir-perlawanan-haji-prawatasari-2.htm|title=Musuh VOC dari Tjiandjoer (3): Akhir Perlawanan Haji Prawatasari|authors=Hendi Johari|publisher=Islamindonesia.id|date=Jumat, 07 Maret 2014|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20220904152320/https://islamindonesia.id/berita/musuh-voc-dari-tjiandjoer-3-akhir-perlawanan-haji-prawatasari-2.htm|archivedate=2022-09-04|dead-url=unfit}}</ref>
Balai Kota Batavia Baru dibangun (sekarang [[Museum Sejarah Jakarta]]). {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[17221710]] M'''
PenghianatanBalai Kota Batavia Baru dibangun (sekarang [[PieterMuseum Erberveld|PeterSejarah ErberveldJakarta]] gagal). {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[17401722]] M'''
KerusuhanPenghianatan Tionghoa.[[Pieter Erberveld|Peter Erberveld]] gagal.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[17441740]] M'''
[[GustaafGeger WillemPecinan|Pembantaian baronTionghoa vandi Imhoff|Baron van ImhoffBatavia]] membukaoleh perkebunanpasukan di Buitenzorg (Bogor sekarang)VOC. Tempat tersebut menjadi istana resmi Gubernur Jendral sejak 1870. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[17991744]] M'''
[[Gustaaf Willem baron van Imhoff|Baron van Imhoff]] membuka perkebunan di Buitenzorg (sekarang Kota Bogor). Tempat tersebut menjadi istana resmi Gubernur Jendral sejak 1870.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
VOC pecah. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1799]] M'''
====Abad XIX====
VOC resmi dibubarkan.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1808]]'''
 
Gubernur Jendral [[Herman Willem Daendels]] tiba, dikirim oleh Perancis yang dikontrol Belanda. Mereformasi Batavia, membangun Jalan Raya Pos sepanjang Pulau Jawa. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
=== Abad XIX ===
* '''[[1810]]'''
* '''[[1808]] M'''
Kota strategis Bandung dibangun. Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens. {{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
Gubernur Jendral [[Herman Willem Daendels]] tiba, dikirim oleh Perancis yang dikontrol Belanda. Mereformasi Batavia, membangun [[Jalan Nasional Rute 1|Jalan Raya Pos]] sepanjang Pulau Jawa dari [[Anyer]] di ujung barat hingga [[Panarukan]] di ujung timur.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1811]]'''
* '''[[1810]] M'''
Kota strategis Bandung dibangun. Daendels digantikan oleh Jan Willem Janssens.{{sfn|Masatoshi Iguchi|2014|p=22}}
* '''[[1811]] M'''
Bupati Wedana Pangeran Kusumahdinata IX atau dikenal dengan Pangeran Kornel dengan tegas menentang kerja [[rodi]] yang dilakukan oleh [[VOC|Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC)]]. VOC saat itu di pimpin oleh [[Gubernur Jendral]] [[Herman Willem Daendels]] yang memaksakan kerja rodi untuk membuka kelancaran distribusi eksploitasi hasil bumi Nusantara lewat pembuatan jalur [[Anyer]]-[[Panarukan]] yang menelan banyak korban. Peristiwa pembuatan jalan ini terkenal sebagai [[Peristiwa Cadas Pangeran]].
* '''[[1815]]'''
Nama Priangan resmi menjadi nama keresidenan terjadi pada tahun 1815 sewaktu Pulau Jawa dikuasai oleh Pemerintahan Interregnum Inggris pimpinan [[Thomas Stamford Raffles]] (1811 – 18161811–1816). Pada periode ini Keresidenan Priangan terbagi lima kabupaten: [[Cianjur]], [[Bandung]], [[Sumedang]], [[Sukapura]], dan [[Parakanmuncang]].
* '''[[1825]] M'''
Penjajah Belanda mengakui kedaulatan [[Jawa Barat|Tatar Pasundan]], meliputi wilayah yang dimulai dari Sungai [[Cipamali]], [[Brebes]] ([[Jawa Tengah]]), [[Cirebon]], [[Priangan]] ([[Tasikmalaya]], [[Ciamis]], [[Sumedang]], [[Garut]]), Betawi ([[Jakarta]], kini menjadi Daerah Istimewa dan Ibu Kota Negara), hingga [[Banten]] (kini telah menjadi provinsi sendiri). Sejarah terbentuknya [[Jawa Barat|Tatar Pasundan]], sampai saat ini belum berubah.<ref name="Provinsi Tatar Sunda" /><ref name="Tatar Pasundan">{{cite web|url=http://lampost.co/berita/provinsi-pasundan-gantikan-jawa-barat|title=Provinsi Pasundan Gantikan Jawa Barat?|authors=lampost.co, Adian (ed.)|publisher=lampost.co|date=Sabtu, 31 Agustus 2013 04:15 WIB|accessdate=8 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/HHNoIweb/20150923034751/http://lampost.co/berita/provinsi-pasundan-gantikan-jawa-barat|archivedate=8 Aug 2015 15:58:05 UTC-09-23|dead-url=unfit}}</ref>
* '''[[1861]] M'''
Bupati Wedana Sumedang yaitu Pangeran Rangga Gempol III Kusumahdinata yang dikenal dengan sebutan Pangeran Panembahan adalah Bupati Pertama yang berani menentang pemerintahan [[VOC]], agar kembali merdeka dan berdaulat untuk kemudian mempersatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh [[Pakuan PadjajaranPajajaran]] pada zamannya.
* '''[[1888]] M'''
Bupati Pangeran Aria Suriaatmaja atau dikenal juga sebagai Pangeran Mekah mengungkapkan kepada [[Belanda]], bahwa Belanda harus memberikan kemerdekaan bagi bangsa Indonesia/Nusantara. Hal ini dapat diketahui melalui literatur yang ditulisnya dalam buku ''Ditiung memeh hujan''.
====Abad XX====
* '''[[1912]]'''
[[25 Desember]], Kota Bandung turut menjadi saksi didirikannya De Indische Partij – partai politik pertama di Hindia Belanda oleh Tiga Serangkai [[Douwes Dekker]], [[Tjiptomangunkusumo]], dan [[Ki Hajar Dewantara]].
