Sejarah Jawa Barat: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k WPCleaner v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Karakter kontrol Unicode - Hirarki sub-judul - Referensi sebelum tanda baca - Pranala sama dengan teksnya)
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.5
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Jawa Barat]] adalah sebuah [[provinsi]] yang seluruh wilayahwilayahnya termasuk kedalamke dalam [[Tatar PasundanSunda]], [[Indonesia]]. Ibu kotanya berada di [[Kota Bandung]]. Pada masa era monarki, Tatar PasundanSunda, merupakan wilayah dengan ragam kerajaan, diantaranya, [[Kerajaan Jampang Manggung]],<ref name="Kerajaan Sunda Cianjur">{{cite web|url=http://m.inilah.com/news/detail/1684092/wah-ada-tiga-kerajaan-di-kabupaten-cianjur|title=Wah, Ada Tiga Kerajaan di Kabupaten Cianjur|authors=Benny Bastiandy|publisher=inilah.com|date=Sabtu, 9 Juli 2011 18:05 WIB|accessdate=28 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180816063628/http://m.inilah.com/news/detail/1684092/wah-ada-tiga-kerajaan-di-kabupaten-cianjur|archivedate=2018-08-16|dead-url=unfit}}</ref> [[Kerajaan Agrabintapura]],<ref name="Kerajaan Sunda Cianjur"/> [[Kerajaan Tanjung Singuru]],<ref name="Kerajaan Sunda Cianjur"/> [[Kerajaan Kendan]],<ref>{{Citation|last1=.|first1=Amirrulloh|last2=Wijaya|first2=Chandra|last3=Aliman|first3=Muhamad|last4=Mudrikah|first4=Farah|contribution=Menelusuri kota tua kejayaan Tanah Pasundan Kerajaan Kendan di Nagreg Kabupaten Bandung, Jawa Barat|title=Fakultas Dakwah dan Komunikasi|publisher=Universitas Islam Sunan Gunung Djati|date=|year=2013|contribution-url=https://www.academia.edu/6946141/MENELUSURI_KOTA_TUA_KEJAYAAN_TANAH_PASUNDAN_KERAJAAN_KENDAN_DI_NAGREG_KABUPATEN_BANDUNG_JAWA_BARAT_Laporan_penelitian_ini_disusununtuk_memenuhi_tugas_akhir_mata_kuliah_Bahasa_dan_Budaya_Sunda}}</ref> [[Kerajaan Galuh]], [[Kerajaan Salakanagara]], [[Kerajaan Tarumanagara]], [[Kerajaan Sunda]], [[Kerajaan Talaga Manggung]], [[Kerajaan Galunggung]], [[Kerajaan Sunda Galuh]], [[Kerajaan Pajajaran]], [[Kerajaan Tembong Agung]],<ref>{{Cite news|url=http://news.detik.com/berita/3006113/cerita-tentang-tembong-agung-kerajaan-yang-jadi-nama-waduk-jatigede|title=Cerita Tentang Tembong Agung, Kerajaan yang Jadi Nama Waduk Jatigede|authors=Erna Mardiana|publisher=detikNews|date=Senin 31 Aug 2015, 17:15 WIB|accessdate=Senin 31 Aug 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151013231810/http://news.detik.com/berita/3006113/cerita-tentang-tembong-agung-kerajaan-yang-jadi-nama-waduk-jatigede|archivedate=2015-10-13|dead-url=unfit|first=Erna|last=Mardiana|work=[[Detik.com|detikcom]]}}</ref> dan [[Kerajaan Sumedang Larang]].{{sfn|Uka Tjandrasasmita|2009|p=124}} Masyarakat modern pun mengenal wilayah ini sebagai wilayah [[Parahyangan|tatar Sunda]] dengan tokoh utamanya [[Sri Baduga Maharaja]] atau dikenal sebagai Raja [[Siliwangi]] yang dianggap sebagai pemimpin pemersatu seluruh monarki yang ada di [[Parahyangan]] dalam satu kerajaan bernama [[Kerajaan Sunda]] yang berpusat di [[Pakuan Pajajaran]] sebelum runtuh pada 1579. Provinsi Jawa Barat merupakan Provinsi yang pertama dibentuk di wilayah Indonesia era akhir kolonial (staatblad Nomor: 378). Pasca kemerdekaan, Provinsi Jawa Barat dibentuk berdasarkan UU No. 1 Tahun 1945 dan UU No.11 Tahun 1950, tentang Pembentukan Provinsi Jawa Barat. Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia. Bagian barat laut provinsi Jawa Barat berbatasan langsung dengan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta]], ibukota negara Indonesia dimana pada masa monarki wilayah ini termasuk [[Sunda Kalapa]]{{refn|group=note|name=Kalapa|Menurut [[Tomé Pires]], Kalapa adalah pelabuhan terbesar di Jawa Barat, selain [[Kerajaan Sunda|Sunda]] (Banten), [[Pontang]], [[Cigede]], [[Tamgara]], dan [[Cimanuk]] yang juga dimiliki Pajajaran. Sunda Kelapa yang dalam teks ini disebut ''Kalapa'' dianggap pelabuhan yang terpenting karena dapat ditempuh dari ibu kota kerajaan yang disebut dengan nama ''Dayo'' (dalam bahasa Sunda: ''dayeuh'' yang berarti kota) dalam tempo dua hari. {{sfn|Supratikno Rahardjo et. al.|1996|p=21, 23}}}} merupakan pelabuhan dan teritori [[Kerajaan Pajajaran|Sunda]].{{refn|group=note|name=Cumda|Pertama Raja ''Cumda'' dengan kotanya yang hebat ''Dayo'' ([[Bahasa Sunda|Su.]] ''Dayeuh''), perkotaan, pedataran, dan pelabuhan Bantam, pelabuhan Pontang (Pomdam), pelabuhan ''Chiguide'', pelabuhan ''Tamgaram'', pelabuhan ''Calapa'', dan pelabuhan ''Chi Manuk'' (''Chemano''); Ini adalah Sunda sebab sungai ''Chi Manuk'' adalah batas kedua kerajaan {{sfn|Tomé Pires, Francisco Rodrigue|2005|p=166}}}} Pada tahun [[2000]], wilayah barat dari Provinsi Jawa Barat dimekarkan menjadi [[Banten|Provinsi Banten]], yang saat awal pembentukan terdiri dari [[Kabupaten Pandeglang]], [[Kabupaten Lebak]], [[Kabupaten Tangerang]], [[Kabupaten Serang]], [[Kota Serang]], dan [[Kota Tangerang]]. Saat ini terdapat wacana untuk mengubah nama Provinsi Jawa Barat menjadi [[Provinsi Pasundan]], dengan memperhatikan aspek historis wilayah ini.<ref name="Provinsi Pasundan"/>
 
== Monarki di Tatar Pasundan ==
Baris 15:
Setelah runtuhnya kerajaan Tarumanagara, kekuasaan di bagian barat [[Pulau Jawa]] dari Ujung Kulon sampai [[Kali Serayu]] dilanjutkan oleh [[Kerajaan Sunda]].{{sfn|Rohmat Kurnia|2009|p=3}} Salah satu prasasti dari zaman Kerajaan Sunda adalah prasasti [[Prasasti Kebon Kopi|Kebon Kopi II]] yang berasal dari tahun 932.{{sfn|Guillot, Claude, Lukman Nurhakim, Sonny Wibisono|1995|p=13-24}} [[Kerajaan Sunda]] beribukota di Pakuan Pajajaran (sekarang kota [[Bogor]]).<ref>{{cite web|title=Portuguese Colonial Dominions in India and the Malay Archipelago – 1498-1580|url=http://www.themapdatabase.com/category/location/asia/indonesia/|archiveurl=https://web.archive.org/web/20210210234517/http://www.themapdatabase.com/category/location/asia/indonesia/|publisher=themapdatabase.com|archivedate=2021-02-10|access-date=2022-09-04|dead-url=unfit}}</ref>
 
Pada abad ke-16, berdiri Kesultanan [[Demak]] tumbuh menjadi saingan [[ekonomi]] dan [[politik]] Kerajaan Sunda. Cirebon berhasil lepas dari Kerajaan Sunda dengan bantuan dari Kesultanan Demak.{{sfn|Slamet Muljana|2005|p=101, 112, 113, 124, 126, 232, 247}} Hingga akhirnya Cirebon membentuk kesultanannya sendiri. Begitu pula dengan Banten yang berhasil lepas dari Kerajaan Sunda atas bantuan Kesultanan Cirebon dan kemudian tumbuh menjadi [[Kesultanan Banten]].{{sfn|Rohmat Kurnia|2009|p=3}}
 
Untuk menghadapi ancaman ini, [[Sri Baduga Maharaja]], raja Sunda saat itu, meminta putranya, [[Surawisesa]] untuk membuat perjanjian pertahanan keamanan dengan orang [[Portugis]] di [[Malaka]] untuk mencegah jatuhnya pelabuhan utama, yaitu [[Sunda Kalapa]] (sekarang Jakarta) kepada Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Demak.{{sfn|Rohmat Kurnia|2009|p=3}}
 
Pada saat [[Surawisesa]] menjadi raja Sunda, dengan gelar Prabu Surawisesa Jayaperkosa, dibuatlah perjanjian pertahanan keamanan Sunda-Portugis, yang ditandai dengan [[Prasasti Perjanjian Sunda-Portugal]], ditandatangani dalam tahun 1512. Sebagai imbalannya, Portugis diberi akses untuk membangun benteng dan gudang di Sunda Kalapa serta akses untuk perdagangan di sana. Untuk merealisasikan perjanjian pertahanan keamanan tersebut, pada tahun 1522 didirikan suatu monumen batu yang disebut ''padrão'' di tepi [[Ci Liwung]].
