Situs Trowulan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat skrip Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(47 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Untuk|artikel tentang [[kecamatan]] di Kabupaten Mojokerto|Trowulan, Mojokerto}}
{{Infobox Historic building
|image= Bajang Ratu Gate Trowulan.jpg
|caption= [[Gapura Bajang Ratu]], salah satu penciri utama di Situs Trowulan
|name= Trowulan
|map_type= Java Topography
|map_size= 258
|latitude=
|longitude=
|location_town= [[Kabupaten Mojokerto]], [[Jawa Timur]]
|location_country= {{flag|Indonesia}}
|architect=
|client= [[Kemaharajaan Majapahit|Majapahit]]
|engineer=
|construction_start_date=
|completion_date=
|date_demolished=
|cost=
|structural_system=
|style=
|size=
|embedded={{Infobox cagar budaya|child=yes
| Name = Trowulan
| Image =
| Caption =
| Type = Nasional
| Criteria = Kawasan
| ID = RNCB.20131230.05.000012
| Location =[[Kabupaten Mojokerto]], [[Jawa Timur]]
| Year = 1983 & 2013
| ownership = {{INA}}
| management = BPCB Mojokerto
| embedded =
| locmapin =
| coordinates = {{coord|7|32|30.80|S|112|23|27.54|E|region:ID-JI_type:landmark|display=inline,title}}
| map_caption =
}}
}}
'''Situs Trowulan''' adalah kawasan
Kawasan berdirinya struktur-struktur besar (candi, makam, dan kolam) mencakup wilayah sekitar 5 km × 5 km, dipotong oleh jalan negara yang menghubungkan kota [[
== Asal nama ==
Nama "Trowulan" diambil dari nama kecamatan tempat ditemukannya mayoritas struktur besar yang ada. Ada dua pendapat mengenai asal nama ini.<ref>[http://kabaremagazine.com/2012/04/situs-trowulan-pesona-peradaban-majapahit-1/ Situs Trowulan: Pesona Peradaban Majapahit (1)]. Majalah Daring Kabare. Edisi 13 April 2012. Diakses 15 Oktober 2014.</ref>
Kitab perjalanan dari Tiongkok, ''[[Yingyai Shenglan]]'', yang ditulis oleh anak buah Kapiten [[Cheng Ho]], [[Ma Huan]], menyebutkan bahwa ''Man-The-Po-i'' (Majapahit) merupakan kota yang sangat besar tempat raja bermukim.<ref>Ma Huan. ''[http://faculty.washington.edu/qing/huan_ying-yai_sheng-lan%5B1%5D.pdf Yingyai Shenglan]''. Terjemahan J.V.G. Mills. Cambridge, 1970.</ref>
== Deskripsi berdasarkan sumber kontemporer ==
<!--Kitab [[Negarakertagama]] menyebutkan deskripsi puitis mengenai keraton Majapahit dan lingkungan sekitarnya, tetapi penjelasannya hanya terbatas pada perihal upacara kerajaan dan keagamaan.
Penelitian dan penggalian di Trowulan pada masa lampau dipusatkan pada peninggalan monumental berupa candi, makam, dan petirtaan (pemandian). Belakangan ini penggalian [[arkeologi]] telah menemukan beberapa peninggalan aktivitas industri, perdagangan, dan keagamaan, serta kawasan permukiman dan sistem pasokan air bersih. Semuanya ini merupakan bukti bahwa daerah ini merupakan kawasan permukiman padat pada abad ke-14 dan ke-15. -->
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM De Candi Bajang Ratu TMnr 10028291.jpg|
Menurut [[Prapanca]] dalam kitab Negarakertagama; keraton Majapahit dikelilingi tembok bata merah yang tinggi dan tebal. Di dekatnya terdapat pos tempat para punggawa berjaga. Gerbang utama menuju keraton (kompleks istana) terletak di sisi utara tembok, berupa gapura agung dengan pintu besar terbuat dari besi berukir. Di depan gapura utara terdapat bangunan panjang tempat rapat tahunan para pejabat negara, sebuah pasar, serta sebuah persimpangan jalan yang disucikan.