* '''[[1927]]'''
[[4 Juli]], [[PNI|Perserikatan Nasional Indonesia]] didirikan di sebuah paviliun selatan rumah di Regentsweg no. 22 (sekarang Jl. Dewi Sartika) Bandung pada malam tanggal 4 Juli 1927 oleh Mr. Iskaq, Mr. Sartono, Mr. E.S. Budyarto Martoatmodjo, Mr. Sunario, Dr. Samsi Sastrowidagdo, Ir Soekarno, Ir. Anwari, dan Dr. Tjipto Mangunkusumo. Mereka semua akan tercatat sebagai pendiri PNI, kecuali Dr. Tjipto yang menolak diikutsertakan atas alasan keamanan. Meski demikian Soekarno tetap menganggap Dr. Tjipto sebagai salah satu pendiri, selain Sujadi dan J. Tilaar yang menjadi penghubung antara pemuda di Bandung dengan Hatta di Nederland.
* '''[[1926]]'''
1 Januari 1926 merupakan awal adanya sistem pemerintahan di Jawa Barat pada masa kolonial Belanda. Yang pertama kali memperjuangkan pembentukan sistem pemerintahan di Jawa Barat ke pemerintah Kolonial Belanda adalah para tokoh perjuangan yang ada seperti [[Oto Iskandar di Nata]], [[Husni Thamrin]], [[Tjokroaminoto]] dan tokoh lainnya. Usulan itu diterima pemerintah kolonial Belanda, ada sekitar 45 orang pribumi, 20 diantaranya tokoh Sunda yang terlibat dalam pemerintahan provinsi Jawa Barat kala itu.<ref name="Sobana"/><ref name="Provinsi Pasundan"/> Penyebutan ''Tatar Sunda'' dirubah menjadi ''Province West Java'' oleh Belanda mendapat usulan [[Paguyuban Pasundan]] agar diganti menjadi Provinsi Pasundan; dan usul tersebut disetujui oleh pemerintah kolonial sehingga
ketetapan tentang pembentukan propinsi ini antara lain berbunyi:”.....West Java, in inheemsche talen aan te duiden als Pasoendan,.......” (Staatsblad no. 285 dan 378 tahun 1925), yang terjemahannya”.....Jawa Barat, dalam bahasa orang pribumi (bahasa Sunda) menunjuk sebagai Pasundan,......”. {{sfn|Edi Suhardi Ekadjati|1995|p=6}} Pada implementasinya, dari paska kemerdekaan hingga reformasi nama Provinsi Pasundan tidak pernah diakui oleh pemerintahan republik.
* '''[[1948]]-[[1950]]'''
[[24 April]] [[1948]] - [[24 Maret]] [[1950]], wilayah Jawa Barat pernah menjadi bagian Negara Pasundan, era negara bagian [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) yang dibuat Belanda untuk memecah konsentrasi persatuan para Bumiputera/i. Negara Pasundan versi Wiranatakusumah mempertahankan wilayah Pasundan dengan kaum pro-Republiken dari Negara Pasundan versi Soeria Kartalegawa. Saat itu, negara Pasundan adalah wilayah yang kuat, tidak ekspansif dan terbuka terhadap budaya lain. 24 Maret [[1950]] kembali bergabung dengan [[Sukarno]] dan Kaum Republiken memperkuat Indonesia.
* '''[[1941]]'''
[[17 November]], [[Zainal Mustafa|K.H. Zainal Mustafa]] bersama Kiai Rukhiyat (Pesantren Cipasung), Haji Syirod, dan Hambali Syafei ditangkap Belanda dengan tuduhan telah menghasut rakyat, untuk memberontak terhadap pemerintah [[Hindia Belanda]]. Mereka dipenjarakan di Tasikmalaya selama satu hari, kemudian dipindahkan ke penjara Sukamiskin di Bandung. Setelah dibebaskan, K.H. Zaenal Mustofa tidak berubah. Kembali ia berdakwah yang isinya jelas-jelas menentang penjajah. Pada akhir bulan Februari 1942, ia dan Kiai Rukhiyat kembali ditangkap dan ditahan di penjara Ciamis. Kedua ulama ini menghadapi tuduhan yang sama dengan penangkapannya yang pertama. <ref name="Pemberontakan Sukamanah"/>
* '''[[1944]]'''
[[25 Februari]], keadaan perbaikan di Tatar Pasundan pasca kolonialisme Hindia Belanda belum mereda, fasisme Jepang kembali mengulangi penindasan di Nusantara. Tasikmalaya yang merupakan lumbung santri dan ulama melakukan pemberontakan terhadap agresor pengusung Asia Timur Raya itu. Faktor tersebut dilatari, diantaranya, oleh pajak beras berupa kewajiban penyerahan sandang dan pangan masyarakat Tatar Pasundan di Tasikmalaya tersebut kepada Jepang. Kedua, tipu daya Jepang yang menjanjikan perbaikan pendidikan bagi kaum ''wanoja'' Tatar Pasundan, nyatanya, para kaum perempuan yang telah mendaftarkan diri kemudian dikirimkan menjadi budak nafsu tentara Jepang, ''[[Jugun Ianfu]]''. K.H. Zainal Mustafa dan ulama, para santri, dan rakyat Tatar Pasundan di Tasikmalaya dengan tegas menolak kebijakan Jepang tersebut. Koalisi ulama-santri-rakyat dalam menghadang keinginan Jepang dilakukan dengan menyiapkan persenjataan berupa bambu runcing dan golok yang terbuat dari bambu, serta berlatih pencak silat selain pembekalan latihan spiritual tarekat. Pemberontakan Sukamanah atau Pemberontakan Singaparna tersebut mengakibatkan kurang dari seribu jiwa dijebloskan ke penjara, duapuluh tiga orang termasuk Kyai Mustafa yang ditengarai sebagai dalang oleh fasisme Jepang digiring ke [[Batavia]] dan tak tentu rimbanya. Puluhan tahun kemudian, Kepala Erevele Belanda Ancol, Jakarta memberi kabar bahwa KH. Zaenal Mustofa telah dieksekusi pada 25 Oktober 1944 dan dimakamkan di Taman Pahlawan Belanda Ancol, Jakarta. Melalui penelusuran salah seorang santrinya, Kolonel Syarif Hidayat, pada tahun 1973 keberadaan makamnya itu ditemukan di daerah Ancol, Jakarta Utara, bersama makam-makam para santrinya yang berada di antara makam-makam tentara Belanda. Lalu, pada 25 Agustus 1973, semua makam itu dipindahkan ke Sukamanah, Tasikmalaya. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, pemerintah mengangkat [[Zainal Mustafa|K.H. Zainal Mustafa]] sebagai pahlawan nasional dengan SK Presiden No. 064/TK/1972. <ref name="Pemberontakan Sukamanah">{{cite web|url=http://pikiran-rakyat.com|title=Perlawanan Kaum Santri, 25 Pebruari 1944|authors=Prof. Dr. Nina Herlina Lubis|publisher=Pikiran Rakyat|date=Februari 2008|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://archive.is/tfOmN|archivedate=7 Oct 2015 12:17:46 UTC}}</ref>
 
==== Abad XXI=XX ===
* '''[[20091912]] M'''
[[25 Desember]], Kota Bandung turut menjadi saksi didirikannya De Indische Partij – partai politik pertama di Hindia Belanda oleh Tiga Serangkai [[Douwes Dekker]], [[Tjipto Mangunkusumo]], dan [[Ki Hajar Dewantara]].
