Sorga Ka Toedjoe: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
What a joke (bicara | kontrib)
 
(32 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox film
| name = Sorga Ka Toedjoe
| image =Sorga Ka Toedjoe in Pemandangan crop.jpg
| image_size =
| border =
| alt = Iklan hitam putih
| caption = Iklan koran
| director = {{plainJoshua Wong, Othniel list|Wong
| narratorproducer =
*[[Joshua Wong]]
| screenplay =
*[[Othniel Wong]]
|narrator =
}}
| producerstarring ={{plain list|
| screenplay =
| narrator =
| starring ={{plain list|
*[[Roekiah]]
*[[Djoemala]]
Baris 19 ⟶ 16:
*[[Kartolo]]
}}
| music = Kartolo
| cinematography =
| editing =
| studio = [[Tan's Film]]
| distributor =
| released = {{Film date|df=yes|1940|||Hindia Belanda}}
| runtime =
| country = [[Hindia Belanda]]
| language = Indonesia
| budget =
| gross =
}}
'''''Sorga Ka Toedjoe'''''{{efn|Dalam sejumlah sumber, baik itu kontemporer dan modern, menggunakan berbagai pengucapanpengejaan, termasuk ''Sorga Katoedjoe'', ''Sorga Ketoedjoe'', dan ''Sorga Ke Toedjoe''. Versi novelnya sepertinya tidak konsisten dalam pengucapanpenggunaan nama tersebut.}} ({{IPA-id|sɔrˈga ˈka tuˈdʒu|}}; [[Bahasa dagang dan kreol Melayu|bahasa daerah Melayu pasaran]] untuk ''Surga Ketujuh''; juga dipasarkan dengan judul Belanda '''''In Den Zevenden Hemel''''') adalah film [[Hindia Belanda]] (sekarang Indonesia) tahun 1940 yang disutradarai [[Joshua Wong|Joshua]] dan [[Othniel Wong]] untuk [[Tan's Film]]. Film ini mengisahkan seorang pasangan tua, diperankan [[Kartolo]] dan [[Annie Landouw]], yang setelah sekian tahun berpisah disatukan kembali oleh pasangan muda lain yang diperankan [[Roekiah]] dan Djoemala. Ini adalah film pertama Tan's Film setelah ditinggalkan [[Rd. Mochtar]]. Film ini [[hitam putih]] dan menampilkan musik [[keroncong]]. Film yang ditargetkan pada penonton [[pribumi Indonesia|pribumi]] kelas rendahbawah ini sukses di pasaran dan disambut hangat oleh kritikus. Roekiah dan Djoemala kelak memainkan peran utama di empat film lainnya sebelum Tan's ditutup tahun 1942. ''Sorga Ka Toedjoe'' diduga [[film hilang|hilang]] dari peredaran.
 
== Alur ==
Rasminah ([[Roekiah]]) tinggal dengan bibinya yang tuna netra bernama Hadidjah ([[Annie Landouw]]) di [[Puncak]], sebuah desa yang berada di tenggara [[Bogor|Buitenzorg]] (sekarang Bogor). Hadidjah telah berpisah dari suaminya, Kasimin, selama beberapa tahun, sejak dia dituduh telah ber[[zina]] olehnya. Meskipun ia segera menyesali insiden itu, sudah terlambat; mayat menyerupai Kasimin ditemukan mengambang di sungai, dan Hadidjah ditabrak oleh sebuah mobil, yang membuat dirinya buta, ketika ia buru-buru ingin melihat jenazah tersebut. Sekarang dia menyanyikan lagu ''[[kroncong]]'' "Sorga Ka Toedjoe", yang Kasimin dinyatakan Kasimin sebagai simbol cintanya, pada pukul 5 sore setiap hari. Tanpa diketahui Hadidjah, Kasimin ([[Kartolo]]) masih hidup dan sehat ; ia juga menyanyikan "Sorga Ka Toedjoe" setiap hari pada waktu yang sama.
 