Masuk ke dalam kompleks melalui gapura utara terdapat lapangan yang dikelilingi bangunan suci keagamaan. Pada sisi barat lapangan ini terdapat pendopo yang dikelilingi kanal dan kolam tempat orang mandi. Pada ujung selatan lapangan ini terdapat jajaran rumah yang dibangun
Kompleks istana tempat tinggal raja terletak di sisi timur lapangan ini, berupa beberapa paviliun atau pendopo yang dibangun di atas landasan bata berukir, dengan tiang kayu besar yang diukir sangat halus dan atap yang dihiasi ornamen dari tanah liat. Di luar istana terdapat kompleks tempat tinggal pendeta [[Shiwa]],
[[File:069 Excavations, Situs Sumur Upas (40429352931).jpg|thumb|
|right|250px|reruntuhan kuno Trowulan]]
Sebuah catatan dari China abad ke-15 menggambarkan istana Majapahit sangat bersih dan terawat dengan baik. Disebutkan bahwa istana dikelilingi tembok bata merah setinggi lebih dari 10 meter serta gapura ganda. Bangunan yang ada dalam kompleks istana memiliki tiang kayu yang besar setinggi 10-13 meter
Sebuah kitab tentang etiket dan tata cara istana Majapahit menggambarkan ibu kota sebagai: "Sebuah tempat disitu kita tidak usah berjalan melalui sawah". [[Relief]] [[candi]] dari zaman Majapahit tidak menggambarkan suasana perkotaan, akan tetapi menggambarkan kawasan permukiman yang dikelilingi tembok. Istilah 'kuwu' dalam Negarakertagama dimaksudkan sebagai unit permukiman yang dikelilingi tembok, tempat penduduk tinggal dan dipimpin oleh seorang [[bangsawan]]. Pola
▲Sebuah catatan dari China abad ke-15 menggambarkan istana Majapahit sangat bersih dan terawat dengan baik. Disebutkan bahwa istana dikelilingi tembok bata merah setinggi lebih dari 10 meter serta gapura ganda. Bangunan yang ada dalam kompleks istana memiliki tiang kayu yang besar setinggi 10-13 meter, dengan lantai kayu yang dilapisi tikar halus tempat orang duduk. Atap bangunan istana terbuat dari kepingan kayu ([[sirap]]), sedangkan atap untuk rumah rakyat kebanyakan terbuat dari [[ijuk]] atau [[jerami]].
▲Sebuah kitab tentang etiket dan tata cara istana Majapahit menggambarkan ibu kota sebagai: "Sebuah tempat disitu kita tidak usah berjalan melalui sawah". [[Relief]] [[candi]] dari zaman Majapahit tidak menggambarkan suasana perkotaan, akan tetapi menggambarkan kawasan permukiman yang dikelilingi tembok. Istilah 'kuwu' dalam Negarakertagama dimaksudkan sebagai unit permukiman yang dikelilingi tembok, tempat penduduk tinggal dan dipimpin oleh seorang [[bangsawan]]. Pola permukiman seperti ini merupakan ciri kota pesisir Jawa abad ke-16 menurut keterangan para penjelajah Eropa. Diperkirakan ibu kota Majapahit tersusun atas kumpulan banyak unit permukiman seperti ini.
