Selo Soemardjan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Chaerani (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(34 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{nofootnotes}}
[[Berkas:Soemardjan_2002.jpg|rightka|thumbjmpl|Selo Soemardjan]]
 
'''Kanjeng Pangeran Haryo [[Profesor|Prof.]] [[Doktor|Dr.]] Kanjeng Pangeran Haryo Selo Soemardjan''' ({{lahirmati|[[Yogyakarta]], [[|23 Mei]] [[|5|1915]] - |[[Jakarta]], [[|11 Juni]] [[|6|2003]]}}) adalah seorang tokoh pendidikan dan pemerintahan [[Indonesia]]. Ia dibesarkan di lingkungan abdi dalem Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Kakeknya, Kanjeng Raden Tumenggung Padmonegoro, adalah pejabat tinggi di kantor Kasultanan Yogyakarta. Berkat jasa sang kakek, Soemardjan- begitu nama aslinya-mendapat pendidikan Belanda.
 
Nama Selo dia peroleh setelah menjadi [[camat]] di [[Kabupaten Kulonprogo]]. Ini memang cara khusus Sultan Yogyakarta membedakan nama pejabat sesuai daerahnya masing-masing. Saat menjabat camat inilah ia merasa mengawali kariernya sebagai sosiolog. "Saya adalah camat yang mengalami penjajahan [[Belanda]], masuknya [[Jepang]], dilanjutkan dengan zaman revolusi. Masalahnya banyak sekali," tuturnya suatu ketika sebagaimana ditulis ''Kompas''.
==Biografi==
Penerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen sosiologi di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (UI).
 
Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang mampu menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial secara jitu. Ini pula yang membedakan Selo dengan peneliti lain.
Ia dikenal sangat disiplin dan selalu memberi teladan konkret. Ia ilmuwan yang meninggalkan banyak bekal ilmu pengetahuan. Sebetulnya ia sudah purnatugas di Universitas Indonesia (UI). Tapi, karena masih dibutuhkan, ia tetap mengajar dengan semangat tinggi. Ia memang seorang sosok berintegritas, punya komitmen sosial yang tinggi dan sulit untuk diam.
 
== Biografi ==
Ia orang yang tidak suka memerintah, tetapi memberi teladan. Hidupnya lurus, bersih, dan sederhana. Ia tokoh yang memerintah dengan teladan, sebagaimana diungkapkan pengusaha sukses Soedarpo Sastrosatomo. Menurut Soedarpo, integritas itu pula yang membuat mendiang Sultan Hamengku Buwono IX berpesan kepada putranya, Sultan Hamengku Buwono X agar selalu mendengarkan dan meminta nasihat kepada Selo kalau menyangkut persoalan sosial kemasyarakatan. Ia orang yang tidak pernah berhenti berpikir dan bertindak.
Penerima [[Bintang MahaputraMahaputera Utama]] dari pemerintah ini adalah pendiri sekaligus dekan pertama Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (kini FISIP-UI) dan sampai akhir hayatnya dengan setia menjadi dosen [[sosiologi]] di Fakultas HukumIlmu Sosial dan Ilmu Politik [[Universitas Indonesia]] (UI).
 
Ia dikenal sangat disiplin dan selalu memberi teladan konkret. Ia adalah ilmuwan sosial yang meninggalkan banyak bekal ilmu pengetahuan. Sebetulnya ia sudah purnatugas di Universitas Indonesia (UI). Tapi, karena masih dibutuhkan, ia tetap mengajar dengan semangat tinggi. Ia memang seorang sosok berintegritas, punya komitmen sosial yang tinggi dan sulit untuk diam.
Ia seorang dari sedikit orang yang sangat pantas menyerukan hentikan praktik korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Pantas karena ia bukan tipe maling teriak maling. Ia orang orang bersih yang dengan perangkat ilmu dan keteladanannya bisa menunjukkan bahwa praktik KKN itu merusak tatanan sosial. Ia pantas menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi dalam mengabdi kepada masyarakat.
 
