Sistem koloid: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
k ←Suntingan 180.251.46.53 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh 36.75.100.136
k fix
 
(38 revisi perantara oleh 29 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Milk.jpg|thumbjmpl|Susu adalah koloid ter[[emulsi]] dari [[lemak susu]] dalam [[air]]]]
 
'''Sistem koloid''' (selanjutnya disingkat "koloid" saja) merupakan suatu bentuk campuran ([[sistem dispersi]]) dua atau lebih zat yang bersifat homogenheterogen namun memiliki ukuran partikel terdispersi yang cukup besar (1 - 100010000 nm),<ref>{{Cite web|title=colloid {{!}} Definition & Facts|url=https://www.britannica.com/science/colloid|website=Encyclopedia Britannica|language=en|access-date=2020-09-03}}</ref> sehingga mengalami E[[efek Tyndall|fekEfek Tyndall]]. Bersifat homogenheterogen berarti partikel terdispersi tidak terpengaruh oleh [[gaya]] [[gravitasi]] atau gaya lain yang dikenakan kepadanya;, sehingga tidak terjadi pengendapan. Misalnya, sifat homogenheterogen ini juga dimiliki oleh [[larutan]], namuntetapi tidak dimiliki oleh campuran biasa ([[suspensi]]).
Koloid dijumpai di mana-mana: [[susu]], [[agar-agar]], [[tinta]], [[sampo]], serta [[awan]] merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. [[Sitoplasma]] dalam [[Sel (biologi)|sel]] juga merupakan sistem koloid. [[Kimia koloid]] menjadi kajian tersendiri dalam [[kimia]] industri karena kepentingannya.
 
==Klasifikasi==
Koloid mudah dijumpai di mana-mana: [[susu]], [[agar-agar]], [[tinta]], [[sampo]], serta [[awan]] merupakan contoh-contoh koloid yang dapat dijumpai sehari-hari. [[Sitoplasma]] dalam [[Sel (biologi)|sel]] juga merupakan sistem koloid. [[Kimia koloid]] menjadi kajian tersendiri dalam [[kimia]] industri karena kepentingannya.
Koloid sering kali digolongkan beradasarkan sifat perpindahannya karena ukuran fase terdispersinya yang kecil dan tampak seperti [[campuran]]. Misal, terdapat sebuah koloid yang terdiri atas [[Padat|zat padat]] yang terdispersi dalam [[Cairan|zat cair]]. Apabila sistem koloid tersebut dilewatkan pada suatu membran ultrafiltrasi, maka zat padat dalam koloid tidak akan dapat menembus membran. Hal ini berbeda dengan [[ion]] dan [[molekul]] campuran pada umumnya yang larut dan mampu menembus membran. Ukuran pori membran yang lebih kecil daripada dimensi partikel koloid menyebabkan partikel koloid tertahan di membran. Semakin kecil ukuran pori membran, semakin banyak partikel koloid yang tertahan, dan semakin rendah pula konsentrasi zat terdispersi dalam cairan yang tersaring. Berdasarkan [[fase]] zat pendispersi dan zat terdispersinya, koloid dapat diklasifikasikan menjadi:<ref>{{Cite book|last=Sastrohamidjojo|first=Hardjono|date=24 Juli 2018|url=https://books.google.co.id/books?id=8CV0DwAAQBAJ|title=Kimia Dasar|location=|publisher=UGM PRESS|isbn=|pages=247|url-status=live}}</ref>
{| class="wikitable" style="text-align:center"
|-
! rowspan="2" colspan="2" | Medium/fase
! colspan="3" | Fase terdispersi
|-
! Gas !! Cair !! Padat
|-
! rowspan="3" | Medium pendispersi
! Gas
| {{unknown|Tidak ada koloid yang diketahui.<br />Meskipun demikian, Helium dan xenon diketahui [[ketercampuran|tidak dapat bercampur]] pada beberapa kondisi.}}<ref name="de Swaan AronsDiepen2010">{{cite journal|last1=de Swaan Arons|first1=J.|last2=Diepen|first2=G. A. M.|title=Immiscibility of gases. The system He-Xe: (Short communication)|journal=Recueil des Travaux Chimiques des Pays-Bas|volume=82|issue=8|year=2010|pages=806|issn=0165-0513|doi=10.1002/recl.19630820810}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Tan|first=Paulino Y.|last2=Luks|first2=Kraemer D.|last3=Kozak|first3=John J.|date=1971-08-01|title=Application of Conformal Solution Theory to Gas–Gas Equilibria|url=https://aip.scitation.org/doi/10.1063/1.1676177|journal=The Journal of Chemical Physics|volume=55|issue=3|pages=1012–1015|doi=10.1063/1.1676177|issn=0021-9606}}</ref>
||'''[[Aerosol]] cair'''<br />Contoh: [[kabut]] dan [[awan]]||'''Aerosol padat'''<br />Contoh: [[asap]] dan debu di udara
|-
! Cair
|'''[[Buih]]'''<br />Contoh: [[whipped cream]], alat pemadam kebakaran, beberapa jenis [[kosmetik]]||'''[[Emulsi]]'''<br />Examples: [[milk|susu]], [[mayonnaise]], krim kulit, dan [[latex|lateks]]||'''[[Sol (colloid)|Sol]]'''<br />Contoh: [[tinta]], sol belerang, [[darah]], dan [[lumpur]]
|-
! Padat
|'''Buih padat'''<br />Contoh: [[aerogel]], styrofoam, [[batu apung]], [[spons]], dan [[marshmallow]]||'''[[Gel]] atau emulsi padat'''<br />Contoh: [[agar]], [[gelatin]], [[lem]], dan jelly||'''Sol padat'''<br />Contoh: intan hitam
|}
 