Setelah bertemu dengan orang kaya dan menjijikkandibenci masyarakat bernama Parta, yang berniat untuk membawanya sebagai [[poligami|istri keduanya]], Rasminah pergi ke kota terdekat dari Batavia (sekarang [[Jakarta]]) untuk mencari pekerjaan. Beberapa hari kemudian, setelah menemukan pekerjaan, ia kembali ke Puncak untuk mengambil Hadidjah dan membawanya ke Batavia. Namun, Parta dan nya kohortpengikutnya Doel ini mengejar-ngejarngejarnya. Ketika kereta Rasminah yang terjebak dalam liang, kedua mulai mengejarnya. Rasminah berjalan ke hutan, dan setelah beberapa berjumpa dengan sejumlah orang, ia menemukan tempat berlindung di sebuah rumah kecil. Di sana ia beristirahat pada malam hari, tanpa melihat pemiliknya.
 
Keesokan paginya, Rasminah terbangun oleh suara gitar yang dimainkan oleh pemilik rumah itu, Hoesin ([[Djoemala]]). Takut bahwa ia bekerja sama dengan Parta, ia menyelinap ke luar, hanya untuk berhadapan dengan Parta dan Doel. Mundur, dia dikejar oleh keduanya. Hoesin campur tangan, dan setelah pertarungan sengit, mengalahkan dua dan mengusir mereka pergi. Dia kemudian meyakinkan Rasminah dan mengantarkan ke rumahnya.
 
Selama hari-hari berikutnya Hoesin berulang kali mengunjungi Rasminah, dan perlahan-lahan keduanya mulai jatuh cinta. Hoesin ikut Rasminah mengunjungi bibinya di Batavia untuk tinggal bersamanya. Mereka mulai membahas masa depan mereka bersama-sama, tapi Rasminah menegaskan bahwa dia hanya akan menikah ketikajika bibinya kembali dengan Kasimin. Setelah pencarian panjang, ketika ia hampir putus harapan, Hoesin menemukan Kasimin di sebuah perkebunan kecil di perbukitan di luar kota - suami lamlama Hadidjah yang hilang yang sebelumnya mengolah kebunnya sendiri, tetapi telahkemudian digusur oleh pemilik licik dan serakah hanya harisehari sebelumnya. Akhirnya Kasimin dan Hadidjah bertemu kembali, memungkinkan Hoesin dan Rasminah untuk memulai persiapan mereka sendiri.{{efn|Berasal dari versi novel karya L., yang diterbitkan oleh Kolff-Buning.}}
 
== Produksi ==
[[FileBerkas:Sorga ka Toedjoe film still 04.JPG|thumbjmpl|alt=Dua wanita menghadap ke depan|[[Roekiah]] (kiri) dan [[Annie Landouw]] dalam cuplikan dari film tersebut]]
''Sorga Ka Toedjoe'' disutradarai oleh [[Wong bersaudara|Joshua dan Othniel Wong]] bersaudara dari [[Tan's Film]], sebuah perusahaan yang dimiliki oleh dua bersaudara ber[[Tionghoa-Indonesia|etnis Tionghoa]] bernama Khoen Yauw dan Khoen Hian.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Sorga Ka Toedjoe}} Tan bersaudara, yang memproduksi sejumlah film, telah aktif dalam industri sejak ''[[Njai Dasima (film 1929)|Njai Dasima]]'' pada tahun 1929.{{sfn|Biran|2009|p=174}} Wong bekerja dengan Tan sejak 1938, ketika mereka menyutradarai film hit ''[[Fatima (film 1938)|Fatima]]'', membantu pembangunan ulang perusahaan tersebut setelah perusahaan tersebut belum menyelesaikannya pada tahun 1932.{{sfn|Biran|2009|pp=98, 174}} ''Sorga Ka Toedjoe'' direkam menggunakan [[hitam putih]], dengan beberapa latar film di Telaga Warna, dekat Buitenzorg.<ref>{{harvnb|Filmindonesia.or.id, Sorga Ka Toedjoe}}; {{harvnb|De Indische Courant 1940, Sampoerna}}</ref>
 