Ia orang yang tidak suka memerintah, tetapi memberi teladan. Hidupnya lurus, bersih, dan sederhana. Ia tokoh yang memerintah dengan teladan, sebagaimana diungkapkan pengusaha sukses [[Soedarpo Sastrosatomo]]. Menurut Soedarpo, integritas itu pula yang membuat mendiang [[Hamengkubuwana IX|Sultan Hamengku Buwono IX]] berpesan kepada putranya, [[Hamengkubuwana X|Sultan Hamengku Buwono X]] agar selalu mendengarkan dan meminta nasihat kepada Selo kalau menyangkut persoalan sosial kemasyarakatan. Ia orang yang tidak pernah berhenti berpikir dan bertindak.
Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai pegawai Kesultanan/Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta, Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya, dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden RI Sultan Hamengku Buwono IX (1973-1978), Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978-1983) dan staf ahli Presiden HM Soeharto.
 
Ia seorang dari sedikit orang yang sangat pantas menyerukan hentikan praktik [[korupsi]], [[kolusi]], dan [[nepotisme]] (KKN). Pantas karena ia bukan tipe maling teriak maling. Ia orang orang bersih yang dengan perangkat ilmu dan keteladanannya bisa menunjukkan bahwa praktik KKN itu merusak tatanan sosial. Ia pantas menjadi teladan kaum birokrat karena etos kerjanya yang tinggi dalam mengabdi kepada masyarakat.
Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun 1959 -- seusai meraih gelar doktornya di Cornell University, AS -- mengajar sosiologi di Universitas Indonesia (UI). Dialah pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI. Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, ia menerima Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah dan pada tanggal 30 Agustus menerima gelar ilmuwan utama sosiologi.
 
Selama hidupnya, Selo pernah berkarier sebagai pegawai Kesultanan/Pemerintah [[Daerah Istimewa Yogyakarta]], Kepala Staf Sipil Gubernur Militer [[Jakarta|Jakarta Raya]], dan Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri, Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan, Sekretaris Wakil Presiden RI Sultan Hamengku Buwono IX (1973-''–''1978), Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978-1983) dan staf ahli Presiden [[Soeharto|HM Soeharto]].
Pendiri FISIP UI ini, memperoleh gelar profesor dari Fakultas Ekonomi UI dan sampai akhir hayatnya justeru mengajar di Fakultas Hukum UI.
 
Ia dikenal sebagai Bapak Sosiologi Indonesia setelah tahun 1959 -- seusai1959—seusai meraih gelar doktornya di [[Universitas Cornell|Cornell University]], AS -- mengajarAS—mengajar sosiologi di Universitas Indonesia (UI). Dialah pendiri sekaligus dekan pertama (10 tahun) Fakultas Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan (sekarang FISIP) UI. Kemudian tanggal 17 Agustus 1994, ia menerima [[Bintang Mahaputra Utama]] dari pemerintah dan pada tanggal 30 Agustus menerima gelar ilmuwan utama sosiologi.
Ia dibesarkan di lingkungan abdi dalem Kasultanan Yogyakarta Hadiningrat. Kakeknya, Kanjeng Raden Tumenggung Padmonegoro, adalah pejabat tinggi di kantor Kasultanan Yogyakarta. Berkat jasa sang kakek, Soemardjan- begitu nama aslinya-mendapat pendidikan Belanda.
 
Pendiri FISIP UI ini, memperoleh gelar [[profesor]] dari Fakultas Ekonomi UI dan sampai akhir hayatnya justerujustru mengajar di Fakultas Hukum UI.
Nama Selo dia peroleh setelah menjadi camat di Kabupaten Kulonprogo. Ini memang cara khusus Sultan Yogyakarta membedakan nama pejabat sesuai daerahnya masing-masing. Saat menjabat camat inilah ia merasa mengawali kariernya sebagai sosiolog. "Saya adalah camat yang mengalami penjajahan Belanda, masuknya Jepang, dilanjutkan dengan zaman revolusi. Masalahnya banyak sekali," tuturnya suatu ketika sebagaimana ditulis Kompas.
 
Mendiang [[Baharuddin Lopa]] dalam salah satu tulisannya di ''Kompas'' (1993) menulis, "Pak Selo menggali ilmu langsung dari kehidupan nyata. Setelah diolah, dia menyampaikan kembali kepada masyarakat untuk dimanfaatkan guna kesejahteraan bersama." Lopa menilai Selo sebagai dosen yang mampu mendorong mahasiswanya berpikir realistis dan mengerti serta menghayati apa yang diajarkannya. "Pendekatan realistis dan turun ke bawah untuk mengetahui keadaan sosial yang sesungguhnya inilah yang dicontohkan juga oleh para nabi dan kalifah," tulis Lopa.
Pengalamannya sebagai camat membuat Selo menjadi peneliti yang mampu menyodorkan alternatif pemecahan berbagai persoalan sosial secara jitu. Ini pula yang membedakan Selo dengan peneliti lain.
 