Baris 152:
[[4 Juli]], [[PNI|Perserikatan Nasional Indonesia]] didirikan di sebuah paviliun selatan rumah di Regentsweg no. 22 (sekarang Jl. Dewi Sartika) Bandung pada malam tanggal 4 Juli 1927 oleh Mr. Iskaq, Mr. Sartono, Mr. E.S. Budyarto Martoatmodjo, Mr. Sunario, Dr. Samsi Sastrowidagdo, Ir Soekarno, Ir. Anwari, dan Dr. Tjipto Mangunkusumo. Mereka semua akan tercatat sebagai pendiri PNI, kecuali Dr. Tjipto yang menolak diikutsertakan atas alasan keamanan. Meski demikian Soekarno tetap menganggap Dr. Tjipto sebagai salah satu pendiri, selain Sujadi dan J. Tilaar yang menjadi penghubung antara pemuda di Bandung dengan Hatta di Netherland.
* '''[[1926]] M'''
1 Januari 1926 merupakan awal adanya sistem pemerintahan di Jawa Barat pada masa kolonial Belanda. Yang pertama kali memperjuangkan pembentukan sistem pemerintahan di Jawa Barat ke pemerintah Kolonial Belanda adalah para tokoh perjuangan yang ada seperti [[Oto Iskandar di Nata]], [[Husni Thamrin]], [[HOS Tjokroaminoto]] dan tokoh lainnya. Usulan itu diterima pemerintah kolonial Belanda, ada sekitar 45 orang pribumi, 20 diantaranya tokoh Sunda yang terlibat dalam pemerintahan provinsi Jawa Barat kala itu.<ref name="SobanaProvinsi Pasundan"/><ref name="Provinsi PasundanSobana"/> Penyebutan ''Tatar Sunda'' dirubah menjadi ''Provincie West-Java'' oleh Belanda mendapat usulan [[Paguyuban Pasundan]] agar diganti menjadi Provinsi Pasundan; dan usul tersebut disetujui oleh pemerintah kolonial sehingga
ketetapan tentang pembentukan propinsi ini antara lain berbunyi: ".....West Java, in inheemsche talen aan te duiden als Pasoendan,......." (Staatsblad no. 285 dan 378 tahun 1925), yang terjemahannya ".....Jawa Barat, dalam bahasa orang pribumi (bahasa Sunda) menunjuk sebagai Pasundan,......".{{sfn|Edi Suhardi Ekadjati|1995|p=6}} Pada implementasinya, dari paska kemerdekaan hingga reformasi nama Provinsi Pasundan tidak pernah diakui oleh pemerintahan republik.
