Soetran: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Saya hanya menautkan daftar penting ke dalam halaman yang dapat di referensikan.
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
k Membuat perubahan kecil
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
Baris 6:
Lahir di [[Sidoarjo]], Soetran harus berhenti dari [[pendidikan]] dasar pada kelas 4 dan melakoni berbagai pekerjaan. Pada tahun 1942, Soetran masuk ke dalam organisasi [[Pembela Tanah Air]] (PETA) dengan pangkat ''budancho'' (setingkat [[sersan]]). Setelah [[Proklamasi Kemerdekaan Indonesia|kemerdekaan Indonesia]], Soetran masuk [[Tentara Nasional Indonesia]] (TNI), dan menjabat sebagai [[Komando Distrik Militer|Komandan Distrik Militer]] (Dandim) di [[Merauke]] dan [[Trenggalek]]. Soetran memperoleh jabatan politik pertamanya ketika ia terpilih sebagai [[Bupati Trenggalek]] pada tahun 1968. Salah satu karakteristik kepemimpinannya adalah sistem komando yang dianut oleh pemerintah daerah. Pencapaian terbesar Soetran sebagai bupati adalah menjadikan Trenggalek sebagai pusat cengkih se-[[Jawa Timur]]. Soetran juga mencanangkan kebijakan ''tembokisasi'' (pembangunan tembok) dan [[reboisasi]] di wilayah Trenggalek sebagai upaya untuk meningkatkan taraf hidup rakyat Trenggalek. Soetran ditunjuk kembali untuk masa jabatan keduanya pada tahun 1973, dan Trenggalek menerima penghargaan [[Parasamya Purnakarya Nugraha]] sebagai kabupaten terbaik di tahun 1974.
 
Sebagai penghargaan atas pencapaiannya di Trenggalek, Soetran ditunjuk untuk menjabat sebagai [[Gubernur Irian Jaya]] pada tahun 1975. Pada masa kepemimpinannya, Soetran menerapkan program Wajib Tanam Cengkih yang mewajibkan hampir seluruh penduduk dan instansi di [[Irian Jaya]] untuk menanam cengkih. Karena programnya tersebut, Soetran dijuluki sebagai "Gubernur Cengkih". Meskipun begitu, program tersebut gagal karena pelaksanaannya yang tergesa-gesa, ketidakpahaman mengenai penanaman cengkih, keputusan untuk mengimpor cengkih dari Trenggalek meskipun belum diuji kelayakannya, dan kurangnya sosialisasi program. Provinsi tersebut juga mengalami dua kali gempa berturut-turut pada tahun 1976. Soetran mengakhiri masa jabatannya sebagai gubernur pada tahun 1981, sekitar empat bulan lebih lama dari yang direncanakan. Setelah mundur dari jabatan gubernur, Soetran tinggal di [[Surabaya]]. Ia meninggal pada tahun 1987.
 
== Masa kecil dan karier militer ==