Film tersebut dibintangi oleh Roekiah, Rd Djoemala, Kartolo, dan Annie Landouw dan menampilkan Titing, Ismail, dan Ramli.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Sorga Ka Toedjoe}} Dalam syuting film, Roekiah selalu dipasangkan dengan [[Rd. Mochtar]]&nbsp;– meskipun pada akhirnya ia menikah dengan Kartolo&nbsp;– sejak berperan dalam film ''Terang Boelan''. Pada tahun 1938, ketiganya bekerja dengan Tan, dimanadi mana mereka berakting bersama dalam tiga film sejak berperan dalam film ''Fatima''. Namun, setelah sengketa upah pada film ''[[Siti Akbari]]'' (1940), Mochtar keluar dari perusahaan tersebut. Sebagai penggantinya, Tan menunjuk penjahit Djoemala sebagai lawan main Roekiah.{{sfn|Biran|2009|pp=175, 241}} ''Sorga Ka Toedjoe'' adalah film pertama mereka.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Sorga Ka Toedjoe}}
 
Kartolo menangani musik film tersebut, dan kebanyakan pemeran telah berpengalaman menyanyikan ''kroncong'' (musik tradisional dengan pengaruh [[Bangsa Portugis di Indonesia|Portugis]]).{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Sampoerna}} Sebelum membuat film pilihan mereka debut dalam ''[[Terang Boelan]]'' (''Terang Bulan''; 1937) karya [[Albert Balink]], Roekiah dan Kartolo telah membangun popularitas dengan rombongan musikal panggung Palestina.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Roekiah}} Landouw telah menjadi penyanyi ''kroncong'' dengan orkestra [[Lief Java]] buatan Hugo Dumas,{{sfn|Esha|Alhaziri|Fauzi|Donald W.|2005|p=28}} dan Titing juga seorang penyanyi yang mapan.{{sfn|Lontar Foundation|2006|p=iv}}
 
== Perilisan dan tanggapan ==
''Sorga Ka Toedjoe'' yang tayang perdana di [[Surabaya]] pada 30 Oktober 1940,{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (tanpa judul)}} adalah salah satu dari empat belas [[daftar film Hindia Belanda|produksi domestik]] yang dirilis pada tahun tersebut.{{sfn|Biran|2009|p=383}} Pada Maret 1941, film tersebut diputar di [[Singapura]] yang saat itu merupakan bagian dari [[Negeri-Negeri Selat]].{{sfn|Singapore Free Press 1941, A Malay Film}} Seperti halnya semua film yang diproduksi oleh Tan, film tersebut ditujukan kepada penonton [[pribumi Indonesia|pribumi]] kelas bawah untuk semua umur.<ref>{{harvnb|Biran|2009|p=248}}; {{harvnb|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (tanpa judul)}}</ref> Film ini diiklankan, terkadang dengan judul berbahasa Belanda ''In Den Zevenden Hemel'', sebagai sebuah "film sederhana namun menarik"{{efn|Asli: "''... een eenvoudig, doch pakkend verhaal''"}} dengan menampilkan "musik yang bagus, lagu yang menarik, dan latar yang indah".{{efn|Asli: "''De goede muziek, pakkende liedjes en schitterende natuurtafereelen''..."}}{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (tanpa judul)}} Novelisasi film tersebut dirilis oleh penerbit yang berada di [[Yogyakarta]] bernama Kolff-Buning.{{sfn|L.|1940|loc=cover}}
 
