Siti Walidah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
|||
Baris 33:
=== Kepemimpinan dan kehidupan selanjutnya ===
Setelah Ahmad Dahlan meninggal dunia pada
Nyai Ahmad Dahlan terus memimpin Aisyiyah sampai 1934.{{sfn|Sudarmanto|1996|p=191}} Selama masa [[Pendudukan Jepang di Indonesia|pendudukan Jepang]], Aisyiyah dilarang oleh Militer Jepang di Jawa dan Madura pada 10 September 1943, ia kemudian bekerja di sekolah-sekolah dan berjuang untuk menjaga siswa dari paksaaan untuk menyembah matahari dan menyanyikan lagu-lagu Jepang.{{sfn|Wahyudi|2002|p=59}} Selama masa [[Revolusi Nasional Indonesia]], ia memasak sup dari rumahnya bagi para tentara{{sfn|Sudarmanto|1996|p=191}}{{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=134}} dan mempromosikan dinas militer di antara mantan murid-muridnya.{{sfn|Wahyudi|2002|p=60}} Dia juga berpartisipasi dalam diskusi tentang perang bersama Jenderal [[Sudirman]] dan Presiden [[Sukarno]].{{sfn|Ajisaka|Damayanti|2010|p=134}}
|