Berdasarkan sifat interaksi antara fase terdispersi dan medium pendispersinya, koloid juga dapat diklasifikasikan menjadi '''Koloid hidrofilik''' (partikel koloid tertarik dengan air) dan '''Koloid hidrofobik''' (partikel koloid tidak tertarik dengan air).
== Macam-macam koloid ==
Koloid memiliki bentuk bermacam-macam, tergantung dari [[fase]] zat pendispersi dan zat terdispersinya. Beberapa jenis koloid:
* [[Aerosol]] yang memiliki zat pendispersi berupa gas. Aerosol yang memiliki zat terdispersi cair disebut aerosol cair (contoh: kabut dan awan) sedangkan yang memiliki zat terdispersi padat disebut aerosol padat (contoh: asap dan debu dalam udara).
* [[Sol]] Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: Air sungai, sol sabun, sol detergen, cat dan tinta).
* [[Emulsi]] Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain, namun kedua zat cair itu tidak saling melarutkan. (Contoh: santan, susu, mayonaise, dan minyak ikan).
* [[Buih]] Sistem Koloid dari gas yang terdispersi dalam zat cair. (Contoh: pada pengolahan bijih logam, alat pemadam kebakaran, kosmetik dan lainnya). Ada pula buih padat yang merupakan gas yang terdispersi dalam padat (Contoh: Styrofoam, batu apung, spons, marshmallow).
* [[Gel]] sistem koloid kaku atau setengah padat dan setengah cair. (Contoh: agar-agar, Lem).
 
== Sifat-sifat Koloid liofil dan liofob ==
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan atas koloid liofil dan koloid liofob. Klasifikasi ini berdasarkan interaksi antara partikel terdispersi dengan medium pendispersinya. '''Koloid liofil''' adalah koloid yang fase terdispersinya suka menarik medium pendispersinya, yang disebabkan gaya tarik antara partikel-partikel terdispersi dengan medium pendispersinya kuat. '''Koloid liofob''' adalah sistem koloid yang fase terdispersinya tidak suka menarik medium pendispersinya. Bila medium pendispersinya air maka koloid liofil disebut koloid hidrofil, sedangkan koloid liofob disebut koloid hidrofob.
 
Contoh koloid hidrofil : sabun, detergen, agar-agar, kanji, dan gelatin. Contoh koloid hidrofob : sol belerang, sol-sol sulfida, sol Fe(OH)3, sol-sol logam.
 
