Soekarno: Perbedaan antara revisi

[revisi terperiksa][revisi terperiksa]
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 283:
[[Berkas:Sukarno's return to Yogyakarta, Kota Jogjakarta 200 Tahun, plate before page 73.jpg|thumb|Kembalinya Soekarno ke Yogyakarta pada bulan Juni 1949.|left]]
Invasi Belanda yang kedua menyebabkan kemarahan internasional yang lebih besar lagi. [[Amerika Serikat]], yang terkesan dengan kemampuan Indonesia mengalahkan tantangan komunis tahun 1948 tanpa bantuan dari luar, mengancam akan memotong dana [[Marshall Aid]] ke Belanda jika operasi militer di Indonesia terus berlanjut. TNI tidak terpecah belah dan terus melakukan perlawanan gerilya terhadap Belanda, terutama penyerangan ke Yogyakarta yang dikuasai Belanda yang dipimpin oleh [[Letnan Kolonel]] [[Soeharto]] pada tanggal 1 Maret 1949. Akibatnya, Belanda terpaksa menandatangani [[Perjanjian Roem-Roijen]] pada tanggal 7 Mei 1949. Berdasarkan perjanjian ini, Belanda melepaskan kepemimpinan Partai Republik dan mengembalikan wilayah sekitar [[Yogyakarta]] ke dalam kendali Partai Republik pada bulan Juni 1949. Hal ini disusul dengan [[Konferensi Meja Bundar]] yang diadakan di [[Den Haag]] yang berujung pada penyerahan penuh [[kedaulatan]] oleh Ratu [[Juliana dari Belanda]] ke Indonesia, pada 27 Desember 1949. Pada hari itu, Soekarno terbang dari Yogyakarta ke [[Jakarta]], menyampaikan pidato kemenangan di tangga istana gubernur jenderal yang kemudian berganti nama menjadi [[Istana Merdeka]].
 
== Presiden Republik Indonesia Serikat ==
[[File:John Foster Dulles, Richard Nixon, and Sukarno, Presiden Soekarno di Amerika Serikat, p2.jpg|thumb|Soekarno (kanan) bersama [[John Foster Dulles]] (kiri) dan [[Richard Nixon]] (tengah) pada tahun 1956]]
[[File:Sukarno and Richard Nixon, Presiden Soekarno di Amerika Serikat, p12.jpg|thumb|Soekarno dan Nixon pada tahun 1956]]
[[File:Sukarno's rise to power, ABC 1966.webm|thumb|Cuplikan berita pelantikan Soekarno sebagai presiden]]
Sebagai bagian dari kompromi dengan Belanda, Indonesia mengadopsi [[Konstitusi Republik Indonesia Serikat|konstitusi federal]] baru yang menjadikan negara ini negara federal yang disebut [[Republik Indonesia Serikat]] (RIS), terdiri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia yang perbatasannya ditentukan oleh "Garis Van Mook", beserta enam negara bagian dan sembilan wilayah otonom yang dibuat oleh Belanda.<ref>{{Cite book | last = Ide Anak Agung Gde Agung| author-link = Ide Anak Agung Gde Agung | title = Twenty Years Indonesian Foreign Policy: 1945–1965 | publisher = Mouton & Co | year = 1973 | isbn = 979-8139-06-2|page=67}}</ref> Selama paruh pertama tahun 1950, negara-negara ini secara bertahap membubarkan diri seiring dengan ditariknya militer Belanda yang sebelumnya menopang mereka. Pada bulan Agustus 1950, dengan pembubaran negara terakhir, [[Negara Indonesia Timur]], Soekarno mendeklarasikan Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan [[Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia|UUD Sementara 1950]] yang baru saja dirumuskan.<ref>{{Cite book | last = Ricklefs| first = M. C. | author-link = M. C. Ricklefs | title = A History of Modern Indonesia Since c. 1300 | publisher = MacMillan |location = London| edition = 4th | year = 2008 | origyear = 1981 |page=365-366| isbn = 978-0-230-54685-1}}</ref>
 
== Kepresidenan ==