29 Oktober, Sejumlah tokoh dan sesepuh Jawa Barat diagendakan berkumpul di Wisma Karya, Kabupaten Subang, pada Kamis (29/10/2009), guna menggelar Deklarasi Provinsi Pasundan untuk menggantikan sebutan Jawa Barat. Dengan tema ''Panceg Dina Galur Ngajaga Sarakan'', mereka yang diundang adalah Dede Yusuf, Iwan Sulandjana, Dadang Garnida, Solihin G.P., Acil Bimbo, Masyarakat Badui, Nagara Banceuy, Ki Sunda Sabudeur Subang, rancakalong, Cigugur Kuningan, Panghayat Kapercayaan Cibedug Lembang, Pinisepuh Bandung, Pimpinan Pesantren di Jabar, dan lainnya.<ref name="Tatar Pasundan" /> Pada tahun yang sama, ratusan warga etnis Sunda yang menamakan diri Pangauban Ki Sunda Jawa Barat, mendeklarasikan Provinsi Pasundan sebagai pengganti Provinsi Jawa Barat. <ref>{{cite web|url=http://lingkarannews.com/akankah-provinsi-jawa-barat-berubah-menjadi-provinsi-pasundan/|title=Akankah Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Pasundan|authors=Viva.co.id|publisher=Lingkarannews.com|date=6 Agustus 2015|accessdate=8 Agustus 2015|archiveurl=https://archive.is/IKspp|archivedate=8 Aug 2015 15:58:32 UTC}}</ref>
* '''[[20131927]] M'''
[[4 Juli]], [[PNI|Perserikatan Nasional Indonesia]] didirikan di sebuah paviliun selatan rumah di Regentsweg no. 22 (sekarang Jl. Dewi Sartika) Bandung pada malam tanggal 4 Juli 1927 oleh Mr. Iskaq, Mr. Sartono, Mr. E.S. Budyarto Martoatmodjo, Mr. Sunario, Dr. Samsi Sastrowidagdo, Ir Soekarno, Ir. Anwari, dan Dr. Tjipto Mangunkusumo. Mereka semua akan tercatat sebagai pendiri PNI, kecuali Dr. Tjipto yang menolak diikutsertakan atas alasan keamanan. Meski demikian Soekarno tetap menganggap Dr. Tjipto sebagai salah satu pendiri, selain Sujadi dan J. Tilaar yang menjadi penghubung antara pemuda di Bandung dengan Hatta di Netherland.
* '''[[1926]] M'''
1 Januari 1926 merupakan awal adanya sistem pemerintahan di Jawa Barat pada masa kolonial Belanda. Yang pertama kali memperjuangkan pembentukan sistem pemerintahan di Jawa Barat ke pemerintah Kolonial Belanda adalah para tokoh perjuangan yang ada seperti [[Oto Iskandar di Nata]], [[Husni Thamrin]], [[HOS Tjokroaminoto]] dan tokoh lainnya. Usulan itu diterima pemerintah kolonial Belanda, ada sekitar 45 orang pribumi, 20 diantaranya tokoh Sunda yang terlibat dalam pemerintahan provinsi Jawa Barat kala itu.<ref name="Provinsi Pasundan"/><ref name="Sobana"/> Penyebutan ''Tatar Sunda'' dirubah menjadi ''Provincie West-Java'' oleh Belanda mendapat usulan [[Paguyuban Pasundan]] agar diganti menjadi Provinsi Pasundan; dan usul tersebut disetujui oleh pemerintah kolonial sehingga
ketetapan tentang pembentukan propinsi ini antara lain berbunyi: ".....West Java, in inheemsche talen aan te duiden als Pasoendan,......." (Staatsblad no. 285 dan 378 tahun 1925), yang terjemahannya ".....Jawa Barat, dalam bahasa orang pribumi (bahasa Sunda) menunjuk sebagai Pasundan,......".{{sfn|Edi Suhardi Ekadjati|1995|p=6}} Pada implementasinya, dari paska kemerdekaan hingga reformasi nama Provinsi Pasundan tidak pernah diakui oleh pemerintahan republik.
* '''[[1948]]–[[1950]] M'''
[[24 April]] [[1948]]–[[24 Maret]] [[1950]], wilayah Jawa Barat pernah menjadi bagian [[Negara Pasundan]], era negara bagian [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS) yang dibuat Belanda untuk memecah konsentrasi persatuan para bumiputera. Negara Pasundan versi [[Wiranatakusumah]] mempertahankan wilayah Pasundan dengan kaum pro-Republiken dari Negara Pasundan versi [[Soeria Kartalegawa]]. Saat itu, negara Pasundan adalah wilayah yang kuat, tidak ekspansif dan terbuka terhadap budaya lain. 24 Maret [[1950]] Negara Pasundan kembali bergabung dengan [[Sukarno]] dan Kaum Republiken memperkuat Indonesia.