Koloid liofil/hidrofil lebih kental daripada koloid liofob/hidrofob. Sol hidrofil tidak akan menggumpal pada penambahan sedikit elektrolit. Zat terdispersi dari sol hidrofil dapat dipisahkan dengan pengendapan atau penguapan. Apabila zat padat tersebut dicampurkan kembali dengan air maka dapat membentuk kembali sol hidrofil (bersifat reversibel). Sebaliknya, sol hidrofob akan terkoagulasi pada penambahan sedikit elektrolit. Sekali zat terdispersi sudah dipisahkan, tidak akan membentuk sol lagi jika dicampur kembali dengan air.<ref name=":0">{{Cite book|last=Permana|first=Irvan|date=2009|url=|title=Memahami Kimia SMA/MA 2|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-176-7|pages=|url-status=live}}</ref>
{| class="wikitable"
|'''No'''
|'''Sifat'''
|'''Sol liofil'''
|'''Sol liofob'''
|-
|1
|Daya adsorpsi terhadap medium
|Kuat, mudah mengadsorpsi
|Tidak mudah mengadsorpsi mediumnya
|-
|2
|Efek Tyndal
|Kurang jelas
|Sangat jelas
|-
|3
|Viskositas (kekentalan)
|Lebih besar daripada mediumnya
|Hampir sama dengan mediumnya
|-
|4
|Koagulasi
|Sukar
|Mudah terkoagulasi (kurang stabil)
|-
|5
|Lain-lain
|Bersifat reversibel
|Irreversibel (jika sudah menggumpal sukar dikoloidkan kembali)
|}
Sifat hidrofob dan hidrofil dimanfaatkan dalam proses pencucian pakaian pada penggunaan detergen. Apabila kotoran yang menempel pada kain tidak mudah larut dalam air, misalnya lemak dan minyak.dengan bantuan sabun atau detergen maka minyak akan tertarik oleh detergen. Oleh karena detergen larut dalam air, akibatnya minyak dan lemak dapat tertarik dari kain. Kemapuan detergen menarik lemak dan minyak disebabkan pada molekul detergen terdapat ujung-ujung liofil yang larut dalam air dan ujung liofob yang dapat menarik lemak dan minyak. Akibat adanya tarik-menarik tersebut, tegangan permukaan lemak dan minyak dengan kain menjadi turun dehingga lebih kuat tertarik oleh molekul-molekul air yang mengikat kuat detergen.<ref name=":0" />
 
== Sifat-sifat Koloid ==
Suatu campuran dapat digolongkan ke dalam sistem koloid apabila memiliki sifat-sifat yang berbeda dari larutan sejati. Ada beberapa sifat yang membedakan sistem koloid dengan larutan sejati, yaitu:<ref> {{cite book|authors=Yumike Mose|title=Penerapan Model Pembelajaran Predict-Observe-Explain (POE) Pada Materi Koloid Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Keterampilan Proses Sains Siswa|date=2014|url=http://repository.upi.edu/7289/15/T_IPA_1103987_Appendix7.pdf}} </ref>
* '''Efek Tyndall'''
:'''Efek Tyndall''' ialah gejala penghamburan berkas sinar (cahaya) oleh partikel-partikel koloid. Hal ini disebabkan karena ukuran molekul koloid yang cukup besar. Efek Tyndall ini ditemukan oleh [[John Tyndall]] (1820-1893), seorang ahli fisika Inggris. Oleh karena itu sifat itu disebut efek tyndallTyndall.
 
:Efek Tyndall adalah efek yang terjadi jika suatu larutan terkena sinar. Pada saat larutan sejati disinari dengan cahaya, maka larutan tersebut tidak akan menghamburkan cahaya, sedangkan pada sistem koloid, cahaya akan dihamburkan. halHal itu terjadi karena partikel-partikel koloid mempunyai partikel-partikel yang relatif besar untuk dapat menghamburkan sinar tersebut. Sebaliknya, pada larutan sejati, partikel-partikelnya relatif kecil sehingga hamburan yang terjadi hanya sedikit dan sangat sulit diamati.
 