{{Wikisource}}
Film tersebut meraih keberhasilan secara komersial.{{sfn|Biran|2009|p=224}} Tanggapannya yang didapat pun juga positif. ''Soerabaijasch Handelsblad'' memberikan pujian yang tinggi terhadap film tersebut, menyatakan bahwa film tersebut memiliki dialog yang bagus dan musiknya "dipilih dengan baik, romantis dan tidak berlebihan"{{efn|Asli: "''... goed gekozen, romantisch en niet overdreven."}} theme.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Sampoerna}} Menurut peninjau, ''Sorga Ka Toedjoe'' nampaknya terinspirasi dari film-film Amerika namun tetap menampilkan karakter Hindia Belanda-nya. Peninjau juga berpendapat bahwa Djoemala baik seperti, kurang lebih, ketimbang Mochtar.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Sampoerna}} ''[[De Indische Courant]]'' memuji pelatarannya dan menyatakan bahwa film tersebut telah mengkritik para orang kaya pemilik tanah yang menyalahgunakan kekuasaan mereka,{{sfn|De Indische Courant 1940, Sampoerna}} sementara ''[[Singapore Free Press]]'' memuji akting Roekiah.{{sfn|Singapore Free Press 1941, A Malay Film}}
Versi novel dari film tersebut dirilis oleh penerbit yang berada di [[Yogyakarta]] bernama Kolff-Buning.{{sfn|L.|1940|loc=sampul}}
 
Film tersebut meraih keberhasilan secara komersial.{{sfn|Biran|2009|p=224}} Tanggapannya yang didapat pun juga positif. ''Soerabaijasch Handelsblad'' memberikan pujian yang tinggi terhadap film tersebut, menyatakan bahwa film tersebut memiliki dialog yang bagus dan musiknyamusik maupun temanya "dipilih dengan baik, romantis dan tidak berlebihan"{{efn|Asli: "''... goed gekozen, romantisch en niet overdreven."}} theme.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Sampoerna}} Menurut peninjau, ''Sorga Ka Toedjoe'' nampaknyatampaknya terinspirasi dari film-film Amerika namun tetap menampilkan karakter Hindia Belanda-nya. Peninjau juga berpendapat bahwa Djoemala lebih baik seperti, kurang lebih, ketimbang Mochtar.{{sfn|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Sampoerna}} ''[[De Indische Courant]]'' memuji pelatarannya dan menyatakan bahwa film tersebut telah mengkritik para orang kaya pemilik tanah yang menyalahgunakan kekuasaan mereka,{{sfn|De Indische Courant 1940, Sampoerna}} sementara ''[[Singapore Free Press]]'' memuji akting Roekiah.{{sfn|Singapore Free Press 1941, A Malay Film}}
==Warisan==
[[File:Sorga ka Toedjoe film still 05.JPG|thumb|alt=Sebuah foto hitam-putih seorang pria dan seorang wanita di dalam sebuah sampan|Djoemala dan Roekiah berakting di tiga film lainnya.]]
Setelah ''Sorga Ka Toedjoe'', Tan's Film membuat empat film lainnya yang terbilang lebih sedikit ketimbang kompetitornya seperti Film Industri Jawa [[The Teng Chun]] dan anak perusahaannya. Tiga diantaranya dibintangi oleh Roekiah dan Djoemala sebagai pemeran utama, dan menampilkan Kartolo.{{efn|Film terakhir perusahaan tersebut, ''Aladin dengan Lampoe Wasiat'' (''Aladin dan Lampu Ajaib''), dibintangi [[Elly Joenara]], Benny, dan Wolly Sutinah {{harv|Filmindonesia.or.id, Aladin}}.}}{{sfn|Biran|2009|p=224}} Menurut ''Katalog Film Indonesia'' JB Kristanto, Landouw tidak membuat film lainnya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Annie Landouw}} Tan berhenti beroperasi pada tahun 1942, ketika [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki Hindia Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=250}}
 