* '''[[1941]] M'''
[[17 November]], [[Zainal Mustafa|K.H. Zainal Mustafa]] bersama Kiai Rukhiyat (Pesantren Cipasung), Haji Syirod, dan Hambali Syafei ditangkap Belanda dengan tuduhan telah menghasut rakyat, untuk memberontak terhadap pemerintah [[Hindia Belanda]]. Mereka dipenjarakan di Tasikmalaya selama satu hari, kemudian dipindahkan ke [[penjara Sukamiskin]] di Bandung. Setelah dibebaskan, K.H. Zaenal Mustofa tidak berubah. Kembali ia berdakwah yang isinya jelas-jelas menentang penjajahan. Pada akhir bulan Februari 1942, ia dan Kiai Rukhiyat kembali ditangkap dan ditahan di penjara Ciamis. Kedua ulama ini menghadapi tuduhan yang sama dengan penangkapannya yang pertama.<ref name="Pemberontakan Sukamanah"/>
* '''[[1944]] M'''
[[25 Februari]], keadaan perbaikan di Tatar Pasundan pasca kolonialisme Hindia Belanda belum mereda, [[Penjajahan Jepang|fasisme Jepang]] kembali mengulangi penindasan di Nusantara. Tasikmalaya yang merupakan pusat santri dan ulama melakukan pemberontakan terhadap agresor pengusung Asia Timur Raya itu. Faktor tersebut dilatari, diantaranya, oleh pajak beras berupa kewajiban penyerahan sandang dan pangan masyarakat Tatar Pasundan di Tasikmalaya tersebut kepada Jepang. Kedua, tipu daya Jepang yang menjanjikan perbaikan pendidikan bagi kaum ''wanoja'' Tatar Pasundan, nyatanya, para kaum perempuan yang telah mendaftarkan diri kemudian dikirimkan menjadi budak nafsu tentara Jepang, ''[[Jugun Ianfu]]''. K.H. Zainal Mustafa dan ulama, para santri, dan rakyat Tatar Pasundan di Tasikmalaya dengan tegas menolak kebijakan Jepang tersebut. Koalisi ulama-santri-rakyat dalam menghadang keinginan Jepang dilakukan dengan menyiapkan persenjataan berupa [[bambu runcing]] dan [[golok]], serta berlatih [[pencak silat]] selain pembekalan latihan spiritual tarekat. Pemberontakan Sukamanah atau Pemberontakan Singaparna tersebut mengakibatkan kurang dari seribu jiwa dijebloskan ke penjara, 23 orang termasuk Kyai Mustafa yang ditengarai sebagai dalang oleh fasisme Jepang digiring ke [[Batavia]] dan tak tentu rimbanya. Puluhan tahun kemudian, Kepala Erevele Belanda Ancol, Jakarta memberi kabar bahwa K.H. Zaenal Mustofa telah dieksekusi pada 25 Oktober 1944 dan dimakamkan di [[Taman Pahlawan Belanda Ancol]], Jakarta. Melalui penelusuran salah seorang santrinya, Kolonel Syarif Hidayat, pada tahun 1973 keberadaan makamnya itu ditemukan di daerah Ancol, Jakarta Utara, bersama makam-makam para santrinya yang berada di antara makam-makam tentara Belanda. Lalu, pada 25 Agustus 1973, semua makam itu dipindahkan ke Sukamanah, Tasikmalaya. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, pemerintah mengangkat [[Zainal Mustafa|K.H. Zainal Mustafa]] sebagai pahlawan nasional dengan SK Presiden No. 064/TK/1972.<ref name="Pemberontakan Sukamanah">{{cite web|url=http://pikiran-rakyat.com/|title=Perlawanan Kaum Santri, 25 Pebruari 1944|authors=Prof. Dr. Nina Herlina Lubis|publisher=Pikiran Rakyat|date=Februari 2008|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20220904152531/http://www.pikiran-rakyat.com/|archivedate=2022-09-04|dead-url=unfit}}</ref>
 
=== Abad XXI ===
* '''[[2000]] M'''
[[Banten]] yang wilayahnya secara historis terletak di bagian barat Provinsi Jawa Barat secara resmi dimekarkan melalui Undang-Undang No. 23 tahun 2000 dengan pusat pemerintahannya berada di [[Kota Serang]].<ref>{{cite web|url=https://biroumum.bantenprov.go.id/#:~:text=Banten%20pernah%20menjadi%20bagian%20dari,pemerintahannya%20berada%20di%20Kota%20Serang.|title=Sejarah Provinsi Banten|website=biroumum.bantenprov.go.id|access-date=9 September 2022|language=id}}</ref>
* '''[[2009]] M'''
29 Oktober, Sejumlah tokoh dan sesepuh Jawa Barat diagendakan berkumpul di Wisma Karya, Kabupaten Subang, pada Kamis (29/10/2009), guna menggelar Deklarasi Provinsi Pasundan untuk menggantikan sebutan Jawa Barat. Dengan tema ''Panceg Dina Galur Ngajaga Sarakan'', mereka yang diundang adalah Dede Yusuf, Iwan Sulandjana, Dadang Garnida, Solihin G.P., Acil Bimbo, Masyarakat Badui, Nagara Banceuy, Ki Sunda Sabudeur Subang, Rancakalong, Cigugur Kuningan, Panghayat Kapercayaan Cibedug Lembang, Pinisepuh Bandung, Pimpinan Pesantren di Jabar, dan lainnya.<ref name="Tatar Pasundan" /> Pada tahun yang sama, ratusan warga etnis Sunda yang menamakan diri Pangauban Ki Sunda Jawa Barat, mendeklarasikan Provinsi Pasundan sebagai pengganti Provinsi Jawa Barat.<ref>{{cite web|url=http://lingkarannews.com/akankah-provinsi-jawa-barat-berubah-menjadi-provinsi-pasundan/|title=Akankah Provinsi Jawa Barat berubah menjadi Provinsi Pasundan|authors=Viva.co.id|publisher=Lingkarannews.com|date=6 Agustus 2015|accessdate=8 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20171115082132/http://lingkarannews.com/akankah-provinsi-jawa-barat-berubah-menjadi-provinsi-pasundan|archivedate=2017-11-15|dead-url=unfit}}</ref>