Mendiang Baharuddin Lopa dalam salah satu tulisannya di Kompas (1993) menulis, "Pak Selo menggali ilmu langsung dari kehidupan nyata. Setelah diolah, dia menyampaikan kembali kepada masyarakat untuk dimanfaatkan guna kesejahteraan bersama." Lopa menilai Selo sebagai dosen yang mampu mendorong mahasiswanya berpikir realistis dan mengerti serta menghayati apa yang diajarkannya. "Pendekatan realistis dan turun ke bawah untuk mengetahui keadaan sosial yang sesungguhnya inilah yang dicontohkan juga oleh para nabi dan kalifah," tulis Lopa.
 
Meski lebih dikenal sebagai guru besar, Selo jauh dari kesan orang yang suka "mengerutkan kening". Di lingkungan keluarga dan kampus, dia justru dikenal sebagai orang yang suka melucu dan kaya imajinasi, terutama untuk mengantar mahasiswanya pada istilah-istilah ilmu yang diajarkannya. "Kalau menjelaskan ilmu ekonomi mudah dimengerti karena selalu disertai contoh-contoh yang diambil dari kehidupan nyata masyarakat," kenang Baharuddin Lopa.
Baris 32 ⟶ 31:
Menurut putra sulungnya, Hastjarjo, Selo suka main. "Setiap hari selalu memainkan tubuhnya berolahraga senam. Karena terkesan lucu, cucu-cucu menganggap bapak sedang bermain-main dengan tubuhnya," tambahnya.
 
Sebagai ilmuwan, karya Selo yang sudah dipublikasikan adalah Social Changes in Yogyakarta (1962) dan Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963). Penelitian terakhir Selo berjudul Desentralisasi Pemerintahan. Terakhir ia menerima Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari [[Universitas Gadjah Mada]] (UGM) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002 diwujudkan dalam bentuk piagam, lencana, dan sejumlah uang.
 
== Pendidikan ==
*HIS, Yogyakarta (1921-1928)
*MULO, Yogyakarta (1928-1931)
*MOSVIA, Magelang (1931-1934)
*Universitas Cornell, Ithaca, New York, AS (Sarjana, 1959 Doktor, 1959)
 
* HIS, Yogyakarta (1921-''–''1928)
==Karir==
*Pegawai Kesultanan/Pemerintah Daerah IstimewaMULO, Yogyakarta (1935-19491928''–''1931)
* [[Opleiding School Voor Inlandsche Ambtenaren|MOSVIA]], Magelang (1931''–''1934)
*Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya (1949-1950)
* [[Universitas Cornell]], Ithaca, New York, AS (Sarjana, 1959 Doktor, 1959)
*Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri (1950-1956)
*Sekretaris Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara (1959- 1961)
*Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
*Sekretaris Menteri Negara Ekonomi, Keuangan, dan Industri (1966-1973)
*Sekretaris Wakil Presiden RI (1973-1978)
*Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978- 1983)
*Staf Ahli Presiden RI (1983-sekarang)
*Guru Besar Universitas Indonesia
 
==Karya Karier ==
*Social Changes in Yogyakarta (1962)
*Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963)
*Desentralisasi Pemerintahan
 
* Pegawai Kesultanan/Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (1935''–''1949)
==Penghargaan==
* Kepala Staf Sipil Gubernur Militer Jakarta Raya (1949-''–''1950)
*Bintang Mahaputra Utama dari pemerintah 17 Agustus 1994
* Kepala Sekretariat Staf Keamanan Kabinet Perdana Menteri (1950-''–''1956)
*Gelar ilmuwan utama sosiologi 30 Agustus 1994
* Sekretaris Badan Pengawas Kegiatan Aparatur Negara (1959- ''–''1961)
*Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002
* Kepala Biro III Sekretariat Negara merangkap Sekretaris Umum Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
* Sekretaris Menteri Negara Ekonomi, Keuangan, dan Industri (1966-''–''1973)
* Sekretaris Wakil Presiden RI (1973-''–''1978)
* Asisten Wakil Presiden Urusan Kesejahteraan Rakyat (1978- ''–''1983)
* Staf Ahli Presiden RI (1983-sekarang1960''–''1998)
* Guru Besar Universitas Indonesia
 
