Sekularisme Prancis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: sekular → sekuler using AWB
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Reformat 2 URLs (Wayback Medic 2.5)) #IABot (v2.0.9.5) (GreenC bot
 
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Liberte-egalite-fraternite-tympanum-church-saint-pancrace-aups-var.jpg|jmpl]]
Di [[PerancisPrancis]], '''laïcité[[sekularisme]]''' ({{lang-fr|laïcité}} {{IPA-fr|la.isiˈte|}}) adalah konsep masyarakat [[sekuler]]. Pada masyarakat tersebut, urusan agama dipisah dari negara.<ref>''Religion and Society in Modern Europe'', by René Rémond (Author), Antonia Nevill (Translator), Malden, MA, U.S.A.: Blackwell Publishers, 1999.</ref><ref>Evelyn M. Acomb, : ''The French Laic Laws, 1879-1889: The First Anti-Clerical Campaign of the Third French Republic'', New York : Columbia University Press, 1941</ref> Selama abad keduapuluh, konsep ini berkembang menjadi penyetaraan semua agama,<ref>{{cite news|url=http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/3325285.stm|work=BBC News|title=The deep roots of French secularism|date=2004-09-01|accessdate=2010-05-07}}</ref> tetapi pada dasarnya konsep ini merupakan prinsip pemisahan agama dari negara.<ref>TLFi dictionary: http://www.cnrtl.fr/lexicographie/laicit%E9?</ref> ''Laïcité'' dalam kamus diterjemahkan menjadi ''sekularitas'' atau ''sekularisme'',<ref>''Collins Robert French Dictionary Unabridged'', Harper Collins publishers</ref> meskipun bisa disebut juga '''laisitas''' atau '''laisisme'''.
 
== Definisi ==
Oleh filsuf PerancisPrancis, [[Ferdinand Buisson]] ([[1841]]-[[1932]]), yang juga adalah salah satu penggagas konsep sekularisme pada masa [[Republik PerancisPrancis Ketiga|Republik III]] di [[PerancisPrancis]], laisitas atau '''laïcité''' didefinisikan sebagai sekularisasi dari institusi-institusi politik suatu negara. Negara tersebut tidak didasarkan atas suatu agama resmi tertentu dan pemerintahan negara tersebut juga tidak diasumsikan sebagai pengejawantahan suatu peranan ilahi tertentu. Salah satu bentuk pelaksanaan dari konsep ini adalah pemisahan antara kekuasaan politik-administratif suatu negara dari kekuasaan religius atau agama-agama. Dengan demikian, harus dibedakan antara '''karakter sekuler dari suatu masyarakat''' (yang berarti kecenderungan masyarakat untuk bersifat non-agamisagamais) dan '''konsep laisitas''' (di mana institusi-instusi pemerintahan tidak berada di bawah norma-norma agama tertentu dan tidak didasarkan pada nilai-nilai agama, rohaniah, maupun teologis). Suatu negara sekuler juga tidak mengakui apa yang disebut sebagai '''agama sipil''', seperti gerakan pengucilan terhadap kaum fanatik (seperti yang diajukan [[Jean-Jacques Rosseau|Rosseau]]), maupun penerapan mutlak paham [[ateisme]] seperti yang terjadi di negara-negara [[komunis]]. Dalam perkembangannya, konsep laisitas diharapkan menjadi konsep pemersatu dari individu-individu yang berbeda dalam pendapat, agama, maupun kepercayaan dalam suatu kehidupan politik bersama. Dari sudut pandang sekuler, berbagai paham atau kepercayaan yang terkait dengan agama-agama (baik itu agama-agama dalam pengertian sehari-hari, juga [[deisme]], [[teisme]], [[ateisme]],[[agnostisisme]], maupun kepercayaan pribadi) ialah '''semata-mata pendapat-pendapat pribadi''' yang tidak berhubungan sama sekali dengan penyelenggaraan negara. Akibatnya, politik merupakan kegiatan yang mutlak bersifat non-rohaniah. Namun, dalam suatu negara sekuler, kebebasan beragama dan berkepercayaan dan kebebasan untuk beribadat harus dijamin sepenuhnya sejauh tidak mengganggu ketentraman/ketertiban umum. Negara sekuler tidak berhak untuk turut campur dalam masalah-masalah keagamaan. Lebih jauh lagi, suatu negara sekuler tidak mendefinisikan mana kepercayaan yang merupakan agama maupun bukan. Di [[PerancisPrancis]] hal ini diatur dalam artikel no 2 UU tahun [[1905]].
 
== Catatan kaki ==
Baris 8 ⟶ 9:
 
== Pranala luar ==
* [http://www.hlrecord.org/news/french-secularist-defends-country-s-ban-on-religious-items-in-schools-1.937771 One of the architects of the law against religious symbols in schools defends the liberalism of laicite] {{Webarchive|url=https://archive.today/20091124031706/http://www.hlrecord.org/news/french-secularist-defends-country-s-ban-on-religious-items-in-schools-1.937771 |date=2009-11-24 }} in the ''[[Harvard Law Record]]''
* [http://news.bbc.co.uk/1/hi/world/europe/3325285.stm The deep roots of French secularism], article by Henri Astier on BBC News online, Sept 1st, 2004
* Karakas, Cemal (2007): [http://www.hsfk.de/fileadmin/downloads/prif78.pdf Turkey. Islam and Laicism Between the Interests of State, Politics and Society] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070926113219/http://www.hsfk.de/fileadmin/downloads/prif78.pdf |date=2007-09-26 }}. Peace Research Institute Frankfurt (PRIF), Germany, PRIF-Report No. 78/2007.
* [http://www.logehiram.com Conference on Laicite and secularism] {{Webarchive|url=https://archive.today/20120909020115/http://www.logehiram.com/ |date=2012-09-09 }}
{{politik-stub}}
 
[[Kategori:Hukum PerancisPrancis]]
[[Kategori:Sekularisme]]
 
 
{{politik-stub}}