* '''[[1948]]–[[1950]] M'''
Baris 159:
[[17 November]], [[Zainal Mustafa|K.H. Zainal Mustafa]] bersama Kiai Rukhiyat (Pesantren Cipasung), Haji Syirod, dan Hambali Syafei ditangkap Belanda dengan tuduhan telah menghasut rakyat, untuk memberontak terhadap pemerintah [[Hindia Belanda]]. Mereka dipenjarakan di Tasikmalaya selama satu hari, kemudian dipindahkan ke [[penjara Sukamiskin]] di Bandung. Setelah dibebaskan, K.H. Zaenal Mustofa tidak berubah. Kembali ia berdakwah yang isinya jelas-jelas menentang penjajahan. Pada akhir bulan Februari 1942, ia dan Kiai Rukhiyat kembali ditangkap dan ditahan di penjara Ciamis. Kedua ulama ini menghadapi tuduhan yang sama dengan penangkapannya yang pertama.<ref name="Pemberontakan Sukamanah"/>
* '''[[1944]] M'''
[[25 Februari]], keadaan perbaikan di Tatar Pasundan pasca kolonialisme Hindia Belanda belum mereda, [[Penjajahan Jepang|fasisme Jepang]] kembali mengulangi penindasan di Nusantara. Tasikmalaya yang merupakan pusat santri dan ulama melakukan pemberontakan terhadap agresor pengusung Asia Timur Raya itu. Faktor tersebut dilatari, diantaranya, oleh pajak beras berupa kewajiban penyerahan sandang dan pangan masyarakat Tatar Pasundan di Tasikmalaya tersebut kepada Jepang. Kedua, tipu daya Jepang yang menjanjikan perbaikan pendidikan bagi kaum ''wanoja'' Tatar Pasundan, nyatanya, para kaum perempuan yang telah mendaftarkan diri kemudian dikirimkan menjadi budak nafsu tentara Jepang, ''[[Jugun Ianfu]]''. K.H. Zainal Mustafa dan ulama, para santri, dan rakyat Tatar Pasundan di Tasikmalaya dengan tegas menolak kebijakan Jepang tersebut. Koalisi ulama-santri-rakyat dalam menghadang keinginan Jepang dilakukan dengan menyiapkan persenjataan berupa [[bambu runcing]] dan [[golok]], serta berlatih [[pencak silat]] selain pembekalan latihan spiritual tarekat. Pemberontakan Sukamanah atau Pemberontakan Singaparna tersebut mengakibatkan kurang dari seribu jiwa dijebloskan ke penjara, 23 orang termasuk Kyai Mustafa yang ditengarai sebagai dalang oleh fasisme Jepang digiring ke [[Batavia]] dan tak tentu rimbanya. Puluhan tahun kemudian, Kepala Erevele Belanda Ancol, Jakarta memberi kabar bahwa K.H.  Zaenal Mustofa  telah dieksekusi pada 25 Oktober 1944 dan dimakamkan di [[Taman Pahlawan Belanda Ancol]], Jakarta. Melalui penelusuran salah seorang santrinya, Kolonel Syarif Hidayat, pada tahun 1973 keberadaan makamnya itu ditemukan di daerah Ancol, Jakarta Utara, bersama makam-makam para santrinya yang berada di antara makam-makam tentara Belanda. Lalu, pada 25 Agustus 1973, semua makam itu dipindahkan ke  Sukamanah, Tasikmalaya. Sebagai penghargaan atas jasa dan pengorbanannya, pemerintah mengangkat [[Zainal Mustafa|K.H. Zainal Mustafa]] sebagai pahlawan nasional dengan SK Presiden No. 064/TK/1972.<ref name="Pemberontakan Sukamanah">{{cite web|url=http://pikiran-rakyat.com/|title=Perlawanan Kaum Santri, 25 Pebruari 1944|authors=Prof. Dr. Nina Herlina Lubis|publisher=Pikiran Rakyat|date=Februari 2008|accessdate=7 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20220904152531/http://www.pikiran-rakyat.com/|archivedate=2022-09-04|dead-url=unfit}}</ref>
 
=== Abad XXI ===
Baris 209:
* {{id}} {{cite web|url=http://www.jabarprov.go.id/|title=Situs web resmi pemerintah provinsi Jawa Barat|publisher=Jabarprov.go.id|access-date=2022-09-04|archive-date=2022-02-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20220227110159/https://www.jabarprov.go.id/|dead-url=yes}}