== Warisan ==
Film tersebut kemungkinan [[film hilang|hilang]]. Film-film di Hindia Belanda direkam menggunakan [[film nitrat]] yang sangat mudah terbakar, dan setelah kebakaran menghancurkan sebagian besar gudang [[Produksi Film Negara]] pada tahun 1952, film lama yang direkam menggunakan nitrat dihancurkan dengan sengaja.{{sfn|Biran|2012|p=291}} Namun, antropolog visual Amerika [[Karl G. Heider]] berpendapat bahwa seluruh film Indonesia yang berasal dari masa sebelum 1950 telah hilang.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Meskipun demikian, Kristanto menyatakan bahwa beberapa yang selamat berada di arsip-arsip [[Sinematek Indonesia]], dan sejarawan film [[Misbach Yusa Biran]] menuliskan bahwa beberapa film propaganda Jepang yang selamat berada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}
[[FileBerkas:Sorga ka Toedjoe film still 05.JPG|thumbjmpl|alt=Sebuah foto hitam-putih seorang pria dan seorang wanita di dalam sebuah sampan|Djoemala dan Roekiah berakting di tiga film lainnya.]]
Setelah ''Sorga Ka Toedjoe'', Tan's Film membuat empat film lainnya yang terbilang lebih sedikit ketimbang kompetitornya seperti Film Industri Jawa [[The Teng Chun]] dan anak perusahaannya. Tiga diantaranyadi antaranya dibintangi oleh Roekiah dan Djoemala sebagai pemeran utama, dan menampilkan Kartolo.{{efn|Film terakhir perusahaan tersebut, ''Aladin dengan Lampoe Wasiat'' (''Aladin dan Lampu Ajaib''), dibintangi [[Elly Joenara]], Benny, dan Wolly Sutinah {{harv|Filmindonesia.or.id, Aladin}}.}}{{sfn|Biran|2009|p=224}} Menurut ''Katalog Film Indonesia'' JB Kristanto, Landouw tidak membuat film lainnya.{{sfn|Filmindonesia.or.id, Annie Landouw}} Tan berhenti beroperasi pada tahun 1942, ketika [[Pendudukan Jepang di Indonesia|Jepang menduduki Hindia Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=250}}
 
Film tersebut kemungkinan [[film hilang|hilang]]. Film-film di Hindia Belanda direkam menggunakan [[film nitrat]] yang sangat mudah terbakar, dan setelah kebakaran menghancurkan sebagian besar gudang [[Produksi Film Negara]] pada tahun 1952, film lama yang direkam menggunakan nitrat dihancurkan dengan sengaja.{{sfn|Biran|2012|p=291}} Namun, antropolog visual Amerika [[Karl G. Heider]] berpendapat bahwa seluruh film Indonesia yang berasal dari masa sebelum 1950 telah hilang.{{sfn|Heider|1991|p=14}} Meskipun demikian, Kristanto menyatakan bahwa beberapa yang selamat berada di arsip-arsip [[Sinematek Indonesia]], dan sejarawan film [[Misbach Yusa Biran]] menuliskan bahwa beberapa film propaganda Jepang yang selamat berada di [[Dinas Informasi Pemerintah Belanda]].{{sfn|Biran|2009|p=351}}
 