* '''[[2013]] M'''
30 Agustus, Wacana pergantian nama Provinsi Jawa Barat (Jabar) menjadi Provinsi Pasundan harus mengacu pada sejarah Tatar Sunda, sebutan lain provinsi tersebut, di samping kajian dan analisa para tokoh. Tokoh Sunda Tjetje Hidayat Padmadinata dan Guru Besar Universitas Pasundan (Unpas) Bandung, Didi Turmudzi, mengatakan menyatakan tidak mempermasalahkan jika ada usulan pergantian nama Provinsi Jawa Barat dan warga ke-Sundaan sudah berdiri lebih dari 100 tahun, dan untuk wacana pergantin nama Provinsi Jabar, tidak perlu dibahas dengan tergesa-gesa.<ref name="Tatar Pasundan" />
* '''[[2015]] M'''
5 Agustus, Tim Pengkaji Perubahan Nama Jawa Barat seperti Adjie Esa Putra, Asep Saeful, Rully Indrawan, Dani Wisnu, Hendy, Dyna Ahmad, dan Memet Hamdan menemui Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN-RB) Yuddy Chrisnandi. Mereka hendak menyampaikan maksud mengubah nama Provinsi Jawa Barat menjadi Provinsi Pasundan atau Tatar Sunda karena menilai nama Jawa Barat tidak tepat lagi digunakan.<ref name="Provinsi Tatar Sunda" />
 
Baris 169 ⟶ 175:
Provinsi Pasundan adalah nama provinsi Jawa Barat yang diinisiasi masyarakat Parahyangan, salah satunya mengacu pada sejarah penyebutan populer ''Tatar Sunda, Parahyangan, Sunda Kalapa, Pasundan'' pada wilayah Jawa bagian Barat sejak era kerajaan [[Nusantara]] sebelum menjadi Indonesia kini. Dan penamaan Jawa Barat yang dianggap tidak merepresentasikan karakteristik Tatar Pasundan.
 
Pada milenium baru, dekade [[2000]]-an muncul inisiasi untuk mengembalikan nama Provinsi Jawa Barat kepada identitas yang sesuai dengan karakteristik Tatar Pasundan yang oleh sebagian tokoh, seniman, budayawan, masyarakat adat, tokoh agama, dan komunitas yang tersebar di Tatar Parahyangan dianggap sudah mulai terkikis akibat adanya globalisasi di satu sisi. {{refn|group=note|name=pasundanmillenium|Para tokoh yang diundang dalam Deklarasi Provinsi Pasundan dengan tema ''Paceng Dina Galur Ngajaga Sarakan'', Wisma Karya, Subang, itu adalah sejumlah tokoh Jawa Barat, seperti [[Dede Yusuf]], [[Iwan Sulandjana]], [[Dadang Garnida]], [[Solihin G.P.]], [[Acil Bimbo]], Masyarakat Badui, Nagara Banceuy, Ki Sunda Sabudeur Subang, rancakalong, Cigugur Kuningan, Panghayat Kapercayaan Cibedug Lembang, Pinisepuh Bandung, Pimpinan Pesantren di Jabar, dan lainnya. <ref name="Provinsi Pasundan"/>}}
 
Inisiasi pergantian nama menjadi Provinsi Pasundan sebagai salah satu aspirasi dalam mewujudkan undang-undang yang berlaku dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 30 tahun 2012 tentang pedoman pemberian nama ibu kota, nama daerah dan pemindahan ibu kota, atau UU Otda 32/2004 jo UU 23/2014. Contoh kongkritnya Seperti Papua menjadi Irian Jaya dan Aceh menjadi Nangroe Aceh Darussalam. Pergantian nama tersebut tidak mengubah jumlah kabupaten/kota dan sistem pemerintahan yang sudah ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia.<ref name="Provinsi Pasundan">{{citeCite webnews|url=http://news.okezone.com/read/2009/10/28/340/270205/tokoh-jabar-siapkan-deklarasi-provinsi-pasundan|title=Tokoh Jabar Siapkan Deklarasi Provinsi Pasundan|authors=Annas Nasrullah|publisher=News.Okezone.Com|date=Kamis, 29 Oktober 2009 - 02:03 wib|accessdate=8 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/raYGweb/20220904152314/https://news.okezone.com/read/2009/10/28/340/270205/tokoh-jabar-siapkan-deklarasi-provinsi-pasundan|archivedate=14 Jul 2012 12:01:32 UTC2022-09-04|dead-url=unfit|last=Nasrullah|first=Annas|work=[[Okezone.com]]}}</ref>
 
Prof. Asep Syaifuddin menyatakan bahwa secara akademis sejak 2003 hingga hari ini prestasi pendidikan di Jawa Barat terus menurun. Yang bertahan hanya posisi kemiskinan saja di rangking 15. Ini mengapa terjadi, karena orang PasundaPasundan telah kehilangan jati dirinya, dibanding daerah lain seperti Banten, ‎PapuaPapua Barat, NAD, dan lainnya. <ref name=":1">{{citeCite webnews|url=http://www.jpnn.com/read/2015/08/04/318608/Jabar-Diusulkan-Berganti-Nama-jadi-Provinsi-Pasundan-|title=Jabar Diusulkan Berganti Nama jadi Provinsi Pasundan|authors=(esy/jpnn)|publisher=Jpnn.com|date=Selasa, 04 Agustus 2015, 12:57:00|accessdate=8 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/uS8b2web/20150923031736/http://www.jpnn.com/read/2015/08/04/318608/Jabar-Diusulkan-Berganti-Nama-jadi-Provinsi-Pasundan-|archivedate=8 Aug 2015-09-23|dead-url=unfit|work=[[Jawa 15:57:38 UTCPos|JPNN.com]]}}</ref> Dalam data Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan persentase partisipasi usia pendidikan SMP di Jawa Barat berada di peringkat 24, kalah dengan Papua Barat serta Aceh. Juga jumlah penduduk miskin berada di urutan 15. {{refn|group=note|name=diganti|Provinsi di bagian barat Pulau Jawa ini dianggap memiliki prestasi menurun sejak menyandang nama Jawa Barat.<ref name="Provinsi Tatar Sunda">{{cite web|url=http://www.dream.co.id/news/jawa-barat-diganti-nama-jadi-pasundan-150805k.html|title=Nama Provinsi Jawa Barat Diganti Jadi `Pasundan`?|authors=Baiquni|publisher= Dream.co.id/Menpan.go.id|date= Rabu, 5 Agustus 2015 18:02|accessdate=8 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/h4sZmweb/20170223163404/http://www.dream.co.id/news/jawa-barat-diganti-nama-jadi-pasundan-150805k.html|archivedate=8 Aug 2015 15:57:59 UTC2017-02-23|dead-url=unfit}}</ref>}}
 