* '''Gerak Brown'''
:'''Gerak Brown''' ialah gerakan partikel-partikel koloid yang senantiasa bergerak lurus tapitetapi tidak menentu (gerak acak/tidak beraturan). Jika koloid diamati dibawah mikroskop ultra, maka kita akan melihat bahwa partikel-partikel tersebut akan bergerak membentuk zigzag. Pergerakan zigzag ini dinamakan gerak Brown.
:Partikel-partikel suatu zat senantiasa bergerak. Gerakan tersebut dapat bersifat acak seperti pada zat cair dan gas( (dinamakan gerak brownBrown), sedangkan pada zat padat hanya ''berosilasi di tempat'' ( tidak termasuk gerak brown Brown). Untuk koloid dengan medium pendispersi zat cair atau gas, pergerakan partikel-partikel akan menghasilkan tumbukan dengan partikel-partikel koloid itu sendiri. Tumbukan tersebut berlangsung dari segala arah. Oleh karena ukuran partikel cukup kecil, maka tumbukan yang terjadi cenderung tidak seimbang. Sehingga terdapat suatu resultan tumbukan yang menyebabkan perubahan arah gerak partikel sehingga terjadi gerak zigzag atau gerak Brown.
 
:Semakin kecil ukuran partikel koloid, semakin cepat gerak Brown yang terjadi. Demikian pula, semakin besar ukuran partikel koloid, semakin lambat gerak Brown yang terjadi. Hal ini menjelaskan mengapa gerak Brown sulit diamati dalam larutan dan tidak ditemukan dalam campuran heterogen zat cair dengan zat padat (suspensi).
Baris 28 ⟶ 81:
 
* '''Adsorpsi'''
:'''Adsorpsi''' ialah peristiwa penyerapan partikel atau ion atau senyawa lain pada permukaan partikel koloid yang disebabkan oleh luasnya permukaan partikel. Adsorpsi harus dibedakan dengan absorpsi yang artinya penyerapan yang terjadi di dalam suatu partikel.
:Contoh:
::(i) Koloid Fe(OH)<sub>3</sub> bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
Baris 44 ⟶ 97:
 
* '''Dialisis'''
:Dialisis ialah pemisahan koloid dari ion-ion pengganggu dengan cara mengalirkan cairan yang tercampur dengan koloid melalui membran semi permeablesemipermeabel yang berfungsi sebagai penyaring. Membran semi permeablesemipermeabel ini dapat dilewati cairan tetapi tidak dapat dilewati koloid, sehingga koloid dan cairan akan berpisah.
 
* '''Elektroforesis'''
:Elektroferesis ialah peristiwa pemisahan partikel koloid yang bermuatan dengan menggunakan arus listrik.
 
== PranalaCara luarPembuatan Koloid ==
 
=== 1. Dispersi ===
Dispersi adalah cara pembuatan koloid dengan menghaluskan partikel suspensi menjadi partikel berukuran koloid. Dispersi dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini:
 
==== a. Cara mekanik (dispersi langsung) ====
Butir-butir kasar diperkecil ukurannya dengan menggiling atau menggerus koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk dengan medium pendispersi.
 
Contoh: Sol belerang dibuat dengan menggerus serbuk belerang bersama-sama suatu zat inert (seperti gula pasir) kemudian mencampur serbuk halus itu dengan air.<ref name=":0" />
 
==== b. Homogenisasi ====
Dengan menggunakan mesin homogenisasi.
 
Contoh:
 
* Emulsi obat di pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi
* Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air menggunakan mesin homogenisasi.<ref name=":0" />
 
==== c. Peptisasi ====
Dengan cara memecah partikel-partikel besar menjadi partikel koloid, misalnya suspensi, gumpalan atau endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
 
Contoh: Agar-agar dipeptisasi oleh air, nitroselulaosa oleh aseton, karet oleh bensin, endapan NiS dipeptisasi oleh H<sub>2</sub>S dan endapan Al(OH)<sub>3</sub> oleh AlCl<sub>3</sub>.<ref name=":0" />
 