== Penemuan ==
[[File:065 Excavations, Situs Sumur Upas (39718786984).jpg|thumb|right|250px|[[Situs Sumur Upas]], bekas reruntuhan kuno di [[Trowulan]], [[Mojokerto]]]]
Reruntuhan kota kuno di Trowulan ditemukan pada abad ke-19. Dalam laporan [[Sir Thomas Stamford Raffles]] yang menjabat sebagai gubernur Jawa dari 1811 sampai 1816, disebutkan bahwa: "Terdapat reruntuhan candi.... tersebar bermil-mil jauhnya di kawasan ini." Saat itu kawasan ini merupakan hutan jati yang lebat sehingga survei dan penelitian yang lebih rinci tidak mungkin dilaksanakan. Meskipun demikian, Raffles
== Situs Arkeologi ==
[[Berkas:Trowulan Archaeological Site.svg|
Penggalian di sekitar Trowulan menunjukkan sebagian dari permukiman kuno yang masih terkubur lumpur sungai dan
=== Candi Tikus ===
[[Berkas:Candi Tikus.jpg|
{{main|Candi Tikus}}
=== Gapura Bajang Ratu ===
[[Berkas:Bajang Ratu Gate Trowulan.jpg|kiri|lurus|jmpl|[[Gapura Bajang Ratu|Candi Bajang Ratu]], gapura di Trowulan, [[Mojokerto]]]]
{{main|Gapura Bajang Ratu}}
Tidak jauh dari Candi Tikus, di desa Temon berdiri
=== Gapura Wringin Lawang ===
[[Berkas:Wringin Lawang, Trowulan.jpg|
{{main|Gapura Wringin Lawang}}
=== Candi Brahu ===
[[Berkas:Brahu Temple Trowulan.jpg|kiri|lurus|jmpl|[[Candi Brahu]], Candi di Trowulan, [[Mojokerto]]]]
{{main|Candi Brahu}}
Di desa [[Bejijong, Trowulan, Mojokerto|Bejijong]] terdapat
=== Makam Putri
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het graf van Putri Campa een prinses uit de periode van Majapahit TMnr 60027337.jpg|
=== Kolam Segaran ===
[[Berkas:Segaran.jpg|
Di pintu masuk yang terletak di sebelah barat, terdapat emperan yang menjorok ke tengah kolam. Di sisi dalam emperan terdapat undakan untuk turun ke kolam. Seluruh dinding dan emperan terbuat dari susunan batu bata tanpa bahan perekat. Konon untuk merekatkannya, batu bata yang berdampingan digosokkan satu sama lain.
Baris 87 ⟶ 104:
Di sisi tenggara terdapat saluran yang merupakan jalan masuk air ke dalam kolam, sedangkan di sisi barat laut terdapat saluran jalan keluar air. Air yang keluar mengalir ke Balongdawa (empang panjang) yang letaknya di barat laut dan Balongbunder (empang bundar) di selatan. Menilik adanya saluran masuk dan keluar air, diduga Kolam Segaran dahulunya juga berfungsi sebagai waduk dan penampung air. Para ahli memperkirakan bahwa kolam ini adalah yang disebut sebagai telaga dalam Kitab Negarakertagama.<ref>http://candi.perpusnas.go.id/temples/deskripsi-jawa_timur-candi_kolam_segaran</ref>
Saat ditemukan oleh [[Henry Maclaine Pont]] pada tahun 1926, struktur tanggul dan tembok bata merah tertimbun tanah dan lumpur. Pemugaran dilakukan beberapa tahun kemudian dan kini Kolam Segaran difungsikan oleh masyarakat setempat sebagai tempat rekreasi dan kolam pemancingan. Kolam Segaran ditemukan pada tahun 1926, dalam keadaan teruruk tanah. Pada tahun 1966 kolam ini mengalami pemugaran
Fungsi asli kolam ini belum diketahui, akan tetapi penelitian menunjukkan bahwa kolam ini memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai kolam penampungan untuk memenuhi kebutuhan air bersih penduduk kota Majapahit yang padat, terutama pada saat musim kemarau. Dugaan populer lainnya adalah kolam ini digunakan sebagai tempat mandi dan kolam latihan renang prajurit Majapahit, di samping itu kolam ini diduga menjadi bagian taman hiburan tempat para bangsawan Majapahit menjamu para duta dan tamu kerajaan.