Pemerintahan [[Jokowi]] melalui aparatur [[Kabinet Kerja]] yaitu Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara, dan Reformasi Birokrasi, [[Yuddy Chrisnandi]], menyambut baik namum menyatakan masih memperlukan kajian lebih komprehensif dan melihat urgensinya selain gaung apresiasi masyarakat Parahyangan.<ref name="Provinsi Pasundan" />
Baris 201 ⟶ 207:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} {{cite web|url=http://www.jabarprov.go.id/|title=Situs web resmi pemerintah provinsi Jawa Barat|publisher=Jabarprov.go.id|access-date=2022-09-04|archive-date=2022-02-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20220227110159/https://www.jabarprov.go.id/|dead-url=yes}}
{{Col|2}}
* {{id}} {{cite web|url=http://www.jabarprov.goindonesia.travel/id/discover-indonesia/region-detail/31/jawa-barat|title=Situs web resmi pemerintahpanduan provinsiwisata Jawa Barat|publisher=JabarprovIndonesia.gotravel|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180129154130/http://www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/region-detail/31/jawa-barat|archivedate=2018-01-29|access-date=2022-09-04|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|url=http://www.indonesiafokusjabar.travelcom/id/discover-indonesia/region-detail/31/jawa-barat|title=SitusSalah websatu resmisitus panduanberita wisatadi Jawa Barat|publisheraccess-date=Indonesia.travel2022-09-04|archiveurlarchive-date=2022-09-04|archive-url=https://web.archive.isorg/web/20220904152317/http://fokusjabar.com/3fm68|archivedatedead-url=15 Sep 2014 12:22:41 UTCyes}}
* {{id}} {{cite web|url=http://fajar.co.id/nasional/2015/08/04/jawa-barat-diusulkan-ganti-nama-jadi-provinsi-pasundan.html|title=Jawa Barat Diusulkan Ganti Nama Jadi Provinsi Pasundan|publisher=Fajar.co.id|date=Selasa, 04 Agustus 2015 14:09|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150923104112/http://fajar.co.id/nasional/2015/08/04/jawa-barat-diusulkan-ganti-nama-jadi-provinsi-pasundan.html|archivedate=2015-09-23|access-date=2022-09-04|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|url=http://www.fokusjabar.com|title=Salah satu situs berita di Jawa Barat}}
* {{id}} {{citeCite webnews|author=Syahrul Ansyari, Eka Permadi|url=http://fajarnasional.news.viva.co.id/nasional/2015/08news/04read/jawa657487-baratpolitisi-diusulkanppp-gantiajak-namaorang-jadisunda-dukung-provinsi-pasundan.html|title=JawaPolitisi BaratPPP DiusulkanAjak GantiOrang NamaSunda JadiDukung Provinsi Pasundan|publisher=FajarNasional.news.viva.co.id|date=SelasaRabu, 045 Agustus 2015, 14:0940 WIB|accessdate=5 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/i67Z3web/20160507030834/http://nasional.news.viva.co.id/news/read/657487-politisi-ppp-ajak-orang-sunda-dukung-provinsi-pasundan|archivedate=8 Aug 2015 15:58:10 UTC2016-05-07|dead-url=unfit|first=Syahrul|last=Ansyari|work=[[VIVA.co.id]]}}
* {{id}} {{cite web|author=SyahrulAchmad Ansyari, Eka PermadiZall|url=http://nasionalm.newsgalamedianews.viva.co.idcom/newsnasional/read35363/657487nama-politisipemprov-pppjabar-ajakdiusulkan-orang-sunda-dukungjadi-provinsi-pasundan.html|title=PolitisiJawa PPPBarat AjakDiusulkan OrangGanti SundaNama DukungJadi Provinsi Pasundan|publisher=NasionalGalamedianews.news.viva.co.idcom|date=RabuSelasa, 54 Agustus 2015, 14:4044 WIB|accessdate=54 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/j9M0Kweb/20151024173718/http://m.galamedianews.com/nasional/35363/nama-pemprov-jabar-diusulkan-jadi-provinsi-pasundan.html|archivedate=8 Aug 2015 15:57:43 UTC-10-24|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|author=Achmad Zall|url=http://mwww.galamedianewsmeranginekspres.comnet/nasional2015/3536308/04/nama-pemprov-jabar-diusulkan-berganti-nama-jadi-provinsi-pasundan.html|title=Jawa Barat Diusulkan Ganti Nama Jadi Provinsi Pasundan|publisher=Galamedianewsmeranginekspres.comnet|date=Selasa, 4 Agustus 2015 14:44 WIB|accessdate=4 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/web/20151024173825/http://www.meranginekspres.net/2015/08/04/jabar-diusulkan-berganti-nama-jadi-provinsi-pasundan/vVNcJ|archivedate=8 