Sejarah penyebaran agama Kristen ke suku Batak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
menambah konten
→‎Persembahan: Menambah Konten
Baris 15:
Selain ritual individu di atas, mereka juga melakukan ritual bersama ketika ingin melancarkan perang. Saat hari yang ditentukan oleh Datu berlangsung, tempat tinggal sementara akan didirikan ditengah desa. dan akan mengumpulkan seluruh warga desa. Datu pun akan menggelar [[ulos]] di tengah-tengah lokasi yang diikat. Di tengah ulos ini akan diikatkan dua tali rombu siporhas berukuran dua kaki yang tiap ujungnya ada dua kenop yang terbuat dari lilin yang melambangkan kepala manusia. Pada rombu siporhas, akan diletakkan manik-manik yang berbeda yang menggambarkan tiap anggota desa, baik kepala suku, petarung atau warga biasa. Setelah melakukan tarian, makan besar dan membunyikan gong, datu akan mengambil rombu siporhas dan menjatuhkan rombu siporhas dan menentukan dari rombu siporhas situasi yang harus diikuti warga desanya. Bila ritual ini menunjukkan keberuntungan, maka mereka akan segera melakukan operasi peperangan<ref name=":0" />
 
==== Makanan ====
Masyarakat Batak hidup dengan [[Budi daya|bercocok tanam]], [[Peternakan|berternak hewan]], dan [[ladang|berladang]].<ref name="B. Napitupulu" /> Mereka menjual hasil dari perternakan dan cocok tanam ke pasar (''onan'') pada hari tertentu.<ref name="B. Napitupulu" /> Di pasar mereka melakukan transaksi untuk keperluan sehari-hari seperti membeli beras, garam, tembakau, dan lainnya.<ref name="B. Napitupulu" /> Pada saat itu juga, suku batak telah memiliki sistem hukum yang tertulis dengan hukuman yang beragam. Seseorang yang ditangkap melakukan pencurian akan dibunuh di lokasi bila tertangkap dan langsung dimakan, sedangkan bila berhasi lari, maka orang tersebut hanya akan diberi denda. Bila seseorang ketahuan selingkuh, maka akan dimakan hidup-hidup. Para orang yang dibunuh dan tawanan perang akan dimakan di publik bila merupakan perang besar, tetapi dilarang bila hanya ada dua desa yang berperang. Saat itu, para suku batak memakan apa segala jenis hewan termasuk anjing kucing, ular , monyet dan kalelawar tanpa ada pantangan bagaimana hewan itu tersebut mati. Saat hewan yang dimakan ingin dimakan, mereka menyimpan darahnya untuk digunakan sebagai saus saat memasak daging.<ref name=":2" />