Soerjopranoto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 14:
 
== Latar Belakang dan Pendidikan ==
[[FileBerkas:Soerjopranoto 1961 Indonesia stamp.jpg|right|270px]]
Soerjopranoto, dengan nama kecil Iskandar, adalah kakak Soewardi Soerjaningrat ([[Ki Hadjar Dewantara]]). Secara genealogis, Soerjopranoto adalah seorang bangsawan. Ia adalah putra sulung dari Kangjeng Pangeran Harya (KPH) Surjaningrat, yang mana sang ayah sendiri adalah putra tertua dari [[Paku Alam III|Pakualam III]]. Ini berarti Surjopranoto adalah anak laki-laki pertama dari seorang [[putra mahkota]]. Namun, hak naik tahta sang ayah menjadi batal karena ia terserang penyakit mata yang mengakibatkan kebutaan.
 
Baris 52:
Karena masih dianggap sebagai "pengganggu", asisten residen "membuang" ia ke Bogor dengan alasan disekolahkan pada Sekolah Pertanian (''Europesche Afdeling'') dengan surat tugas langsung ditandatangani Gubernur Jenderal sebagai "izin istimewa". Disini ia tinggal di rumah orang Belanda bernama van Hinllopen Laberton yang menganut ajaran teosofi yang membenci penjajahan dan perbedaan hak bangsa-bangsa. Soerjopranoto merasa menemukan sahabat, guru, kawan, dan orangtua sekaligus. Pada tahun 1907 ia berhasil mendapat ijasah ''Landbouwkundige'' dan ''Landbouw-leraar''.
 
Disamping itu ia memahirkan diri dalam bela diri yaitu ''kuntau'' dan ''toya'' dari seorang Tionghoa asal Kanton.
 
Pada masa ini ketika ayahnya menugaskan dia mengurus adiknya, Suwardi Suryaningrat (Ki Hajar Dewantara) masuk Sekolah Dokter Stovia di Jakarta ia menitipkan surat pada adiknya dengan ajakan atas nama pemuda masyarakat dan pelajar-pelajar Bogor kepada ''student'' Stovia untuk mendirikan perkumpulan "Pirukunan Jawi" yang boleh dianggap sebagai ''voorloper'' (pendahulu) dari ide mendirikan "Boedi Oetomo". Tapi ajakannya itu gagal, karena tidak mendapat tanggapan.
Baris 154:
Dalam hidupnya ia besar jasanya untuk kepentingan rakyat sekitar kampung tempat tinggalnya. Banyaklah amal yang ditinggalkan sebagai seorang Muslimat yang saleh sebagai manusia biasa, kasih sayang pada sesama. Banyaklah yang mengantar jenazahnya sampai ke Pemakaman Keluarga (Rachmat-Jati" di Gambiran (Kota Gede) Yogyakarta. Banyak yang ditinggalkannya, mengenangkan kesuciannya, kesetiaannya serta keteguhannya, dan sahabat-sahabatnya yang meneteskan air mata karena rasa haru. Ia meninggal dalam usia 67 tahun pada tahun 1951.
 
[['''Beberapa ucapan dari kawan-kawan seperjuangannya :''']]
Bapak ALIMIN : (Dalam bukunya " Riwayat Hidupku"). Soerjapranoto meskipun ia tidak ada hubungan politik yang bersangkutan dengan PKI, saya tetap menghargai jasa-jasanya dihari-hari yang lampau.
Soerjopranoto adalah satu-satunya orang dari kalangan Kaum Ningrat yang pertama-tama berjuang di tengah-tengah massa. Kira-kira dalam tahun 1914/1916 ia mengorganisir gerakan-gerakan umum (yang pertama kalinya di Indonesia) pun diseluruh Jawa Tengah dan Jawa Timur, sehingga ia mendapat julukan "Raja Pemogokan (De Staking Koning).