Aug 2015 15:57:36 UTC-10-24|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|url=http://wwwlingkarannews.meranginekspres.netcom/2015/08/04/jabarakankah-diusulkanprovinsi-bergantijawa-namabarat-jadiberubah-menjadi-provinsi-pasundan|title=JawaAkankah BaratProvinsi DiusulkanJawa GantiBarat Namaberubah Jadimenjadi Provinsi Pasundan|publisher=meranginekspresArsip Viva.co.id oleh lingkarannews.netcom|date=Selasa, 46 Agustus 2015|accessdate=46 Agustus 2015|archivedate=2017-11-15|archiveurl=https://web.archive.isorg/iafiDweb/20171115082132/http://lingkarannews.com/akankah-provinsi-jawa-barat-berubah-menjadi-provinsi-pasundan|archivedatedead-url=12 Oct 2015 10:18:52 UTCunfit}}
* {{id}} {{cite web|editor=Fopin A Sinaga|url=http://lingkarannewswww.comriaupos.co/akankah80615-berita-provinsi-jawa-barat-berubahdiusulkan-ganti-menjadijadi-provinsi-pasundan.html|title=Akankah Provinsi Jawa Barat berubahDiusulkan menjadiGanti Jadi Provinsi Pasundan|publisher=Arsip VivaRiaupos.co.id oleh lingkarannews.com|date=65 Agustus 2015 - 00.05 WIB|accessdate=65 Agustus 2015|archivedate=12 Oct 2015 -10:21:54 UTC-24|archiveurl=https://web.archive.isorg/tkNlUweb/20151024174105/http://www.riaupos.co/80615-berita--jawa-barat-diusulkan-ganti-jadi-provinsi-pasundan.html#.VcYVD8Cqqko|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|editorauthor=FopinYuska AApitya SinagaAji Iswanto|url=http://www.riauposbogor-today.cocom/80615-berita--jawa-baratjabar-diusulkan-ganti-jadi-provinsi-pasundan.html#.VcYVD8Cqqko/|title=Jawa BaratJabar Diusulkan Ganti Jadi Provinsi Pasundan|publisher=RiauposBogor-today.cocom|date=5 Agustus 2015 - 00.05 WIB|accessdate=5 Agustus 2015|archivedate=8 Aug 2015 15:57:53 UTC|archiveurl=https://web.archive.isorg/UwsBoweb/20151029064854/http://www.bogor-today.com/jabar-diusulkan-jadi-provinsi-pasundan/|archivedate=2015-10-29|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|author=Yuska Apitya Aji Iswanto|url=http://www.bogor-todayseputarjabar.com/jabar2013/08/pasundan-diusulkannilai-jadiwajar-provinsiusulan-pasundan/ganti-nama.html|title=JabarPasundan DiusulkanNilai JadiWajar Usulan Ganti Nama Provinsi PasundanJabar|publisher= Bogor-todaySeputarjabar.com|date=5Sabtu, 24 Agustus 20152013|accessdate=524 Agustus 2015|archivedate=2018-05-19|archiveurl=https://web.archive.isorg/GE8n1web/20180519045944/http://www.seputarjabar.com/2013/08/pasundan-nilai-wajar-usulan-ganti-nama.html|archivedatedead-url=8 Aug 2015 15:57:54 UTCunfit}}
* {{id}} {{cite web|url=http://wwwgobekasi.seputarjabarpojoksatu.comid/20132015/08/pasundan04/usulan-nilaipergantian-wajarnama-usulanprovinsi-gantijabar-nama.htmlmenjadi-provinsi-pasundan-mencuat|title=Pasundan Nilai Wajar Usulan GantiPergantian Nama Provinsi Jabar Menjadi Provinsi Pasundan Mencuat|publisher=SeputarjabarGobekasi.pojoksatu.comid|date=Sabtu, 244 Agustus 20132015|accessdate=244 Agustus 2015|archivedate=8 Aug 2015 15:57:34 UTC-09-12|archiveurl=https://web.archive.isorg/TtNAHweb/20150912065358/http://gobekasi.pojoksatu.id/2015/08/04/usulan-pergantian-nama-provinsi-jabar-menjadi-provinsi-pasundan-mencuat/|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|url=http://gobekasidprd.pojoksatujabarprov.go.id/about/news/read/2015/08/0406/usulandprd-pergantianjabar-namaterima-provinsisurat-jabarpermohonan-menjadiperubahan-provinsinama-pasundan-mencuatprovinsi.html|title=UsulanDPRD PergantianJabar NamaTerima ProvinsiSurat JabarPermohonan MenjadiPerubahan Nama Provinsi Pasundan Mencuat|publisher=GobekasiJabarprov.pojoksatugo.id|date=406 AgustusAugustus 2015 2015 07:42 WIB|accessdate=46 Agustus 2015|archivedate=8 Aug 2015 15:58:48 UTC|archiveurl=https://web.archive.isorg/7k7N4web/20180415190215/http://dprd.jabarprov.go.id/about/news/read/2015/08/06/dprd-jabar-terima-surat-permohonan-perubahan-nama-provinsi.html|archivedate=2018-04-15|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|url=http://dprdduddy.jabarprov.goweb.id/about/news/read/2015/08/06/dprdgujrud-jabarprovinsi-terima-surat-permohonan-perubahan-nama-provinsi.htmlpasundan/|title=DPRDGujrud JabarProvinsi Terima Surat Permohonan Perubahan Nama ProvinsiPasundan|publisher=JabarprovDuddy.goweb.id|author=Duddy RS|date=0622 AugustusJuni 2015 2015 07:42 WIB|accessdate=6 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/web/20220904152312/http://duddy.web.id/gujrud-provinsi-pasundan/Vy7B5|archivedate=8 Aug 2015 15:57:55 UTC2022-09-04|dead-url=unfit}}