=== Candi Menak Jingga ===
Di sudut timur laut kolam Segaran terdapat reruntuhan
=== Situs Watu Umpak ===
Di
=== Makam Troloyo ===
Di
=== Situs
[[Situs Sentono Rejo]] terletak di Desa Sentonorejo, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Peninggalan kerajaan Majapahit ini berbentuk hamparan ubin (lantai) dan sisa dinding bangunan. Lantai bangunan kuno tersebut berada kurang lebih 1,80 m. Di bawah permukaan tanah sekitarnya dan berorientasi ke barat-timur dengan azimut 80.
=== Candi Gentong ===
[[Candi Gentong]] terletak di Desa Jambumente, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Candi ini berada di sebelah timur berjarak kurang lebih 360 m dari arah [[Candi Brahu]].
Dalam penelitian Maclaine Pont menyebutkan bahwa Candi Gentong merupakan salah satu dari tiga candi yang berderet dengan arah bujur barat ke timur yaitu Candi Gedong, Candi Tengah, dan Candi Gentong.
=== Situs Kumitir ===
[[Situs Kumitir]] adalah kompleks peninggalan kepurbakalaan yang terdapat di Dusun Bendo, Desa [[Kumitir, Jatirejo, Mojokerto|Kumitir]], Kecamatan [[Jatirejo, Mojokerto|Jatirejo]], Kabupaten [[Kabupaten Mojokerto|Mojokerto]]. Situs ini mendapatkan perhatian serius sejak tahun 2017, setelah pemberitaan cukup luas pada bulan April 2017 mengenai kegiatan penggalian dan penjualan bongkahan [[batu bata]] kuno oleh penyewa lahan. Akibat ramainya pemberitaan, baik melalui [[media sosial]] maupun [[media massa]], kegiatan penggalian tersebut dihentikan.<ref>{{Cite news|last=Susantio|first=Djulianto|date=10 April 2017|title=Batu Bata Bekas Majapahit Dirusak, Indonesia Butuh Arkeolog Partikelir yang Idealis|url=https://www.kompasiana.com/djuliantosusantio/58eb19f9939773526e379e39/batu-bata-bekas-majapahit-dirusak-indonesia-butuh-arkeolog-partikelir-yang-idealis?page=1|work=kompasiana|access-date=11 Agustus 2020}}</ref><ref>{{Cite news|last=Putri|first=Aditya Widya|date=20 April 2017|title=Mengakhiri Perusakan Artefak Kuno|url=https://tirto.id/mengakhiri-perusakan-artefak-kuno-cm8k|work=tirto.id|access-date=11 Agustus 2020}}</ref>
Menurut Wicaksono Dwi Nugroho dari [[Balai Pelestarian Cagar Budaya|BPCB Jawa Timur]], keberadaan suatu bangunan di Kumitir sebelumnya sudah disebutkan dalam [[Kidung Wargasari]], Kitab [[Kakawin Nagarakretagama|Desyawarṇana]] (Negarakrtagama), dan [[Pararaton]]. Ketiganya menyebutkan bahwa di Kumitir (atau Kumêpêr, menurut Pararaton) terdapat bangunan pendarmaan bagi [[Mahisa Campaka]] (atau Narasinghamurti), raja [[Kerajaan Singasari|Tumapel]], yang memerintah bersama-sama dengan [[Wisnuwardhana|Ranggawuni]] (atau Wisnuwardhana).<ref name=":0">{{Cite news|last=Wuragil|first=Zacharias (penyunting)|date=9 Agustus 2020|title=Ekskavasi Situs Kumitir Dilanjutkan, Daftar Candi Majapahit Bakal Bertambah|url=https://tekno.tempo.co/read/1373983/ekskavasi-situs-kumitir-dilanjutkan-daftar-candi-majapahit-bakal-bertambah/full&view=ok|work=TEMPO.CO|access-date=11 Agustus 2020}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite news|last=Wuragil|first=Zacharias (penyunting)|date=9 Agustus 2020|title=Penggalian Situs Kumitir Berdasarkan Cerita Naskah Kuno, Seperti Apa?|url=https://tekno.tempo.co/read/1374123/penggalian-situs-kumitir-berdasarkan-cerita-naskah-kuno-seperti-apa/full&view=ok|work=TEMPO.CO|access-date=11 Agustus 2020}}{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref><ref>{{Cite news|last=Julan|first=Tritus|date=01 November 2019|title=Situs Kumitir, Saksi Bisu Bersatunya Cucu Ken Arok-Tunggul Ametung|url=https://daerah.sindonews.com/artikel/jatim/16011/situs-kumitir-saksi-bisu-bersatunya-cucu-ken-aroktunggul-ametung|work=SINDONEWS.com|access-date=11 Agustus 2020}}</ref> Mahisa Campaka adalah kakek dari [[Raden Wijaya]], pendiri [[Majapahit]].
