Soe Hok Gie: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Dnberg0503 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(34 revisi perantara oleh 28 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{dablink|Ini adalah nama [[Orang Tionghoa Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], [[Nama Tionghoa|marganya]] adalah ''[[Marga Tionghoa umum|Soe (史)]]}}
{{Infobox person
|name = SoeGie<br Hok Gie/>{{linktext|史|福|義}}
|image = Soehokgie.jpg
|image_size =
Baris 7 ⟶ 8:
|birth_name =
|birth_date = {{birth date|1942|12|17|df=y}}
|birth_place = {{negara|Kekaisaran Jepang}} [[JakartaDjakarta]], [[IndonesiaMasa pendudukan Jepang]]
|death_date = {{death date and age|1969|12|16|1942|12|17|df=y}}
|death_place = [[Semeru]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
|body_discovered =
|death_cause = Menghirup gas beracun
|resting_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
|resting_place_coordinates = {{coord|-6.17203|106.819037|format=dms|display=inline,title}}
|nationality = {{flagicon|IDN}} [[Indonesia]]
|ethnicity = [[Tionghoa Indonesia]]
|religion = [[Gereja Katolik Roma|Katolik]]
|citizenship =
|other_names =
|known_for =
|alma_mater = [[Universitas Indonesia]], <br> [[Kolese Kanisius]]
|notable works = ''Catatan Seorang Demonstran''
|parents = Salam Sutrawan ([[Soe Lie Piet]]) (ayah)
Baris 28 ⟶ 29:
|footnotes =
}}
{{Chinese|title=Soe Hok Gie|collapse=yes|s=福义|t=福義|p=Shǐ Fúyì|w=SuShe Fu-i|poj=Sú Hok-Gī / Sí Hok-Gī}}
{{Contains Chinese text}}
[[Doktorandus|Drs.]] '''Soe Hok Gie''' ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|JakartaDjakarta]]|17|12|1942|[[Gunung Semeru]]|16|12|1969}}) adalah seorang [[aktivis]] Indonesiaketurunan [[Tionghoa-Indonesia]] yang menentang kediktatoran berturut-turut dari Presiden [[Soekarno]] dan [[Soeharto]]. Ia adalah mahasiswa Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]] Jurusan Sejarah tahun [[1962]]–[[1969]].
 
== Biografi ==
Soe adalahmerupakan seorang etnis Tionghoa[3] yang menganut [[Katolik Roma]]. Leluhur Soe Hok [[Gie]] sendiri adalahLeluhurnya berasal dari [[provinsi Hainan]], [[Republik Rakyat Tiongkok]]. Ayahnya bernama [[Soe Lie Piet]] alias Salam Sutrawan. Ia anak keempat dari lima bersaudara di keluarganya; kakaknya [[Arief Budiman]], seorang [[sosiolog]] dan [[dosen]] di [[Universitas Kristen Satya Wacana]], juga cukup kritis dan vokal dalam politik Indonesia.
[[Berkas:Nisan tokoh pergerakan Indonesia, Soe Hok Gie (Foto oleh Sastri DetikTravel).jpg|jmpl|ka|280px|Nisan tokoh pergerakan Indonesia, Soe Hok Gie.]]
Soe adalah seorang etnis Tionghoa[3] [[Katolik Roma]]. Leluhur Soe Hok [[Gie]] sendiri adalah berasal dari [[provinsi Hainan]], [[Republik Rakyat Tiongkok]]. Ayahnya bernama [[Soe Lie Piet]] alias Salam Sutrawan. Ia keempat dari lima bersaudara di keluarganya; kakaknya [[Arief Budiman]], seorang sosiolog dan [[dosen]] di [[Universitas Kristen Satya Wacana]], juga cukup kritis dan vokal dalam politik Indonesia.
 
=== Pendidikan dan karier ===
Setelah menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di SMA [[Kolese Kanisius]], Soe kuliah di [[Universitas Indonesia]] (UI) dari tahun 1962 sampai 1969; setelah menyelesaikan studi di universitas, ia menjadi dosen di almamaternya sampai kematiannya. Ia selama kurun waktu sebagai mahasiswa menjadi pembangkang aktif, memprotes Presiden [[Sukarno]] dan [[PKI]]. Soe adalah seorang penulis yang produktif, dengan berbagai artikel yang dipublikasikan di koran-koran seperti ''[[Kompas]]'', [[''Harian Kami]]'', ''[[Sinar Harapan]]'', [[''Mahasiswa Indonesia]]'', dan ''[[Harian Indonesia Raya|Indonesia Raya]]''. Setelah [[Riri Riza]] merilis film berjudul [[Gie]] pada tahun 2005, artikel-artikelnya disusun oleh Stanley dan Aris Santoso yang diterbitkan dengan judul ''[[Zaman Peralihan (buku)|Zaman Peralihan]]'' oleh penerbit [[GagasMedia]].
 