* {{citeCite webnews|url=http://duddynasional.webtempo.idco/gujrudread/news/2012/11/09/178440791/jawa-barat-diusulkan-jadi-provinsi-pasundan/|title=GujrudJawa Barat Diusulkan Jadi Provinsi Pasundan|publisher=DuddyNasional.webtempo.id|author=Duddy RSco|date=22Jumat, Juni09 2015November 2012 18:58 WIB|accessdate=612 AgustusOktober 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/hvgdJweb/20151024174946/http://nasional.tempo.co/read/news/2012/11/09/178440791/jawa-barat-diusulkan-jadi-provinsi-pasundan|archivedate=12 Oct 2015 -10:36:52 UTC-24|dead-url=unfit|editor-last=Saeni|editor-first=Eni|work=[[Tempo.co]]}}
* {{cite web|url=http://nasionalwww.tempokotasubang.cocom/read/news/2012/11/09/1784407916896/provinsi-jawa-barat-diusulkanberubah-nama-jadi-provinsi-pasundan-mungkinkah|title=Provinsi Jawa Barat diusulkanBerubah jadiNama ProvinsiJadi Pasundan, Mungkinkah?|author=Budiana Yusuf|publisher=Nasional.tempoKotasubang.cocom|date=JumatOct 11, 09 November 2012 18:58 WIB2015|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/GDQOUweb/20220904152327/https://www.kotasubang.com/6896/provinsi-jawa-barat-berubah-nama-jadi-pasundan-mungkinkah|archivedate=12 Oct 2015 10:48:36 UTC2022-09-04|dead-url=unfit}}
* {{citeCite webnews|url=http://wwwdaerah.kotasubangsindonews.com/6896read/765558/21/provinsi-jawa-barat-berubahdiusulkan-namaganti-jadi-pasundan-mungkinkah1374811269|title=Provinsi Jawa Barat Berubahdiusulkan Namaganti Jadijadi Pasundan, Mungkinkah?|author=BudianaOris YusufRiswan|publisher=Kotasubangdaerah.sindonews.com|date=Jum'at, 26 Juli 2013 − Oct 11,:01 2015WIB|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/O7CH5web/20151029064854/http://daerah.sindonews.com/read/765558/21/provinsi-jawa-barat-diusulkan-ganti-jadi-pasundan-1374811269|archivedate=12 Oct 2015 -10:53:33 UTC-29|dead-url=unfit|work=[[Sindonews.com]]}}
* {{citeCite webnews|url=http://daerahwww.sindonewsantaranews.com/readvideo/765558/2119391/provinsi-jawa-barat-diusulkanpasundan-gantiminta-jadidukungan-pasundan-1374811269menteri|title=Provinsi JawaPasundan BaratMinta diusulkanDukungan ganti jadi PasundanMenteri|author=Oris Riswan|publisher=daerah.sindonewsantaranews.com|date=Jum'atRabu,  265 JuliAgustus 2013  − 2015 1115:0103 WIB|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/4Sgc1web/20220904152317/https://www.antaranews.com/video/19391/provinsi-pasundan-minta-dukungan-menteri|archivedate=122022-09-04|dead-url=unfit|last=TV|first=Antara|editor-last=TV|editor-first=Antara|work=[[Lembaga OctKantor 2015Berita 11:05:50Nasional Antara|ANTARA UTCNews]]}}
* {{cite web|url=http://www.antaranewsjabarnews.com/video/19391/provinsi-pasundan-minta-dukungan-menteri?p=8377|title=Nama Provinsi PasundanJawa MintaBarat DukunganDiganti MenteriJadi ‘Pasundan’?|authorauthors=Dwi Novia|publisher=antaranewsJabarNews.com|date=Rabu,Aug 5 Agustus11, 2015 15:03 WIB|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/D11wfweb/20150811185012/http://jabarnews.com/?p=8377|archivedate=12 Oct 2015 11:-08:50 UTC-11|dead-url=unfit}}
* {{cite web|url=http://jabarnewsdepoknews.comid/wah-nama-jawa-barat-diusulkan-jadi-pasundan/?p=8377|title=NamaWah, ProvinsiNama Jawa Barat DigantiDiusulkan Jadi ‘Pasundan’?Pasundan|authors=Dwi Novia(okz/dn)|publisher=JabarNewsdepoknews.comid|date=Aug 11, 201526/07/2013|accessdate=12Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/web/20151029064854/http://depoknews.id/wah-nama-jawa-barat-diusulkan-jadi-pasundan/k5R22|archivedate=12 Oct 2015 11:-10:45 UTC-29|dead-url=unfit}}
* {{cite web|url=http://depoknewspenakita.idcom/wah-nama-jawa-barat-diusulkan-jadi-provinsi-pasundan/|title=Wah, Nama Jawa Barat Diusulkan Jadi Provinsi Pasundan|authors=(okz/dn)Dde|publisher=depoknewspenakita.idcom|date=26/07/201327 July 2015|accessdate=12Oktober12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/web/20220904152308/http://penakita.com/jawa-barat-diusulkan-jadi-provinsi-pasundan/4Gftc|archivedate=12 Oct 2015 11:15:29 UTC2022-09-04|dead-url=unfit}}
* {{cite web|url=http://penakitawww.radar-karawang.com/jawa2013/08/pansus-baratperubahan-diusulkannama-jadijawa-provinsibarat-pasundan/jangan.html|title=JawaPansus BaratPerubahan DiusulkanNama JadiJawa ProvinsiBarat PasundanJangan Dilanjutkan|authors=DdeMang Raka|publisher=penakitaradar-karawang.com|date=27Sabtu, July31 2015Agustus 2013 14.00|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.isorg/NdXSFweb/20190521013650/http://www.radar-karawang.com/2013/08/pansus-perubahan-nama-jawa-barat-jangan.html|archivedate=12 Oct 2015 11:19:27 UTC2019-05-21|dead-url=unfit}}
* {{cite web|url=http://www.radar-karawang.com/2013/08/pansus-perubahan-nama-jawa-barat-jangan.html|title=Pansus Perubahan Nama Jawa Barat Jangan Dilanjutkan|authors=Mang Raka|publisher=radar-karawang.com|date=Sabtu, 31 Agustus 2013 14.00|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://archive.is/g0aRH|archivedate=12 Oct 2015 11:25:33 UTC}}
{{EndDiv}}
 
{{Sejarah provinsi Indonesia}}