Sobron Aidit: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
[[Berkas:Sobron Aidit.jpg|right|thumb|Sobron Aidit]]
 
'''Sobron Aidit''' ([[Tanjung Pandan]], [[Belitung]], [[2 Juni]] [[1934]] - [[Paris]], [[10 Februari]] [[2007]]) adalah adik [[D.N. Aiditpenulis]]. Pendidikannya ditempuhnya didan [[HISpenyair]] diyang Belitung, dan kemudian melanjutkanbesar hinggapada kezaman [[UniversitasOrde IndonesiaLama]]. diSebagai [[Jakarta]].penulis, ia menulis cerita-cerita pendek.
 
Ia bertahun-tahun hidup dalam pengasingan di Paris ([[Perancis]]) dan meninggal dalam usia 73 tahun. Ia adalah adik pemimpin [[Partai Komunis Indonesia]] [[D.N. Aidit]]. Pendidikannya ditempuhnya di [[HIS]] di Belitung, dan kemudian melanjutkan hingga ke [[Universitas Indonesia]] di [[Jakarta]].
 
== Menjadi pengarang ==
Baris 13 ⟶ 15:
Pada 1960-1962, ia aktif sebagai pengurus [[Lembaga Persahabatan Indonesia-Vietnam]] bersama [[K. Werdoyo]] dan [[Nyak Diwan]], dan pengurus [[Baperki]] bersama [[Siauw Giok Tjhan]] dan [[Buyung Saleh]] (1960-1961). Sebagai seniman, Sobron mendirikan kelompok "[[Seniman Senen]]" bersama [[SM Ardan]], [[Wim Umboh]] dll.
 
Pada tahun 1963 ia mendapat undangan untuk menjadi Guru Besar Sastra dan Bahasa Indonesia di [[Institut Bahasa Asing]] Beijing (1964). Di samping itu ia tetap menjadi wartawan, antara lain untuk [[Peking Review]]. Ketika peristiwa [[G30S]] meletus, ia bersama keluarganya selamat dari pembantaian yang dialami oleh ratusan ribu orang (sebagian sumber mengatakan hingga dua juta), yang dituduh atau dicurigai sebagai [[komunis]]. Sobron dan keluarganya terpaksa bermukim di [[Beijing]] atau [[Tiongkok,]] karenasebagai sadarpengajar bahwadi bilaInstitut merekaBahasa kembaliAsing. Sejak itu, ia tak bisa pulang ke Indonesia. Karena, keselamatanbila ia kembali, merekakeselamatannya tidak dijaminterjamin.
 
== Revolusi Kebudayaan ==
Baris 19 ⟶ 21:
 
== Pindah ke [[Perancis]] ==
Setelah kontraknya dengan Radio Peking berakhir, Sobron berniat meninggalkan Tiongkok, namun ia tidak tahu harus ke mana. Mulanya ia ingin ke [[Hong Kong]], namun ia khawatir akan [[ekstradisi|diekstradisi]] ke Indonesia. AkhirnyaPada 1981, ia memutuskan untuk ke [[Paris]], meskipun ia sama sekali tidak paham tentang negara itu dan tidak mengenal bahasanya. Setibanya di Perancis, ia diberikan pelajaran [[bahasa Perancis]] di pusat penampungan pengungsi. Bersama sejumlah temannya, ia mendirikan restoran "Indonesia" di [[Rue de Vaugirard]] (Paris). Beberapa cerita pendek berlatar belakang dari restorannya itu.
 
== Membuka restoran ==
Baris 42 ⟶ 44:
 
== Keluarga ==
Simon Sobron Aidit terakhir tinggal di Perancis, sementara dua anaknya (Wita dan Nita) tinggal di [[Belanda]]. Istrinya telah lama meninggal ketika mereka masih tinggal di Tiongkok.
 
== Karya tulis ==
Sebagian dari karangan dan kumpulan puisi Sobron Aidit:
* ''Surat kepada Tuhan'': memoar (2003)
* ''Gajah di pelupukPelupuk mataMata'': memoar Sobron Aidit (2002)
* ''Kisah intelIntel dan sebuahSebuah warungWarung'', Garba Budaya, (2000)
* ''Cerita dari tanahTanah pengasinganPengasingan'' (1999)
* ''Mencari langitLangit'': sebuah kumpulan sajak (1999)
* ''Razia Agustus'': kumpulan cerpen penerbit Gramedia Pustaka (1992) dan diluncurkan dalam sebuah acara diskusi buku di [[Bentara Budaya Jakarta]] pada November 2006.
* ''Derap revolusiRevolusi'': kumpulan novelette and tjerpen (1962)
* ''Ketemu didjalandi Djalan'': tiga kumpulan sadjak (1956) (bersama Ajip Rosidi)
 
== Pranala luar ==