== PranalaHasil luarpemikiran ==
 
=== Penciptaan kebudayaan ===
Selo Soemardjan menetapkan tiga [[kemampuan]] manusia yang menjadi penyebab terciptanya kebudayaan. Ketiganya adalah cipta, rasa dan karsa. Cipta diartikannya sebagai kemampuan manusia untuk mendayagunakan pikirannya. Bentuk pendayagunaannya berupa ilmu yang berkaitan dengan bahasa, hukum, politik,teknologi dan ekonomi. Rasa adalah kemampuan jiwa manusia untuk memberi penilaian terhadap sesuatu menjadi dua hal yang berlawanan. Misalnya penilaian baik dan buruk, indah dan jeleks, atau halus dan kasar. Sementara karsa adalah kehendak bebas yang dimiliki oleh manusia dalam menentukan pilihan untuk melakukan sesuatu atau tidak melakukan sesuatu.<ref>{{Cite book|last=Jati, B. M. E., dan Pryambodo, T. K.|date=2015|title=Kewirausahaan: Technopreneurship untuk Mahasiswa Ilmu-ilmu Eksakta|location=Yogyakarta|publisher=Penerbit ANDI Yogyakarta|isbn=978-979-29-5138-7|editor-last=Maya|pages=22|url-status=live}}</ref>
 
== Karya Buku ==
 
* Social Changes in Yogyakarta (1962)
* Gerakan 10 Mei 1963 di Sukabumi (1963)
* Desentralisasi Pemerintahan
 
== Penghargaan ==
 
* [[Bintang Mahaputra Utama]] dari pemerintah 17 Agustus 1994
* Gelar ilmuwan utama sosiologi 30 Agustus 1994
* Anugerah Hamengku Buwono (HB) IX dari Universitas Gadjah Mada (UGM) pada puncak peringatan Dies Natalis Ke-52 UGM tanggal 19 Januari 2002
 
== Referensi ==
<references />
 
== Pranala luar ==
 
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/selo-soemardjan/index.shtml Tokoh Indonesia" Bapak Sosiologi Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20031025103609/http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/selo-soemardjan/index.shtml |date=2003-10-25 }}
* [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/selo-soemardjan/inmemoriam_selo.html Tokoh Indonesia: In memorian Prof Dr Selo Soemardjan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090227020733/http://tokohindonesia.com/ensiklopedi/s/selo-soemardjan/inmemoriam_selo.html |date=2009-02-27 }}
* [http://www.thejakartapost.com/news/2004/06/15/ui-launches-new-research-center.html Jakarta Post: UI luncurkan Pusat Penelitian Studi Sosial Selo Soemardjan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080830052304/http://www.thejakartapost.com/news/2004/06/15/ui-launches-new-research-center.html |date=2008-08-30 }} (diakses 4 Mei 2009)
* [http://www.fisip.ui.ac.id/index.php?option=com_content&task=view&id=112&Itemid=95 UI: Pedoman kurikulum S1] (diakses 4 Mei 2009)
* [http://www.fisip.ui.edu/index.php?option=com_content&task=view&id=113&Itemid=96 UI: Pedoman kurikulum Pasca] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090422034922/http://www.fisip.ui.edu/index.php?option=com_content&task=view&id=113&Itemid=96 |date=2009-04-22 }} (diakses 4 Mei 2009)
 
{{DEFAULTSORT:Soemardjan, Selo}}
[[Kategori:Kelahiran 1915]]
[[Kategori:Kematian 2003]]
[[Kategori:Sosiolog Indonesia]]
[[Kategori:PenerimaDosen Anugerah Hamengku Buwono IXIndonesia]]
[[Kategori:KematianProfesor 2003Indonesia]]
[[Kategori:Dosen Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Alumni Universitas Cornell]]
[[Kategori:KelahiranTokoh 1915Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Yogyakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Kota Yogyakarta]]
[[Kategori:Penerima Anugerah Hamengku Buwono IX]]
[[Kategori:Penerima Bintang Mahaputera Utama]]