== Catatan penjelas ==
Baris 77:
|ref={{sfnRef|Singapore Free Press 1941, A Malay Film}}
|accessdate=11 Juni 1941
|archive-date=2013-12-30
}}
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131230234521/http://newspapers.nl.sg/Digitised/Article/singfreepressb19410310-1.2.73.aspx
|dead-url=yes
}}
* {{cite web
| title = Annie Landouw
Baris 86 ⟶ 89:
| location = Jakarta
| accessdate = 11 Juni 2013
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/6HHpDkCvQ?url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4bc2e670b0a20_annie-landauw/filmography
| archivedate = 11 Juni 2013-06-11
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Annie Landouw}}
| dead-url = no
}}
* {{cite book
| title = [[Sejarah Film 1900–1950: Bikin Film di Jawa]]
| language = Indonesia
| last = Biran
| first = Misbach Yusa
| authorlink = Misbach Yusa Biran
| location = Jakarta
| publisher = Komunitas Bamboo workingbekerja withsama thedengan JakartaDewan ArtSeni CouncilJakarta
| year = 2009
| isbn = 978-979-3731-58-2
| ref = harv
}}
* {{cite book
|title=Ismail Marzuki: Musik, Tanah Air, dan Cinta
|language=Indonesia
|isbn=978-979-3330-36-5
|last1=Esha
|first1=Teguh
|last2=Alhaziri
|first2=Wasmi
|last3=Fauzi
|first3=Muhammad
|last4=Donald W.
|first4=Sabu
|last5=Sigarlaki
|first5=Erwin R.
|year=2005
|ref=harv
|publisher=LP3ES
|location=Yogyakarta
}}
* {{cite book
|url=http://books.google.ca/books?id=m4DVrBo91lEC
|title=Indonesian Cinema: National Culture on Screen
|isbn=978-0-8248-1367-3
|author1=Heider
|first1=Karl G.
|year=1991
|publisher=University of Hawaii Press
|location=Honolulu
|ref=harv
}}
* {{cite web
Baris 139 ⟶ 143:
|publisher=Yayasan Konfidan
|accessdate=13 Agustus 2012
|archivedate=13 Agustus 2012-08-13
|archiveurl=httphttps://www.webcitation.org/69snPEjny?url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b99beeb5c938_Roekiah
|ref={{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Roekiah}}
|dead-url=no
}}
}}
* {{Cite book
|last=L.
|title=Sorga Ka Toedjoe
| trans_title = Surga Ketujuh
|language=Indonesia
|publisher=Kolff-Buning
|location=Yogyakarta
|year=1940?
|oclc= 41906099
|ref=harv
}} (book acquireddiperoleh dari koleksi Museum Tamansiswa Dewantara Kirti Griya, Yogyakarta)
* {{cite book
|title=Antologi Drama Indonesia 1895–1930
|language=Indonesia
|editor1-last=Yayasan Lontar
|editor1-link=Yayasan Lontar
|publisher=Yayasan Lontar
|year=2006
|location=Jakarta
|isbn=978-979-99858-2-8
|ref=harv
}}
* {{cite news
|title=Sampoerna: Sorga ka Toedjoe
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011176361%3Ampeg21%3Ap002%3Aa0060
|work=De Indische Courant
|location=Surabaya
|page=2
|date=30 Oktober 1940
|accessdate=11 Juni 2013
|ref={{sfnRef|De Indische Courant 1940, Sampoerna}}
}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
}}
* {{cite news
|title=Sampoerna: Sorga ka Toedjoe (In den zevenden hemel)
|trans_title=Sampoerna: Sorga ka Toedjoe (Surga Ketujuh)
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011122214%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0139
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|location=Surabaya
|page=6
|date=30 Oktober 1940
|publisher=Kolff & Co.
|accessdate=11 Juni 2013
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1940, Sampoerna}}
|archive-date=2013-12-31
|archive-url=https://web.archive.org/web/20131231000045/http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011122214%3Ampeg21%3Ap006%3Aa0139
|dead-url=yes
}}
* {{cite web
Baris 197 ⟶ 205:
| location = Jakarta
| accessdate = 25 Juli 2012
| archiveurl = httphttps://www.webcitation.org/69QI9GlPy?url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-s014-40-008229_sorga-ka-toedjoe
| archivedate = 25 Juli 2012-07-25
| ref = {{sfnRef|Filmindonesia.or.id, Sorga Ka Toedjoe}}
| dead-url = no
}}
* {{cite news
|title=(tanpa judul)
|language=Belanda
|url=http://kranten.kb.nl/view/article/id/ddd%3A011122214%3Ampeg21%3Ap008%3Aa0106
|work=Soerabaijasch Handelsblad
|location=Surabaya
|page=8
|date=30 Oktober 1940
|publisher=Kolff & Co.
|accessdate=11 Juni 2013
|ref={{sfnRef|Soerabaijasch Handelsblad 1940, (tanpa judul)}}
}}{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
}}
{{refend}}
 
Baris 218 ⟶ 227:
{{Commons category|Sorga ka Toedjoe|Sorga Ka Toedjoe}}
* {{IMDb title|1852102|Sorga Ka Toedjoe}}
 
{{artikel pilihan}}
 
[[Kategori:Film hitam putih]]
[[Kategori:Film yangHindia disutradaraiBelanda Wongtahun Bersaudara1940]]
[[Kategori:Film Hindia Belanda]]
[[Kategori:Film hilang]]
 
{{Link FA|en}}