Sebagai seorang pendukung hidup yang dekat dengan alam, Soe seperti dikutip [[Walt Whitman]] dalam buku hariannya: "Sekarang aku melihat rahasia pembuatan orang terbaik itu adalah untuk tumbuh di udara terbuka dan untuk makan dan tidur dengan bumi." Pada tahun 1965, Soe membantu mendirikan [[Mapala UI]], organisasi lingkungan di kalangan mahasiswa. Dia menikmati kegiatan hikingpendakian, dan meninggal karena menghirup gas beracun saat mendaki gunung berapi [[Gunung Semeru|Semeru]] sehari sebelum ulang tahun ke 27. Dia meninggal bersama rekannya, [[Idhan Dhanvantari Lubis]]. Dia dimakamkan di tempat yang sekarang menjadi [[Museum Taman Prasasti]] di [[Jakarta Pusat]].[4]
 
Soe pernah menulis dalam buku hariannya:{{quote|''"Test Seorang filsuf Yunani pernah menulis ... nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tetapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."''}}
 
Pernyataan Soe serupa dengan komentar [[Friedrich Nietzsche]], kepada seorang filsuf YunaniJerman.
 
Buku hariannya diterbitkan pada tahun 1983, dengan judul ''[[Catatan Seorang Demonstran]]'' yang berisi opini dan pengalamannya terhadap aksi demokrasi. Soe dalam tesis universitasnya juga diterbitkan, dengan judul ''[[Di Bawah Lentera Merah|Di Bawah Lantera Merah]]''.
 
Buku harian Soe ini menjadi inspirasi untuk film 2005, berjudul Gie, yang disutradarai oleh [[Riri Riza]] dan dibintangi [[Nicholas Saputra]] sebagai Soe Hok Gie. Soe juga merupakan subjek dari sebuah buku 1997, yang ditulis oleh Dr. John Maxwell yang berjudul ''Soe Hok Gie-: Diary of a Young Indonesian Intellectual''. Buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia pada tahun 2001, dandengan berjuduljudul ''Soe Hok Gie: Pergulatan Intelektual Muda Melawan Tirani''.
 
Gie dikenal sebagai penulis produktif di beberapa media massa, misalnya [[Kompas]], [[Harian Kami]], [[Sinar Harapan]], [[Mahasiswa Indonesia]], dan [[Indonesia Raya]]. Sekitar 35 karya artikelnya (kira-kira sepertiga dari seluruh karyanya) selama rentang waktu tiga tahun [[Orde Baru (Nazisme)|Orde Baru]], sudah dibukukan dan diterbitkan dengan judul ''[[Zaman Peralihan]]'' (Bentang, 1995). Juga skripsi sarjana mudanyaSkripsinya perihal [[Sarekat Islam|Sarekat Islam]] Semarang]], pada tahun 1999 diterbitkan [[Yayasan Bentang Budaya|Yayasan Bentang]] dengan judul ''[[Di Bawah Lentera Merah]]''. Sebelumnya, skripsi S1-nya yang mengulas soal pemberontakan [[PKI]] di [[Madiun]], juga sudah dibukukan dengan judul ''[[Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan]].''
 
== LihatDalam pulabudaya populer ==
* Dalam film ''[[Gie]]'' (2005), Soe Hok Gie diperankan oleh [[Nicholas Saputra]].
 
* Dalam film ''[[Gie]]'' (2005), Soe Hok Gie (muda) diperankan oleh [[Jonathan Mulia]].
* [[Mapala UI]]
* [[Gie]], film tahun 2005
* [[Daftar aktivis yang hilang di culik]]
Instagram : ErenDestian
 
== Bibliografi ==
Baris 63 ⟶ 60:
* {{Citation |last = Soe |first = Hok Gie |title = Di Bawah Lentera Merah: Riwayat Sarekat Islam Semarang, 1917–1920 |publisher = Frantz Fanon Foundation |place = Jakarta |year = 1990 |language = Bahasa Indonesia |postscript = .}}
* {{Citation |last = Soe |first = Hok Gie |title = Zaman Peralihan |publisher = Yayasan Bentang Budaya |place = Yogyakarta |year = 1995 |language = Bahasa Indonesia |postscript = .}}
* {{Citation |last = Soe |first = Hok Gie |title = Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan: Kisah tentang Pemberontakan Madiun 1948 |publisher = Yayasan Bentang Budaya |place = Yogyakarta |year = 1997 |language = Bahasa Indonesia |isbn = 978-979-8793-31-8 |postscript = .}}
 
== Referensi ==
Baris 74 ⟶ 71:
== Pranala luar ==
 
* {{id icon}} [http://www.mapalaui.info/ Mapala UI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180328181620/http://mapalaui.info/ |date=2018-03-28 }}
 
{{Authority control}}
{{Normdaten}}
{{lifetime|1942|1969|Soe Hok Gie}}
 
Baris 86 ⟶ 83:
[[Kategori:Alumni Kolese Kanisius]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
[[Kategori:Orang Peranakan]]