Sejarah awal Gowa dan Tallo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dani kurya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Dani kurya (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 55:
Keadaan ''status quo'' ini dipecahkan oleh [[Kesultanan Gowa#Tumapa'risi' Kallonna|Tumaparisi Kallonna]] (memerintah sekitar 1511–1546{{efn|William Cummings secara konsisten menyebut bahwa Tumaparisi Kallonna memerintah sejak tahun 1510 atau 1511 hingga 1546,{{sfn|Cummings|2007a|p=3}}{{sfn|Cummings|2002|p=215}} begitu pula Thomas Gibson.{{sfn|Gibson|2007|p=44}} Bulbeck memberi rentang waktu pemerintahan antara 1511–1547.{{sfn|Bulbeck|1992|pp=117–118}} Sementara Anthony Reid berpendapat bahwa pemerintahannya berlangsung antara tahun 1512 dan 1548{{sfn|Reid|1983}}}}), putra Batara Gowa. Ia merupakan ''karaeng'' pertama yang dideskripsikan secara rinci oleh ''Kronik Gowa''.{{sfn|Cummings|2007a|pp=2–5, 83–85}} Sejak masa pemerintahan Batara Gowa, Gowa telah berambisi untuk menaklukkan negara-bandar Garassi yang makmur, terletak di tempat yang sekarang menjadi pusat kota Makassar,{{sfn|Gibson|2005|p=147}} tetapi cita-cita ini baru terwujud pada zaman Tumaparisi Kallonna. Penaklukan Garassi oleh Gowa, yang diperkirakan terjadi seawal-awalnya tahun 1511,{{efn|Penafsiran ini didasarkan pada pernyataan ''Kronik Gowa'' bahwa "[Tumaparisi Kallonna] jugalah yang [pertama kali] menyongsong kedatangan Portugis. Pada tahun takluknya Garassi [padanya], takluk pula Malaka pada Portugis" (kutipan asli [dialihaksarakan]: "''... iatonji uru nasorei Paranggi julu taungi nibetana Garassiq nibetanatodong Malaka ri Paranggia...''"{{sfn|Cummings|2007a|pp=67–68}}). Melaka jatuh ke tangan Portugis pada tahun 1511. Namun karena naskah-naskah Makassar memiliki pemenggalan kalimat yang ambigu, kutipan ini juga bisa ditafsirkan sebagai pernyataan bahwa Gowa menaklukkan Garassi pada tahun yang sama dengan kedatangan Portugis ke Gowa, sementara tidak ada catatan mengenai kehadiran Portugis di Gowa sebelum 1530-an.{{sfn|Cummings|2007a|p=33}}{{sfn|Bulbeck|1992|pp=121–127}}}} memberikan akses perdagangan maritim yang lebih besar kepada negara yang tadinya terkurung daratan ini.{{sfn|Bulbeck|1992|pp=121–127}} Selain Garassi, ''Kronik Gowa'' menyebut bahwa Tumaparisi Kallonna menaklukkan, menjadikan vasal, dan melakukan pengambilan upeti dari tiga belas negeri [[Suku Makassar|Makassar]] lainnya.{{sfn|Cummings|2007a|pp=32–33}} Sebagian besar kampanye penaklukan yang dilakukannya terbatas pada bagian barat daya semenanjung yang didominasi etnis Makassar.{{efn|''Kronik Gowa'' menyebut bahwa Tumaparisi Kallonna "menaklukkan" [[Sidenreng]], sebuah kerajaan Bugis. Namun, ini sepertinya merujuk pada Sidenre, sebuah negeri kecil bersuku Makassar.{{sfn|Druce|2009|pp=241–242}}}}{{sfn|Druce|2009|pp=241–242}} Meski Gowa beberapa kali mengalami hambatan dalam penaklukan antara tahun 1520 dan 1540, dengan lepasnya wilayah hulu Sungai Tallo{{sfn|Bulbeck|1992|pp=348–349}} dan Garassi, kemunduran ini hanya bersifat sementara. Sejak 1530-an Garassi telah ditaklukkan kembali dan, di kemudian hari, dijadikan tempat bertakhta raja Gowa.{{sfn|Bulbeck|1992|pp=121–127}} Benteng kerajaan [[Benteng Somba Opu|Somba Opu]] kemungkinan dibangun pada masa pemerintahan Tumaparisi Kallonna.{{sfn|Cummings|2007a|p=57}}
 