Lokasi situs ini berada di dekat [[Candi Tikus]] dan diperkirakan menjadi batas timur bagi kotaraja Majapahit di masa lalu.<ref>{{Cite news|last=Redaksi|first=|date=11 November 2019|title=Misteri Lokasi Kedaton Majapahit|url=https://indonesia.go.id/ragam/budaya/kebudayaan/misteri-lokasi-kedaton-majapahit|work=INDONESIA.GO.ID|access-date=11 Agustus 2020}}</ref> Di dekatnya juga diketahui terdapat bekas waduk kuno yang sekarang berwujud rawa; oleh penduduk setempat disebut Rawa Kumitir.
===Situs lainnya===
Situs penting lainnya antara lain:
* [[Balong Bunder]]
Baris 108 ⟶ 139:
* [[Nglinguk]]
* [[Candi Kedaton]]
* [[Candi Sitinggil]]
* [[Candi Jedong]]
Baris 116 ⟶ 146:
== Industri ==
Banyak perhiasan emas yang berasal masa ini telah ditemukan di Jawa Timur. Meskipun tidak terdapat banyak tambang emas di Jawa, impor emas dari
Salah satu desa di Trowulan disebut Kemasan, yang berasal dari kata ''mas'' yang berarti emas. Perhiasan emas serta peralatan pengrajin emas ditemukan di dekat daerah ini. Mangkuk tembikar kecil yang mungkin pernah digunakan untuk melumerkan emas, alas tempa perunggu serta batu rata bundar berkaki tiga yang digunakan sebagai alas untuk menempa dan mengukir logam. Sejumlah besar tanah liat yang digunakan untuk melumerkan dan mencetak perunggu juga ditemukan di dusun Pakis. Beberapa [[perunggu]] digunakan untuk mencetak ''uang gobog'', koin besar yang sering digunakan sebagai [[Jimat|azimat]]. Beberapa benda logam lain juga ditemukan, diantaranya lampu perunggu berukir, wadah air, genta, dan benda-benda lain yang mungkin digunakan untuk upacara keagamaan dan instrumen musik gendang perunggu. Benda serupa yang terbuat dari kayu dan bambu masih dapat ditemukan di Jawa dan Bali. Banyak juga ditemukan peralatan besi yang mungkin didatangkan ke Jawa karena Jawa memiliki sedikit tambang [[bijih besi]].
== Uang dan Pasar ==
[[Berkas:Majapahit, Piggy Bank.jpg|
Naskah ''Nawanatya'' menyebutkan mengenai pejabat kerajaan yang bertugas untuk melindungi pasar. 'Delapan ribu keping uang tunai tiap harinya' diterima pejabat ini. Uang tunai yang dimaksud dalam naskah ini adalah uang kepeng [[
== Tembikar ==
Baris 140 ⟶ 170:
== Referensi ==
{{reflist}}▼
{{commons|Trowulan}}
▲{{reflist}}
{{Cagar budaya peringkat nasional di Indonesia}}
{{Situs Warisan Dunia di Indonesia}}
{{Candi Hindu Indonesia}}
{{Candi Buddha Indonesia}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Kerajaan Majapahit]]
[[Kategori:Situs arkeologi di
[[Kategori:
[[Kategori:Cagar budaya peringkat nasional]]
[[Kategori:Cagar budaya Indonesia di Jawa Timur]]
|