* {{id}} {{cite web|url=http://www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/region-detail/31/jawa-barat|title=Situs web resmi panduan wisata Jawa Barat|publisher=Indonesia.travel|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180129154130/http://www.indonesia.travel/id/discover-indonesia/region-detail/31/jawa-barat|archivedate=2018-01-29|access-date=2022-09-04|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{cite web|url=http://www.fokusjabar.com/|title=Salah satu situs berita di Jawa Barat|access-date=2022-09-04|archive-date=2022-09-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20220904152317/http://fokusjabar.com/|dead-url=yes}}
* {{id}} {{cite web|url=http://fajar.co.id/nasional/2015/08/04/jawa-barat-diusulkan-ganti-nama-jadi-provinsi-pasundan.html|title=Jawa Barat Diusulkan Ganti Nama Jadi Provinsi Pasundan|publisher=Fajar.co.id|date=Selasa, 04 Agustus 2015 14:09|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150923104112/http://fajar.co.id/nasional/2015/08/04/jawa-barat-diusulkan-ganti-nama-jadi-provinsi-pasundan.html|archivedate=2015-09-23|access-date=2022-09-04|dead-url=unfit}}
* {{id}} {{Cite news|author=Syahrul Ansyari, Eka Permadi|url=http://nasional.news.viva.co.id/news/read/657487-politisi-ppp-ajak-orang-sunda-dukung-provinsi-pasundan|title=Politisi PPP Ajak Orang Sunda Dukung Provinsi Pasundan|publisher=Nasional.news.viva.co.id|date=Rabu, 5 Agustus 2015, 14:40 WIB|accessdate=5 Agustus 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20160507030834/http://nasional.news.viva.co.id/news/read/657487-politisi-ppp-ajak-orang-sunda-dukung-provinsi-pasundan|archivedate=2016-05-07|dead-url=unfit|first=Syahrul|last=Ansyari|work=[[VIVA.co.id]]}}
Baris 223:
* {{Cite news|url=http://nasional.tempo.co/read/news/2012/11/09/178440791/jawa-barat-diusulkan-jadi-provinsi-pasundan|title=Jawa Barat Diusulkan Jadi Provinsi Pasundan|publisher=Nasional.tempo.co|date=Jumat, 09 November 2012 18:58 WIB|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151024174946/http://nasional.tempo.co/read/news/2012/11/09/178440791/jawa-barat-diusulkan-jadi-provinsi-pasundan|archivedate=2015-10-24|dead-url=unfit|editor-last=Saeni|editor-first=Eni|work=[[Tempo.co]]}}
* {{cite web|url=http://www.kotasubang.com/6896/provinsi-jawa-barat-berubah-nama-jadi-pasundan-mungkinkah|title=Provinsi Jawa Barat Berubah Nama Jadi Pasundan, Mungkinkah?|author=Budiana Yusuf|publisher=Kotasubang.com|date=Oct 11, 2015|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20220904152327/https://www.kotasubang.com/6896/provinsi-jawa-barat-berubah-nama-jadi-pasundan-mungkinkah|archivedate=2022-09-04|dead-url=unfit}}
* {{Cite news|url=http://daerah.sindonews.com/read/765558/21/provinsi-jawa-barat-diusulkan-ganti-jadi-pasundan-1374811269|title=Provinsi Jawa Barat diusulkan ganti jadi Pasundan|author=Oris Riswan|publisher=daerah.sindonews.com|date=Jum'at,  26 Juli 2013     11:01 WIB|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20151029064854/http://daerah.sindonews.com/read/765558/21/provinsi-jawa-barat-diusulkan-ganti-jadi-pasundan-1374811269|archivedate=2015-10-29|dead-url=unfit|work=[[Sindonews.com]]}}
* {{Cite news|url=http://www.antaranews.com/video/19391/provinsi-pasundan-minta-dukungan-menteri|title=Provinsi Pasundan Minta Dukungan Menteri|author=|publisher=antaranews.com|date=Rabu, 5 Agustus 2015 15:03 WIB|accessdate=12 Oktober 2015|archiveurl=https://web.archive.org/web/20220904152317/https://www.antaranews.com/video/19391/provinsi-pasundan-minta-dukungan-menteri|archivedate=2022-09-04|dead-url=unfit|last=TV|first=Antara|editor-last=TV|editor-first=Antara|work=[[Lembaga Kantor Berita Nasional Antara|ANTARA News]]}}
* {{cite web|url=http://jabarnews.com/?p=8377|title=Nama Provinsi Jawa Barat Diganti Jadi ‘Pasundan’?|authors=Dwi Novia|publisher=JabarNews.com|date=Aug 11, 2015|accessdate=|archiveurl=https://web.archive.org/web/20150811185012/http://jabarnews.com/?p=8377|archivedate=2015-08-11|dead-url=unfit}}