==== d. Busur bredig ====
Cara ini digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dibuat menjadi koloid dipasang sebagai elektrode yang dicelupkan ke dalam medium dispersi. Kemudian diberi arus listrik yang cukup kuat sehingga terjadi loncatan bunga api listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, kemudian atom-atom tersebut mengalami kondensasi sehingga menjadi partikel koloid. Cara ini merupakan gabungan cara dispersi dan kondensasi.<ref name=":0" />
 
=== 2. Kondensasi ===
Kondensasi adalah cara pembuatan koloid dengan menggumpalkan partikel larutan menjadi partikel berukuran koloid. Kondensasi dapat dilakukan secara kimia dan fisika. Kondensasi secara kimia dilakukan melalui reaksi redoks, hidrolisis, substitusi, dan penggaraman. Sedangkan secara fisika, kondensasi dilakukan melalui proses pendinginan, penggantian pelarut, dan pengembunan uap.<ref name=":0" />
 
==== a. Reaksi hidrolisis ====
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan untuk membuat koloid-koloid basa dari suatu garam yang dihidrolisis.
 
Contoh: Pembuatan sol Fe(OH)<sub>3</sub> dari hidrolisis FeCl<sub>3</sub>. Dengan cara memanaskan larutan FeCl<sub>3</sub> (apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl<sub>3</sub> akan terbentuk sol Fe(OH)<sub>3</sub>.
 
FeCl<sub>3(aq)</sub> + 3H<sub>2</sub>O<sub>(l)</sub> → Fe(OH)<sub>3(s)</sub> + 3HCl<sub>(aq)</sub><ref name=":0" />
 
==== b. Reaksi redoks ====
Reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.
 
Contoh: Pembuatan sol belerang dari reaksi antara hidrogen sulfida (H<sub>2</sub>S) dengan belerang dioksida (SO<sub>2</sub>), yaitu dengan mengalirkan gas H<sub>2</sub>S ke dalam larutan SO<sub>2</sub>.
 
2H<sub>2</sub>S<sub>(g)</sub> + SO<sub>2(aq)</sub> → 2H<sub>2</sub>O<sub>(l)</sub> + 3S<sub>(s)</sub><ref name=":0" />
 
==== c. Pertukaran ion ====
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
 
Contoh: Pembuatan sol As<sub>2</sub>S<sub>3</sub> dengan mengalirkan gas H<sub>2</sub>S ke dalam larutan As<sub>2</sub>O<sub>3</sub> dengan reaksi berikut:
 
3H<sub>2</sub>S<sub>(g)</sub> + As<sub>2</sub>O<sub>3(aq)</sub> → As<sub>2</sub>S<sub>3(s)</sub> + 3H<sub>2</sub>O<sub>(l)</sub><ref name=":0" />
 
==== d. Penggantian pelarut ====
Belerang mudah larut dalam alkohol (misal etanol) tetapi sukar larut dalam air. Jadi, untuk membuat sol belerang dalam medium pendispersi air, belerang dilarutkan ke dalam etanol sampai jenuh. Setelah itu, larutan belerang dalam etanol dimasukkan ke dalam air sedikit demi sedikit. Partikel belerang akan menggumpal menjadi koloid akibat penurunan kelarutan belerang dalam air. Kemudian etanol dapat dipisahkan dengan dialisis, maka terbentuklah sol belerang.<ref>{{Cite book|last=Partana|first=Crys Fajar|date=2009|url=|title=Mari Belajar Kimia untuk SMA/MA Kelas XI|location=Jakarta|publisher=Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional|isbn=978-979-068-188-0|pages=|url-status=live}}</ref>
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Bacaan lebih lanjut ==
* {{cite book |last= Johari|first= J.M.C.|authorlink= |coauthors= M. Rachmawati|title=Kimia 2 SMA dan MA Untuk Kelas XI|year= 2007|publisher= Esis/Erlangga|location= Jakarta|id = ISBN 974-734-720-6 }} {{id icon}}
 
{{kimia-stub}}
 
[[Kategori:Kimia koloid]]
 
OLEH : Puji Andi Liani,BANJARMASIN SMKN-5[XI TSM-B]