Di bawah kepemimpinannya, Gowa menyerang dan menaklukkan Tallo, menjadikan tetangganya itu sebagai negara bawahan.{{sfn|Mattulada|Menyusuri Jejak Kehadiran Makassar dalam Sejarah|2011|pp=7}}
 
Pencapaiannya yang paling diagungkan adalah perang melawan Tallo dan sekutu-sekutunya, sebuah titik balik krusial dalam sejarah kedua kerajaan,{{sfn|Cummings|2014|pp=215–218}} yang diperkirakan terjadi pada akhir 1530-an atau awal 1540-an.{{sfn|Bulbeck|1992|pp=117–118}}{{sfn|Cummings|2000|p=29}} Menurut beberapa sumber, permusuhan antara Tallo dan Gowa meletus menjadi perang tatkala seorang pangeran Gowa menculik putri Tallo.{{sfn|Cummings|1999}} [[Tunipasuru]] dari Tallo bersekutu dengan para penguasa dari dua negeri jiran, [[Takalar#Kecamatan|Polombangkeng]] dan [[Maros]],{{efn|Polombangkeng bukan monarki serupa Gowa dan Tallo yang dipimpin oleh seorang raja tunggal, melainkan konfederasi dari tujuh negeri kecil, masing-masingnya merupakan keturunan salah seorang dari tujuh bersaudara.{{sfn|Cummings|2002|p=152}}}} untuk menyerang sepupunya Tumaparisi Kallonna.{{sfn|Cummings|2014|pp=215–218}} Di bawah pimpinan Tumaparisi Kallonna dan kedua putranya,{{efn|Mereka adalah Tunipalangga dan Tunibatta, dua raja Gowa berikutnya.{{sfn|Cummings|2007a|pp=32–33, 36}} Dalam pertempuran ini, pasukan pimpinan Tunipalangga bertugas menghalau armada Polombangkeng di pesisir Baroboso, sementara pasukan Tunibatta menghadapi tentara Maros di Tamamangung.{{sfn|Cummings|2007a|pp=32–33, 36}} Bulbeck berpendapat bahwa kedua pangeran inilah yang sebenarnya paling berperan dalam kemenangan melawan Tallo, alih-alih Tumaparisi Kallonna sendiri.{{sfn|Bulbeck|1992|pp=117–118}}}} Gowa berhasil memenangkan pertempuran melawan Tallo dan sekutunya. Sebagai pemenang perang, Tumaparisi Kallonna diundang ke Tallo untuk menghadiri persumpahan yang menyatakan Tallo sebagai sekutu muda Gowa. Dengan ini, "penguasa Gowa pun diakui secara luas sebagai tokoh dominan di tanah Makassar."{{efn|Kutipan asli: "''The ruler of Gowa was thus publicly acknowledged as the dominant figure in the Makassarese heartlands.''"}}{{sfn|Cummings|2014|pp=215–218}} Persekutuan ini direkatkan dengan pernikahan antara sejumlah besar bangsawan wanita Tallo dan raja-raja Gowa.{{sfn|Cummings|2014|pp=215–218}}{{sfn|Bulbeck|1992|pp=127–131}} Perjanjian serupa dibuat dengan Maros dan, dalam lingkup yang lebih kecil, Polombangkeng, untuk memastikan bahwa Kerajaan Gowa tidak hanya memegang kendali atas pengaruh dagang Tallo,{{sfn|Villiers|1990|p=149}} tapi juga sumber daya alam dan manusia Maros serta Polombangkeng.{{sfn|Cummings|2002|p=28}}